Tampilkan postingan dengan label KANADA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KANADA. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Desember 2018

Kasus Huawei, Kanada Minta Dukungan Sekutu untuk Menekan Beijing

Menlu Kanada, Chrystia Freeland. Globe and Mail
CBJakarta - Kanada berencana melakukan kampanye tingkat tinggi dalam beberapa hari ke depan. Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, mengatakan kampanye itu untuk menggalang dukungan dari sekutu-sekutunya guna menekan Beijing agar membebaskan dua warga negara Kanada yang ditahan di Cina.
"Saya akan melakukan kampanye ini dalam beberapa hari ke depan bersama para duta besar Kanada di seluruh dunia untuk berbicara dengan mitra-mitra kami mengenai masalah ini," kata Freeland, seperti dikutip dari reuters.com, Minggu, 23 Desember 2018.
Michael Kovrig, warga negara Kanada yang ditahan Beijing tak lama setelah penahanan pejabat tinggi Huawei. Sumber: CRISISGROUP/Julie David de Lossy/REUTERS

Saat ini Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa telah mengekspresikan dukungan mereka bagi Kanada. 

Dua warga negara Kanada yang ditahan Beijing itu adalah Michael Kovrig, mantan diplomat Kanada dan Michael Spavor seorang penasehat di sebuah lembaga kajian Grup Krisis Internasional atau ICG.
Cina tidak memberikan penjelasan rinci alasan penahanan Kovrig and Spavor, yang dua-duanya warga negara Kanada. Beijing hanya mengatakan keduanya diduga telah melakukan aktivitas yang bisa membahayakan keamanan Cina.

Freeland mengatakan otoritas Beijing tidak secara langsung mengkaitkan penahanan kedua warga negara Kanada itu dengan penahanan Direktur Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, pada 1 Desember lalu di Kanda. Namun para analis dan mantan diplomat dari Kanada sangat yakin kasus ini saling berkaitan.
Sumber mengatakan kepada Reuters, Kovrig, salah satu warga negara Kanada yang ditahan Beijing, tidak diperbolehkan menemui pengacara. Dia di interograsi hampir setiap pagi, siang dan sore. Dia juga tidak boleh mengetahui siang dan malam.
Freeland sebelumnya pada Jumat, 21 Desember 2018 mengatakan pada Duta Besar Cina untuk Kanada kalau pihaknya mulai waswas dengan kondisi dua warga negara Kanada yang sekarang ditahan Cina. Namun Freeland tidak mau mempublikasi detail pembicaraan tersebut. Kedutaan Besar Cina di Ottawa, Kanada, juga menolak berkomentar.
Credit TEMPO.CO

https://dunia.tempo.co/read/1158134/kasus-huawei-kanada-minta-dukungan-sekutu-untuk-menekan-beijing






Jumat, 21 Desember 2018

Jadi Pekerja Ilegal, China Hukum Wanita Kanada


Jadi Pekerja Ilegal, China Hukum Wanita Kanada
Foto/Ilustrasi/Istimewa

BEIJING - Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa seorang wanita asal Kanada sedang menjalani "hukuman administratif" karena bekerja secara ilegal. Pernyataan ini muncul setelah pemerintah Kanada mengatakan warga negaranya ditahan di China. Ini adalah warga negara Kanada ketiga yang ditahan Negeri Tirai Bambu itu.

Agen keamanan negara China pekan lalu menahan dua orang Kanada, mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, mengatakan mereka dicurigai membahayakan keamanan negara.

Penahanan warga Kanada mengikuti penangkapan 1 Desember di Vancouver dari Meng Wanzhou, kepala keuangan raksasa telekomunikasi China Huawei Technologies Co Ltd. Meng ditangkap atas permintaan Amerika Serikat (AS), yang terlibat dalam perang dagang dengan Tiongkok.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Cina Hua Chunying mengidentifikasi warga negara Kanada ketiga sebagai Sarah McIver, yang sedang menjalani hukuman administratif karena pekerjaan ilegal. Namun ia tidak merinci bentuk hukuman administratif yang dijalani dan pekerjaan ilegal yang dilakukan McIver.

"Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa China dan Kanada mempertahankan komunikasi konsuler yang jelas," kata Hua seperti dilansir dari Reuters, Jumat (21/12/2018).

Ketika ditanya apakah kasus McIver terkait dengan Kovrig dan Spavor, Hua menyatakan bahwa kasusnya berbeda, mengingat dua lainnya dituduh membahayakan keamanan nasional.

Hua lantas menyatakan bahwa pertanyaan lebih lanjut tentang McIver bisa diajukan ke Kementerian Keamanan Publik. Kementerian itu tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar lebih lanjut.

Pemerintah Kanada belum mengidentifikasi warga negara Kanada ketiga, meskipun media Kanada mengatakan orang tersebut adalah McIver dan mengatakan dia adalah seorang guru bahasa Inggris yang ditahan karena permasalahan visa.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memberikan peringatan pada hari Rabu dan mengatakan dia tidak akan "menghentakan kaki ke atas meja" setelah China menahan Kanada ketiga.

Trudeau mengatakan dia meminta China untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang penahanan. Dia mengatakan insiden terbaru adalah "kasus yang sangat terpisah" dari dua lainnya.

Pemerintah Kanada telah mengatakan beberapa kali tidak melihat hubungan eksplisit antara penangkapan Meng, putri pendiri Huawei, dengan penahanan Kovrig dan Spavor.

Namun para diplomat Barat yang bermarkas di Beijing dan mantan diplomat Kanada mengatakan mereka yakin penahanan tersebut merupakan pembalasan oleh China.

China telah menuntut pembebasan segera Meng dan telah memanggil Dubes Kanada serta AS untuk mengadukan kasus tersebut.

Meng dituduh oleh AS menipu bank-bank multinasional tentang transaksi terkait Iran, menempatkan bank berisiko melanggar sanksi AS. Ia dibebaskan dengan jaminan di Vancouver, di mana dia memiliki dua rumah, sambil menunggu untuk mengetahui apakah dia akan diekstradisi ke AS. Dia dijadwalkan ke pengadilan pada 6 Februari mendatang.



Credit  sindonews.com




Kamis, 20 Desember 2018

Tiga Warganya Ditahan Cina, PM Kanada Tidak Mau Bertindak Gegabah

Justin Trudeau menangis saat membacakan eulogi untuk vokalis Hip Gord Downie. Independent.co.uk
Justin Trudeau menangis saat membacakan eulogi untuk vokalis Hip Gord Downie. Independent.co.uk

CB, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dia tidak akan menggertak balik Cina setelah warga negaranya ditahan oleh Cina menyusul kasus penahanan bos Huawei.
Reuters melaporkan, 20 Desember 2018, satu lagi warga Kanada ditahan pada Rabu setelah Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou ditangkap oleh Otoritas Kanada pada 1 Desember. Total ada tiga warga Kanada yang ditahan oleh Cina.

"Sikap politik atau pernyataan politik tidak akan berkontribusi. Mereka mungkin benar-benar tidak akan membebaskan warga Kanada. Kami akan menangani setiap situasi dengan hati-hati dan serius," kata Trudeau.
Trudeu meminta Cina untuk memberikan informasi lebih banyak terkait penahanan. Sejauh ini tidak ada rincian lebih jelas terkait penangkapan, namun Trudeu mengatakan penangkapan kali ini berbeda dengan penahanan mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, yang diyakini sebagai balasan Cina terhadap penahanan Meng Wanzhou.

Meng Wanzhou, Kepala Eksekutif Huawei. Sumber: REUTERS/Alexander Bibik
Pemerintah Kanada menegaskan berulangkali tidak ada keterkaitan khusus antara penahanan Meng, putri pendiri Huawei, dengan penahanan Kovrig atau Spavor. Namun mantan diplomat Kanada dan negara barat meyakini penahanan penangkapan warga Kanada semacam balasan dari Cina.

