Jumat, 04 November 2016

Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus Baja


Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus Baja
Foto: Ardan Adhi Chandra


Jakarta - PT Pindad (Persero) salah satu BUMN yang memproduksi alat pertahanan kembali memamerkan senjata laras panjang jagoannya. SPR-2 tidak kalah dengan produk sniper sejenis yang diproduksi oleh produsen asing.

Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus BajaFoto: Ardan Adhi Chandra

SPR-2 memiliki panjang 1.055 mm dengan berat 19,5 kilogram (kg) ini mampu menampung 5 peluru kaliber 12,7 mm dalam satu kali isi. Sekali tarik pelatuk, peluru yang dilontarkan SPR-2 bisa melesat sejauh 5 kilometer (km) dengan jarak efektif 2 km. Peluru juga bisa menembus lapisan baja dengan ketebalan 10 mm atau 1 cm.

"Daya jangkau tembakan bisa sampai 5 kilometer. Bisa menembus baja sampai ketebalan 10 mm dengan jarak efektif tembakan maksimal 2 kilometer," jelas Engginering Divisi Senjata Pindad, Zaky kepada detikFinance dalam pameran Indodefence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (3/11/2016).

Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus BajaFoto: Ardan Adhi Chandra

Saat ini, penggunaan SPR-2 masih terbatas di kalangan militer dalam negeri. Pindad saat ini masih fokus memenuhi kebutuhan senjata laras panjang untuk TNI

"Sekarang masih dalam negeri Kopassus sudah pakai dan kesatuan lain ada. Kita utamakan dalam negeri dahulu , ini senjata ini berbahaya," kata Zaky.

Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus BajaFoto: Ardan Adhi Chandra

Satu set senjata laras panjang buatan Bandung ini dibanderol sekitar Rp 180 juta. SPR-2 ini juga sudah dilirik oleh beberapa negara Timur Tengah.

"Harganya Rp 150 juta tanpa lensa tele, lensa telenya sekitar Rp 30 juta," tutur Zaky.

Dibanderol Rp 180 Juta, Sniper Buatan Bandung Ini Bisa Tembus BajaFoto: Ardan Adhi Chandra




Credit  detikFinance




Ini Pesawat Tanpa Awak Made in Bandung, Harganya Rp 10 Miliar


Ini Pesawat Tanpa Awak Made in Bandung, Harganya Rp 10 Miliar
Foto: Ardan Adhi Chandra



Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI sudah mengembangkan pesawat terbang tanpa awak. Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung ini mulai dikembangkan sejak 2015 silam.

PT DI sudah memproduksi PTTA Wulung sebanyak 3 unit untuk memenuhi pesanan TNI Angkatan Udara (AU). PTTA Wulung memiliki panjang badan 4,42 meter dengan tinggi 1,48 meter, dan lebar sayap 6,34 meter.

"Awalnya dibuat tahun 2015. Sudah dipesan untuk AU 3 unit lengkap dengan transporter," kata Program Manager PTTA Dirgantara Indonesia kepada detikFinance dalam pameran Indodefence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Rabu (2/11/2016).

Dalam pengoperasiannya, pesawat tanpa awak ini awalnya harus menggunakan remote control. Setelah melayang di udara, pesawat ini kemudian bisa beroperasi sendiri dengan diawasi di Ground Control Station (GCS).

"Terbangnya pakai remote, setelah itu otomatis," jelas Bona.

Ini Pesawat Tanpa Awak <i>Made in</i> Bandung, Harganya Rp 10 MiliarFoto: Ardan Adhi Chandra

Wulung menggunakan daya baterai yang dapat diisi ulang saat melesat di udara. Pesawat tanpa awak ini juga bisa terbang selama 4 jam dengan kecepatan maksimal 70 knot.

Satu knot itu sekitar 1 nautik mil atau 1,85 km. Berarti kecepatan 70 knot itu sekitar 129,5 km. Jadi selama 4 jam itu, Wulung bisa mencapai jarak lebih dari 450 km.

"Dia ada baterai ada engine terbang hampir 4 jam. Daya jangkau radius operasi 100 km," kata Bona.
Pesawat mungil tanpa awak ini juga dilengkapi kamera di beberapa sisi dan juga kamera infra merah untuk mendeteksi titik api di hutan.

"Dilengkapi kamera ada elektro optikal dan infra red bisa mendeteksi kebakaran. Ini pernah dibawa ke Lampung," ujar Bona.

Bona mengatakan bahwa pesawat yang bisa digunakan sebagai mata-mata ini tengah diminati Mesir. Mesir tertarik untuk membawa pesawat tanpa awak buatan Bandung ini ke negaranya.

"Saya dengar ada Mesir, mereka lewat marketing nanya unuk dikembangakan di sana," tutur Bona.

Ini Pesawat Tanpa Awak <i>Made in</i> Bandung, Harganya Rp 10 MiliarFoto: Ardan Adhi Chandra

Satu set pesawat tanpa awak ini bisa dibawa pulang dengan harga Rp 10 miliar. Harga tersebut sudah termasuk 2 unit PTTA Wulung, 1 unit GCS, dan 1 transporter.

"Rp 10 miliar satu set dari 2 pesawat, 1 GCS untuk monitor di darat, 1 transporter untuk bawa pesawat, bentuknya kaya truk," tutup Bona.


Credit  detikFinance






Drone Mata-mata Buatan RI Bisa Menjelajah Hingga 50 Km



Drone Mata-mata Buatan RI Bisa Menjelajah Hingga 50 Km
Foto: Ardan Adhi Chandra


Jakarta - Inovasi di bidang teknologi seakan tidak pernah ada habisnya. Pengembangan drone misalnya, kini dikembangkan dengan daya jelajah yang semakin jauh.

PT Indo Pacific Communication & Defence memproduksi drone explorer yang berfungsi untuk memonitor lingkungan dengan jangkauan hingga 50 kilometer (km). Drone yang dikendalikan menggunakan Ground Control Station (GCS) ini jga bisa terbang hingga ketinggian 10.000 kaki.

<i>Drone</i> Mata-mata Buatan RI Bisa Menjelajah Hingga 50 KmFoto: Ardan Adhi Chandra

Drone Explorer buatan dalam negeri ini memiliki diameter 2,5 meter dengan bobot mencapai 48 kilogram (kg).

"Jangkauannya bisa sampai 50 kilometer dan terbang sampai di ketinggian 10.000 kaki. Kita buat di sini lokal di Tangerang," jelas Engineer PT Indo Pacific Communication and Defence Rudi Harto kepada detikFinance dalam pameran Indodefence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (3/11/2016).

<i>Drone</i> Mata-mata Buatan RI Bisa Menjelajah Hingga 50 KmFoto: Ardan Adhi Chandra

Drone ini masih dalam tahap pengembangan dengan menambahkan berbagai elemen pendukung. Saat ini, drone 'raksasa' ini sudah dilirik oleh TNI Angkatan Darat (AD) untuk kebutuhan militer.

"Dalam negeri masih coba kita tawarkan. Kemarin ada ketertarikan dari TNI AD," kata Rudi.

