Tampilkan postingan dengan label AFRIKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AFRIKA. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 April 2019

Dunia Serukan Jenderal Khalifa Haftar Hentikan Perang di Libya



Khalifa Haftar, dianggap orang yang dapat mempersatukan Libya. [Reuters]
Khalifa Haftar, dianggap orang yang dapat mempersatukan Libya. [Reuters]

CB, Jakarta - Para pemimpin dunia bersama sejumlah organisasi HAM menyerukan agar pasukan yang setia kepada Tentara Nasional Libya yang dipimpin jenderal Khalifa Haftar untuk menghentikan pertempuran dan rencananya menguasai Tripoli, ibu kota Libya.
Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, 5 April 2019 telah memerintahkan Haftar untuk menghentikan serangan ke Tripoli karena dikhawatirkan akan menimbulkan perang sipil.

"Anggota Dewan Keamanan menyampaikan kekhawatiran yang mendalam terhadap aktivitas militer dekat Tripoli, yang berisiko pada stabilitas Libya dan prospek mediasi PBB dan penyelesaian politik yang komprehensif pada krisis ini," kata Duta Besar Jerman untuk PBB, Christoph Heusgen kepada wartawan, seperti dikutip dari Deutsche Welle.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui akun Twitter mengatakan, dirinya meninggalkan Libya dengan hati berat dan sangat khawatir.
"Saya berharap ada kemungkinan untuk menghindari konfrontasi berdarah di dalam dan di sekitar Tripoli.
Guterres menegaskan, PBB memfasilitasi penyelesaian politik dan apapun yang terjadi, PBB mendukung rakyat Libya.

Guterres berkunjung ke Tripoli pada hari Jumat, 5 April 2019 untuk mempersiapkan pemilu di Libya. Guterres juga berkunjung ke kota Tobruk untuk bertemu ketua parlemen Libya.
Guterres kemudian bertemu Haftar di Benghazi untuk menghindari konfrontasi berdarah di Tripoli.
Menurut utusan PBB Ghassan Salame ke Dewan Keamanan PBB d, Haftar membuat pernyataan jelas kepada Guterres bahwa dirinya tidak bermaksud melanjutkan serangan ke Tripoli.

Para pemimpin G-7 bersuara bulat untuk menyerukan kembali permintaan PBB agar Haftar menghentikan seluruh gerakan militernya karena membuat instabilitas di Libya.
Human Rights Watch menyerukan agar semua pihak untuk tetap tenang dan meminimalkan bahaya terhadap warga sipil.
"Semua pihak yang terlibat dalam pertempuan di ibu kota Libya, harus mengambil semua langkah yang perlu untuk mengurangi bahaya kepada warga sipil dan mematuhi hukum perang," ujar Human Rights Watch.






Credit  tempo.co




Eks Jenderal Gaddafi Kuasai Bandara, Libya Terancam Perang Sipil




Pasukan loyalis pemerintah Libya dukungan PBB tiba di pinggiran ibu kota Tripoli.[Sky News]
Pasukan loyalis pemerintah Libya dukungan PBB tiba di pinggiran ibu kota Tripoli.[Sky News]

CB, Jakarta - Pasukan loyalis Jenderal Khalifa Haftar mengklaim telah merebut bandara utama Libya di Tripoli, dua hari setelah perintah menyerang pemerintahan Libya yang didukung PBB.
Melalui pernyataan online pasukan Haftar seperti dikutip dari Sky News, 7 April 2019, mereka mengklaim telah mengambil alih bandara internasional Tripoli dan mengamankan fasilitasnya.

"Kami berdiri di jantung bandara internasional Tripoli," menurut unggahan foto pasukan Haftar.

Serangan meningkat ketika PBB hendak menggelar konferensi untuk memastikan pemilu digelar tepat waktu.

Pandangan udara menunjukkan kendaraan militer di jalan di Libya, 4 April 2019.[TV Reuters/REUTERS]
Setelah kejatuhan Gaddafi, Libya dipimpin oleh dua pemerintahan, yang pertama pemerintahan yang didukung oleh PBB yang dipimpin Fayez Al Sarraj, dan di timur yang dipimpin oleh Haftar. Keduanya sama-sama didukung oleh militer dan milisi.
Meskipun dikuasai, bandara Tripoli tidak terlalu berfungsi sejak hancur pada pertempuran 2014.
Selain menyerbu bandara, tentara Haftar juga merebut Wasi el Rabeia di selatan Tripoli.
Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar, Ahmed Al Mesmari mengatakan, 14 tentara tewas sejak serangan diumumkan.
Dia mengklaim militer Fayez mengerahkan empat serangan udara ke posisi pasukan Haftar di kota Aziziya, namun tidak ada korban tewas.
Pada kamis kemarin, Haftar memerintahkan pasukannya dari Zawiya dan Misrata maju ke Tripoli yang bisa memicu perang saudara.

Komandan Libya yang berbasis di timur, Khalifa Haftar menghadiri konferensi Keamanan Umum, di Benghazi, Libya, 14 Oktober 2017. [REUTERS / Esam Omran]



Pada hari Sabtu, DK PBB mendesak agar Haftar menghentikan pasukannya dan seluruh faksi militer untuk menghentikan aktivitas militer.
Serangan Haftar menandakan konflik baru setelah kejatuhan Muammar Gaddafi pada 2011.
Sebelum serangan, awalnya PBB akan mengadakan konferensi pada 14-16 April di Ghadames, sebagai persiapan pemilu demi mengakhiri persaingan dua pemerintahan di Libya.


Khalifa Haftar, jenderal angkatan darat Libya berusia 75 tahun, dilihat oleh negara Barat sebagai diktator Gaddafi baru. Dia menyatakan akan melanjutkan serangan sampai terorisme dihancurkan.
Perwira era Gaddafi ini mendapat dukungan dari Mesir dan UEA yang melihatnya sebagai pencegah kelompok Islamis di Libya.




Credit  tempo.co



Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua


Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi membacakan sumpah jabatan di Majelis Konstituen, Tunis, Tunisia, Rabu (31/12). Politisi veteran Essebsi disumpah sebagai presiden Tunisia Rabu kemarin, menjadikannya presiden pertama yang dipilih secara demokratis sejak gerakan kebangkitan yang menggulingkan otokrat Zine El-Abidine Ben Ali. (REUTERS/Zoubeir Souissi )




Tunis (CB) - Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan pada Sabtu ia tidak ingin mencalonkan diri dalam pemilihan presiden untuk periode kedua yang dijadwalkan tahun ini kendati seruan-seruan dari partainya agar mencalonkan diri.

