BRUSSELS
- Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini menyatakan, UE
dapat menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia atas Crimea. Pernyataan
ini datang beberapa hari jelang peringatan apa yang disebut aneksasi
Crimea oleh Rusia.
"Mungkin ada keputusan dengan suara bulat tentang sanksi baru yang akan datang dalam beberapa minggu ke depan terkait dengan perkembangan terakhir," kata Mogherini dalam menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan sanksi baru terhadap Moskow.
Dia menuturkan UE telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia selama lima tahun terakhir. Mogherini mengatakan bahwa blok itu juga terus-menerus memperbarui sanksi-sanksi tersebut.
"Mungkin ada keputusan dengan suara bulat tentang sanksi baru yang akan datang dalam beberapa minggu ke depan terkait dengan perkembangan terakhir," kata Mogherini dalam menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan sanksi baru terhadap Moskow.
Dia menuturkan UE telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia selama lima tahun terakhir. Mogherini mengatakan bahwa blok itu juga terus-menerus memperbarui sanksi-sanksi tersebut.
"Ini
mengingat kenyataan bahwa kami belum melihat implementasi perjanjian
Minsk dan kami belum melihat perkembangan berjalan dengan baik,"
ungkapnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (18/2).
"Tujuan dari sanksi adalah bahwa suatu hari itu akan dicabut, tetapi kami tidak melihat langkah-langkah positif dan inilah mengapa negara anggota UE sejauh ini selalu menegaskan kembali keinginan mereka untuk mempertahankannya," tambahnya.
"Tujuan dari sanksi adalah bahwa suatu hari itu akan dicabut, tetapi kami tidak melihat langkah-langkah positif dan inilah mengapa negara anggota UE sejauh ini selalu menegaskan kembali keinginan mereka untuk mempertahankannya," tambahnya.
Ukraina bagian timur telah dilanda konflik sejak Maret 2014 setelah aneksasi Crimea oleh Rusia.
Pihak-pihak yang bertikai kemudian menandatangani perjanjian gencatan senjata di Minsk pada Februari 2015 dengan mediasi Prancis dan Jerman, tetapi pertempuran berlanjut, merenggut lebih dari 10 ribu jiwa.
Pihak-pihak yang bertikai kemudian menandatangani perjanjian gencatan senjata di Minsk pada Februari 2015 dengan mediasi Prancis dan Jerman, tetapi pertempuran berlanjut, merenggut lebih dari 10 ribu jiwa.
Credit sindonews.com