Drone yang menggunakan bahan bakar minyak ini juga dilengkapi dengan kamera pemantau 20 megapixel (MP) untuk memantau pergerakan musuh. Drone ini juga bisa mendeteksi titik api saat terjadi kebakaran hutan.

"Ada kamera 20 megapixel dan bisa berputar 360 derajat," ujar Rudi.

<i>Drone</i> Mata-mata Buatan RI Bisa Menjelajah Hingga 50 KmFoto: Ardan Adhi Chandra

Saat ini, Drone Explorer buatan Tangerang ini belum dibanderol berapa rupiah untuk dilepas ke pasar. Dalam satu set pembelian, nantinya akan terdiri dari 2 set drone, kamera 20 MP, dan satu unit GCS.

"Nanti kan jadi ada 2 drone, kamera, sama kontrol jarak jauh GCS," tutup Rudi.




Credit  detikFinance




Holding BUMN Perkapalan dan Pertahanan Dibentuk 2017


Holding BUMN Perkapalan dan Pertahanan Dibentuk 2017
Foto: Ardan Adhi Chandra



Jakarta - Kementerian BUMN akan membentuk dua induk usaha alias holding lagi tahun depan, yaitu BUMN perkapalan dan BUMN industri pertahanan. Pembentukan kedua holding BUMN tersebut dilakukan untuk memperkuat permodalan BUMN sejenis untuk mengembangkan bisnisnya.

Selama ini, beberapa BUMN perkapalan dan pertahanan masih memiliki keterbatasan dalam hal permodalan. Terlebih lagi PMN kepada BUMN di tahun depan tidak akan diberikan lagi sebagaimana yang sudah disetujui di DPR.

"Itu nanti akan ada dua holding, yang pertama itu ship building and heavy industries, yang kedua adalah defence and aerospace. Itu kemudian bisa bekerja sama dan mencari pendanaan," jelas Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (3/11/2016).

Sebanyak 6 BUMN perkapalan akan dijadikan satu holding, begitu juga dengan 6 BUMN industri pertahanan yang akan dipadukan menjadi satu kesatuan. Namun, induk holding dari masing-masing BUMN tersebut masih dalam pembahasan lebih lanjut di Kementerian BUMN.

"Semuanya di dua itu ada 12. Ship ada PAL, DKB, DPS, IKI, Barata, dan BBI. Pertahanan 6 juga PT DI, Pindad, Dahana, LEN, INTI, dan INUKI. Induknya belum,nanti mau dibicarakan dulu," ujar Harry.

Pembentukan holding BUMN perkapalan dan pertahanan ditargetkan dapat selesai di tahun mendatang. Sehingga, BUMN perkapalan dan pertahanan di Indonesia bisa semakin bersaing di dunia internasional.

"Sudah mulai dibuat targetnya tahun depan mau di-launch," kata Harry.





Credit  detikFinance


China-Rusia Siapkan Rp 260 T, Bikin Pesawat Saingan Boeing dan Airbus


China-Rusia Siapkan Rp 260 T, Bikin Pesawat Saingan Boeing dan Airbus
Foto: Dewi R. Kusuma


Beijing - China dan Rusia berencana menggelontorkan investasi hingga US$ 20 miliar untuk mengembangkan pesawat jet berbadan panjang dan lebar. Pesawat ini dibuat untuk menyaingi Boeing dan Airbus.

Rencana ambisius ini ditandai dengan perjanjian antara Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) dan United Aircraft Corporation (UAC) asal Rusia yang memproduksi banyak pesawat termasu Sukhoi Superjet 100. Perjanjian itu diteken saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Presiden China, Xi Jinping di Beijing pada Juni 2016 lalu.

Dalam pernyataanya, COMAC mengatakan, kerja sama ini akan disahkan di Shanghai tahun ini. Dalam kerja sama tersebut, akan dikembangkan pesawat jet komersial berkapasitas 280 penumpang, dengan kemampuan terbang hingga 12.000 kilometer (km).

Pesawat jenis ini berarti akan bersaing langsung dengan Boeing 787 dan Airbus A350.

Nilai proyek ini antara US$ 13 miliar (Rp 169 triliun) sampai US$ 20 miliar (Rp 260 triliun). Kedua pihak akan membagi modalnya 50:50.

"COMAC memiiki teknologi yang memadai dan desain yang bagus. Kami tidak hanya bekerja sama dalam teknologi namun juga punya properti intelektual," kata President UAC, Yury Slyusar, dilansir dari AFP, Jumat (4/11/2016).

Pesawat baru ini, direncanakan akan selesai dalam beberapa tahun ke depan. Namun, pengembangan pesawat komersial menjadi tantangan bagi China. Apalagi proyek pesawat China sebelumnya juga terus mundur.

China memang tengah berencana untuk mengembangkan industri kedirgantaraan domestiknya. Negara ini berencana ada pesawat 'Made in China' di 2025.

Pihak Airbus pernah menyatakan, China akan memerlukan 6.000 pesawat baru bernilai US$ 945 miliar atau Rp 12.285 triliun dalam 2 dekade ke depan. Bahkan menurut Boeing mencapai US$ 1 triliun.

COMAC saat ini sedang mengembangkan pesawat single aisle bernama C919. Pesawat ini telah uji coba diterbangkan, dan menerima pesanan 570 unit dari 23 pemesan.




Credit  detikFinance










Kamis, 03 November 2016

Rusia Beli Properti di Finlandia, Persiapan Invasi?


 
CB, Helsinki - Pihak keamanan Finlandia mengendus pembelian besar-besaran properti di negeri itu. Aksi tersebut, seperti diberitakan media lokal, diduga dilakukan oleh pihak Rusia -- yang diperkirakan sebagai salah satu persiapan invasi di masa depan yang diklaim mampu meletuskan Perang Dunia III.
Sebuah laporan yang baru-baru ini terbit  menguak bahwa biro intelijen Finlandia, Supo, mencurigai pembelian properti oleh pihak asing. Mereka khawatir kepemilikan rumah-rumah tinggal itu digunakan saat situasi genting terjadi pada masa depan. Demikian dikutip dari Independent, Kamis (3/11/20116).
"Berbagai tindakan yang terkait dengan persiapan situasi krisis di masa depan secara konstan telah diinvestigasi oleh Supo," tulis laporan itu.
"Itu bisa saja berupa transaksi lahan dengan harga di bawah pasar," lanjut laporan itu.
Masih menurut laporan itu, seorang tuan tanah bisa membangun konstruksi real estate yang bisa dimanfaatkan negara asing dalam situasi krisis - menggunakan mereka untuk menutup rute transportasi dan menampung pasukan rahasia, misalnya.
Ada hubungan antara laporan itu dan pasukan rahasia khusus Rusia yang disebut, 'orang kecil berwarna hijau' yang mengokupasi properti dan tanah pada tahun 2014 saat aneksasi Krimea, tulis tabloid Iltalehti.
Laporan menunjukkan Supo punya kekhawatiran tentang Moskow yang bertindak untuk menegaskan kewenangannya di perbatasan dengan Finlandia melalui pembelian properti, menurut surat kabar itu.
Departemen Pertahanan mulai mengamati penawaran properti yang melibatkan tanah dan real estate lainnya yang dianggap penting untuk keamanan Finlandia.
Pada bulan Oktober, menteri pemerintah di Finlandia mengatakan mereka menjadi semakin khawatir tentang kampanye serangan propaganda distabilitas dari Rusia.
Kepala komunikasi pemerintah, Markku Mantila mengatakan, pejabat Finlandia baru-baru telah mengamati rentetan serangan media di Moskow terhadap negaranya.
Pada awal bulan ini, kementerian pertahanan Finlandia menegaskan pihaknya menugaskan patroli pesawat dua kali dalam 24 jam untuk memantau dugaan wilayah pelanggaran  udara oleh jet tempur Rusia.
Pada tahun 2014, mantan penasehat Vladimir Putin mengatakan presiden Rusia ingin "merebut kembali kepemilikan" atas Finlandia karena ia percaya itu "miliknya".