Aksi-aksi unjuk rasa massal yang membuat Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika mengundurkan diri telah menggerakkan oposisi di Tunisia, dan kampanye-kampanye di media sosial telah mulai menolak Essebsi yang berusia 93 tahun untuk mencalonkan diri lagi.

Konstitusi Tunisia yang disahkan oleh parlemen tahun 2014 memberinya hak untuk menjadi presiden selama dua periode.

"Saya akan katakan terus terang bahwa saya tidak ingin mencalonkan diri lagi untuk periode kedua karena Tunisia memiliki banyak orang berbakat," kata Essebsi dalam satu pertemuan partainya Nidaa Tounes di Monastir.

Tunisia akan menyelenggarakan pemilihan parlementer pada 6 Oktober dan pemilihan presiden mulai 17 November.

Pemilihan-pemilihan tersebut akan menjadi rangkaian pemungutan suara ketiga dan rakyat Tunisia dapat memberikan suara dengan bebas setelah revolusi tahun 2011 yang menggulingkan Zine El Abidine Ben Ali, yang telah berkuasa selama 23 tahun.

Pada Desember 2014, Essebsi menang dalam pemilihan presiden bebas pertama, menjadikannya presiden pertama Tunisia yang dipilih secara bebas dan langsung.

Sejauh ini belum ada tokoh yang menyatakan pencalonan mereka untuk menjadi presiden dalam pemilihan tahun ini.

Essebsi, mantan ketua parlemen di bawah Ben Ali, telah menjadi tokoh dominan di negara Afrika Utara itu sejak pemilihannya tahun 2014, kendati undang-undang yang membatasi kekuasaannya untuk hubungan luar negeri dan pertahanan. Tetapi dia telah kehilangan pengaruh sejak Youssed Chaded naik ke tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri tahun 2016.



Credit  antaranews.com



Rwanda Berkabung 100 Hari Kenang Genosida Tewaskan 800 Ribu Orang



Pastor Tutsi Anastase Sabamungu (kiri) dan guru Hutu Joseph Nyamutera mengunjungi pemakaman Rwanda di mana 6.000 korban genosida dimakamkan. ( 2008 World Vision / foto oleh Jon Warren via worldvision.org)
Pastor Tutsi Anastase Sabamungu (kiri) dan guru Hutu Joseph Nyamutera mengunjungi pemakaman Rwanda di mana 6.000 korban genosida dimakamkan. ( 2008 World Vision / foto oleh Jon Warren via worldvision.org)

CB, Jakarta - Rwanda berkabung selama 100 hari untuk mengenang dan menghormati lebih dari 800 ribu orang tewas dalam genosida yang mengguncang dunia.
Hari berkabung dimulai Minggu, 7 April 2019. Presiden Rwanda, Paul Kagame akan memimpin upacara berkabung dengan menyalakan api di Monumen Genosida Kigali, di mana lebih dari 250 ribu korban dimakamkan di monumen tersebut, sebagian besar korban dari etnis Tutsi.

Setelah itu, Kagame dijadwalkan akan berpidato di Kigali Convention Centre, bangunan modern yang melambangkan regenerasi Rwanda sejak peristiwa genosida terjadi.

Sore harinya, para pejabat Rwanda akan bergabung dengan 2 ribu orang berjalan bersama ke gedung parlemen. Di sini pada malam harinya mereka akan menyalakan lilin, seperti dikutip dari Reuters dan Channel News Asia.
Hari berkabung yang dimulai hari ini untuk mengenang awal terjadi genosida pada 6 April 1994, ketika Presiden Juvenal Habyarimana dan presiden Burundi Cyprien Ntaryamira tewas setelah pesawat yang merka tumpangai ditembaki ketika melintas di ibu kota Rwanda. Kedua kepala pemerintahan ini beretnis Hutu.

Presiden Rwanda, Paul Kagame

Sampai saat ini tidak diketahui siapa yang menembak pesawat yang membawa pemimpin Rwanda dan Burundi itu.
Peristiwa penembakan pesawat yang ditumpangi presiden Ntarymira memicu mobilisasi tentara pemerintah beretnis Hutu dan sekutunya dari kelompok milisi untuk menyerang warga Rwanda dari etnis minoritas Tutsi.
Dalam kurun waktu 3 bulan, lebih dari 800 ribu orang tewas dibantai. Sekitar 10 ribu orang tewas setiap hari.
Genosida telah menghilangkan sekitar 70 persen populasi etnis minoritas Tutsi atau 10 persen dari total populasi Rwanda.

Aksi pembantaian etnis ini berakhir pada Juli 1994 ketika Front Patriotik Rwanda, gerakan pemberontak yang dipimpin Paul Kagame dari etnis Tutsi berusia 36 tahun.
Kagame kini berusia 61 tahun dan menjadi presiden Rwanda.
Kini, Rwanda menjadi salah satu negara di Afrika yang perekenomiannya terbaik dan maju. Namun trauma atas genosida 1994 masih kuat dialami penduduk Rwanda. Terutama karena masih banyak keluarga tidak mengetahui keberadaan orang-orang yang mreka kasihi. Bersamaan itu, para pembunuh masih bebas berkeliaran di Rwanda.




Credit  tempo.co



Jumat, 05 April 2019

Kongo tahan pimpinan pemberontak atas kasus perkosaan massal


Kongo tahan pimpinan pemberontak atas kasus perkosaan massal
Petugas kesehatan melepaskan pakaian pelindung setelah mengunjungi barak isolasi rumah sakit Bikoro, yang menerima terduga kasus Ebola, di Bikoro, Republik Demokratik Kongo, Sabtu (12/5/2018). (REUTERS/Jean Robert N'Kengo)




Kinshasa (CB) - Pemimpin pemberontak yang dituduh mendalangi perkosaan massal dan kekejaman-kekejaman lain telah ditangkap, kata tentara Republik Demoktarik Kongo, Kamis.