Mantan diplomat untuk Myanmar dan mantan Ketua Partai Liberal Kanada, Rob Rae, mengatakan penangkapan ini bukan kebetulan semata dan lebih mirip seperti penyanderaan.

Pengusaha Kanada Michael Spavor (kiri) berjabat tangan dengan Kim Jong Un. (LinkedIn/Michael Spavor/Channel News Asia)




Seorang sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang situasi itu mengatakan para pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Kanada telah mengadakan banyak pertemuan tentang para tahanan tetapi bahwa gugus tugas resmi belum dibuat.
Sumber kedua mengatakan Kanada khawatir bahwa para tahanan berada di otoritas yang memiliki keamanan tingkat Tinggi .


Sebelumnya AS dan Kanada dalam pertemuan menteri luar negeri masing-masing mengatakan sepakat untuk tidak mempolitisasi kasus Meng Wanzhou. Trudeu mengatakan kasus bos Huawei tidak boleh dipengaruhi oleh politik.
Kedutaan besar Cina di Ottawa mengaku tidak mendapat informasi terkait penahanan warga negara Kanada ketiga oleh Beijing.






Credit  tempo.co





China Dilaporkan Kembali Tahan Seorang Warga Kanada


China Dilaporkan Kembali Tahan Seorang Warga Kanada
China dilaporkan kembali tangkap seorang warga negara Kanada. Foto/Ilustrasi/SINDONews/Ian

OTTAWA - Surat kabar National Post Kanada melaporkan bahwa China telah menahan seorang warga negara itu. Jika dikonfirmasi, ini menjadi warga Kanada ketiga yang ditahan oleh China.

Laporan surat kabar itu mengutip tentang penahanan itu dari sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Kanada. Seorang juru bicara kementerian mengatakan kepada surat kabar itu bahwa ia mengetahui ada warga Kanada yang ditahan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa dia tidak mengetahui laporan tersebut seperti dikutip dari VOA, Rabu (19/12/2018).

Sebelumnya China telah menahan mantan diplomat Michael Kovrig dan konsultan bisnis Michael Spavor awal bulan ini setelah Kanada menangkap Meng Wanzhou, kepala keuangan untuk raksasa telekomunikasi China Huawei Technologies, pada 1 Desember.

Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Meng berbohong kepada bank tentang kendali Huawei terhadap Skycom yang berbasis di Hong Kong - sebuah perusahaan yang diduga menjual barang AS ke Iran yang melanggar sanksi AS terhadap Teheran.

Seorang hakim Kanada membebaskannya dengan jaminan pekan lalu ketika dia menunggu sidang tentang ekstradisi ke AS. Beijing pun menuntut Kanada membebaskan Meng dari semua tuduhan atau menghadapi "konsekuensi serius." Meng adalah putri pendiri Huawei, salah satu produsen ponsel terbesar di dunia.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Kovrig dan Spavor sedang diselidiki karena dicurigai membahayakan keamanan nasional China. Ottawa mengatakan tidak ada hubungan langsung antara penangkapan Meng dan penahanan dua warga Kanada, tetapi Guy Saint-Jacques, mantan duta besar Kanada untuk Beijing, membantah anggapan itu, mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa di China tidak ada kebetulan. 




Credit  sindonews.com




Selasa, 18 Desember 2018

Kanada berusaha keluar dari kesepakatan persenjataan dengan Saudi


Kanada berusaha keluar dari kesepakatan persenjataan dengan Saudi
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjawab pertanyaan dari media di Montreal, Quebec, Kanada, Rabu (8/8/2018). (REUTERS/Christinne Muschi/cfo/18)




Ottawa, Kanada (CB) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dalam wawancara yang ditayangkan pada Minggu, mengatakan bahwa, untuk pertama kali, pemerintah Liberal-nya berusaha keluar dari kesepakatan persenjataan, bernilai miliaran dolar AS, dengan Arab Saudi.

Pernyataan itu menunjukkan nada mengeras Trudeau, yang sebelumnya menyatakan akan ada hukuman besar bagi pembatalan perjanjian 13 miliar dolar untuk kendaraan lapis baja buatan General Dynamics Corp cabang Kanada.

Pada bulan lalu, Trudeau menyatakan Kanada dapat membekukan izin ekspor terkait jika tersimpulkan bahwa senjata itu disalahgunakan.

"Kami mengkaji  izin ekspor untuk mencoba dan melihat apakah ada cara untuk tidak lagi menjual kendaraan-kendaraan ini ke Arab Saudi," kata Trudeau kepada CTV tanpa merinci.

Lawan politiknya, dengan mengutip pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi dan keterlibatan Arab Saudi dalam perang Yaman, bersikeras bahwa Trudeau harus mengakhiri kesepakatan General Dynamics itu, yang dirundingkan pemerintah Konservatif sebelumnya.

Hubungan Ottawa dengan Riyadh tegang sejak sengketa diplomatik atas hak asasi manusia pada awal tahun ini.

Ottawa menyatakan terus berembuk dengan sekutu-sekutunyanya tentang langkah apa yang perluu diambil sesudah Khashoggi terbunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul.

"Pembunuhan wartawan betul-betul tidak dapat diterima dan itu sebabnya Kanada sejak awal menuntut jawaban dan penyelesaiannya," demikian Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.





Credit  antaranews.com



Sabtu, 15 Desember 2018

Tegang, Kanada Tak Terima 2 Warganya Ditahan China


Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau. Foto/REUTERS

OTTAWA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan penahanan dua warganya oleh otoritas penegak hukum China tidak dapat diterima. Dia khawatir negaranya ikut terkena dampak kasus yang berpangkal dari perang dagang antara Beijing dan Washington ini.

China menahan kedua warga Kanada setelah pihak berwenang Ottawa menangkap Chief Financial Officer (CFO) Huawei Technologies Co, Meng Wanzhou, di Vancouver pada 1 Desember 2018. Penangkapan bos Huawei itu atas permintaan Amerika Serikat (AS) karena perusahaan China dituduh berbisnis dengan Iran yang sedang terkena sanksi.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland akan mengangkat masalah ini di Washington pada Jumat waktu Amerika Serikat di tengah kekhawatiran tentang dampak lebih lanjut jika Meng diekstradisi ke AS seperti keinginan pemerintah Presiden Donald Trump.

Trudeau, dalam komentar terkuatnya tentang masalah itu, mengatakan langkah China menahan dua orang Kanada merupakan reaksi terhadap penangkapan CFO Huawei Technologies Co, Meng Wanzhou.

"Kami benar-benar jelas dalam membela warga kami yang telah ditahan, mencoba mencari tahu mengapa, mencoba bekerja dengan China untuk menunjukkan bahwa ini tidak dapat diterima," katanya kepada City TV di Toronto, yang dilansir Reuters, Sabtu (15/12/2018).

China menolak pernyataan Trudeau yang menyatakan bahwa pemerintahnya tidak bisa  mengganggu peradilan atas kasus penangkapan Meng. Meng sendiri sudah dibebaskan dengan jaminan beberapa hari lalu, namun bos perempuan itu harus tetap berada di Kanada.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Menteri Pariwisata Kanada Melanie Joly pada hari Jumat mengumumkan bahwa dia telah menunda rencananya untuk mengunjungi China minggu depan untuk acara resmi.

"Ini adalah salah satu situasi yang Anda hadapi ketika dua ekonomi terbesar di dunia, China dan Amerika Serikat, mulai berkelahi satu sama lain," kata Trudeau.

"Perang dagang yang meningkat di antara mereka akan memiliki segala macam konsekuensi yang tidak diinginkan di Kanada, secara potensial di seluruh ekonomi global. Kami sangat khawatir tentang itu."

