Ilustrasi benteng terakhir ISIS di Suriah. (Reuters/Rodi Said)
Jakarta, CB -- Sekitar 500 militan ISIS menyerah kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dalam gempuran di benteng terakhir kelompok tersebut di Suriah pada Selasa (5/3).
Para militan itu termasuk dalam gelombang orang yang melarikan diri dari pertempuran di desa dekat perbatasan Irak itu.
Dalam kicauannya di Twitter, juru bicara SDF, Mustafa Bali, mengatakan bahwa ada 3.500 orang yang telah dievakuasi dari Baghouz di hari Selasa saja.
Adnan Arifin, komandan SDF, mengatakan kepada CNN bahwa secara keseluruhan ada lebih dari 6.000 orang yang melarikan diri atau meningalkan Baghouz dalam 48 jam terakhir.
Para militan itu termasuk dalam gelombang orang yang melarikan diri dari pertempuran di desa dekat perbatasan Irak itu.
Dalam kicauannya di Twitter, juru bicara SDF, Mustafa Bali, mengatakan bahwa ada 3.500 orang yang telah dievakuasi dari Baghouz di hari Selasa saja.
Adnan Arifin, komandan SDF, mengatakan kepada CNN bahwa secara keseluruhan ada lebih dari 6.000 orang yang melarikan diri atau meningalkan Baghouz dalam 48 jam terakhir.
Sebelum serangan dimulai pada bulan lalu, para pejabat SDF memperkirakan ada sekitar 1.500 warga sipil dan 500 militam ISIS di Baghouz. Namun, ketika serangan itu terjadi, jumlah yang sebenarnya rupanya jauh lebih tinggi.
Komandan SDF mengatakan kepada CNN bahwa ISIS melakukan perlawanan sengit dalam upayanya untuk mempertahankan wilayah terakhir mereka, dengan mengerahkan peluru kendali dan menggunakan jaringan terowongan untuk meluncurkan serangan.
Para militan yang tersisa itu termasuk personel paling tangguh dan berpengalaman. Beberapa dari mereka yang istri dan anak-anak para militan ISIS sebagai tameng agar tak diserang SDF.
Perebutan kembali wilayah Baghouz menandai akhir kontrol ISIS yang atas daerah kekhalifahan mereka di Irak dan Suriah.
Menurut Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR), pada puncak kejayaan ISIS, ada 7,7 juta orang diperkirakan hidup di bawah kekuasaan mereka.
Sebuah laporan pusat internasional untuk studi radikalisasi dan kekerasan politik di King's College London mengungkap bahwa pendapatan ISIS menurun dari US$1,9 miliar pada masa kejayaannya tahun 2014 menjadi US$870 tahun 2016.
Komite pemantauan PBB memperkirakan bahwa meski kehilangan wilayah dan pendapatan, anggora ISIS masih berkisar antara 20.000 dan 30.000 orang.
Credit cnnindonesia.com