Rabu, 03 Oktober 2018

Usai Ancam Serang Rusia, Dubes AS Beri Klarifikasi



Usai Ancam Serang Rusia, Dubes AS Beri Klarifikasi
Sebuah peluru kendali (rudal) Rusia Burevestnik saat diuji coba. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia/Sputnik

WASHINGTON - Duta Besar (dubes) Amerika Serikat (AS) untuk NATO Kay Bailey Hutchison menyampaikan klarifikasi atas pernyataan soal ancaman serangan pre-emptive Washington terhadap Rusia. Diplomat ini mengklaim tak berniat membuat ancaman, melainkan mendesak Moskow mematuhi Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987.

"Saya tidak berbicara tentang serangan pre-emptive Rusia. Maksud saya; Rusia perlu kembali mematuhi INF Treaty atau kita perlu mencocokkan kemampuannya untuk melindungi kepentingan AS dan NATO. Situasi saat ini, dengan pelanggaran Rusia yang mencolok, tidak dapat dipertahankan," tulis Hutchison, yang dikutip dari akun Twitter resminya, @USAmbNATO, Rabu (3/10/2018).


Seperti diberitakan sebelumnya, Hutchison membuat ancaman untuk menghancurkan hulu ledak dari sistem rudal jelajah Rusia yang dilarang dalam Perjanjian INF 1987. Washington khawatir senjata yang dikembangkan Moskow memungkinkannya untuk melakukan serangan nuklir di Eropa dalam waktu sekejap.

Diplomat Washington itu mengatakan Mosklow harus menghentikan pengembangan sistem rudal jelajah terlarang secara terselubung atau Amerika Serikat akan berusaha menghancurkannya sebelum menjadi senjata yang operasional.

Amerika Serikat yakin Rusia sedang mengembangkan sistem senjata yang masuk kategori pelanggaran perjanjian Perang Dingin. Namun, Moskow secara konsisten telah membantah tuduhan melakukan pelanggaran.

Hutchison mengatakan Washington tetap berkomitmen untuk membuat solusi diplomatik. Namun, juga siap untuk mempertimbangkan serangan militer jika pengembangan sistem rudal jarak menengah terus berlanjut.

"Pada titik itu, kami akan melihat kemampuan untuk mengambil rudal (Rusia) yang bisa menghantam negara kami," kata Hutchison pada konferensi pers.

"Langkah-langkah kontra (oleh Amerika Serikat) akan mengambil rudal yang sedang dikembangkan oleh Rusia yang melanggar perjanjian," ujarnya, seperti dikutip Reuters. "Mereka ada di pemberitahuan."

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan ancaman semacam itu berbahaya. "Tampaknya orang-orang yang membuat pernyataan seperti itu tidak menyadari tingkat tanggung jawab mereka dan bahaya retorika agresif," tulis kantor berita TASS mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Moskow menuduh balik AS dan beberapa sekutunya dengan sengaja melanggar Perjanjian INF karena menyebarkan sistem peluncur rudal Mk-41 di dekat perbatasan Rusia. Sistem itu dapat dengan mudah diubah untuk menembakkan rudal jelajah darat yang dilarang. 




Credit  sindonews.com



AS Ancam Serang Rusia untuk Hancurkan Rudal Terlarang


AS Ancam Serang Rusia untuk Hancurkan Rudal Terlarang
Sebuah peluru kendali (rudal) Rusia saat diuji coba di Sary Shagan. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia

BRUSSELS - Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghancurkan hulu ledak dari sistem rudal jelajah Rusia yang dilarang dalam Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Washington khawatir senjata yang dikembangkan Moskow memungkinkannya untuk melakukan serangan nuklir di Eropa dalam waktu sekejap.

Ancaman Washington yang secara harfiah sebagai ancaman serangan pre-emptive itu disampaikan Duta Besar AS untuk NATO Kay Bailey Hutchison pada hari Selasa (2/10/2018).



Diplomat itu mengatakan Mosklow harus menghentikan pengembangan sistem rudal jelajah terlarang secara terselubung atau Amerika Serikat akan berusaha menghancurkannya sebelum menjadi senjata yang operasional.

Amerika Serikat yakin Rusia sedang mengembangkan sistem senjata yang masuk kategori pelanggaran perjanjian Perang Dingin. Namun, Moskow secara konsisten telah membantah tuduhan melakukan pelanggaran.

Hutchison mengatakan Washington tetap berkomitmen untuk membuat solusi diplomatik. Namun, juga siap untuk mempertimbangkan serangan militer jika pengembangan sistem rudal jarak menengah terus berlanjut.

"Pada titik itu, kami akan melihat kemampuan untuk mengambil rudal (Rusia) yang bisa menghantam negara kami," kata Hutchison pada konferensi pers.

"Langkah-langkah kontra (oleh Amerika Serikat) akan mengambil rudal yang sedang dikembangkan oleh Rusia yang melanggar perjanjian," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Rabu (3/10/2018). "Mereka ada di pemberitahuan."

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pernyataan ancaman semacam itu berbahaya, dan itu akan memberikan jawaban rinci kepada Washington ke depan.

"Tampaknya orang-orang yang membuat pernyataan seperti itu tidak menyadari tingkat tanggung jawab mereka dan bahaya retorika agresif," tulis kantor berita TASS mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Di masa lalu, kementerian itu menyatakan siap untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk mencoba melestarikan perjanjian INF dan akan mematuhi kewajibannya jika Amerika Serikat melakukannya.