Lu Shaye, Duta Besar China untuk Kanada, pada hari Jumat mengatakan pada sebuah konferensi universitas bahwa ada prospek hubungan bisnis yang lebih dalam dan baik baik meskipun terjadi perselisihan. Dia menolak berkomentar ketika ditekan oleh wartawan tentang pernyataan Trudeau.



Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan pejabatnya telah diberikan akses konsuler pada hari Jumat untuk salah satu dari dua tahanan.

Trump mengatakan pekan ini bahwa dia kemungkinan akan campur tangan dalam permintaan ekstradisi Meng ke AS selama itu untuk kepentingan keamanan nasional atau membantu menutup kesepakatan perdagangan dengan China.

Menlu Freeland memperingatkan Washington agar tidak mempolitisasi kasus Meng. Freeland bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo untuk melakukan pembicaraan di Washington pada hari Jumat. Dia akan mengangkat kasus Meng.

Ini adalah pertemuan tingkat tinggi pertama sejak negara-negara menyegel perjanjian perdagangan trilateral baru pada bulan September yang mempertahankan zona perdagangan terbuka senilai 1,2 triliun dolar antara Meksiko, Kanada dan Amerika Serikat.

Credit Sindonews.com


Jumat, 14 Desember 2018

Kanada Konfirmasi Penangkapan Dua Warganya oleh China


Kanada Konfirmasi Penangkapan Dua Warganya oleh China
Ilustrasi. (Chris Roussakis / AFP)


Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri Kanada mengkonfirmasi bahwa China telah menahan warga negara Kanada yang kedua. Beijing mengungkapkan penangkapan tersebut berhubungan dengan ancaman keamanan nasionalnya.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa seorang warga Kanada, Michael Spavor, telah ditahan di China," kata Kementerian dalam pernyataan yang dikutip AFP.

"Kami telah mengajukan kasus ini secara langsung kepada pihak berwenang China. Pemerintah Kanada akan terus berbicara dengan pemerintah China."


Ottawa sebelumnya mengatakan diberitahu bahwa mantan diplomat Kanada Michael Kovrig ditangkap di Beijing.


"Kedua warga Kanada yang ditangkap dicurigai terlibat dalam kegiatan yang mengancam keamanan nasional China," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang.

Penahanan dua warga negara Kanada itu telah memicu kecurigaan bahwa China membalas Kanada atas Meng Wanzhou, CFO Huawei.

Kasusnya telah membuat Beijing marah dan mengguncang hubungan Kanada dengan China, yang juga terlibat dalam perang dagang dengan Amerika Serikat.



Credit  cnnindonesia.com




Pebisnis Kanada Ditangkap di China Sahabat Kim Jong-un


Pebisnis Kanada Ditangkap di China Sahabat Kim Jong-un
Michael Spavor, seorang warga Kanada yang ditangkap oleh pemerintah China ternyata bersahabat dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. (Istockphoto/menonsstocks)



Jakarta, CB -- Michael Spavor, warga Kanada sekaligus pebisnis yang baru-baru ini ditahan pemerintah China ternyata memiliki kedekatan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Spavor sempat dinyatakan hilang oleh pemerintah Kanada, sebelum pemerintah China menyatakan dia tengah diperiksa. Beijing mengatakan Spavor sedang diselidiki Dinas Keamanan Negara Kota Dandong sejak 10 Desember lalu, dengan tuduhan diduga mengancam keamanan nasional China tanpa merinci.

Tak hanya tatap muka, Spavor juga dikabarkan pernah bermain ski bersama pemimpin negara terisolasi itu. Relasi personalnya dengan Kim Jong-un membuat nama dia cukup terkenal di kawasan.


"Itu adalah pengalaman paling menakjubkan yang pernah saya alami dalam hidup saya. Kami bermain bersama selama tiga hari," ucap Spavor kepada Reuters dalam wawancaranya pada 2017 lalu.


Spavor menyimpan sejumlah foto pertemuannya dengan Kim di ponselnya. Dia mengggambarkan Kim Jong-un sebagai seorang karismatik dan cerdas.

Sejumlah gambar menunjukkan keduanya bermain ski laut di sebuah teluk di dekat Wonsan, salah satu area pengembangan ekonomi Korut.

Selain bermain ski, sejumlah foto juga memperlihatkan Spavor dan Kim Jong-un menikmati koktail dalam sebuah perahu.

Spavor diketahui telah tinggal cukup lama di China. Dia menjalankan sebuah organisasi pertukaran budaya bernama Paektu Cultural Exchange yang bermarkas di Negeri Tirai Bambu.


Organisasi itu memfasilitasi perjalanan bisnis, pariwisata, dan olahraga ke Korea Utara. Lembaga itu cukup dikenal karena memfasilitasi bintang basket Amerika Serikat, Dennis Rodman mengunjungi negara terisolasi itu beberapa waktu lalu.

Spavor menjadi satu dari segelintir orang asal negara Barat yang memiliki hubungan pribadi dengan Kim Jong-un.

Dia rajin merayu para pemodal dunia agar berminat menanamkan modalnya ke Korut sejak hubungannya dengan Amerika Serikat melunak dalam beberapa bulan terakhir.

Pada 2015, Spavor berhasil menarik lebih dari US$150 juta dana asing untuk mendanai pengembangan daerah industri Wonsan. Sekitar US$39 juta digunakan untuk mendanai pembangunan pabrik bir baru.

Awal kedekatannya dengan petinggi Korut dimulai sekitar awal 2000. Pada 2005, dia sempat tinggal di Ibu Kota Pyongyang untuk mengajar di sebuah sekolah yang didirikan oleh organisasi non-pemerintah Kanada selama beberapa bulan.

Sejak itu dia menguasai bahasa Korea dengan aksen Korut yang kental, dan mempertahankan hubungan baik dengan sejumlah orang di negara itu, termasuk Kim Jong-un.



Credit  cnnindonesia.com



Hilang di China, Warga Kanada Diperiksa atas Ancaman Keamanan


Hilang di China, Warga Kanada Diperiksa atas Ancaman Keamanan
Ilustrasi kota di China. (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)


Jakarta, CB -- Michael Spavor, warga Kanada yang baru-baru ini dinyatakan hilang di China, disebut diperiksa otoritas Beijing karena diduga mengancam keamanan nasional.

Seperti dikutip AFP, kantor berita pemerintah China di timur laut Provinsi Liaoning melaporkan bahwa Spavor sedang "diselidiki" oleh Dinas Keamanan Negara Kota Dandong. Penyelidikannya berlangsung sejak 10 Desember lalu.

Kanada menyatakan Spavor hilang setelah Ottawa tak bisa mengontaknya lagi sejak terakhir kali memberi tahu pejabat kedutaan di Beijing bahwa dia tengah diperiksa otoritas China.



Spavor memang tinggal di China. Dia menjalankan sebuah organisasi pertukaran budaya bernama Paektu Cultural Exchange yang berbasis di negara tersebut.


Organisasi itu memfasilitasi perjalanan bisnis, pariwisata, dan olahraga ke Korea Utara. Organisasinya cukup dikenal karena memfasilitasi bintang basket NBA, Dennis Rodman, mengunjungi negara terisolasi itu beberapa waktu lalu.

Spavor merupakan warga Kanada kedua yang diperiksa China dalam beberapa pekan terakhir.



Sebelumnya, Michael Kovrig, mantan diplomat Kanada, ditahan otoritas China ketika mengunjungi Beijing pada Senin pekan ini.

Surat kabar lokal, Beijing News, melaporkan ahli dari organisasi think tank International Crisis Group itu juga ditahan karena "dicurigai melakukan aktivitas" yang membahayakan keamanan nasional.

Investigasi terhadap dua warga Kanada ini muncul ketika relasi Ottawa dan Beijing tengah merenggang menyusul penangkapan bos Huawei, Meng Wanzhou, di Vancouver, beberapa waktu lalu.