Credit  Liputan6.com





Ini yang Akan Ditawarkan Rusia di Indo Defence 2016

 
Ini yang Akan Ditawarkan Rusia di Indo Defence 2016
Sistem pertahanan udara S-300. Foto/http://army-news.ru
 
JAKARTA - Rusia kembali memastikan diri terlibat dalam pagelaran Indo Defence 2016. Kepastian ini terlihat dengan datangnya salah satu kapal perang Rusia, Admiral Tribut ke Jakarta.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikahel Y Galuzin membeberkan apa saja yang akan ditwarkan Rusia dalam pagelaran tahunan tersebut. Dia menyebut, hampir semua peralatan dan persenjataan Rusia akan dipamerkan di Indo Defence 2016.

"Peralatan perang yang paling jadi andalan, meliputi kapal selam baru Rusia, Varshavyanka 636 Project atau Improved Kilo, kapal laut, kapal patroli dan mobil amfibi. Selain kendaraan tempur untuk Angkatan Laut, kami juga membawa pesawat Sukhoi-35, Sukhoi 30 dan kapal pelatihan Yakovlev Yak-130," kata Galuzin.

"Selain itu, akan ada juga tank T-90, mobil lapis baja pembawa senjata BTR-80, serta dua sistem pertahanan, yakni S-300 dan S-400," sambungnya pada Rabu (2/11). Dua sistem pertahanan tersebut adalah dua sistem pertahanan udara paling canggih dan terbaik di dunia saat ini.

Delegasi Rusia dalam Indo Defence 2016 akan dipimpin oleh Wakil Direktur Layanan Federal untuk Kerjasama Teknik-Militer (FSMTC) Mikhail Petukhov. Selain menghadiri Indo Defence 2016, ia juga diharapkan untuk bertemu dengan para pejabat militer dan pasukan keamanan Indonesia.



Credit  Sindonews







Berapa Harga Kapal Tank Antasena Buatan Pindad?






CB, Jakarta PT Pindad (Persero) memperkenalkan produk terbarunya, yaitu kapal tank (tank boat) 105 mm dengan nama Antasena. Produk kerja sama Pindad dengan perusahaan lokal PT Laudin Industry Invest dan CMI Defence asal Belgia ini .
Direktur Komersial PT Pindad ‎Widjajanto mengatakan, tank ini rencananya baru akan diproduksi secara komersial pada tahun depan. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan penyempurnaan terhadap kemampuan dan peralatan tank boat tersebut.
"Tahun depan di Oktober 2017 mulai beroperasi‎," ujar dia JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Sementara untuk harga, lanjut Widjajanto, akan dibanderol sekitar 10 juta sampai 15 juta euro atau sekitar Rp 144 miliar hingga Rp 217 miliar. Meski belum diproduksi secara komersil, namun sudah ada beberapa negara yang berminat untuk membeli tank boat ini.
Namun Widjajanto masih merahasiakan negara-negara peminat tank boat tersebut karena pembeliannya melalui skema antar pemerintah (government to go‎vernment/G to G).
‎"Harga estimasi 10 juta-15 juta Euro. Peminat mulai antri, peminat dalam negeri seperti TNI, dan luar negeri dari Timur Tengah," kata dia.
Sebagai informasi, kapal tank ini memiliki panjang 18 m dan bisa beroperasi di perairan dangkal 90 cm hingga perairan laut dalam. Ini dinilai cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang punya banyak perairan.
‎Tank boat ini terbuat dari komposit dengan platform kapal catamaran (double hull). Dengan berbekal mesin diesel buatan MAN, tank boat tersebut mampu melaju hingga kecepatan 40 knots dengan daya jelajah 400 nautical mile (NM).‎
‎Sementara untuk sistem persenjataan, Pindad menggandeng CMI Defence yang memasang turret 105 mm. ‎Nantinya proses pembuatan turret 105 mm ini akan dilakukan di pabrik Pindad di Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, produk ini juga dibekali dengan sistem persenjataan lain seperti remote control weapon system (RCWS) dengan kaliber 7.62 mm dengan sistem nadir dan navigasi canggih.




Credit  Liputan6.com









Indo Defence 2106, Tata Motors Berharap Pasok Alutsista RI



Pengunjung melihat mobil tempur pada pameran Indo Defence 2016 di JIExpo Kemayoran, 2 November 2016. Tahun ini tercatat ada 844 peserta dari 45 negara yang akan ikut dalam pameran dua tahunan tersebut. Tempo/ Aditia Noviansyah
 
 
CB, Jakarta - Tata Motors Limited (Ltd), salah satu dari 10 besar produsen kendaraan komersial global, hadir pada ajang Indo Defence 2016 di JI-EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, yang digelar 2–5 November 2016.

"Keikutsertaan Tata Motors Ltd di Indo Defence 2016 adalah partisipasi yang kedua kali divisi Pertahanan dari Tata Motors. Tujuannya, memperkenalkan produk dan kapabilitas kendaraan militer Tata Motors sekaligus merupakan solusi kendaraan militer dan pertahanan yang sangat cocok untuk memperkuat pertahanan Indonesia," kata Presiden Direktur Tata Motor Distribusi Indonesia Biswadev Sengupta.

Dalam pernyataan persnya di Jakarta Rabu, 3 November 2016, Sengupta menjelaskan, Tata Motors telah memasarkan kendaraan untuk pertahan dan militer sejak tahun 1958. Lebih dari 125 ribu unit kendaraan pertahanan dan militer Tata Motors telah terjual di berbagai negara.

Perusahaan ini telah dipercaya pasukan pertahanan internasional di beberapa negara dan dipercaya menjadi mitra PBB di berbagai daerah konflik dan pernah memasok lebih dari 500 kendaraan militer untuk kontingen Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afrika. Sengupta  berharap, kendaraan pertahanan dan militer Tata Motors dapat diterima oleh Indonesia dan menjadi salah satu pemasok Alutsista Indonesia.



"Di Indonesia, sejak 2014 kendaraan pertahanan dan militer Tata Motors sudah digunakan oleh Korps Brimob sebagai kendaraan SAR. Tata Motors memiliki pilihan kendaraan pertahanan dan militer yang beragam untuk berbagai kebutuhan. Pada event ini, kami menampilkan 3 kendaraan militer; truk Tata LPTA 715 4x4 GS, Tata LPTA 2038  6x6 dan Tata Kestrel 8x8," jelas Sengupta.