Masudi Alimasi Kokodiko, pimpinan kelompok milisi Raia Mutomboki --yang ditakuti, ditangkap pada Selasa (2/4) di wilayah Shabunda, selatan Kivu setelah terkena tembakan ringan, kata juru bicara terntara Dieudonne Kasereka.

Raira Mutomboki dibentuk pada 2015 untuk melawan milisi Hutu Rwanda, yang aktif di belahan timur Rwanda dan menjadi salah satu kelompok bersenjata terkuat dari puluhan kelompok lainnya di wilayah yang kaya akan minyak yang berbatasan dengan Rwanda, Udanda dan Burundi.

Suatu laporan oleh panel ahli Dewan Keamanan PBB tahun lalu menyebutkan bahwa pasukan Kokodiko telah melakukan perkosaan terhadap 17 perempuan di kota Lubila pada September tahun lalu. Panel tersebut juga menuding kelompok itu menggunakan anak-anak sebagai serdadu.

Pada 2012 penyelidikan yang dipimpin oleh PBB juga membuktikan Raia Mutomboki dan dua milisi lainnya bertanggungjawab atas kematian lebih dari 260 warga sipil dalam gelombang balas-membalas pembunuhan etnis di provinsi Kivu Utara.

Presiden baru Kongo, Felix Tshisekedi yang baru menduduki jabatannya pada Januari telah berjanji untuk menangani kekerasan oleh kelompok milisi yang bersarang di timur, tempat jutaan orang meninggal dalam perang 1998-2003.

Christoph Vogel, seorang peneliti yang pernah menyarankan PBB, mengatakan penangkapan Kokodiko "bertepatan dengan saat pemerintah baru mengumumkan mempunyai agenda untuk melucuti milisi, yang sekarang masih tetap terlihat sebagai perubahan besar."

Salah seorang panglima perang Kongo yang lain, Ntabi Ntaberi Sheka tahun lalu disidang untuk kasus perkosaan dan kekejaman. Kesaksian para korban di persidangan mulai didengar bulan lalu.



Credit  antaranews.com




Libya umumkan pengerahan tentara untuk hadapi pasukan Haftar


Libya umumkan pengerahan tentara untuk hadapi pasukan Haftar
Tentara berbaris membentuk formasi dalam parade militer oleh Tentara Pembebasan untuk merayakan pembentukan Tentara Nasional Libya di Benghazi, Kamis (8/12). (FOTO ANTARA/REUTERS/Esam Al-Fetori) (Istimewa)


Tripoli, Libya (CB) - Dewan Presiden Libya pada Rabu (3/4) mengumumkan kesiapan militer, setelah pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar digelar di bagian barat negeri tersebut.

Di dalam satu pernyataan, Ketua Dewan Kepresidenan Fayez As-Sarraj mengatakan instruksi dikeluarkan dan pengerahan semua personel keamanan dan militer diumumkan untuk menangkal setiap serangan.

Tak ada penyelesaian militer bagi krisis tersebut, kata As-Sarraj. Ia menambahkan perang tidak membawa apa-apa bagi negara itu selain kerusakan dan gangguan terhadap rakyat.

Haftar pada Rabu dilaporkan memerintahkan pengerahan pasukannya ke beberapa bagian barat negeri itu dengan pandangan untuk "mengerahkan mereka ke kubu dan kelompok teror".

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan lokasi pasti tempat pasukan itu dilaporkan akan ditempatkan.

Tindakan itu dilakukan di tengah peningkatan spekulasi bahwa pasukan pro-Haftar berencana memasuki Ibu Kota Libya, Tripoli, tempat pemerintah persatuan Libya --yang didukung PBB-- bermarkas.

Libya telah diguncang kerusuhan sejak 2011, ketika aksi perlawanan berdarah dukungan NATO mengakibatkan tergulingnya dan terbunuhnya presiden Muammar Gaddafi setelah empat dasawarsa ia berkuasa.

Sejak itu, perpecahan politik di Libya telah menghasilkan dua kursi pemerintah yang bertikai: satu di Kota Al-Bayda di bagian timur negeri tersebut --yang berafiliasi kepada Haftar, dan satu lagi di Tripoli.





Credit  antaranews.com



Kamis, 04 April 2019

ISIS Klaim Bunuh Ahli Geologi Kanada


ISIS Klaim Bunuh Ahli Geologi Kanada
ilustrasi ISIS (Laudy Gracivia)



Jakarta, CB -- ISIS mengklaim menculik dan membunuh seorang warga negara Kanada, Kirk Woodman di Burkina Faso pada Januari lalu.

Hal ini diungkapkan olah surat kabar mingguan kelompok ISIS Al-Naba. Mereka mengklaim membunuh warga Kanada tersebut namun tak memberikan bukti.

Jenazah Kirk Woodman ditemukan pada 16 Januari 2019, dua hari setelah hari penculikannya. Dia diculik oleh selusin orang bersenjata di lokasi penambangan yang dioperasikan oleh Progress Minerals dan berbasis timur laut Afrika Barat.


Pejabat Burkina Faso mengatakan bahwa dia ditembak. Tubuhnya dibuang di daerah yang diklaim pemerintah setempat berada di bawah kekuasaan gerilyawan Islam.

Mengutip Reuters, sebelum adanya klaim dari ISIS, tak ada yang mengaku bertanggung jawab. 


Dalam sebuah artikel yang menyuarakan pemberontakan ISIS di Mali, Niger, dan Burkina Faso, surat kabar tersebut merinci operasi yang dilakukan untuk menculik dan membunuh ahli geologi Kanada tersebut dengan menunjukkan foto dari SIM-nya.

Jenazah Woodman dibuang di padang pasir oleh tentara Khilafah. Al-Naba menyebut, sebenarnya, eksekusi Woodman dijadwalkan akan dilakukan pada 25 Januari -berdasarkan dengan kalender Hijriah atau kalender Islam- atau beberapa hari setelah jenazahnya ditemukan.




Credit  cnnindonesia.com



Jumat, 29 Maret 2019

Indonesia tegaskan dukungan terhadap perdamaian di wilayah Sahel


Indonesia tegaskan dukungan terhadap perdamaian di wilayah Sahel

Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir dalam Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Keamanan PBB mengenai G5 Sahel Joint Force (G5S JF) itu berlangsung di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Kamis (28/3/2019). (Kemenlu RI)




Jakarta (CB) - Pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir dalam pertemuan tingkat menteri di Dewan Keamanan PBB menegaskan dukungan terhadap upaya perdamaian di wilayah Sahel di Afrika.

Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai G5 Sahel Joint Force (G5S JF) itu berlangsung di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Kamis (28/3), seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kemenlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat.

Wamenlu RI A.M. Fachir dalam pertemuan tersebut menekankan bahwa pendekatan keamanan saja tidak cukup untuk mengatasi penyebab konflik di wilayah Sahel, yakn perbatasan di Afrika antara Sahara ke utara dan daerah yang lebih subur di selatan.

Di hadapan anggota DK PBB dan negara anggota G5 yang hadir, Wamenlu Fachir menceritakan pengalaman Indonesia dalam penanganan terorisme melalui pelatihan di Jakarta Centre for Law and Enforcement Cooperation (JCLEC), dan upaya polri berkolaborasi dengan tokoh agama serta masyarakat dalam mengangani aktivitas militan sekaligus melakukan proses deradikalisasi.

Pada kesempatan itu, Wamenlu RI juga menegaskan dukungan Indonesia untuk menciptakan perdamaian di wilayah Sahel, termasuk inisiatif G5S JF.

G5S JF merupakan inisiatif lima negara yaitu Mali, Burkina Faso, Niger, Chad, dan Mauritania guna memastikan keamanan di wilayah Sahel, khususnya mengatasi terorisme dan kejahatan terorganisir.

Wamenlu Fachir menyampaikan tiga poin penting dalam upaya mengatasi konflik berkaca dari pengalaman Indonesia dalam mengatasi terorisme.

Pertama,  menekankan perlunya mencapai kemajuan konkret di lapangan. Hal itu, menurut Fachir, bertujuan untuk memastikan kredibilitas G5S JF. Oleh karena itu, operasionalisasi komponen polisi G5S JF sangat diperlukan untuk memastikan operasi dan tindak lanjut yang efektif, termasuk proses peradilan.

Kedua,   pentingnya peningkatan kapasitas, termasuk pengumpulan informasi intelijen, penanganan kekerasan ekstremisme dan pendanaan kelompok ekstrimis, serta pengamanan perbatasan.

Ketiga, Wamenlu RI menyampaikan pentingnya upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat. G5S JF harus mampu memberikan perlindungan dan bantuan kepada masyarakat, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh ajakan kelompok ekstrimis.

“Memenangkan hati dan pikiran masyarakat merupakan aspek terpenting dan menjadi dasar dalam mengalahkan terorisme," ujar Wamenlu Fachir.

Lebih lanjut, Wamenlu RI menegaskan bahwa upaya penanganan terorisme harus dibarengi dengan upaya mengatasi akar masalah, termasuk memajukan pembangunan dan moderasi.

Selain itu, peningkatan kapasitas negara sehingga dapat hadir dan memberikan layanan dasar kepada masyarakat merupakan langkah penangkalan terorisme yang utama.

Pertemuan Tingkat Menteri DK PBB mengenai G5S JF merupakan inisiatif Perancis dan Burkina Faso yang bertujuan untuk membahas dukungan yang dapat diberikan kepada G5S JF.




Credit  antaranews.com





Indonesia Kecam Pembantaian terhadap 157 Muslim di Mali



Indonesia Kecam Pembantaian terhadap 157 Muslim di Mali
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir. Foto/SINDOnews/Victor Maulana


JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengecam pembantaian kelompok bersenjata terhadap 157 warga etnik Muslim Fulani atau Peuhl di Ogossogou, Mali tengah, Sabtu pekan lalu. Para pelaku yang menyamar sebagai pemburu tradisional mengumbar tembakan dan melakukan pembakaran rumah-rumah warga.

"Kami sangat mengecam penggunaan kekerasan di manapun itu, termasuk yang terjadi di Mali. Kami sangat prihatin dengan yang terjadi dan kita sampaikan tentu belasungkawa kepada keluarga korban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir, Kamis (28/3/2019).

PBB telah mengirim para pakar hak asasi manusia (HAM) ke Mali tengah untuk menyelidiki pembantaian itu. Para korban rata-rata adalah petani dan penggembala dari komunitas Fulani. Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan beberapa korban dibakar hidup-hidup. 

Kelompok milisi Dogon dituduh sebagai pelaku serangan brutal di sebuah desa etnik Peuhl sesaat sebelum fajar pada hari Sabtu lalu. Milisi itu juga disalahkan atas sejumlah serangan di Mali tengah selama setahun terakhir.

"Sebuah tim yang terdiri dari 10 spesialis hak asasi manusia, agen perlindungan anak dan dua penyelidik MINUSMA telah dikerahkan ke wilayah Mopti untuk melakukan penyelidikan khusus terhadap peristiwa-peristiwa mengerikan hari Sabtu," kata juru bicara misi PBB Olivier Salgado di Twitter.

MINUSMA adalah akronim dari Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali, nama misi PBB di Mali. 




Credit  sindonews.com


Tentara Malta ambil alih kapal yang dibajak migran

Tentara Malta ambil alih kapal yang dibajak migran

Beberapa petugas membantu migran turun dari kapal Elhiblu 1. (Reuters Connect)




Valletta (CB) - Tentara Malta berhasil mengambil kendali sebuah kapal tanker kecil yang dibajak sejumlah migran, yang diselamatkan di lepas pantai Libya, ungkap Pasukan Bersenjata Malta (AFM) dalam satu pernyataan, Kamis.

Saksi Reuters mengatakan, kapal tanker tersebut sedang dikawal oleh kapal patroli menuju pelabuhan Valleta.

Sebanyak 108 migran diselamatkan dengan menggunakan kapal kargo Elhiblu 1. Mereka lantas membajak kapal tersebut setelah tahu bahwa kapal itu akan membawanya kembali ke Libya.

Wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini, pada Rabu (27/3) mengatakan bahwa Italia tidak akan membuka pelabuhannya untuk "para penjahat" yang melancarkan aksi pembajakan.

AFM mengaku telah berkomunikasi dengan kapten kapal saat kapal tersebut berada di 30 mil dari Malta.

"Kapten berulangkali menyatakan bahwa ia tidak memegang kendali atas kapal tersebut. Ia bersama kru dipaksa dan diancam oleh sejumlah migran untuk melanjutkan perjalanan menuju Malta," kata AFM.