Otoritas Kanada menangkap Meng atas permintaan ekstradisi dari AS yang akan mengadili bos Huawei itu atas kasus terkait sanksi Iran.

Meng disebut melangar sanksi AS terhadap Iran lantaran berbisnis dengan salah satu perusahaan yang beroperasi di negara tersebut.

Sempat ditahan, Meng akhirnya bebas dengan membayar jaminan sebesar US$7,5 juta atau setara Rp108,6 miliar.



Credit  cnnindonesia.com




Kamis, 13 Desember 2018

Kanada Ultimatum AS Tidak Politisasi Kasus Ekstradisi Bos Huawei


Kanada Ultimatum AS Tidak Politisasi Kasus Ekstradisi Bos Huawei
Kanada memperingatkan AS untuk tidak mempolitisasi kasus ekstradisi bos Huawei Meng Wanzhou. Foto/Istimewa

OTTAWA - Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak mempolitisasi ekstradisi bos Huawei Meng Wanzhou. Peringatan itu dikeluarkan setelah Presiden Donald Trump mengatakan ia dapat campur tangan dalam urusan eksekutif asal China itu yang ditahan Kanada atas permintaan Washington.

Freeland juga mengatakan kepada wartawan bahwa warga negara Kanada bisa mendapat masalah di China. Pihak berwenang di China sudah menahan mantan diplomat Michael Kovrig pada Senin lalu.

Para pejabat mengatakan China sejauh ini tidak mengaitkan penahanan Kovrig dengan penangkapan Kepala Staf Huawei Technologies Co Ltd Meng Wanzhou di Vancouver pada 1 Desember lalu yang membuat marah Beijing. Namun para ahli diplomatik Kanada mengatakan mereka tidak ragu bahwa kedua kasus itu terkait.

Freeland menegaskan bahwa proses hukum tidak boleh dibajak untuk tujuan politik dan pengacara Meng memiliki pilihan untuk mempermasalahkan pernyataan Trump jika mereka memutuskan melawan ekstradisi.

"Mitra ekstradisi kami seharusnya tidak berusaha mempolitisasi proses ekstradisi atau menggunakannya untuk tujuan lain selain mengejar keadilan dan mengikuti aturan hukum," katanya ketika ditanya tentang komentar Trump seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/12/2018).

Kata-katanya menandai momen lain yang berpotensi menyulitkan hubungan antara Kanada dan AS, yang sangat tegang selama lebih dari satu tahun pembicaraan untuk merundingkan pakta perdagangan Amerika Utara yang baru.

Dalam kesempatan itu Freeland juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kasus Kovrig. Ia mengatakan seorang pria Kanada lain yang tidak disebut namanya telah menyerukan Ottawa mengajukan pertanyaan tentang dirinya kepada pejabat China.

"Kami belum bisa melakukan kontak dengannya sejak dia memberi tahu kami tentang ini," katanya.

"Kami bekerja sangat keras untuk memastikan keberadaannya dan kami juga telah mengangkat kasus ini dengan pihak berwenang China," imbuhnya.

Para pejabat pemerintah mengatakan mereka telah melihat peningkatan dalam sentimen anti-Kanada secara online dan di China serta telah mengkomunikasikan kekhawatiran tentang keselamatan staf diplomatik kepada pemerintah China, yang meningkatkan keamanan sebagai jawaban.

"Kami secara umum telah memberi tahu personil kami di Beijing dan di konsulat kami untuk mengambil tindakan ekstra," kata seorang pejabat.

Urusan Meng telah memburuk hubungan Kanada dengan China pada saat Ottawa berusaha untuk meningkatkan perdagangan bilateral.

Meng sendiri telah dibebaskan dengan jaminan oleh pengadilan Kanada pada hari Selasa lalu dan akan kembali muncul di hadapan hakim pada 6 Februari nanti.


Sebelumnya Trump mengatakan kepada Reuters dia akan campur tangan dalam kasus Departemen Kehakiman AS terhadap Meng jika itu akan membantu kepentingan keamanan nasional atau menutup kesepakatan perdagangan dengan China. 

Jaksa AS menuduh Meng menipu bank-bank multinasional tentang transaksi terkait Iran, menempatkan bank-bank pada risiko melanggar sanksi AS. Namun dia mengatakan dia tidak bersalah.

AS belum membuat petisi ekstradisi formal. Setelah itu, jika seorang hakim Kanada berkuasa atas permintaan tersebut, menteri kehakiman Kanada harus memutuskan apakah akan mengekstradisi Meng ke Amerika Serikat.

Pejabat pemerintah Kanada sebelumnya mengatakan bahwa Meng memiliki banyak opsi hukum untuk melawan ekstradisi dan prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Menteri kehakiman dapat menolak permintaan AS jika mereka anggap telah dibuat untuk tujuan yang tidak benar, kata seorang pejabat.


Credit  sindonews.com



Rabu, 12 Desember 2018

Bos Huawei Dibebaskan dengan Jaminan



Bos Huawei Dibebaskan dengan Jaminan
Pengadilan Kanadan membebaskan bos Huawei, Meng Wanzhou, dengan jaminan. Foto/Istimewa

OTTAWA - Chief financial officer raksasa telekomunikasi China Huawei telah dibebaskan dengan jaminan oleh pengadilan Kanada. Meng Wanzhou ditangkap pada 1 Desember lalu dan terancam diekstradisi ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi tuduhan penipuan dengan dugaan pelanggaran sanksi terhadap Iran.

Seorang hakim di Vancouver, Kanada, menetapkan jaminan untuk Meng Wanzhou sebesar Rp107 miliar. Dia akan berada di bawah pengawasan selama 24 jam sehari dan harus memakai gelang elektronik di pergelangan kakinya.

Meng Wanzhou (46) adalah putri dari pendiri Huawei. Penahanannya telah membuat marah China dan memburuk hubungan negara itu dengan Kanada dan AS.

Penangkapan ini datang dengan latar belakang perselisihan perdagangan yang semakin sengit antara Washington dan Beijing.

Pada sidang jaminan tiga hari di Vancouver, pengacara Meng berusaha memberikan jaminan bahwa dia tidak akan kabur jika dibebaskan. Namun hal itu ditentang oleh jaksa Kanada.

Meng dituduh AS menggunakan anak perusahaan Huawei bernama Skycom untuk menghindari sanksi terhadap Iran antara tahun 2009 dan 2014.

Para jaksa AS mengatakan, Meng secara terbuka salah mengartikan Skycom sebagai perusahaan terpisah dari Huawei untuk menghindari sanksi terhadap Iran. Juga diduga dia menipu bank tentang hubungan yang sebenarnya antara kedua perusahaan.

Namun Meng membantah melakukan kesalahan dan mengatakan akan menentang tuduhan tersebut.

Tepuk tangan merebak di ruang sidang ketika Hakim William Ehrcke memberikan jaminan. Meng pun menangis dan memeluk pengacaranya. Hakim memerintahkannya untuk kembali ke pengadilan pada 6 Februari mendatang.

Setelah keputusan tersebut, Huawei mengeluarkan pernyataan, mengatakan: "Kami memiliki keyakinan bahwa sistem hukum Kanada dan AS akan mencapai kesimpulan yang adil," seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/12/2018).

China telah mengancam konsekuensi berat kecuali Kanada membebaskan Meng eksekutif Huawei.

Sebelumnya seorang mantan diplomat Kanada telah ditahan di China.

Perusahaan Michael Kovrig, International Crisis Group, mengatakan bahwa pihaknya tengah bekerja untuk pembebasannya. Belum ada kabar resmi dari China tentang keberadaannya.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan Kanada berhubungan langsung dengan pihak berwenang China terkait kasus tersebut.

Kovrig sebelumnya bekerja sebagai diplomat di Beijing, Hong Kong dan di PBB. 

