Senin, 03 September 2018

Kapal Perang Amerika dan Jepang Konvoi di Laut Cina Selatan


Kapal Perang AS dan Jepang menggelar latihan perang bersama di Laut Cina Selatan di tengah ketegangan perang dagang AS dan CIna pada Jumat, 31 September 2018. Express.co.uk
Kapal Perang AS dan Jepang menggelar latihan perang bersama di Laut Cina Selatan di tengah ketegangan perang dagang AS dan CIna pada Jumat, 31 September 2018. Express.co.uk

CB, Jakarta - Kapal Grup Serang Ronald Reagan melakukan latihan perang dengan mengerahkan kapal induk di perairan Laut Cina Selatan, yang diklaim sebagai wilayah oleh Cina.


Sedikitnya ada lima kapal perang yang berpawai di perairan ini seperti USS Ronald Reagan, USS Antietam, yang membawa rudal presisi, dan USS Milius, yang juga membawa rudal presisi.
Ada tiga kapal perang Jepang ikut serta dalam pawai ini yaitu JS Kaga, yang dikenal sebagai penghancur helikopter, dan kapal penghancur JS Inazuma dan JS Suzutsuki.


“Belum diketahui maksud dari latihan ini namun AS sejak lama kerap menyuarakan kebebasan navigasi di area ini dan kerap mengerahkan kapal perangnya untuk melewati area sengketa,” begitu dilansir Express, Jumat, 31 Agustus 2018.

Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua
Latihan perang ini kemungkinan bakal membuat Beijing meradang, yang mengklaim semua wilayah laut di Laut Cina Selatan sebagai wilayahnya.
Klaim Cina atas wilayah laut ini mendapat tantangan dari sejumlah negara ASEAN seperti Vietnam, Brunei, Malaysia, dan Filipina.


Pada Juni 2018, Presiden Cina, Xi Jinping, mengatakan soal klaim wilayah laut ini. ”Kami tidak bisa kehilangan satu inci pun wilayah yang ditinggalkan oleh nenek moyang kami.” Dia melanjutkan,”Apa yang menjadi milik orang lain, kami tidak berkeinginan untuk memilikinya.”
Latihan perang besar ini terjadi di tengah ketegangan perang dagang antara Cina dan AS terkait tarif impor dan kesenjangan neraca perdagangan, yang membuat Cina surplus hingga sekitar US$375 miliar per tahun atau sekitar Rp5,500 triliun.




Credit  tempo.co