Jumat, 11 November 2016

Rusia Akui Adanya Kontak Saat Kampanye Donald Trump

 
Rusia Akui Adanya Kontak Saat Kampanye Donald Trump  
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengakui adanya kontak dengan Donald Trump. Namun, Rusia menyatakan tak berharap apapun dari Trump.(REUTERS/Sergei Karpukhin)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah Rusia mengaku berkomunikasi dengan anggota tim kampanye Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, saat kampanye pilpres AS digelar. Dalam sebuah wawancara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengungkapkan hal itu.

"Ada beberapa kali kontak," katanya, tanpa menjelaskan lebih detail saat ditanya oleh kantor berita nonpemerintah Rusia, Interfax.

Meski mengakui soal komunikasi tersebut, Ryabkov menyangkal jika Rusia saat ini bakal membuat komunikasi dengan Trump lebih intens. Dia mengatakan, saat ini negaranya masih akan melihat situasi yang berkembang di AS.

"Tergantung ada situasi dan pertanyaan yang akan kita hadapi. Tapi tentu saja kami akan melanjutkan komunikasi ini setelah pilpres," ujarnya seperti dikutip CNBC.

Keberhasilan Trump mengalahkan pesaing tangguhnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, disebut-sebut dikarenakan Trump rela menjadi 'boneka' Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pejabat resmi AS pun sempat mengabarkan bahwa Rusia telah menyusup ke dalam surat elektronik Partai Demokrat. Kala itu Moskow menyatakan menyangkal.

Sebelumnya, Trump sempat mengatakan rencananya yang ingin menemui Putin sebelum dilantik sebagai presiden terbaru AS. Namun, juru bicara Putin menyebut belum ada jadwal pertemuan hingga kini.

Saat Trump diumumkan berhasil mendominasi suara pemilih pada Rabu (9/11), ruang Parlemen Rusia dikabarkan riuh dengan tepukan tangan. Kepada duta besarnya, Putin pun menyampaikan siap untuk sepenuhnya memperbaiki hubungan dengan Washington.

Ketika dikonfirmasi soal hal itu, Ryabkov tampak berhati-hati menjawab pertanyaan. Dia merasa tidak ada euforia yang terjadi tentang kemenangan Partai Republik, meski pemerintahannya ingin menormalkan hubungan dengan Washington.

Hanya saja, dia menilai bahwa sekutu Trump telah melontarkan pernyataan-pernyataan yang sulit tentang Rusia, selama masa kampanye. Karenanya, kini Rusia tidak ingin memberikan harapan-harapan yang berlebih untuk Trump.

"Kami tidak mengharapkan sesuatu yang spesial dari pemerintahan AS yang baru," ujar Ryabkov.




Credit  CNN Indonesia