Paviliun Tata Motors Defence Army di Indo Defence Expo 2016 terletak di Hall D-228 India Pavillion JI-EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat.



Credit  TEMPO.CO




Ini Resep Bisnis Jusuf Kalla untuk Dirgantara Indonesia


 Ini Resep Bisnis Jusuf Kalla untuk Dirgantara Indonesia
Pekerja menyelesaikan pembuatan Pesawat jenis CN, di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 11 Februari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
 
CB, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) diminta berfokus memproduksi hanya beberapa jenis pesawat terbang dan lebih memperhatikan tahap pemeliharaan dengan kelengkapan onderdil, agar kegiatan bisnis bisa berkembang secara keberlanjutan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah meminta Direktur Utama PT DI Budi Santoso agar tak hanya memproduksi pesawat dengan berbagai tipe yang banyak, karena persoalan bukan hanya berasal dari proses produksi pesawat terbang saja.

Produksi Helikopter perusahaan nasional jenis ini telah digunakan oleh sejumlah kepala negara di dunia dan siap dijadikan pilihan untuk pembelian Helikopter kepresidenan Indonesia karena dianggap sudah mumpuni untuk keamanan Presiden dan Wakil Presiden.

“Memang PT DI saya berbicara dengan Pak Budi bahwa harus fokus, jangan ingin semua, jangan begitu banyak tipe pesawat yang dibuat,” ujarnya usai menghadiri Pameran Indo Defens 2016 di Kemayoran, Rabu, 2 November 2016.

Selain produksi, perseroan memiliki tantangan lain yakni pada tahap penjualan dan pemeliharaan produk setelah penjualan. Oleh karena itu, perseroan diminta menyediakan kelengkapan komponen dan onderdil (sparepart) sesuai dengan tipe produksi pesawat secara matang.

Akhir Oktober lalu, Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Dirgantara Indonesia yang membahas kinerja perusahaan.

Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana meminta penjelasan terkait perkembangan kinerja perusahaan pelat merah pengadaan alat pertahanan tersebut.

Sebelumnya, PT DI telah menerima penyertaan modal negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011, antara lain sebanyak Rp 1,18 triliun pada 2011, Rp 1,4 triliun pada 2012, dan Rp 400 miliar pada 2015.



Credit  TEMPO.CO





LITENING Pod, Sensor Sakti Pespur AS yang Juga Dibeli TNI AU

 
Dalam kunjungannya ke Indonesia dalam rangka Cope West 17, F/A-18D Hornet dari VMFA(AW)-225 nampak membopong pod AN/AAQ-28(V) LITENING pod. Pod sensor standar AU, AL, dan Korp Marinir AS ini rencananya juga akan diakuisisi oleh TNI AU, sesuai dengan rilis DSCA mengenai paket penjualan 24 unit F-16 Block 25 Upgrade (52ID).
LITENING Pod sendiri merupakan pod sensor yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi militer Rafael dari Israel, dan telah diadopsi oleh Northrop Grumman sebagai lini dari produk yang ditawarkan untuk integrasi dengan pesawat tempur generasi 3 ke atas. Korps Marinir AS merupakan kecabangan pertama di Angkatan Bersenjata AS yang menggunakan AN/AAQ-28(V) LITENING II yang diintegrasikan ke pesawat serang AV-8B Harrier II pada 2001.
LITENING lahir dari tantangan alam yang harus dihadapi oleh pilot pesawat tempur. Pilot seringkali harus beroperasi dalam kondisi cuaca yang tidak ideal, namun tuntutan misi, khususnya misi pemboman harus dilakukan pada saat itu juga. Jangankan bisa presisi, energi pilot jauh terkuras bila setiap waktu harus memperhatikan sekitar pesawat dan panel indikator saat jarak pandang minim akibat cuaca buruk. Selain cuaca, kondisi sasaran yang harus dibom seringkali dikelilingi oleh aset sipil, sehingga harus dicari cara untuk memastikan bahwa titik yang dibom benar-benar akurat.
LITENING sendiri dihadirkan sebagai pod sensor pertama yang menggabungkan antara kemampuan penginderaan berbasis teknologi IR (Infra Red), navigasi, dan pemandu bom pintar ke sasaran, yang didesain untuk memampukan pesawat pembawanya beroperasi siang dan malam. LITENING menggabungkan sistem FLIR (Forward Looking Infra Red), laser designator, laser spot designator, navigasi berbasis GPS, dan kamera dengan sensor CCD (Charged Coupled Device) resolusi tinggi.
Gabungan tiga sensor ini memampukan pesawat tempur untuk mengenali sasaran darat dari ketinggian 40.000 kaki dan menyorotnya dengan laser pengarah sehingga bom berpemandu laser bisa mengikuti tuntunan laser tersebut. Tak hanya laser dari pesawat tempur pembopong, LITENING juga dapat mengenali sorotan sinar laser (laser spot designator) yang ditembakkan oleh pasukan khusus, sehingga pesawat dengan LITENING dapat mengantarkan serangan presisi yang menjadi tipikal operasi pasukan khusus.
LITENING targeting system
LITENING targeting system
Saat membidik sasaran yang sudah dikunci, sinar laser akan ditembakkan dan distabilisasi oleh giroskop yang menjejak sasaran secara terus-menerus. Pilot cukup menerbangkan pesawat dalam cakupan kemampuan putar sensor sampai bom berpemandu laser dilepaskan dan mengenai sasaran.
Jika menggunakan bom berpemandu GPS, laser yang ditembakkan ke sasaran akan memberikan input koordinat final sasaran yang dapat dipasok ke prosesor pada bom pintar yang memiliki kemampuan update koordinat pada fase penerbangan, dan tinggal dijatuhkan sementara pesawat tempur terbang menjauh.
Yang menyenangkan, LITENING menyediakan tiga FoV (Fields of View) atau moda tampilan, lebar, sedang, dan sempit sesuai kegunaan. Tampilan dari tangkapan sensor kamera atau FLIR disajikan langsung ke salah satu display MFD (Multi Function Display) yang ada pada panel kokpit. FoV lebar dapat digunakan untuk scanning permukaan darat dan udara, sedang dan sempit dapat digunakan apabila sasaran di darat telah diperoleh dan sedang dijejak untuk misi pengeboman.
Karena sensor pada LITENING juga dapat diputar, maka kamera FLIR dapat diarahkan ke depan untuk fungsi sekunder menjejak emisi panas dari exhaust pesawat lawan yang tengah terbang, sehingga deteksi dapat dilakukan secara pasif tanpa menyalakan radar, jika diinginkan.
litening-breakdown-lr
Sejauh ini, Northrop Grumman sudah mengembangkan beberapa varian LITENING, mulai dari LITENING II/ER (resolusi kamera lebih tinggi)/AT (jarak deteksi lebih jauh dan sistem datalink yang lebih fleksibel), LITENING G4 dengan jarak pengenalan dan kualitas gambar dengan prosesor dan sensor yang lebih baik.
Mengenai versi mana yang akan dipilih oleh TNI AU, kita masih harus menebak-nebak karena rilis DSCA sendiri menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan dimana TNI AU dapat mengadopsi LITENING atau Sniper Pod. Kita tunggu saja realisasinya, sambil menunggu kisah pilot TNI AU yang beradu ilmu dengan pilot USMC yang menggunakan LITENING Pod.





