Efek sanksi terhadap ekonomi Iran dinilai lebih besar dari perkiraan AS.
CB, TEL AVIV -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John
Bolton menyebut jika sanksi yang diterapkan terhadap Iran berjalan
efektif lebih daripada yang diperkirakan. Sanksi dijatuhkan setelah AS
memutuskan untuk keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang dicapai pada
2015 lalu.
"Saya katakan dengan jelas, penerapan kembali sanksi, kami pikir,
telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Iran dan
terus kepada opini dalam negeri," kata John Bolton saat mengunjungi
Israel.
Bolton mengungkapkan, dampak ekonomi yang
dihasilkan dari sanksi tersebut memiliki efek yang lebih besar daripada
yang bisa diantisipasi AS. Saat ini, kondisi ekonomi Iran diterpa
tingkat inflasi dan pengangguran yang tinggi. Nilai mata uang negara
juga telah terpeleset lebih dari setengah sejak April kemarin.
Penerapan
sanksi diprediksi bakal membuat kondisi yang terjadi di negara tersebut
semakin memburuk. Namun, Bolton mengaku masih perlu memperhatikan
aktivitas Iran di kawasan yang masih terus terjadi meski berada di bawah
tekanan sanksi ekonomi.
AS diketahui menentang segala
aktivitas Iran di kawasan. Paman Sam menilai, Iran telah menyebarkan
paham kekerasan di kawasan timur tengah seperti di Suriah, Irak, dan
Lebanon.
"Apa yang mereka lakukan di Irak, Suriah, Yaman,
Lebanon dengan Hizbullah ditambah ancaman mereka di Selat Hormuz," kata
Bolton sambil menyebutkan aktivitas Iran di kawasan satu-persatu.
AS
telah memberlakukan sanksi ekonomi sejak Agustus ini yang menyasar
menyasar sektor perdagangan metal berharga, keuangan, dan perbankan
nasional serta industri otomotif. Sanksi tambahan akan diberlakukan pada
November nanti yang akan menargetkan perdagangan minyak dan gas
Teheran. AS berencana untuk melarang semua ekspor minyak dari Iran.
Sanksi
diberlakukan kembali setelah AS menolak untuk memperpanjang kesepakatan
nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Sementara
negara-negara Eropa berupaya untuk menyelamatkan kesepakatan yang
mengeluarkan Teheran dari sanksi ekonomi yang diberlakukan sebelumnya.
Meski
demikian, upaya itu tampaknya menemui jalan terjal menyusul sulitnya
dampak positif secara ekonomi yang akan didapatkan Iran di tengah sanksi
tersebut. Eropa tengah tersendat untuk meyakinkan para pelaku usaha
yang berbisnis dengan Iran untuk tidak menghentikan bisnis mereka
bersama Teheran.
Bolton mengatakan, Eropa bersama dengan
pelaku usaha di benua tersebut seharusnya memahami pilihan antara
berbisnis dengan Iran atau AS. Menurutnya, kondisi yang kini tengah
menerpa Iran sudah memperlihatkan secara jelas pilihan bagi mereka.
"Jadi
lihat saja apa yang akan terjadi pada November nanti. Presiden Trump
menegaskan bahwa dia menginginkan tekanan maksimum kepada Iran dan itu
yang akan terjadi," kata Bolton.
Dia mengatakan, AS
sebenarnya ingin menyelesaikan permasalahan dengan Iran secara damai.
Namun, dia mengatakan, di saat yang bersamaan Paman Sam juga harus
menyiapkan langkah-langkah untuk setiap kemungkinan yang diciptakan
Iran.
Sebelumnya, JCPOA mengeluarkan Iran dari sanksi
ekonomi yang diterapkan menyusul aktivitas nuklir mereka. Sebagai
gantinya, Iran diwajibkan untuk membatasi aktivitas nuklirnya,
meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan bom atom jika ia
memilih untuk melakukannya. Pemerintah Iran berkali-kali membantah niat
untuk memiliki senjata nuklir.