Pejabat Kanada mengatakan tidak ada "indikasi eksplisit" dari setiap hubungan antara penahanan yang dilaporkan Kovrig dan penangkapan Meng.

Sebelumnya, Presiden Trump mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia dapat campur tangan dalam kasus Departemen Kehakiman AS terhadap Ms Meng untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut dalam hubungan dengan China.

"Apa pun yang baik untuk negara ini, saya akan melakukannya," kata Trump.

"Jika saya pikir itu baik untuk apa yang akan menjadi kesepakatan perdagangan terbesar yang pernah dibuat - yang merupakan hal yang sangat penting - apa yang baik untuk keamanan nasional, saya pasti akan campur tangan jika saya pikir itu perlu."



Credit  sindonews.com



Tangkap Mantan Diplomat, Cina Balas Kanada?



Petinggi Huawei Cina, Meng Wanzhou
Petinggi Huawei Cina, Meng Wanzhou
Foto: AP
Otoritas Cina belum memberi tanggapan ihwal kabar penangkapan Kovrig.



CB, BEIJING  -- Mantan diplomat Kanada dilaporkan ditahan di Cina. Informasi itu didapat dari dua sumber yang mengerti persoalan itu pada Selasa (11/12). International Crisis Group, menyatakan sedang berupaya membebaskannya dengan cepat dan aman mantan diplomat tersebut.

Penahanan Michael Kovrig terjadi sesudah polisi di Kanada menangkap kepala keuangan Huawei Technologies Co Ltd China pada 1 Desember atas permintaan pihak berwenang Amerika Serikat. Penangkapan tersebut membuat marah Beijing.

Belum jelas apakah perkara itu berkaitan, tapi penangkapan petinggi Huawei Meng Wanzhou di Vancouver memicu kekhawatiran akan pembalasan terhadap masyarakat usaha asing di Cina. "International Crisis Group mengetahui laporan bahwa Penasihat Senior Asia Timur-nya, Michael Kovrig, ditahan di China," kata pernyataan lembaga think thank itu.

"Kami melakukan segala kemungkinan untuk mendapatkan keterangan tambahan tentang keberadaan Michael serta pembebasannya dengan cepat dan aman," tambahnya.



Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Umum Cina belum menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui faksimili, mengenai penahanan Kovrig tersebut.

Alasan pasti atas penahanan itu, menurut sumber, belum jelas. Kedutaan Kanada menolak menanggapi, merujuk pertanyaan ke Ottawa.

Panggilan ke telepon Kovrig tidak dijawab. Kovrig, yang dapat berbahasa Mandarin, bekerja sebagai ahli penuh waktu untuk International Crisis Group sejak Februari 2017.

Sejak 2003 hingga 2016, ia bekerja sebagai diplomat dengan menjalankan tugas di Beijing dan Hongkong, antara lain.


Cina panggil dubes


Setelah Meng ditangkap, Cina pada Sabtu memanggil duta besar Kanada di Beijing dan memperingatkan "dampak" berat jika Ottawa tidak segera membebaskannya.

Meng dijadwalkan kembali ke pengadilan Vancouver pada Selasa. Sementara hakim mempertimbangkan masalah terakhir dalam menentukan apakah ia harus dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu kemungkinan penyerahan ke Amerika Serikat.

Washington menuduh Meng terlibat dengan perusahaan di Iran. Hal itu menempatkan bank itu dalam bahaya melanggar hukuman Amerika Serikat dan mendapatkan hukuman berat.

Sementara itu, Washington dan Beijing terlibat dalam perang sengit perdagangan. Kedua negara pada awal bulan ini sepakat menunda kenaikan tarif Amerika Serikat menjadi 25 persen dari 10 persen atas barang Cina senilai 200 miliar dolar pada 1 Januari.


Pakar Cina menyatakan Beijing berusaha memisahkan penangkapan Meng dari perundingan perdagangan itu. Namun Cina juga memperingatkan bahwa kemarahan publik atas langkah Kanada itu dapat memaksa pejabat di sana mengambil langkah memperburuk hubungan AS-Cina dan membahayakan perundingan.



Credit  republika.co.id




Senin, 10 Desember 2018

China Panggil Dubes AS Protes Penangkapan Petinggi Huawei


China Panggil Dubes AS Protes Penangkapan Petinggi Huawei
Ilustrasi. (REUTERS/Aly Song)


Jakarta, CB -- China memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) untuk negara itu guna menyampaikan protes yang sangat keras atas penangkapan kepala finansial Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada. Selain itu, dalam protes tersebut pun disampaikan agar AS menghentikan upaya permintaan ekstradisi.

Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng, memanggil dubes AS, Terry Branstad itu sehari setelah pihaknya memanggil utusan Kanada, John McCallum.

"Pihak China dengan tegas melawan [penangkapan] ini dan dengan kuat mendesak AS untuk mementingkan posisi yang adil," demikian pernyataan Kemenlu China seperti dikutip dari AFP, Minggu (9/12).



Le Yuchen pun mendesak AS untuk mengambil langkah-langkah segera guna memperbaikii praktik yang salah, dan mencabut surat perintah penangkapan terhadap Meng yang merupakan warga negara China.

Belum ada tanggapan dari pihak Kedubes AS terkait memo dari Le Yuchen tersebut.

Meng ditangkap di Vancouver, Kanada terkait tuduhan kecurangan di AS yang berhubungan dengan sanksi embargo atas Iran. Ia ditangkap pada 1 Desember lalu. Meng sendiri bukan petinggi biasa di Huawei, karena dia adalah putri dari pendiri perusahaan telekomunikasi asal China tersebut, Ren Zhengfei.

Sambil menunggu proses ekstradisi dari Kanada, Meng pun sementara ditahan di negara Amerika Utara tersebut. Keputusan rencana ekstradisi itu rencananya diberikan pengadilan Kanada pada Senin nanti.

Namun, di tengah perang dagang antara China dan AS, pengamat menilai Meng akan menjadi alat barter dalam bernegosiasi. Kanada sendiri memiliki perjanjian ekstradisi dengan negara tetangganya, Amerika Serikat.



Credit  cnnindonesia.com



China Ancam Sanksi Kanada Jika Tak Bebaskan Bos Huawei



China Ancam Sanksi Kanada Jika Tak Bebaskan Bos Huawei
China mengancam akan menjatuhi sanksi berat bagi Kanada atas penangkapan bos Huawei. (Foto: REUTERS/Aly Song)


Jakarta, CB -- China mengancam akan memberikan konsekuensi berat kepada Kanada jika tak segera membebaskan petinggi Huawei, Meng Wanzhou yang ditangkap pada Sabtu (1/12) lalu. China menyebut penangkapan Wanzhou sebagai kasus yang 'sangat jahat'.

Dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Wakil Meneteri Luar Negeri Le Yucheng telah mengeluarkan peringatan dan memanggil duta besar Kanada di Beijing sebagai bentuk protes keras.

"China mendesak Kanada untuk segera membebaskan Wanzhou yang ditahan, dan dengan sungguh-sungguh melindungi hak yang sah. jika tidak, Kanada harus bersiap menerima konsekuensi serius," ungkap Yucheng.



Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan hingga Sabtu belum ada informasi lebih lanjut dari Menlu terkait kasus ini. Freeland mengatakan sejauh ini Kanada memiliki hubungan penting dan telah meyakinkan bahwa Wanzhou memiliki akses konsuler.

Penangkapan CFO sekaligus anak pendiri Huawei, Meng Wanzhou pekan lalu di Kanada bersamaan dengan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina untuk membahas permalasahan perang dagang.


Wanzhou ditangkap saat sedang transit penerbangan di Kanada dari AS atas tuduhan berkomplot untuk menipu beberapa lembaga keuangan. Jika dinyatakan bermasalah, Wanzhou akan menghadapi tuntutan lebih dari 30 tahun penjara.