AFM mengungkapkan salah satu kapal patrolinya menghentikan kapal yang memasuki perairan Malta dan tim operasi khusus kemudian dikerahkan untuk menaiki dan mengamankan kapal tersebut.

Tim khusus dilengkapi dengan dua pesawat pencegat cepat, sejumlah kapal patroli lainnnya dan satu helikopter.

Pihaknya mengatakan kapal tersebut kini dikawal menuju pelabuhan Valletta untuk diserahkan kepada kepolisan Malta guna penyelidikan lebih lanjut.



Credit  antaranews.com


Bom Meledak di Somalia Tewaskan 15 Orang


Bom Meledak di Somalia Tewaskan 15 Orang
Ilustrasi. (REUTERS/Feisal Omar)




Jakarta, CB -- Setidaknya 15 orang tewas akibat serangan bom di sebuah restoran dekat ibukota Somalia Kamis (28/3). Para pejabat keamanan dan saksi mata melaporkan mayat-mayat berserakan di tanah ketika gumpalan asap membubung tinggi ke udara setelah bom meledak di jalan Maka Al-Mukarama di Mogadishu.

Ledakan mengagetkan masyarakat.  Maklum, ledakan terjadi saat jam makan siang.

Abdulkadir Abdirahman Adan, direktur layanan Ambulans Aamin selain mengakibatkan 15 orang tewas, bom juga mengakibatkan beberapa lainnya terluka.


Sementara itu saksi mata menggambarkan serangan bom tersebut dengan menganggapnya sebagai bencana.

"Bom mobil menghantam sebuah restoran di sepanjang jalan," kata Abdulahi Osman, yang berada di dekat ledakan itu seperti dikutip dari AFP, Kamis (28/3).

Ia mengatakan bom telah melempar kendaraan sampai ke udara. Bukan hanya itu, bom juga telah merusak bangunan di sekitar lokasi kejadian.

Ia mengatakan beberapa mobil dan sepeda motor beroda tiga hancur akibat ledakan tersebut. "Saya melihat 16 orang dibawa dari lokasi ledakan - dan lebih dari 10 dari mereka sudah mati," tambah Osman.

Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Yang pasti, bom tersebut merupakan serangan terbaru dari serangkaian ledakan yang melanda Mogadishu yang belakangan ini diserang oleh pemberontak Al-Shabaab.

Pemberontak Shabaab diketahui berafiliasi dengan Al-Qaeda. Mereka telah berjuang lebih dari satu dekade ini untuk menggulingkan pemerintah Somalia

Sebelum Kamis ini, awal pekan serangan bom juga terjadi di kota tersebut. Setidaknya empat orang tewas akibat kejadaian tersebut.



Credit  cnnindonesia.com




Suara tembakan terdengar di dekat pangkalan militer di ibu kota Komoro


Suara tembakan terdengar di dekat pangkalan militer di ibu kota Komoro

Ilustrasi Suasana di Komoro.



Nairobi, Kenya (CB) - Suara tembakan terdengar pada Kamis di dekat pangkalan militer utama di Ibu Kota Kepulauan Komoro, Moroni, pulau kecil di Afrika Timur, kata satu sumber keamanan.

Kamp Kandani di Moroni adalah pangkalan utama untuk militer Komoro, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.

Kepulauan Komoro menyelenggarakan pemilihan umum pada Ahad, dan partai yang memerintahkan diumumkan sebagai pemenangnya.

Oposisi ikut dalam proses demokrasi itu tapi menolak hasilnya.




Credit  antaranews.com



Kamis, 28 Maret 2019

PBB Kirim Pakar HAM Selidiki Pembantaian 157 Muslim Mali



PBB Kirim Pakar HAM Selidiki Pembantaian 157 Muslim Mali
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mendatangi lokasi pembantaian ratusan warga etnik Muslim Fulani di Ogossogou. Foto/REUTERS/Malian Presidency



BAMAKO - PBB mengirim para pakar hak asasi manusia (HAM) ke Mali tengah untuk menyelidiki pembantaian sekitar 157 warga Muslim di Ogossogou pada Sabtu lalu. Pembantaian itu dilakukan para pria bersenjata yang menyamar sebagai pemburu.

Para korban rata-rata adalah petani dan penggembala dari komunitas Fulani atau Peuhl. Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan beberapa korban dibakar hidup-hidup.

Kelompok milisi Dogon dituduh sebagai pelaku serangan brutal di sebuah desa etnik Peuhl sesaat sebelum fajar pada hari Sabtu lalu. Milisi itu juga disalahkan atas sejumlah serangan di Mali tengah selama setahun terakhir.

"Sebuah tim yang terdiri dari 10 spesialis hak asasi manusia, agen perlindungan anak dan dua penyelidik MINUSMA telah dikerahkan ke wilayah Mopti untuk melakukan penyelidikan khusus terhadap peristiwa-peristiwa mengerikan hari Sabtu," kata juru bicara misi PBB Olivier Salgado di Twitter, hari Rabu, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/3/2019).

MINUSMA adalah akronim dari Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali, nama misi PBB di Mali.

Ketua jaksa penuntut Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Fatou Bensouda mengatakan pada awal pekan ini bahwa kejahatan itu dapat berada di bawah yurisdiksi ICC dan sebuah delegasi akan dikirim ke Mali. 

Sebuah misi Dewan Keamanan PBB telah mengunjungi negara Afrika Barat tersebut untuk mencari solusi bagi kekerasan etnik ketika pembantaian tersebut terjadi.

Seorang pejabat dari kota terdekat mengatakan pada hari Sabtu lalu bahwa orang-orang bersenjata yang menyamar sebagai pemburu Dogon menyerang desa-desa yang dihuni oleh para penggembala Fulani. Kelompok Dogon mencurigai Fulani menyembunyikan militan Islam. Namun, tuduhan itu telah dibantah oleh komunitas Fulani.

Serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah serangan kelompok Islamis terhadap sebuah pos tentara yang menewaskan sedikitnya 23 personel militer di Mali tengah. Serangan itu diklaim oleh kelompok afiliasi al-Qaeda. 

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, MINUSMA mengatakan sebuah desa komunitas Dogon di wilayah itu juga diserang pada malam pembantaian terhadap etnik Fulani. Serangan terhadap komunitas Dogon menewaskan sedikitnya empat orang.

