Perdana
Menteri baru Australia, Scott Morrison, membangun reputasi sebagai
arsitek kebijakan pengungsi yang oleh gereja disebut tidak
berperikemanusiaan. Meski demikian pandangan politik Morrison dinilai
membingungkan, lantaran rekam jejaknya yang berawal sebagai politisi
moderat dan berakhir sebagai tokoh konservatif.
Mungkin sebab itu pula Morrison dianggap sebagai figur yang tepat untuk menyembuhkan perang saudara di Partai Liberal.
Morrison diangkat sebagai Menteri Keuangan di era PM Malcolm Turnbull. Jabatannya itu merupakan posisi tertinggi kedua di dalam percaturan politik Australia setelah perdana menteri. Dia, menurut Turnbull, adalah "menteri keuangan yang loyal dan sangat efektif."
Morrison yang dikenal sebagai seorang penganut agama yang taat membangun reputasi lewat kebijakan populis. Namanya mulai melambung ketika koalisi konservatif di era Perdana Menteri Tony Abott mengangkat Morrison sebagai menteri keimigrasian dan perlindungan perbatasan.
Dia yang menggagas kebijakan menghentikan kapal pengungsi di tengah laut, atau menggunakan Angkatan Laut untuk memulangkan kapal pengungsi kembali ke Indonesia dan memenjarakan pengungsi di kamp penampungan di negara miskin Pasifik seperti Papua Nugini atau Nauru.
Pada 2014 Komisi Hak Azasi Manusia Australia mengecam kebijakan Morrison lantaran mengabaikan nasib anak-anak di kamp pengungsi. Pada era Morrison pula Kementerian Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Asuralia mencetak skandal karena membayar penyelundup manusia untuk memulangkan pengungsi ke Indonesia.
Ia pun termasuk penentang kebijakan pemerintah Australia pada 2010 yang menerbangkan pencari suaka dari kamp di Pulau Christmaske Sydney untuk menghadiri pemakaman sanak saudaranya yang tewas di laut.
Scott Morrison akan dilantik sebagai perdana menteri keenam dalam satu dekade terakhir di Australia. Adapun Malcolm Turnbull menjadi korban terakhir perseteruan internal di dalam tubuh Partai Liberal. Ia terpaksa mengundurkan diri menyusul pemberontakan Peter Dutton yang mewakili kelompok ultra konservatif.
Meski berhasil menggagalkan kemenangan kandidat garis keras, kebijakan Partai Liberal bukan berarti bergeser ke tengah. Morrison yang merupakan seorang jemaah Gereja Pentakosta pertama yang terpilih jadi perdana menteri juga memiliki garis kebijakan yang konservatif.
"Jadi nilai apa yang saya dapat dari keyakinan saya?" ungkapnya dalam pidato perdana di parlemen 2007 silam, "jawaban saya berasal dari Yeremiah, 9:24: Bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Mungkin sebab itu pula Morrison dianggap sebagai figur yang tepat untuk menyembuhkan perang saudara di Partai Liberal.
Morrison diangkat sebagai Menteri Keuangan di era PM Malcolm Turnbull. Jabatannya itu merupakan posisi tertinggi kedua di dalam percaturan politik Australia setelah perdana menteri. Dia, menurut Turnbull, adalah "menteri keuangan yang loyal dan sangat efektif."
Morrison yang dikenal sebagai seorang penganut agama yang taat membangun reputasi lewat kebijakan populis. Namanya mulai melambung ketika koalisi konservatif di era Perdana Menteri Tony Abott mengangkat Morrison sebagai menteri keimigrasian dan perlindungan perbatasan.
Dia yang menggagas kebijakan menghentikan kapal pengungsi di tengah laut, atau menggunakan Angkatan Laut untuk memulangkan kapal pengungsi kembali ke Indonesia dan memenjarakan pengungsi di kamp penampungan di negara miskin Pasifik seperti Papua Nugini atau Nauru.
Pada 2014 Komisi Hak Azasi Manusia Australia mengecam kebijakan Morrison lantaran mengabaikan nasib anak-anak di kamp pengungsi. Pada era Morrison pula Kementerian Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Asuralia mencetak skandal karena membayar penyelundup manusia untuk memulangkan pengungsi ke Indonesia.
Ia pun termasuk penentang kebijakan pemerintah Australia pada 2010 yang menerbangkan pencari suaka dari kamp di Pulau Christmaske Sydney untuk menghadiri pemakaman sanak saudaranya yang tewas di laut.
Scott Morrison akan dilantik sebagai perdana menteri keenam dalam satu dekade terakhir di Australia. Adapun Malcolm Turnbull menjadi korban terakhir perseteruan internal di dalam tubuh Partai Liberal. Ia terpaksa mengundurkan diri menyusul pemberontakan Peter Dutton yang mewakili kelompok ultra konservatif.
Meski berhasil menggagalkan kemenangan kandidat garis keras, kebijakan Partai Liberal bukan berarti bergeser ke tengah. Morrison yang merupakan seorang jemaah Gereja Pentakosta pertama yang terpilih jadi perdana menteri juga memiliki garis kebijakan yang konservatif.
"Jadi nilai apa yang saya dapat dari keyakinan saya?" ungkapnya dalam pidato perdana di parlemen 2007 silam, "jawaban saya berasal dari Yeremiah, 9:24: Bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Credit sindonews.com/dw