Kabar penangkapan Wanzhou telah mengguncang pasar saham dan membuat tensi perang dagang kian memanas. Di sisi lain, PM Kanada sebelumnya telah membantah turut campur tangan dalam penangkapan Wanzhou.





Credit  cnnindonesia.com


Jumat, 07 Desember 2018

Petinggi Huawei Ditangkap, Hubungan Dagang AS-Cina Tegang


Perang dagang AS dengan Cina
Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Mereka dirancang untuk mengejar mata-mata ekonomi Cina.




CB, TORONTO -- Ketegangan hubungan Cina dan Amerika yang sempat mereda di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 kini kembali memburuk. Kondisi ini dipicu penangkapan CFO perusahaan teknologi Cina, Huawei, Sabrina Meng Wanzhou di Kanada, pada Sabtu (1/12). Meng diperkirakan akan diekstradiksi ke Amerika Serikat (AS) atas tuduhan melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Penangkapan ini memicu kecaman dari para pejabat Cina dan media pemerintahan. Dilansir dari Business Insider, Kamis (6/12), hal ini juga meningkatkan kecemasan di kalangan investor dan analisis. Mereka khawatir, gencatan senjata antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping mungkin akan berakhir.

Kepala ekonom Deutsche Bank Cina, Zhiwei Zhang mengatakan, pihaknya percaya penangkapan tersebut adalah sinyal yang jelas bahwa perang perdagangan antar dua negara ini akan eskalasi ke tingkat baru. "Kami pikir, kemungkinan AS dan Cina mencapai kesepakatan perdagangan pada 1 Maret sudah turun dari 40 persen menjadi 30 persen," ujarnya.

Pasar saham di seluruh Asia dan Eropa mengalami penurunan setelah berita penangkapan Wanzhou menyebar di media massa. Pasar Amerika pun mengalami kondisi serupa.

Penangkapan Meng seakan membuktikan bahwa pertempuran pemerintah Trump tidak terbatas pada penetapan tarif impor. Departemen Kehamiman dan bagian lain dalam pemerintahan Trump telah melakukan sejumlah tindakan keras untuk mengatasi hal yang dianggap masalah sistemik terhadap praktik ekonomi Cina.

Salah satu tindakan yang diambil adalah dengan menangkap seorang warga negara Cina di AS dengan visa pelajar bernama Ji Chaoqun. Departemen Kehakiman menuduh ia bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Cina dalma upaya menghubungi para insinyur dan ilmuwan dengan latar belakang Cina di AS. Penangkapan ini dilakukan pada 25 September.

Selain itu, pada 10 Oktober, AS menangkap seorang karyawan senior di Kementerian Keamanan Negara Cina. Ia dipancing untuk ke Belgia sebelum ditangkap. Departemen Kehakiman menuduhnya mencuri rahasia perdagangan.

Pada 1 November, Departemen Kehakiman mengumumkan pembentukan satuan petugas yang disebut Inisiatif Cina. Mereka dirancang untuk mengejar mata-mata ekonomi Cina. Penangkapan Meng tercatat sebagai tindakan penangkapan paling keras dan tinggi. 

Zhang mengatakan, kemungkinan kesepakatan AS dengan Cina untuk mengatasi masalah perang dagang semakin kecil pasca penangkapan Meng. Sebab, opini publik Cina akan menjadi lebih negtif sehubungan dengan perang dagang dan ini berdampak terhadap perusahan AS. "Pembicaraan perdagangan baru saja dilanjutkan pada pertemuan G20 lalu. Tapi, kini, prospeknya sudah suram," tuturnya.

Dilansir di Reuters, Juru bicara Departemen Kehakiman Kanada mengatakan, sidang pengadilan Meng telah ditetapkan pada Jumat (7/12). Meng sendiri merupakan salah satu wakil ketua di dewan perusahaan Huawei dan putri pendiri perusahaan, Ren Zhengfei. Huawei secara strategis sangat penting bagi ambisi Cina dalam teknologi dari jaringan 5G ke chip.

Selain Huawei, perusahaan telekomunikasi Cina lainnya, ZTE, juga dikenakan sanksi atas tuduhan penjualan peralatannya ke Iran dan Korea Utara. Atas hal ini, pemerintah AS atas perintah Trump melarang pengusahanya untuk menjual microchip dan komponen lain ke ZTE.

Dampaknya, ZTE hampir lumpuh. Sebagai bagian dari perjanjian baru untuk mencabut larangan tersebut, ZTE harus membayar sekitar 1,4 miliar dolar AS dalam bentuk penalti. Perusahaan ini juga harus mereformasi manajemennya dan pejabat yang ditunjuk AS.



Credit  republika.co.id



Kamis, 06 Desember 2018

Bisnis dengan Iran, Bos Huawei yang Diburu AS Ditangkap di Kanada


Bisnis dengan Iran, Bos Huawei yang Diburu AS Ditangkap di Kanada
Otoritas penegak hukum Kanada menangkap salah satu bos Huawei, China, Wanzhou Meng. Dia sedang diburu Amerika Serikat atas tuduhan berbisnis dengan Iran yang sedang dijatuhi sanksi. Foto/REUTERS/Hannibal Hanschke

OTTAWA - Aparat penegak hukum Kanada menangkap salah satu eksekutif Huawei, perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi China. Bos keuangan perusahaan itu, Wanzhou Meng, telah diburu Amerika Serikat (AS) atas tuduhan melakukan perdagangan dengan Iran yang sedang dijatuhi sanksi oleh Washington.

Wanzhou Meng tercatat sebagai kepala keuangan dan ketua dewan direktur Huawei. Menurut juru bicara Departemen Kehakiman Kanada Ian McLeod kepada The Globe and Mail, wanita itu ditangkap pada hari Sabtu dan sedang menunggu pemeriksaan yang dijadwalkan pada hari Jumat besok.

Dia menolak memberikan rincian tentang situasi penangkapan eksekutif China. "Dia dicari untuk diekstradisi, oleh Amerika Serikat," katanya, yang dilansir Kamis (6/12/2018).

Mcleod menolak untuk menguraikan tuduhan yang akan dihadapi oleh Meng di AS.

The Wall Street Journal (WSJ) pada April lalu melaporkan bahwa pihak berwenang AS telah menyelidiki raksasa telekomunikasi China setidaknya sejak tahun 2016 karena diduga mengakali sanksi terhadap Iran dan memasok produk asal AS ke Republik Islam.

Departemen Kehakiman, Perdagangan, dan Keuangan AS sejauh ini menolak untuk membocorkan informasi apa pun terkait investigasi kriminal terhadap Huawei.

Perusahaan China tersebut juga menahan diri untuk tidak berkomentar tentang masalah hukum di AS. Kasus ini berpotensi memperburuk posisi perusahaan tersebut di pasar Barat.

Tindakan keras AS terhadap perusahaan China, yang merupakan pemasok peralatan telekomunikasi terkemuka di dunia, diperparah oleh pengenalan jaringan nirkabel 5G yang menjulang. Washington dikabarkan khawatir bahwa pemerintah China akan menggunakan kekuatan teknis Huawei untuk memata-matai dan mengganggu sistem komunikasi.

Strategi Washington membuahkan hasil, di mana Selandia Baru memblokir perusahaan telekomunikasi utamanya dari menggunakan peralatan Huawei untuk jaringan 5G. Alasannya, karena berisiko terhadap keamanan nasional.

Australia juga melarang Huawei dari jaringan 5G-nya selama musim panas. Bos intelijen negara itu telah menyuarakan keprihatinan yang sama atas entitas asing yang membajak jaringan penting untuk kesehatan, energi dan sistem lainnya.