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita menanggapi serangan terhadap etnik Fulani dengan membubarkan kelompok anti-jihad bernama Dan Na Amassagou yang beranggotakan milisi Dogon. Kelompok yang main hakim sendiri itu diduga berada di belakang pembantaian etnik Fulani.

Namun, Kelompok itu membantah anggotanya terlibat pembantaian dan menolak pembubaran oleh pemerintah.


Credit  sindonews.com




Sumbangkan 80% Gaji, Guru Dihadiahi Rp14 Miliar


Sumbangkan 80% Gaji, Guru Dihadiahi Rp14 Miliar
Sumbangkan 80% Gaji, Guru Dihadiahi Rp14 Miliar. (CNN).

NAIROBI - Niat tulus Peter Tabichi, seorang guru di Kenya, yang rutin menyumbangkan 80% gajinya untuk membantu siswa dari keluarga miskin berbuah manis. Kedermawanannya menyebar luas mendapat apresiasi berbagai pihak di penjuru dunia.

Apresiasi antara lain dari Pemerintah Dubai. Minggu (24/3), Dubai memberikan penghargaan Global Teacher Prize kepada Tabichi. Dari penghargaan ini, Tabichi mendapat hadiah USD1 juta (sekitar Rp14,2 miliar).

Kisah Peter Tabichi pun mengguncang dunia. Selama ini Tabichi hanyalah guru Matematika dan Fisika di sebuah sekolah swasta. Dia mendedikasikan kehidupannya di dunia pendidikan di wilayah terpencil Pwani. Dia memiliki satu komputer dengan koneksi internet sangat lambat. Jumlah rasio guru-murid pun tak imbang karena satu berbanding 58 orang. Siswanya juga berasal dari berbagai latar belakang, 1/3 dari mereka merupakan anak yatim.

Tabichi banyak menggali ilmu dari internet dan mengajarkannya kepada anak-anak di kelas. Atas kerja keras dan kesabarannya, kondisi pendidikan di Pwani telah mengalami perubahan. Anak-anak menjadi percaya diri. Tahun lalu sebanyak 26 anak dari sekolahnya berhasil tembus ke perguruan tinggi terkemuka.

“Mereka menjuarai Royal Society of Chemistry setelah berhasil menggunakan tumbuhan lokal untuk menghasilkan listrik. Tim ilmu matematikanya juga lolos kualifikasi dalam kompetisi INTEL International Science and Engineering Fair pada tahun ini di Arizona, Amerika Serikat (AS),” ungkap Varkey, dikutip cnn.com.
Tabichi menghadapi banyak tantangan dalam memajukan pendidikan di Pwani. Selain mengalami krisis makanan, mereka juga rentan terjebak penyalahgunaan narkoba. Namun, bersama Keriko Mixed Day Secondary School, dia berhasil meningkatkan jumlah anak-anak yang bersekolah, bahkan angkanya naik dua kali lipat.

Tahun sebelumnya penghargaan itu disabet Andria Zafirakou dari Inggris. Andria merupakan seorang guru di Alperton Community School, Brent. Tugasnya tidak mudah sebab Brent merupakan salah satu tempat dengan keberagaman etnis dan 130 bahasa. Muridnya juga berasal dari keluarga miskin dan terlibat geng jalanan.

Anak-anak yang bersekolah di Alperton juga memiliki kemampuan terbatas. Namun, Andria berhasil membebaskan mereka dari masa kelam. Bekerja sebagai guru kesenian, dia menata ulang kurikulum di seluruh mata pelajaran agar sesuai dengan kebutuhan. Dia juga menciptakan tim olahraga khusus perempuan.

Hal itu dia lakukan agar peraturan di sekolah tidak berbenturan dengan norma dan etika keluarga yang berasal dari berbagai latar belakang. Tim cricket perempuan bentukannya bahkan menjuarai McKenzie Cup. Dia juga membantu guru seni musik untuk menjadwalkan sekolah musik Somalia bagi anak-anak dari Somalia.

Dengan berbekal kemampuan 35 bahasa, Andria mampu memperoleh kepercayaan siswanya, juga orang tua. Atas dedikasinya itu, Alperton menjadi kota dengan kualifikasi dan akreditasi bagus. Itu merupakan capaian besar mengingat semuanya berkembang begitu pesat, yakni sekitar lima hingga tujuh tahun. 

Pengajaran matematika yang menggunakan pendekatan dari kehidupan nyata juga membantu Alperton menjuarai TES 2017. Di ruangan kelasnya sendiri, Andria juga menata ulang kurikulum secara kreatif. Dia bahkan mengundang artis lokal untuk memberikan motivasi, inspirasi, dan pandangan terkait isu yang lebih umum.

Andria mengaku mencucurkan air mata ketika mendengar kabar anak didiknya sekolah hingga perguruan tinggi, memperoleh pekerjaan, atau membuka lapangan usaha sendiri. Alperton memperoleh Institute of Education Professional Development Platinum Mark, penghargaan yang diraih kurang dari 10 sekolah.

Maggie MacDonnell dari Kanada juga pernah menerima penghargaan Global Teacher Prize pada 2017. Pengumuman itu dilontarkan astronot Thomas Pesquet. Setelah mendapatkan gelar master, dia mulai merasakan negaranya telah buka mata terkait pengisolasian terhadap suku asli Kanada selama beberapa dekade.

Maggie kemudian mengajar suku asli Kanada di Inuit, sebuah wilayah di bagian Artik Kanada, sejak delapan tahun terakhir. Inuit merupakan tempat kedua paling utara di Kanada dengan jumlah populasi Inuit mencapai 1.300 orang. Wilayah itu tidak dapat diakses melalui jalur darat, tapi harus melalui jalur udara.




Credit  sindonews.com




Rabu, 27 Maret 2019

Korban Tewas Pembantaian Muslim Mali Naik Jadi 157



Korban Tewas Pembantaian Muslim Mali Naik Jadi 157
Korban tewas dalam serangan terhadap penduduk Muslim di sebuah desa di Mali tengah jadi 157. Foto/Istimewa


BAMAKO - Seorang juru bicara pemerintah Mali mengatakan korban tewas dalam serangan terhadap penduduk desa di Mali tengah pada hari Sabtu oleh orang-orang bersenjata tak dikenal telah meningkat menjadi 157. Ia juga membenarkan serangan tersebut sebagai salah satu kekejaman terbaru di negara yang dilanda oleh kekerasan etnis itu.