Credit  Angkasa.co.id




Pindad, Len, dan Thales Bermitra Membuat Kendaraan Lapis Baja Digital Indonesia

 
Anoa Personnel Carrier, salah satu kendaraan angkut personel buatan Pindad. Sumber gambar: Pindad
Pada gelaran Indo Defence 2016, PT Pindad, PT Len, dan Thales memperkenalkan konsep Kendaraan Lapis Baja Digital yang mengintegrasikan Sistem  C5I (Computerized, Command, Control, and Combat Information) Indonesia yang pertama.
Nota Kesepahaman pertama ditandatangani oleh tiga perusahaan tersebut di ajang EUROSATORY, Pameran Pertahanan & Keamanan yang berlangsung di Paris pada Juni 2016, untuk bersama-sama merancang sistem misi kendaraan militer Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan operasional kendaraan lapis baja yang diajukan oleh PT Pindad untuk Tentara Nasional Indonesia.
Pada era digitalisasi medan tempur, keunggulan informasi di medan tempur sangat penting untuk pelaksanaan operasi yang sukses. Dalam konteks ini, ada kebutuhan bagi TNI untuk mengoperasikan kendaraan yang terintegrasi dengan peralatan elektronik di dalam kendaraan.
Dalam kemitraan ini ketiga perusahaan akan menggabungkan keahlian masing-masing dalam pembangunan kendaraan, komunikasi taktis, komando dan kendali serta peralatan elektronik, serta integrasi dengan sistem C5I.
Thales akan menyediakan kemampuan komunikasi radio, sistem misi, dan integrasi sistem elektronik. Perusahaan ini dipilih bukan hanya karena keahlian global dalam digitalisasi medan tempur, melainkan juga karena kesediaan mereka untuk melakukan alih teknologi kepada Indonesia.
Melalui nota kesepahaman tersebut, Thales dan PT Len berkolaborasi untuk menumbuhkan kemampuan lokal untuk digitalisasi kendaraan masa depan, sementara PT Pindad akan mengajukan sebuah kendaraan lapis baja yang secara khusus dirancang sesuai dengan kebutuhan operasional TNI yang baru.
“Dengan MoU ini, perusahaan kami akan membangun teknologi canggih untuk kendaraan masa depan TNI. Kendaraan lapis baja yang kami kembangkan akan mengintegrasikan paket elektronik dengan kemampuan komunikasi generasi terbaru, ” ujar Abraham Mose, Dirut PT Pindad.



Credit  Angkasa.co.id





Pesawat N219 Terbang Desember 2016?



 
Pesawat karya anak bangsa N219 yang didesain PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diharapkan bisa terbang perdana (first flight) pada Desember nanti. Hal ini diungkapkan Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo ketika bertemu di Kementerian Perhubungan Jakarta kemarin (1 /11). Direktur Teknologi dan Pengembangan Andi Alisjahbana yang ditemui usai pembukaan Indo Defence 2016 Expo & Forum di Jakarta tadi (2/11) siang juga menegaskan hal tersebut.
Menurut Arie, proses pembuatan pesawat berkapasitas 19 penumpang itu berjalan terus. Namun ada beberapa pekerjaan yang masih memerlukan proses untuk diselesaikan, seperti sertifikasi beberapa komponen. “Ini memang biasa untuk suatu desain pesawat yang baru. Tidak ada desain yang diubahm hanya komponen-komponen yang dibuat lokal itu memerlukan sertifikasi dan ini membutuhkan waktu,” ujarnya.
Andi pun mengatakan, “Masih banyak yang harus kita tes, seperti landing gear drop test dan tes berbagai komponen lain. Sertifikasi tiap komponen jalan terus sampai sekarang. Setiap satu komponen jadi, dicocokkan dengan gambar. Kalau cocok, disertifikasi, dan boleh dipasang. Ini juga yang membuat lama dan waktu terbangnya mundur.” Kata dia, banyak hal yang harus diperhatikan sebelum pesawat melakukan first flight, seperti kesiapan pesawat dari berbagai pengujian.
Untuk terbang perdana N219 itu, menurut Andi, skenarionya sudah disusun. “Nanti pesawat akan membawa fuel untuk satu jam terbang. Namun yang terpenting adalah ada 200 parameter yang diukur ketika first flight ini,” ungkapnya. Jika pesawat sudah terbang perdana, proses sertifikasi kelaikan terbangnya dimulai.
Rencananya, pesawat yang diperuntukan bagi penerbangan ke pelosok-pelosok, terutama di kawasan timur Indonesia, ini bisa diproduksi tahun 2017.  Andi menjelaskan bahwa pesawat N219 yang berbahan aluminium 20 dan 24, seperti yang digunakan pada NC212 dan CN235, itu bukan pesawat “mewah”, tapi fungsional yang diproduksi khususnya untuk penerbangan perintis. “Kami juga tak menargetkan untuk menjualnya dengan produksi besar di pasar internasional. Yang paling besar adalah untuk pasar Indonesia, kemudian di Asia ada sedikit dan di Afrika,” ucapnya.
Pesawat N219 dibangun dengan unsur lokalitas yang kental. Arie mengatakan, selain  komponen-komponen inti, seperti mesin PT6-42 dari Pratt & Whitney, avionik Garmin 1000, dan propeller buatan Hartzell Propeller Inc., jig dan semua komponen diupayakan produksi dalam negeri. “Kami bermitra dengan berbagai perusahaan yang memroduksinya. Begitu pula dengan landing gear, yang dibuat oleh gabungan perusahaan lokal,” ujarnya.
Biaya pengembangan N219 sampai tahun 2017 sekitar Rp500miliar. “Dana ini ada yang dari perusahaan sendiri dan dari Lapan (Pemerintah),” ujar Andi, yang seperti juga Arie tetap optimis N219 bisa terbang dan diproduksi PTDI, kemudian dipasarkan dan dioperasikan di seluruh pelosok Nusantara.





Credit Angkasa.co.id







225 Jenis Peralatan Militer Dipamerkan Rosoboronexport di Indo Defence 2016




rosoboronexport
Pada ajang pameran persenjataan dan alat militer internasional Indo Defence 2016, JSC Rosoboronexport (bagian dari Rostec State Corporation) memamerkan tak kurang dari 225 jenis peralatan militer untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara. JSC Rosoboronexport merupakan pelaksana yang menampilkan produk-produk unggulan dari industri pertahanan dalam negeri Rusia yang terbagi dalam sembilan booth.
Rombongan delegasi resmi produsen alat persenjataan dan pertahanan asal negeri beruang merah raksasa ini dipimpin oleh Wakil Direktur Layanan Federal untuk Kerja Sama Militer-Teknik Rusia (Russian Federal Service for Military-Technical Cooperation/FSMTC) Mikhail Petukhov.

