Jumat, 26 Mei 2017

Asal-usul Nenek Moyang Manusia Kembali Picu Perdebatan Ilmuwan


Asal-usul Nenek Moyang Manusia Kembali Picu Perdebatan Ilmuwan
Fosil Graecopithecus freybergi. Telegraph.co.uk



CB,Toronto - Asal-usul manusia kembali menuai perdebatan antara ilmuwan. Baru-baru ini terungkap fosil yang umurnya jauh lebih tua dengan yang pernah ditemukan di Afrika.

Fosil berupa tulang rahang bawah dan gigi yang terpisah yang ditemukan di Yunani dan Bulgaria itu berasal dari makhluk mirip kera yang hidup 7,2 juta tahun lalu. Namanya, Graecopithecus freybergi. Umur fosil hominin ini mengalahkan rekor hominin tertua yang pernah ada, Sahelanthropus, yang hidup sekitar 6-7 juta tahun lalu di Chad, Afrika Tengah.



Paleoantropolog dari Universitas Toronto yang juga anggota studi, David Begun, mengatakan kemungkinan perpisahan evolusi terjadi di luar Afrika sesuai dengan fitur fosil hominin. "Kita tahu banyak mamalia Afrika aslinya berasal dari Eurasia lalu tersebar ke Afrika saat G. freybergi hidup. Kenapa G. freybergi tidak bisa?" kata Begun, seperti dikutip dari laman berita Reuters.

G. freybergi diperkirakan berukuran sebesar simpanse betina. Ia diperkirakan tinggal di lingkungan kering campuran hutan dengan padang rumput, mirip sabana Afrika, bersama kijang, jerapah, badak, gajah, hyena dan babi hutan.



Namun, kesimpulan asal-usul manusia dari Eropa itu diragukan oleh para ilmuwan lain. "Buktinya baru sedikit," ujar Richard Potts, pakar paleantropologi dari Smithsonian Institution, seperti dikutip dari laman berita CBS News. Dia tidak terlibat dalam studi fosil G. freybergi.

Salah satunya, Potts menjelaskan, yakni pengurangan akar gigi taring pada fosil mirip dengan hominin. Fakta tersebut, menurut dia, tak memiliki bukti kontekstual yang cukup kuat untuk menarik kesimpulan nenek moyang manusia dari Eropa. Menurut dia, perlu sampel lain untuk memperkuat klaim tersebut. Misalnya, mahkota gigi taring.

"Fosil ini baru ditemukan satu, kurang lengkap untuk dijadikan perbandingan. Klaim para peneliti melampaui bukti yang ada," kata Potts.



Jay Kelly, pakar paleontologi dari Arizona State University, pula menggugat klaim asal-usul manusia dari Eropa yang menyatakan akar gigi geraham depan yang menyatu menunjukkan adanya hubungan dengan hominin. "Akar gigi geraham depan yang bersatu tak selalu berhubungan dengan hominin," ujar dia, seperti dikutip dari laman berita The Washington Post.

Fosil G. freybergi ditemukan terpisah, yakni gigi depan di Athena pada 1944 dan gigi depan ditemukan di Bulgaria pada 2009. Para ilmuwan memeriksa dengan teknik terbaru, termasuk pindai CT dan menentukan usia dengan melihat endapan batuan di sekitar tempat fosil ditemukan.


Mereka menemukan perkembangan akar gigi ciri khas manusia tidak terlihat pada simpanse dan nenek moyangnya. Atas dasat itulah fosil G. freybergi ditempatkan dalam garis keturunan asal-usul manusia, yang dikenal sebagai hominin.


Credit  TEMPO.CO