Serangan tersebut terjadi ketika misi Dewan Keamanan PBB mengunjungi negara penghasil emas Afrika Barat itu untuk mencari solusi bagi kekerasan yang telah menewaskan ratusan warga sipil tahun lalu dan menyebar ke seluruh wilayah Sahel di Afrika Barat.

Seorang pejabat dari kota terdekat mengatakan pada hari Sabtu bahwa orang-orang bersenjata, berpakaian tradisional seperti suku pemburu Donzo, menyerang desa-desa yang dihuni oleh suku penggembala Fulani. Banyak dari mereka mencurigai suku Fulani menyembunyikan para ekstrimis Islam, tuduhan yang disangkal oleh Fulani.

Serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah serangan mematikan oleh jihadis pada sebuah pos tentara yang menewaskan sedikitnya 23 tentara, juga di wilayah tengah Mali. Serangan itu diklaim oleh kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

"Jumlah korban tewas resmi adalah 157," kata juru bicara pemerintah Amadou Kotia seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/3/2019). 


Para pejabat pada hari Sabtu mengatakan bahwa sekitar 134 telah terbunuh, meskipun mereka memperkirakan jumlah itu akan meningkat.

Kelompok-kelompok jihad yang terkait dengan al-Qaeda dan Negara Islam (ISIS) telah mengeksploitasi persaingan etnis seperti yang terjadi antara Fulani dan Donzo di Mali dan tetangganya, Burkina Faso dan Niger dalam beberapa tahun terakhir. Itu dilakukan untuk meningkatkan rekrutmen dan membuat sebagian besar wilayah hampir tidak dapat dikendalikan. 


Pasukan Prancis melakukan intervensi di Mali, bekas koloninya pada 2013 untuk mendorong mundur gerakan kelompok-kelompok ekstrimis itu dari gurun utara. Tetapi gerilyawan sejak itu telah berkumpul kembali dan memperluas kehadiran mereka ke Mali tengah dan negara-negara tetangga.

Sekitar 4.500 tentara Prancis tetap bermarkas di Sahel yang lebih luas, kebanyakan dari mereka di Mali. Amerika Serikat (AS) juga memiliki ratusan tentara di wilayah tersebut.



Credit  sindonews.com



Pengadilan Mesir Masukkan 145 Orang Dalam Daftar Teroris


Pengadilan Mesir Masukkan 145 Orang Dalam Daftar Teroris
Ilustrasi. (Asmaa Waguih)



Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Mesir memutuskan untuk memasukkan 145 orang ke dalam 'daftar teroris' negara. Putusan diberikan karena daftar orang tersebut dituduh telah melatih para militan dan merencanakan kekerasan di Mesir.

Sebuah sumber di pengadilan Mesir menyatakan pendukung setia termasuk tokoh senior Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam daftar tersebut.

Mereka antara lain adalah, pembawa acara TV berbasis di Turki, Moataz Matar dan Mohamed Nasser.


Kedua orang tersebut bekerja untuk saluran Ikhwanul Muslimin. Matar baru-baru ini juga dinilai bermasalah.

Penilaian diberikan setelah ia memprakarsai seruan online untuk menentang Presiden Abdel Fattah al-Sisi.

Ratusan telah ditambahkan ke daftar terorisme Mesir dalam beberapa tahun terakhir termasuk mantan Presiden Muhammad Morsi sendiri.

Bukan hanya itu saja, mereka juga menetapkan Ikhwanul Muslimin ditetapkan sebagai "organisasi teroris". Penetapan dilakukan beberapa bulan setelah Morsi digulingkan.




Credit  cnnindonesia.com




Kepala Staf AD Aljazair serukan penggulingan Presiden Bouteflika

Kepala Staf AD Aljazair serukan penggulingan Presiden Bouteflika
Warga mengikuti aksi protes menuntut perubahan politik segera di Algiers, Aljazair, Selasa (12/3/2019). (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)




Aljier, Aljazair (CB) - Kepala staf Angkatan Darat Aljazair mengatakan jabatan presiden mesti diumumkan kosong, tindakan paling akhir dalam upaya untuk membuat presiden Abdul Aziz Bouteflika meletakkan jabatan.

Kepala Staf Gaid Dalah berusaha menerapkan Pasal 102 Undang-Undang Dasar Aljazair, yang menetapkan bahwa seorang presiden dapat dilengserkan dari jabatan jika ia tak bisa melaksanakan tugas-tugasnya.

Seruannya disiarkan oleh stasiun televisi El-Bilad saat ia berbicara di hadapan para perwira militer, demikian laporan Africanews --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa itu bisa menjadi alasan utama Bouteflika dipaksa mundur.

"Penyelesaian tersebut, yang harus disahkan untuk mengakhiri dan menjawab tuntutan sah rakyat Aljazair adalah penyelesaian yang menjamin kedaulatan Undang-Undang Dasar dan berlanjutnya kehidupan negara," kata Gaid Salah.

Negara Afrika Utara itu telah berbulan-bulan dirongrong protes untuk menuntut pengunduran diri segera Bouteflika pada saat ia sedang mempersiapkan diri untuk maju dalam pemilihan umum April.

Presiden yang telah lama memerintah tersebut dan menghadapi tekanan yang meningkat pada awal Maret mengumumkan ia takkan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tapi ia akan tetap memangku jabatan sampai penggantinya dipilih.




Credit  antaranews.com




Pengunjuk rasa Aljazair terus tekan Bouteflika


Pengunjuk rasa Aljazair terus tekan Bouteflika
Rakyat Aljazair turun ke jalan. (Anadolu Agency) (Anadolu)




Aljier (CB) - Sekitar 2.000 orang berpawai di Aljier pusat pada Selasa menyerukan pengunduran diri Presiden Abdelaziz Bouteflika, dengan terus menekannya setelah aksi-aksi unjuk rasa beberapa pekan untuk menggulingkannya dan elit penguasa yang telah membantunya tetap bertahan di kursi kekuasaan selama 20 tahun.

Bouteflika,salah seorang veteran perang kemerdekaan melawan Prancis tahun 1954-1962 yang mendominasi negara itu, tunduk kepada para pemerotes bulan ini dengan mengubah keputusan untuk berkuasa kembali dan menunda pemilihan yang sudah dijadwalkan pada April.

