Empat pilihan diusulkan PBB untuk melindungi warga Palestina di wilayah pendudukan.
CB,
NEW YORK — Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberikan empat pilihan
untuk meningkatkan perlindungan bagi warga Palestina di wilayah
pendudukan Israel.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam
laporan yang diberikan pada Majelis Umum sebagai tanggapan atas lonjakan
kekerasan di Gaza. Kekerasan di Gaza telah menyebabkan sebanyak 171
orang Palestina tewas sejak aksi pecah pada akhir Maret 2018.
Dilansir di
Arab News
pada Sabtu (18/8), Guterres menekankan setiap opsi memerlukan kerja
sama antara Israel dan Palestina. Dalam laporan berjumlah 14 halaman
itu, ada empat opsi yang diusulkan PBB.
Pertama,
menyediakan “kehadiran PBB yang lebih kuat di lapangan” dengan pengawas
hak dan petugas politik untuk melaporkan situasi terkini. Kedua,
memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan pembangunan PBB untuk
“menjamin kesejahteraan penduduk.” Ketiga, menghadirkan pengamat sipil
di daerah-daerah sensitif, seperti pos pemeriksaan dan permukiman dekat
Israel dengan mandat untuk melaporkan masalah perlindungan. Keempat,
menyebarkan kekuatan militer atau polisi bersenjata di bawah mandat PBB
untuk memberikan perlindungan fisik kepada warga sipil Palestina.
Namun,
mandat PBB untuk pasukan perlindungan membutuhkan keputusan dari Dewan
Keamanan, di mana Amerika Serikat dapat menggunakan hak veto untuk
memblokir tindakan yang ditentang oleh Israel. Guterres mengatakan
sebuah misi pengamat kecil atau menghadirkan pengamat pernah dilakukan
di kota Hebron di Tepi Barat pada 1994, tetapi Israel sejak itu menolak
seruan untuk kehadiran internasional di daerah-daerah konflik. Dalam
laporannya, Guterres mengatakan PBB sudah melakukan banyak inisiatif
perlindungan tetapi langkah-langkah itu selalu gagal.
Guterres
berpendapat, solusi politik menangani konflik diperlukan untuk menjamin
keselamatan orang Palestina. Namun, hingga solusi itu tercapai,
negara-negara anggota dapat lebih mengeksplorasi semua tindakan praktis
dan layak yang secara signifikan akan meningkatkan perlindungan penduduk
sipil Palestina. Langkah-langkah seperti itu juga akan meningkatkan
keamanan warga sipil Israel.
Pada Jumat, pasukan Israel
menembak mati dua orang warga Palestina yang mengambil bagian dalam
protes di sepanjang perbatasan Gaza. Kemudian, sebanyak 270 warga
Palestina lainnya terluka.
Israel menyatakan penggunaan
amunisi hidup di Gaza untuk membela diri. Satu tentara Israel ditembak
mati oleh seorang penembak jitu Palestina pada Juli lalu.
“Penargetan
warga sipil, terutama anak-anak, tidak dapat diterima. Mereka yang
bertanggung jawab atas pelanggaran hukum humaniter internasional harus
bertanggung jawab,” ujar Guterres.
Ia menegaskan upaya PBB
memastikan kesejahteraan Palestina harus diperkuat. Karena itu,
mengatasi krisi badan Bantuan dan pekerjaan PBB untuk Pengungsi
Palestina di Timur Dekat (UNRWA) harus menjadi perhatian khusus.
UNRWA
menghadapi kekurangan anggaran besar setelah pemerintahan Presiden AS
Donald Trump memutuskan untuk menahan bantuan terhadap badan tersebut.
PBB telah memperingatkan bahwa perang baru, bisa meledak di Gaza. Israel
dan militan Palestina di Gaza, termasuk para penguasa Hamas, telah
berperang tiga kali sejak 2008.
Credit
republika.co.id