“Indo Defence 2016 merupakan salah satu pameran persenjataan terbesar di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan pengalaman, kawasan ini menyumbang sekitar 40 persen ekspor Rosoboronexport. Eksportir khusus yang ditampilkan adalah perangkat keras angkatan pertahanan udara Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan pasukan khusus terbaru yang hingga kini telah teruji dalam kondisi pertempuran sesungguhnya dan ini merupakan persenjataan yang sangat diminati,” ujar Wakil CEO Rosoboronoxport Sergey Goreslavsky yang merupakan pimpinan delegasi Rostec dan Rosoboronexport, Rabu (2/11/2016).
Persenjataan yang ditampilkan oleh negara eksportir khusus termasuk model replika berskala dari pesawat multiperan Sukhoi Su-35 yang kemampuan manuver tempur yang hebat, helikopter Kamov Ka-52 intai dan serang, tank tempur utama (main battle tank/MBT) T-90S, kendaraan tempur infanteri BMP-3M, Buk-M2E SAM System, kapal selam disel proyek 636, kapal kawal (frigate) proyek 11356 dan UGST universal deep-sea homing torpedo.

Sebagai tambahan terkait persenjataan antara lain, coastal mine countermeasures ship dari proyek 12071 Alexandrite-E, kapal pendaratan besar yang berasal dari proyek 11711, dan kapal penyelamat proyek 21301 merupakan peluang untuk promosi pada pasar di kawasan. Pelanggan luar negeri berharap untuk mengambil sebuah ketertarikan aktif pada combat-proven sistem rudal jelajah Kalibr-PLE (kelas S) dan Kalibr-NKE (kelas N).
Pesawat tempur garis depan multifungsi MiG-29M/M2, Su-32 tempur-pembom, pesawat latih tempur Yak-130, pesawat angkut militer Il-76MD-90A, Mi-26T2, Mi-17V-5/Mi-171Sh, Mi-35M, serta sistem pesawat tanpa awak Orlan-10E dan Tachyon merupakan perangkat keras yang dianggap menjanjikan untuk perlengkapan Angkatan Udara negara-negara di kawasan ini (pasifik).
Para delegasi luar negeri, termasuk perwakilan termasuk negara pengorganisir pameran, juga memperlihatkan ketertarikan pada pesawat amfibi Be-200, yang mana pada tahun 2015 pernah mengambil bagian dalam memadamkan kebakaran hutan di pulau Sumatera. Tank T-72 dan T-90, kendaraan lapis baja pengangkut personel BTR-80A dan BTR-82A, kendaraan tempur infanteri BMP-3 dan hal lain yang terkait dengan mendukung latihan mungkin sama diminatinya oleh perwakilan Angkatan Bersenjata.
Di Indo Defence 2016, delegasi Rosoboronexport memiliki agenda bisnis tambahan yang meliputi pertemuan dengan perwakilan pemerintah, Angkatan Bersenjata dan komunitas bisnis di Indonesia serta negara lainnya di kawasan Asia Pasifik.





Credit  Angkasa.co.id



Abaikan Ultimatum Rusia, Pemberontak Suriah Tolak Serahkan Aleppo

 
Abaikan Ultimatum Rusia, Pemberontak Suriah Tolak Serahkan Aleppo
Kelompok pemberontak Suriah sudah diultimatum Rusia agar tinggalkan Kota Aleppo maksimal Jumat malam. Foto/REUTERS
 
ALEPPO - Kelompok pemberontak Suriah mengabaikan ultimatum Rusia dan rezim Suriah yang memerintahkan mereka untuk meninggalkan Aleppo paling lama hari Jumat. Kelompok pemberontak anti-rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad itu menolak untuk menyerahkan Aleppo kepada Rusia dan rezim Suriah.

”Ini benar-benar keluar dari pertanyaan. Kami tidak akan menyerahkan Kota Aleppo ke Rusia dan kami tidak akan menyerah,” kata Zakaria Malahifji dari kelompok pemberontak Suriah, Fastaqim, kepada Reuters, Kamis (3/11/2016).

Rusia telah mengultimatum pemberontak Suriah untuk tinggalkan Aleppo melalui koridor kemanusiaan. Tapi, Malahiji, membantah adanya koridor yang menjamin keamanan bagi perjalanan kelompok oposisi maupun warga sipil. Menurutnya, warga sipil di Aleppo tidak percaya pada Pemerintah Assad.

 
Seperti diberitakan sebelumnya, Rusia mengultimatum pemberontak Suriah untuk meninggalkan Kota Aleppo paling lama Jumat malam. Ultimatum Rusia ini sekaligus menandai perpanjangan moratorium serangan udara terhadap sejumlah sasaran di Kota Aleppo.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemberontak, baik yang terluka atau tidak, diizinkan untuk keluar dari Kota Aleppo dengan senjata mereka antara pukul 09.00-19.00 waktu setempat pada 4 November melalui dua koridor khusus.

”Warga sipil dan orang sakit serta yang terluka akan diizinkan untuk meninggalkan Aleppo melalui enam koridor lainnya,” kata Kementrian Pertahanan Rusia.

”Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan jeda pertempuran untuk menghindari korban yang tidak masuk akal,” lanjut kementerian itu. Rusia menjamin bahwa pihak berwenang Suriah akan menarik tentaranya dari dua koridor yang disiapkan untuk kelompok pemberontak.

”Semua upaya oleh pemberontak untuk menerobos Aleppo telah gagal. Para teroris telah menderita kerugian besar dalam hidup, senjata dan peralatan,” imbuh kementerian itu.



Credit  Sindonews

Rusia Ultimatum Pemberontak Suriah Tinggalkan Aleppo Jumat Malam

Rusia Ultimatum Pemberontak Suriah Tinggalkan Aleppo Jumat Malam
Rusia mengultimatum pemberontak Suriah untuk keluar dari Aleppo pada Jumat malam. Foto/Istimewa
 
MOSKOW - Rusia mengatakan pemberontak anti pemerintah Suriah yang bersembunyi di kota Aleppo untuk meninggalkan kota tersebut Jumat malam. Pernyataan ini sekaligus menandakan diperpanjangnya moratorium serangan udara terhadap sejumlah sasaran di dalam kota.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemberontak, baik yang terluka atau tidak, diizinkan untuk keluar dari kota dengan senjata mereka antara pukul 09:00 dan 19:00 waktu setempat pada 4 November melalui dua koridor khusus.

"Warga sipil dan orang sakit serta terluka akan diizinkan untuk meninggalkan Aleppo melalui enam koridor lainnya," kata Kementrian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/11/2016).

"Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan jeda pertempuran untuk menghindari korban yang tidak masuk akal," kata Kementerian Pertahanan Rusia lagi. Rusia juga mengatakan bahwa pihak berwenang Suriah akan memastikan tentara pemerintah akan ditarik dari dua koridor yang disiapkan untuk kelompok pemberontak.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pemberontak di dalam Aleppo telah mengalami kerugian besar selama pertempuran dan secara efektif telah terjebak.

"Semua upaya oleh pemberontak untuk menerobos Aleppo telah gagal. Para teroris telah menderita kerugian besar dalam hidup, senjata dan peralatan. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk keluar dari kota," kata kementerian itu.

Rusia dan Suriah mengatakan mereka menghentikan serangan udara di Aleppo pada 18 Oktober. Pemerintah Barat telah menuduh bahwa serangan telah menewaskan warga sipil dalam jumlah besar, namun tuduhan itu dibantah oleh Moskow.