Tetapi Bouteflika tetap ingin menjadi kepala negara dan mengatakan ia akan berada di kekuasaan hingga sebuah konstitusi baru disahkan, yang secara efektif memperpanjang masa jabatannya saat ini.

Langkah itu gagal menenangkan ratusan ribu orang Aljazair yang telah turun ke jalan-jalan selama hampir lima pekan menuntut Bouteflika mundur bersama dengan para sekutunya.

Beberapa mitra kunci seperti para anggota partai yang berkuasa dan taipan bisnis telah meninggalkan Bouteflika, meningkatkan isolasi seorang pemimpin yang sudah jarang terlihat di depan umum sejak menderita stroke tahun 2013.

"Sistem itu harus enyah. Tak ada lagi ruang untuk mempertahankannya," ujar Belkacem Abidi, 25 tahun, salah seorang di antara ribuan pendemo, yang berkumpul di pusat kota Aljier pada Selasa.

Bahkan jika Bouteflika dilengserkan, rakyat Aljazair bisa menghadapi situasi tak menentu selama beberapa waktu sebelum seorang presiden baru muncul memimpin negara Afrika Utara yang luas itu, penghasil gas dan minyak. Salah satu faktor sangat penting ialah posisi militer yang kuat, yang dapat bertindak sebagai penentu, sebagaimana sudah dilakukan di masa lalu.

Sejauh ini kepala staf telah menjaga jarak dari Bouteflika dan memuji para pemerotes.




Credit  antaranews.com




Puluhan wartawan di Khartoum protes tindakan keras kebebasan pers

Puluhan wartawan di Khartoum protes tindakan keras kebebasan pers
Presiden Sudan Omar al-Bashir. (Reuters)




Khartoum, Sudan (CB) - Puluhan wartawan di Khartoum, Sudan, pada Senin (25/3) menggelar aksi protes yang menuntut dihentikannya tindakan keras terhadap kebebasan pers, kata saksi mata, di tengah tantangan yang terus menghantui Presiden Sudan Omar al-Bashir sejak berkuasa melalui kudeta pada 1989.

Aksi protes kerap mewarnai Sudan sejak 19 Desember. Pada awalnya aksi tersebut dipicu oleh kenaikan harga dan kurangnya uang tunai, namun meningkat menjadi aksi unjuk rasa terhadap al-Bashir dan Partai Kongres Nasional --yang dipimpinnya.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk besar bertuliskan "Kebebasan pers atau tidak ada pers" saat mereka menyusuri jalan utama di ibu kota Sudan. Mereka meneriakkan "jurnalisme adalah suara rakyat" dan "revolusi adalah pilihan rakyat."

Sejak dimulainya gelombang aksi unjuk rasa, 90 wartawan ditangkap, menurut Jaringan Wartawan Sudan, kelompok wartawan anti-pemerintah yang menggelar aksi protes Senin. Sejak itu sebagian besar sudah dibebaskan, kata kelompok tersebut.

Komite Perlindungan Wartawan (CPJ) mengungkapkan jumlah penangkapan belum pernah diketahui sebelumnya, namun tidak mungkin untuk memberikan angka pastinya karena wartawan ditangkap dan kemudian dibebaskan dan itu terjadi lebih dari sekali.

CPJ juga mengatakan bahwa Pemerintah Sudan berupaya menyensor liputan berita aksi protes. Tidak hanya itu, mereka juga memblokir akses ke platform media sosial ternama.

Pimpinan Redaksi surat kabar independen At-Tayar, Othman Mirghani, dan salah satu wartawan paling terkemuka di Sudan, ditangkap pada 22 Februari di kantornya di Khartoum, bersamaan saat al-Bashir menyatakan keadaan darurat, kata keluarganya.

Menurut kerabat, ia ditahan sesaat setelah melakukan wawancara yang mengeritik deklarasi al-Bashir. Mereka mengatakan Mirghani masih dalam penahanan, namun tak kunjung didakwa.

Pemerintah Sudan tidak langsung bersedia untuk dimintai keterangan.

Bulan lalu, al-Bashir juga membubarkan pemerintah pusat, dengan menggantikan sejumlah gubernur negara bagian dengan pejabat keamanan, memperluas kekuatan polisi dan melarang perkumpulan publik tanpa izin. Namun hal tersebut tidak mengurungkan para pengunjuk rasa untuk mengelar aksinya.




Credit  antaranews.com






Selasa, 26 Maret 2019

Kasus Ebola di Kongo Hampir Sentuh Seribu Kasus


Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.
Foto: AP

Ebola telah menyebabkan lebih dari 500 orang tewas di Kongo.




CB, DAKAR -- Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo (DRC) mencatat kasus Ebola di negara itu mencapai 944 kasus. Sebanyak 564 orang tewas sejak wabah ini melanda DRC Juli tahun lalu.

"Di antaranya 1.009 kasus demam berdarah yang dilaporkan, sebanyak 944 dikonfirmasi sebagai kasus Ebola," ujar pernyataan Kemenkes DRC seperti dikutip Anadoluu Agency, Senin.

Sementara, 59 orang masih mendapatkan perawatan untuk wabah Ebola. Sebanyak 321 orang sembuh dari virus yang awalnya dari hewan ini.

Rakyat DRC menerima vaksin sebagai antisipasi virus mewabah ke seluruh negeri. Sebanyak 91.826 orang diberikan vaksin anti-Ebola yang dimulai 8 Agustus tahun lalu.

Namun demikian, aksi kekerasan oleh sejumlah grup bersenjata di DRC membuat beberapa fasilitas penanganan Ebola ditutup. Hal tersebut mempersulit upaya petugas medis dalam mencegah agar wabah tidak meluas ke daerah lain.

Ebola merupakan demam tropis yang pertama kali muncul pada 1976 di Sudan dan DRC. Virus itu dapat ditularkan ke manusia dari hewan liar.

Ebola juga dilaporkan dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi atau mereka yang meninggal karena virus.

Ebola menyebabkan kekhawatiran global pada 2014 ketika wabah terburuk dunia dimulai di Afrika Barat, yang menewaskan lebih dari 11.300 orang. Ebola menginfeksi sekitar 28.600 ketika melanda Liberia, Guinea, dan Sierra Leone.




Credit  republika.co.id