Ilustrasi rudal Korut. Sejumlah pakar menyebut negara terisolasi itu semakin mendekati tahap pembuatan ICBM. (KCNA/via REUTERS)
Jakarta, CB --
Sejumlah pakar menyebut peluncuran peluru kendali
Korea Utara yang tampaknya sukses, akhir pekan lalu, mengindikasikan
kemajuan signifikan dalam upaya negara tersebut membuat rudal balistik
antarbenua atau ICBM.
Negara terisolasi itu berkoar, Senin (15/5), bahwa peluncuran yang dipimpin langsung oleh Kim Jong-un itu bertujuan untuk memverifikasi kemampuan untuk membawa "hulu ledak nuklir berat berskala besar."
Kim menuding Amerika Serikat mengintimidasi negara-negara yang tidak mempunyai senjata nuklir dan memperingatkan Washington bahwa wilayahnya berada dalam jangkauan serangan Korea Utara. Demikian dilaporkan kantor berita pemerintah KCNA sebagaimana dikutip Reuters.
Walau demikian, Komando Pasifik Amerika Serikat menyatakan tipe rudal itu "tidak konsisten" dengan ciri-ciri ICBM dan Korea Selatan menganggap remeh kemajuan teknis yang diklaim Korut.
"Kami meyakini kemungkinan itu kecil," kata Roh Jae-cheon, juru bicara Staf Gabungan Korea Selatan.
Rudal tersebut jatuh di laut dekat Rusia, Minggu. Washington menyebut peluncuran itu sebagai pesan untuk Korea Selatan, selang beberapa hari setelah presiden barunya berjanji akan mengajak Pyongyang berdialog.
Presiden Moon Jae-in merespons dengan mengimkan utusan khusus ke Amerika Serikat, China, Jerman, Jepang dan Rusia untuk menjelaskan rencana baru negaranya dan kebijakan terhadap Korea Utara yang terus membangkang.
Pyongyang diyakini tengah mengembangkan rudal nuklir yang bisa mencapai Amerika Serikat (8.000 kilometer). Hal tersebut menghadapkan Presiden Donald Trump dengan salah satu tekanan terbesar di bidang keamanan.
Bulan lalu, Trump mengatakan konflik besar dengan Korea Utara bisa saja terjadi, tapi dia lebih memilih cara diplomatik. Dia juga berjanji akan mencegah Korut menghantam AS dengan rudal nuklir, kemampuan yang menurut para pakar bisa dicapai pada 2020 nanti.
Sejumlah analis menyebut uji coba terbaru menyiratkan Pyongyang telah mencapai kemajuan ke arah tujuan tersebut.
Rudal balistik baru yang bernama Hwasong-12 itu ditembakkan dengan sudut tertinggi untuk menghindari dampak langsung terhadap negara-negara tetangganya dan terbang sejauh 787 kilometer setelah mencapai ketinggian 2.111 kilometer, kata KCNA.
Detail itu konsisten dengan pernyataan Korea Selatan dan Jepang dan mengindikasikan rudal tersebut terbang lebih tinggi dan lebih jauh ketimbang rudal jarak menengah yang diluncurkan dari wilayah sama pada Februari lalu.
Negara terisolasi itu berkoar, Senin (15/5), bahwa peluncuran yang dipimpin langsung oleh Kim Jong-un itu bertujuan untuk memverifikasi kemampuan untuk membawa "hulu ledak nuklir berat berskala besar."
Kim menuding Amerika Serikat mengintimidasi negara-negara yang tidak mempunyai senjata nuklir dan memperingatkan Washington bahwa wilayahnya berada dalam jangkauan serangan Korea Utara. Demikian dilaporkan kantor berita pemerintah KCNA sebagaimana dikutip Reuters.
|
Walau demikian, Komando Pasifik Amerika Serikat menyatakan tipe rudal itu "tidak konsisten" dengan ciri-ciri ICBM dan Korea Selatan menganggap remeh kemajuan teknis yang diklaim Korut.
"Kami meyakini kemungkinan itu kecil," kata Roh Jae-cheon, juru bicara Staf Gabungan Korea Selatan.
Rudal tersebut jatuh di laut dekat Rusia, Minggu. Washington menyebut peluncuran itu sebagai pesan untuk Korea Selatan, selang beberapa hari setelah presiden barunya berjanji akan mengajak Pyongyang berdialog.
|
Presiden Moon Jae-in merespons dengan mengimkan utusan khusus ke Amerika Serikat, China, Jerman, Jepang dan Rusia untuk menjelaskan rencana baru negaranya dan kebijakan terhadap Korea Utara yang terus membangkang.
Pyongyang diyakini tengah mengembangkan rudal nuklir yang bisa mencapai Amerika Serikat (8.000 kilometer). Hal tersebut menghadapkan Presiden Donald Trump dengan salah satu tekanan terbesar di bidang keamanan.
Bulan lalu, Trump mengatakan konflik besar dengan Korea Utara bisa saja terjadi, tapi dia lebih memilih cara diplomatik. Dia juga berjanji akan mencegah Korut menghantam AS dengan rudal nuklir, kemampuan yang menurut para pakar bisa dicapai pada 2020 nanti.
|
Sejumlah analis menyebut uji coba terbaru menyiratkan Pyongyang telah mencapai kemajuan ke arah tujuan tersebut.
Rudal balistik baru yang bernama Hwasong-12 itu ditembakkan dengan sudut tertinggi untuk menghindari dampak langsung terhadap negara-negara tetangganya dan terbang sejauh 787 kilometer setelah mencapai ketinggian 2.111 kilometer, kata KCNA.
Detail itu konsisten dengan pernyataan Korea Selatan dan Jepang dan mengindikasikan rudal tersebut terbang lebih tinggi dan lebih jauh ketimbang rudal jarak menengah yang diluncurkan dari wilayah sama pada Februari lalu.
Credit CNN Indonesia