Credit  Sindonews

Ada Paket Mencurigakan, Pusat Senjata Nuklir AS Ditutup

 
Ada Paket Mencurigakan, Pusat Senjata Nuklir AS Ditutup
Situs nuklir Savannah River Site terpaksa ditutup sementara setelah ditemukan paket mencurigakan di toilet. Foto/Istimewa
 
WASHINGTON - Paket mencurigakan yang diduga bom ditemukan di toilet Savannah River Site kompleks senjata nuklir di Carolina Selatan. Pihak pengelola situs langsung memberlakukan situasi tanggap darurat setelah penemuan paket tersebut.

Juru bicara Departemen Energi, Jim Giusti mengatakan, pihaknya telah memperlakukan perangkat yang ditemukan tersebut sebagai peledak sampai dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Giusti mengatakan perangkat tersebut ditemukan di dalam Area A.

"Kami menemukan item di kamar kecil yang tengah kami selidiki. Kami memiliki barang yang mencurigakan. Kami telah mengeluarkan peringatan keamanan dan kita akan melakukan semua prosedur yang benar," kata Giusti seperti dikutip dari Express, Kamis (3/11/2016).

Giusti tidak menampik kemungkinan jika paket tersebut adalah sebuah bom. "Benda itu adalah benda yang mencurigakan. Kami memperlakukannya seolah-olah itu berpotensi menjadi alat peledak," katanya.

Namun kini, para pejabat berwenang telah menyatakan daerah tersebut telah aman. "Setelah penyelidikan menyeluruh, item yang mencurigakan itu bukan sebuah ancaman dan situs telah kembali beroperasi secara normal," begitu pernyataan pejabat setempat.

Kompleks Savannah River Site dibangun pada tahun 1950, digunakan untuk memperbaiki bahan nuklir guna penyebaran senjata nuklir. Kompleks ini mempunyai luas 310 mil persegi dan mempekerjakan lebih dari 10 ribu orang.

Credit  Sindonews







Rusia Sindir AS Soal Anggaran Militer

 
Rusia Sindir AS Soal Anggaran Militer
Kapal Admiral Tributs. Foto/Victor Maulana/Sindonews
 
JAKARTA - Rusia melemparkan sindiran kepada Amerika Serikat (AS) terkait anggaran dana militer yang dimiliki Negeri Paman Sam. Sindiran ini disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin.

Sindiran itu muncul saat Galuzin ditanya apakah Rusia akan meningkatkan anggaran militer mereka. Galuzin mengatakan, untuk saat ini anggaran Rusia sudah sesuai dengan kebutuhan. Dan, tanpa perlu ditambah, Rusia selalu disebut sebagai ancaman dunia oleh AS.

"Tidak ada rencana penambahan anggaran militer. Tanpa kami tambah, negara dengan anggaran militer terbesar di dunia saja sudah menuding kami sebagai ancaman dunia," kata Galuzin merujuk pada AS.

"Apakah dengan keadaan seperti itu, menurut kalian (wartawan) kami harus menambah anggaran militer?" tanya Galuzin saat menyampaikan konferensi pers di atas kapal perang Rusia, Admiral Tributs pada Rabu (2/11).

Hubungan antara Rusia dan AS sendiri saat ini tengah dalam keadaan yang cukup tegang. Bahkan, menurut beberapa pengamat, ketegangan kedua negara adalah yang tertinggi dalam dua dekade terakhir.

Tegangnya hubungan kedua negara disebabkan oleh perbedaan pandangan mengenai Suriah. Dimana, AS adalah pihak yang mendukung pemberontak Suriah dan Rusia mendukung pemerintah Suriah.


Credit  Sindonews





Admiral Tributs, Kapal Perang Rusia Pemburu Kapal Selam



 
Admiral Tributs, Kapal Perang Rusia Pemburu Kapal Selam
Kapal Admiral Tributs. Foto/Victor Maulana/Sindonews
  -
JAKARTA - Rusia dikenal sebagai salah satu negara produsen peralatan militer terbaik di dunia. Salah satu karya tangan Rusia adalah kapal Admiral Tributs, yang saat ini tengah merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Menurut Laksaman Muda Eduard Mikhallov, yang merupakan Kapten Admiral Tributs, Kapal perang dengan panjang 163 meter tersebut adalah kapal yang memiliki tugas khusus, yakni memburu dan menghancurkan kapal selam musuh.

"Kapal ini dibangun 30 tahun lalu di Lengingard. Sebelum berkunjung ke Jakarta, kapal ini sudah mengalami tiga kali modernisasi. Dan, modernisasi terakhir dilakukan dua tahun lalu," kata Mikhallov, saat ditemui di Jakarta pada Rabu (2/11).

"Tugas utama kapal ini adalah mencari dan menghancurkan kapal musuh, terutama kapal selam. Kapal ini dilengkapi dengan sejumlah roket. Selain untuk mengancurkan kapal selam, kapal ini juga bertugas memberikan peringatan kepada kapal lain," sambungnya.

Berdasarkan keterangan di rusnavy, kapal ini dilengkapi dengan torpedo, delapan buah peluncur roket, senapan AK-100 dan AK-630M, dan roket anti-kapal selam RBU-6000. Kapal yang bisa memuat 300 awak ini juga dilengkapi dengan satu buah helikopter.

Kedatangan kapal yang merupakan bagian dari Armada Pasifik Rusia ini sendiri merupakan bagian dari keterlibatan Rusia di Indo Defence 2016. Pada awalnya, ada empat kapal yang akan didatangkan ke Indonesia, namun karena satu dan lain hal, hanya Admiral Tributs yang berkunjung ke Jakarta.

"Pada awalnya ada empat kapal yang akan berkunjung, namun tiga kapal lainnya tiba-tiba mendapat tugas dari pusat, hanya Admiral Tributs yang datang ke Jakarta," tukas Mikhallov.

Credit  Sindonews






Rusia Berharap Segera Ada Kesepakatan dengan RI Soal Pembelian Su-35

 
Rusia Berharap Segera Ada Kesepakatan dengan RI Soal Pembelian Su-35
Sukhoi Su-25. Foto/sputniknews
 
JAKARTA - Hingga kini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y Galuzin masih enggan berbicara banyak mengenai recana pembelian jet tempur Su-35 oleh Indonesia. Sebelumnya beredar kabar, militer Indonesia berencana membeli 10 unit Su-35.

"Kami berharap dalam waktu dekat akan ada kesepakatan (mengenai pembelian Su-35). Dan, jika kesepakatan itu sudah ada, kami pasti akan memberitahukan kepada media," kata Galuzin pada Rabu (2/11).

Setali tiga uang dengan Rusia, pihak militer Indonesia juga menolak membocorkan apakah Indonesia dan Rusia sudah resmi mencapai kesepakatan soal pembelian sembilan atau sepuluh pesawat jet tempur Su-35 Rusia.

”Kami masih melakukan negosiasi,” kata Leonardi, kepala fasilitas pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, seperti dikutip Reuters, kemarin. ”Kami masih tawar-menawar, berapa banyak yang mereka ingin jual?” kata pejabat yang hanya bersedia diidentifikasi dengan nama singkat itu.