Huawei membantah telah dikendalikan oleh pemerintah Beijing, dan menuduh AS melakukan persaingan yang tidak sehat.

Sementara itu, China telah mengecam penangkapan Meng. Beijing mendesak AS dan Kanada untuk segera memperbaiki kesalahan. "Dan mengembalikan kebebasan pribadi dari eksekutif Huawei," kata pemerintah Beijing dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan China di Kanada.

"Bejiing protes keras atas tindakan semacam itu karena mereka secara serius membahayakan hak asasi manusia (HAM) korban. Penangkapan itu tidak beralasan karena Meng tidak melanggar hukum Amerika atau pun Kanada." 





Credit  sindonews.com




Selasa, 13 November 2018

Trudeau: Intelijen Kanada Telah Dengarkan Rekaman Pembunuhan Khashoggi


Trudeau: Intelijen Kanada Telah Dengarkan Rekaman Pembunuhan Khashoggi
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, intelijen Kanada telah mendengarkan rekaman tentang apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi. Foto/Reuters

PARIS - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, intelijen Kanada telah mendengarkan rekaman tentang apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi. Rekaman itu diberikan oleh pihak intelijen Turki.

Trudeau, yang berbicara saat mengelar jumpa pers di Paris, Prancis, menuturkan intelijen Kanada dan Turki telah menjalin komunikasi yang erat mengenai masalah ini. Dia lalu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Turki, Tayyip Erdogan atas respon yang dia ambil dalam kasus Kashoggi.

"Badan-badan intelijen Kanada telah bekerja sangat erat dalam masalah ini dengan intelijen Turki dan Kanada telah diberitahu sepenuhnya tentang apa yang harus dibagi Turki," ucap Trudeua, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/11).

"Saya berbicara dengan Erdogan beberapa minggu yang lalu dan di sini di Paris kami memiliki pertemuan singkat dan saya mengucapkan terima kasih kepada atas dia atas responya dalam menanggapi situasi Khashoggi," sambungnya.

Ketika disinggung apakah dia juga sudah mendengarkan rekaman terkait pembunuhan Khashoggi, Trudeau menyatakan dia belum mendengarkan rekaman itu.

"Kami terus terlibat dengan sekutu kami dalam penyelidikan pertanggungjawaban atas pembunuhan Khashoggi dan kami sedang berdiskusi dengan sekutu kami yang berpikiran sama mengenai langkah-langkah selanjutnya terkait Saudi," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menegaskan, bahwa AS akan menghukum dengan berat siapapun yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, penegasan itu disampaikan Pompeo saat melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman melalui sambungan telepon, semalam. 





Credit  sindonews.com



Senin, 05 November 2018

Kapal Induk Nuklir AS Pimpin Latihan Perang Terbesar di Jepang



Kapal Induk Nuklir AS Pimpin Latihan Perang Terbesar di Jepang
Kapal induk USS Ronald Reagan memimpin latihan perang bersama Jepang dan Kanada. Foto/Istimewa


TOKYO - Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) melesat ke Pasifik Barat pada hari Sabtu saat kapal induk USS Ronald Reagan yang bertenaga nuklir bergabung dengan kapal perusak Jepang dan sebuah kapal perang Kanada. Ketiganya akan melakukan latihan kesiapan tempur terbesar yang pernah digelar di dan di sekitar Jepang.

Jepang dan AS telah memobilisasi 57 ribu pelaut, marinir, dan penerbang untuk latihan Keen Sword dua tahunan. Jumlah ini lebih banyak 11 ribu dari pada tahun 2016. Latihan ini akan melakukan simulasi pertempuran udara, pendaratan amfibi, dan latihan pertahanan rudal balistik. Kontingen Jepang yang terdiri atas 47 ribu personel mewakili seperlima pasukan bersenjata nasional.

“Kami di sini untuk menstabilkan, dan mempertahankan kemampuan kami jika diperlukan. Latihan seperti Keen Sword adalah persis hal yang perlu kita lakukan,” ujar Laksamana Muda Karl Thomas, komandan kelompok kapal induk USS Ronald Reagen seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/11/2018).

Delapan kapal lainnya bergabung dengan kapal induk untuk latihan perang anti kapal selam dalam unjuk kekuatan di perairan yang ditakutkan Washington dan Tokyo akan semakin berada di bawah pengaruh Beijing.

“Aliansi AS-Jepang sangat penting untuk stabilitas di wilayah ini dan Indo Pasifik yang lebih luas,” kata Laksamana Muda Hiroshi Egawa, komandan kapal Jepang di atas kapal Reagan.

Berbasis di Yokosuka dekat Tokyo, USS Ronald Reagan adalah kapal perang AS terbesar di Asia, dengan awak 5.000 pelaut dan sekitar 90 pesawat tempur F-18 Super Hornet.

Kapal pasokan angkatan laut Kanada juga ambil bagian dalam latihan bersama Keen Sword dengan kapal fregat yang berlayar dengan USS Ronald Reagan pada hari Sabtu.

Atase pertahanan Kanada di Jepang, Kapten Hugues Canuel mengatakan, partisipasi Kanada dalam latihan bilateral yang dimulai pada tahun 1986 ini merubahnya menjadi latihan multilateral. Partisipasi dalam Keen Sword, tambahnya, mencerminkan keinginan Kanada untuk memiliki kehadiran militer di Asia.

Kanada bukan satu-satunya negara barat yang ingin mengambil peran keamanan yang lebih besar di kawasan ini. Inggris dan Prancis juga mengirim lebih banyak kapal karena kehadiran militer China di Laut Cina Selatan tumbuh dan meluasnya pengaruh Beijing atas Indo Pasifik serta rute perdagangan utama.

Pengamat asal Inggris, Prancis, Australia dan Korea Selatan (Korsel) juga akan memantau latihan Keen Sword, yang dimulai hari Senin dan berakhir pada hari Kamis.






Credit  sindonews.com




Rabu, 24 Oktober 2018

Kanada siap bekukan kesepakatan penjualan persenjataan Arab Saudi


Kanada siap bekukan kesepakatan penjualan persenjataan Arab Saudi
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjawan pertanyaan dari media di Montreal, Quebec, Kanada, Rabu (8/8/2018). (REUTERS/Christinne Muschi/cfo/18)



Ottawa (CB) - Kanada siap membekukan kesepakatan penjualan persenjataan bernilai besar dengan Arab Saudi jika pemerintah Kerajaan itu dianggap telah menyalahgunakan senjata, kata Perdana Menteri Justin Trudeau, Senin (22/10), seperti dilaporkan Reuters.

Trudeau mengeluarkan pernyataan tersebut di tengah peningkatan tekanan untuk menghukum Riyadh atas terbunuhnya wartawan Saudi, Jamal Khashoggi.

Pernyataannya itu menyiratkan bahwa Ottawa kemungkinan akan menghentikan kontrak yang ditandatangani pada 2014 yang dimenangi unit perusahaan pembuatan senjata Amerika Serikat di Kanada, General Dynamics Corp, untuk memasok kendaraan-kendaraan berlapis baja ringan. Kesepakatan itu bernilai hingga 13 miliar dolar AS (lebih dari Rp197 triliun).

"Kami menuntut keras dan sangat berharap bahwa ekspor-ekspor Kanada digunakan dengan cara yang menghormati hak asasi manusia," kata Trudeau di Parlemen.

"Kami sudah membekukan izin ekspor sebelumnya, yaitu ketika kami khawatir soal kemungkinan mereka melakukan penyalahgunaan dan kami tidak akan ragu untuk melakukannya lagi."

Partai oposisi Demokrat Baru yang akan bersaing dengan Trudeau memperebutkan suara dari kalangan yang sama seperti pada pemilihan 2019, mengatakan Kanada hendaknya jangan mempersenjatai Saudi ketika mereka menyerangi kalangan warga sipil di Yaman.

