CB, Jakarta - Pemerintah India mengumumkan akan membangun ribuan tempat persembunyian bawah tanah atau bunker beton di sepanjang perbatasan de facto
dengan Pakistan di wilayah Kashmir. Bunker itu akan menjadi tempat
perlindungan aman bagi penduduk jika terjadi baku tembak antar kedua
negara bertetangga.
Untuk melindungi 54.000 orang di kota dan desa di dekat salah satu perbatasan paling berbahaya di dunia itu, pemerintah India mendanai pembuatan 372 bunker, yang masing-masing mampu menampung 40 orang. Dan, ada rencana pembangunan 4.918 bunker, yang dirancang untuk 8 orang. Tempat penampungan yang terletak di distrik Rajouri, terbuat dari beton yang dilapisi lumpur.
Hakim setempat Abdul Sattar mengatakan dia merasa yakin bunker baru itu akan membuat masyarakat lokal tidak bermigrasi atau mengungsi.
"Jika warga tidak ingin bermigrasi dari daerah tersebut karena perang, mereka bisa menghuni bunker umum di tempat yang lebih aman," katanya, seperti yang dilansir Russia Today pada 6 Februari 2018. Berita ini juga dilansir media Indian Express.
Menurut District Development Commissioner, Rajouri Shahid Iqbal Choudhary, seperti dilansir Indian Express, pembangunan bunker ini untuk kepentingan masyarakat.
Namun, penduduk setempat mengungkapkan pendapat yang beragam, baik pro dan kontra mengenai proyek ini.
"Pembangunan bunker semacam itu meningkatkan keamanan penduduk setempat karena kapan pun terjadi penembakan kita bisa bersembunyi di dalam, " kata penduduk desa Jeet Chowdary.
Tapi Muhammad Lateef, penduduk sebuah desa yang berbeda, mengatakan lebih baik bagi pemerintah India memindahkan penduduk sipil dari wilayah sengketa yang berbahaya itu.
"Daripada membangun bunker, akan lebih baik jika pihak berwenang memberi kita lahan alternatif yang lebih jauh dari perbatasan, sehingga kita dapat memberi makan diri kita dan ternak kita," kata Lateef.
Konflik di Kashmir dimulai sesaat setelah terjadi pemisahan India dan Pakistan pada 1947 dan berlanjut sampai hari ini. India dan Pakistan telah berperang memperebutkan wilayah Kashmir pada tahun 1947, 1965 dan 1999.
Penembakan lintas batas dan pertempuran telah menewaskan lebih dari 20 orang sejak pertengahan November. Ada perkiraan konflik perbatasan kedua negara akan meningkat pada 2018.
Konflik itu telah meningkatkan kekhawatiran yang lebih luas untuk terjadinya perang nuklir. Kedua negara, baik India dan Pakistan memiliki senjata nuklir.
Untuk melindungi 54.000 orang di kota dan desa di dekat salah satu perbatasan paling berbahaya di dunia itu, pemerintah India mendanai pembuatan 372 bunker, yang masing-masing mampu menampung 40 orang. Dan, ada rencana pembangunan 4.918 bunker, yang dirancang untuk 8 orang. Tempat penampungan yang terletak di distrik Rajouri, terbuat dari beton yang dilapisi lumpur.
Hakim setempat Abdul Sattar mengatakan dia merasa yakin bunker baru itu akan membuat masyarakat lokal tidak bermigrasi atau mengungsi.
"Jika warga tidak ingin bermigrasi dari daerah tersebut karena perang, mereka bisa menghuni bunker umum di tempat yang lebih aman," katanya, seperti yang dilansir Russia Today pada 6 Februari 2018. Berita ini juga dilansir media Indian Express.
Menurut District Development Commissioner, Rajouri Shahid Iqbal Choudhary, seperti dilansir Indian Express, pembangunan bunker ini untuk kepentingan masyarakat.
Namun, penduduk setempat mengungkapkan pendapat yang beragam, baik pro dan kontra mengenai proyek ini.
"Pembangunan bunker semacam itu meningkatkan keamanan penduduk setempat karena kapan pun terjadi penembakan kita bisa bersembunyi di dalam, " kata penduduk desa Jeet Chowdary.
Tapi Muhammad Lateef, penduduk sebuah desa yang berbeda, mengatakan lebih baik bagi pemerintah India memindahkan penduduk sipil dari wilayah sengketa yang berbahaya itu.
"Daripada membangun bunker, akan lebih baik jika pihak berwenang memberi kita lahan alternatif yang lebih jauh dari perbatasan, sehingga kita dapat memberi makan diri kita dan ternak kita," kata Lateef.
Konflik di Kashmir dimulai sesaat setelah terjadi pemisahan India dan Pakistan pada 1947 dan berlanjut sampai hari ini. India dan Pakistan telah berperang memperebutkan wilayah Kashmir pada tahun 1947, 1965 dan 1999.
Penembakan lintas batas dan pertempuran telah menewaskan lebih dari 20 orang sejak pertengahan November. Ada perkiraan konflik perbatasan kedua negara akan meningkat pada 2018.
Konflik itu telah meningkatkan kekhawatiran yang lebih luas untuk terjadinya perang nuklir. Kedua negara, baik India dan Pakistan memiliki senjata nuklir.
Credit TEMPO.CO