Indonesia sendiri sejatinya sudah memiliki sekitar 24 unit jet tempur buatan Negeri Beruang Merah tersebut. Indonesia memiliki dua jenis Sukhoi, yakni Su-27 dan juga Su-30.


Credit  Sindonews










AS Batalkan Penjualan, Duterte Beli Senjata ke Rusia

 
AS Batalkan Penjualan, Duterte Beli Senjata ke Rusia  
Menurut Duterte, warga Filipina dapat dengan mudah memproduksi senjata dan negaranya juga akan membeli senjata dari Rusia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
 
Jakarta, CB -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku tak peduli dengan keputusan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan senjata ke negaranya. Menurut Duterte, warga Filipina dapat dengan mudah memproduksi senjata dan negaranya juga akan membeli senjata dari Rusia.

"Banyak senjata di sini. Saya tidak takut kekurangan senjata hanya karena AS menghentikan penjualan senjata ke Filipina," tutur Duterte seperti dikutip Inquirer pada Rabu (2/11).

Duterte kemudian mengatakan bahwa Rusia dapat menyediakan pasokan senjata kepada Filipina.

Duterte mengaku, tak lama setelah dirinya terpilih sebagai presiden, salah satu diplomat Rusia, Igor Khovaev, mengajaknya datang ke Rusia dan menyatakan Moskow memiliki segala yang dibutuhkan Filipina.

Dalam pertemuan Mei lalu, keduanya sepakat memperkuat hubungan bilateral antara Filipina dan Rusia. Menurut Duterte, hubungan antar Filipina-Rusia "sangat akrab."

"Kami (Filipina-Rusia) tidak memiliki sengketa, kontradiksi politik, atau perbedaan lainnya," kata Khovaev.

Dalam pertemuan Asean Summit di Laos beberapa waktu lalu, Duterte juga sempat bertemu Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev. Dalam pertemuan itu, Duterte menyebut Medvedev berjanji bahwa Rusia akan membantu Filipina.

Sementara itu, dalam pernyataannya ke media, Senator Partai Liberal Filipina Ralph Recto mendesak Duterte untuk segera membangun industri produksi senjata dan peralatan militer lokal.

Recto menggambarkan penghentian penjualan senjata AS ke Filipina ini sebagai panggilan pemerintah untuk segera menghentikan ketergantungan negara pada pihak asing.

"Senjata yang dibuat di Marikina sama bagusnya dengan senjata yang dibuat di Amerika," kata Recto merujuk pada industri alat militer Filipina di Marikina.

Keputusan Kemlu AS untuk membatalkan rencana penjualan 26 ribu senjata ke Filipina dipicu oleh penolakan salah satu senator AS, Ben Cardin.

Senapan-senapan dari AS ini seharusnya dijual ke Manila untuk digunakan oleh Kepolisian Nasional Filipina.

Salah satu sumber mengatakan, politisi Partai Demokrat itu tidak setuju jika AS harus menyediakan bantuan senjata ke Manila karena adanya dugaan pelanggaran HAM yang semakin mengkhawatirkan di Filipina.




Credit  CNN Indonesia


Geram Penjualan Senjata Batal, Duterte Sebut AS 'Monyet'


Geram Penjualan Senjata Batal, Duterte Sebut AS 'Monyet'  
Menyusul batalnya penjualan 26 ribu senjata AS ke Filipina, Presiden Rodrigo Duterte memaparkan bahwa kepercayaannya kepada Washington kini sudah pudar. (Reuters/Erik De Castro)
 
Jakarta, CB -- Presiden Rodrigo Duterte kembali meluncurkan kata-kata kasar ketika mencaci keputusan Amerika Serikat menghentikan 26 ribu penjualan senjata ke Filipina. Duterte menyebut keputusan itu "bodoh" dan pejabat AS yang menyebabkan pembatalan itu "monyet", sembari menegaskan bahwa ia akan dengan mudah beralih ke Rusia dan China untuk membeli senapan.

Komentar tajam semacam itu kini menjadi hal yang biasa diucapkan oleh pria 71 tahun yang memimpin Filipina sejak akhir Juni lalu. Dalam pidatonya yang disiarkan televisi lokal pada Rabu (2/11), Duterte memaparkan bahwa kepercayaannya kepada Washington kini sudah pudar.

"Lihatlah monyet-monyet ini, kita ingin membeli 26 ribu senjata, mereka tidak ingin menjualnya. Keparat, kami memiliki banyak senjata buatan sendiri di sini. Amerika bodoh," tutur Duterte.

Keputusan Kemlu AS untuk membatalkan penjualan senjata untuk Kepolisian Nasional Filipina dipicu oleh penolakan salah satu senator AS, Ben Cardin. Salah satu sumber Reuters mengatakan, politisi Partai Demokrat itu tidak setuju atas penjualan senjata, menyusul adanya dugaan pelanggaran HAM yang semakin mengkhawatirkan di Filipina.

Pasalnya, lebih dari 3.800 orang yang diduga pengguna dan pengedar narkoba tewas tanpa melalui proses hukum, sebanyak 2.300 di antaranya terbunuh dalam baku tembak dengan polisi.

Duterte geram atas sikap AS dan PBB yang mengkritik perang melawan narkoba yang diusungnya, yang dinilai tidak memperhatikan HAM para terduga pecandu narkoba.

"Itu sebabnya saya kasar pada mereka, karena mereka kasar pada saya," katanya.

Menurut prosedur di Washington, Kementerian Luar Negeri AS akan menginformasikan Kongres ketika terdapat rencana penjualan senjata internasional. Namun, Kemlu AS diberitahu bahwa Cardin akan menentang penjualan senjata itu, sehingga rencana ini otomatis terhenti.

Juru bicara Kemlu AS, John Kirby mengaku tak dapat berkomentar soal status penjualan senjata itu, namun menekankan bahwa AS berkomitmen terhadap persekutuannya dengan Filipina.

Sementara, kepala polisi Filipina, Ronald dela Rosa, mengaku kecewa atas penghentian penjualan senjata, karena polisi Filipina kita tak akan mendapatkan senapan M4.

"Kita punya beberapa pilihan, tapi jika memang [penjualan terhenti], maka mereka yang rugi, bukan kita," ujarnya.

"Rusia, mereka mengundang kita, begitu juga dengan China. Tapi saya masih menundanya, karena ingin bertanya kepada militer, 'Apakah Anda tetap ingin senjata AS?' Tapi mereka kasar kepada kita," ujar dela Rosa.

Renggangnya hubungan antara Filipina dan AS mulai terlihat ketika pada awal September lalu Duterte menyebut presiden petahana AS, Barack Obama "anak pelacur". Komentar itu membuat pertemuan kedua kepala negara yang sudah dijadwalkan disela-sela KTT ASEAN-AS di Laos batal.

Pada akhir Oktober lalu dalam kunjungannya ke Beijing, China, Duterte bahkan mengumumkan "perceraian" dengan AS. Duterte mengaku ia berupaya meninggalkan AS dan merapat ke pemerintah Beijing.



Credit  CNN Indonesia