Trudeau mengutuk kasus kematian Khashoggi dan mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Chrystia Freeland sudah berbicara dengan sekutu-sekutu Kanada untuk membahas langkah-langkah berikutnya.

Pada Senin, Trudeau menggelar pertemuan khusus para menteri dan pejabat pemerintahan untuk membicarakan masalah itu, kata kantornya dalam pernyataan pers.

Kanselir Jerman Angela Merkel, Senin, menganggap ganjil pembunuhan Khashoggi dan berjanji akan menghentikan ekspor persenjataan Jerman ke Arab Saudi sampai kasus itu ditangani secara penuh.

Freeland, Sabtu, mengatakan bahwa penjelasan yang diberikan Kerajaan Arab Saudi soal kematian Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, kurang bisa dipercaya.

Ketika ditanya apakah Ottawa akan meneruskan kesepakatan persenjataan dengan melihat kejadian baru-baru ini, Freeland menjawab, "Itu pertanyaan yang sangat bagus." Tapi dia menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

Hubungan antara Kanada dan Riyadh telah menegang sejak perselisihan diplomatik soal hak asasi manusia tahun ini.

Pada Agustus lalu, Arab Saudi membekukan hubungan dengan Ottawa setelah Kanada mendesak Saudi untuk membebaskan para pegiat HAM yang ditahan pihak Kerajaan.






Credit  antaranews.com





Jumat, 19 Oktober 2018

Resmikan Ganja, Warga Kanada Antre Beli Ganja Sejak Dini Hari



Resmikan Ganja, Warga Kanada Antre Beli Ganja Sejak Dini Hari
Ganja (Chris Roussakis / AFP)

Jakarta, CB -- Ratusan orang mengantre sejak dini hari untuk membeli ganja saat hari pertama pemerintah Kanada resmi melegalkan peredaran ganja.

Pada Rabu (17/10), Juru Bicara Perdana Menteri Justin Trudeau menuliskan cuitan di Twitter bahwa hari itu merupakan hari yang menandai berakhirnya larangan kepemilikan ganja.

Akibat cuitan itu, pada Kamis (18/10) antrean pertama sudah terlihat pukul setengah 4 pagi di wilayah Montreal. Mereka mengantre untuk berlomba menjadi pembeli pertama yang mencetak sejarah kepemilikan ganja. Rata-rata pembeli yang mengantre hampir seluruhnya adalah laki-laki yang berusia 50 tahun.


"Saya mungkin tidak merokok. Saya hanya menyimpannya sebagai kenang-kenangan," kata Tonino Ruggiero, 64, salah satu pembeli yang mengantre.

"Ini adalah momen bersejarah. Ini lebih baik daripada olimpiade. Tidak sebagus Rolling Stone tapi hampir mirip," kata dia menambahkan.

Montreal memang terkenal sebagai salah satu kota dimana mariyuana dijual di toko-toko eceran.

Monbelli, 44, melakukan penerbangan dari Perancis ke Kanada untuk membeli ganja. Dirinya berjanji untuk mengirimkan obat-obatan itu kepada teman-temannya. Dia mengatakan bahwa pada hari itu ada sesuatu yang berbeda di Montreal, semua orang seperti sedang merayakan festival dengan berjalan dan menghisap ganja.

"Orang-orang melihatnya sebagai segelas anggur, setidaknya di Montreal," kata seorang pria lain, Ivan Akhtemiychuk.

Penjual yang melayani di berbagai toko juga terlihat sangat ramah dan rasanya sama seperti membeli obat di rumah sakit.

"Mereka benar-benar keren. Mereka bertanya apakah kita memiliki masalah kesehatan, atau jenis apa yang dibutuhkan jika ingin tidur, jika ingin makan, jika ingin berpikir dan jika ingin menjadi kreatif," kata François-Xavier Monbelli, pria berusia 44 tahun.

Di pasar gelap, beberapa penjual berbohong mengenai jenis yang mereka jual. Biasanya para penjual akan mengatakan nama yang sembarangan dan pembeli tidak bisa mengetahui jenis ganja yang mereka hisap sesuai dengan keinginan atau tidak.


Ilustrasi. Warga Kanada antre di toko fisik dan online untuk memiliki ganja di hari pertama dilegalkan di Kanada (Ian Willms/Getty Images/AFP)

Dijual online

Tidak hanya di Montreal, pembelian ganja juga berlaku di Ontario, yang merupakan provinsi terpadat di negara itu. Namun, penjualan ganja hanya tersedia melalui pesanan online dan paket pengiriman pos. Hal itu dikarenakan outlet pribadi yang diharapkan dapat dibuka di sana tidak mendapatkan lisensi hingga musim berikutnya.

Permintaan ganja yang tinggi menyebabkan gangguan teknis di beberapa situs web daring. Portal penjualan yang dikelola pemerintah dan dioperasikan secara pribadi ditayangkan pada pukul 12 pagi waktu setempat di Kanada. Hal ini membuat banyaknya permintaan melalui website di portal e-commerce Alberta.

Pada pukul 12 pagi waktu setempat, Alberta Liquor dan Gaming Commission menulis cuitan di twitter.

"Anda menyukai kami! Lalu lintas ke situs web kami sangat padat. Kami bekerja keras untuk membuat situs ini tetap berjalan," tulis dia.

Sebab, biasanya situs yang mengalami kelebihan beban lalu lintas seringkali macet layanannya. Juru bicara AGLC, Kaleigh Miller mengatakan situs itu sempat macet sesaat. Untuk menghindari situsnya macet, mereka lantas membuat sistem antrean.

"Jadi apa yang kami lakukan adalah memberikan antrean kepada orang-orang yang ingin membeli. Anda ditempatkan semacam di ruang tunggu sehingga bisa diproses. Pada satu titik, kami melihat lebih dari 11 ribu orang dalam antrean sekaligus," katanya.

"Setelah sekitar lima menit, situs memproses 200 pesanan setiap lima menit," kata dia menambahkan.

Pada pukul 8:30 pagi, terdapat lebih dari 40 ribu kunjungan ke situs tersebut. Beberapa barang yang dijual habis dalam hitungan jam.

Kepolisian siaga

Petugas kepolisian Calgary turun ke jalan untuk mengendalikan antrean di sebuah pasar yang akan membuka 420 toko eceran yang berjualan ganja.

Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Perusahaan, Amber Craig mengatakan bahwa pembeli akan menemukan toko di Calgary menjadi pengalaman ritel kelas atas.

"Kami menghabiskan banyak waktu untuk desain dan branding kami. Jadi, kami benar-benar bangga dengan hal itu. Saya pikir orang akan terkejut ketika mereka masuk," kata dia.


Warga antre sejak pukul 3.30 waktu setempat untuk menjadi orang pertama yang memiliki ganja secara legal. (REUTERS/Chris Wattie)
Toko ritel lainnya yang dibuka di Calgary sejauh ini adalah Nova Cannabis, dimana saat toko itu buka pukul 10 pagi waktu setempat, sebanyak 200 pembeli langsung masuk dan mencari ganja.

Setidaknya 10 gerai ritel di Calgary telah disetujui oleh pemerintah dan sedang menunggu lampu hijau dari perusahaan Alberta Gaming, Liquor, dan Cannabis (AGLC).

Seluruh pelanggan yang ingin masuk ke dalam toko Cannabis NB akan diminta untuk menunjukkan kartu identitas foto di depan pintu.

Mereka yang tidak memiliki identitas foto akan ditolak untuk masuk.

"Ada dua pos pemeriksaan yang harus anda lalui sebelum anda masuk ke toko, mereka punya tiga orang yang akan mengawasi anda dan memastikan bahwa anda tidak akan masuk dan mencuri apapun dalam toko itu. Anak-anak juga tidak diizinkan masuk," kata seorang pelanggan.




Credit  cnnindonesia.com