Komentar oleh Hutchison—yang ditunjuk Presiden Donald Trump sebagai Dubes untuk NATO—adalah peringatan paling langsung dari serangan pre-emptive sejak seorang pejabat AS pada tahun 2017 mempertimbangkan untuk mengembangkan sistem senjata yang dilarang dalam Perjanjian INF 1987 jika Rusia terus melanggarnya.

Perjanjian itu melarang rudal jarak menengah yang mampu menyerang Eropa atau Alaska. Amerika Serikat dan Rusia merayakan tahun ke-30 dari perjanjian tersebut di Jenewa pada 2017 lalu. 

Tetapi pada tahun yang sama, laporan Departemen Luar Negeri AS menemukan bahwa Rusia telah melanggar kewajibannya dalam perjanjain itu. Menurut laporan itu, Moskow  memiliki dan memproduksi rudal jelajah darat dengan kemampuan jangkauan 500 km hingga 5.500 km (310-3.420 mil).

Tuduhan AS ini akan semakin memperburuk hubungan antara Moskow dan Barat yang telah rusak pada level rendah setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina tahun 2014, intervensi militer di Suriah dan dugaan campur tangan dalam pemilu AS tahun 2016.

"Kami telah mencoba mengirim pesan kepada Rusia selama beberapa tahun yang kami tahu mereka melanggar perjanjian itu, kami telah menunjukkan Rusia bukti," kata Hutchison.

"Kami meletakkan tanda-tanda sehingga sekutu kami akan membantu kami membawa Rusia ke meja," ujarnya mengacu pada upaya diplomatik.

Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan dia akan membahas masalah ini dengan rekan-rekan NATO-nya pada pertemuan dua hari yang dijadwalkan di Brussels pada Rabu (3/10/2018).

"Saya tidak dapat memperkirakan kemana akan pergi, ini adalah keputusan untuk presiden, tetapi saya dapat memberitahu Anda bahwa baik di Capitol Hill dan di Departemen Luar Negeri, ada banyak kekhawatiran tentang situasi ini dan saya akan kembali dengan saran dari sekutu kita dan terlibat dalam diskusi itu untuk menentukan jalan ke depan," katanya kepada wartawan di Paris.



Credit sindonews.com


Pemimpin Chechnya Olok-olok Ancaman Blokade Laut AS



Pemimpin Chechnya Olok-olok Ancaman Blokade Laut AS
AS mengancam akan melakukan blokade laut terhadap Rusia untuk menghentikan ekspor energinya. Foto/Ilustrasi/Istimewa

MOSKOW - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengolok-olok ancaman blokade laut Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan ekspor energi Rusia. Menurutnya, ancaman itu akan sia-sia dan berbahaya.

Dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri AS, Ryan Zinke, Kadyrov mengatakan ancaman itu mungkin akan bekerja di negara-negara kecil. 


"Amerika membayangkan bahwa mereka memiliki hak untuk menutup selat laut dan rute transportasi laut internasional, untuk menghalangi perdagangan antara negara-negara lain," katanya di jejaring sosial Vkontakte.

"Ancaman seperti itu dapat bekerja dengan negara kecil yang tak berdaya, tetapi, seperti yang mereka katakan, nafsu makan datang dengan makanan," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (2/10/2018).

Pemimpin Chechnya, yang dikenal karena gaya komunikasinya yang tajam dan informal, serta kesetiaannya kepada Presiden Vladimir Putin, menyatakan Zinke memiliki pengetahuan yang buruk tentang Rusia, sejarahnya, dan kemampuannya.

Ia pun mengejek Menteri Dalam Negeri AS dengan mengatakan bahwa Amerika memiliki sedikit kesamaan dengan (mantan PM Israel) Golda Meir, sama seperti Rusia bukan Terusan Suez yang dibuka dan ditutup sesuai dengan perintah eksternal. Kadyrov merujuk pada upaya Barat untuk mengendalikan jalur air strategis dari Mesir pada 1950-an, yang berakhir pada perang Arab-Israel kedua.

Kadyrov menyimpulkan jawabannya dengan mengatakan bahwa Zinke membuang-buang waktunya dengan menyampaikan pidato yang tidak berarti. Dia meminta para pejabat AS untuk berpikir tentang kemungkinan reaksi Rusia terhadap upaya-upaya asing memblokir pelabuhan lautnya.




Credit  sindonews.com



Korea Utara tidak Berharap AS Deklarasi Akhiri Perang


Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Korut tegaskan komitmennya untuk denuklirisasi.



CB, PYONGYANG – Pemerintah Korea Utara (Korut) tidak akan mengharapkan Amerika Serikat (AS) mendeklarasikan akhir perang terhadapnya jika Washington tidak menginginkannya. Hal itu disampaikan media pemerintah Korut, Korean Central News Agency (KCNA), pada Selasa (2/10).

“Sekarang Korut dan AS bercita-cita, setelah pembentukan hubungan baru dalam semangat pernyataan bersama pada 12 Juni untuk mengakhiri hubungan agresif di antara mereka,” kata KCNA dalam siarannya dengan menggunakan bahasa Inggris, dikutip laman kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap.

“Tapi jika AS tidak ingin berakhirnya perang, Korut juga tidak akan terlalu berharap untuk hal itu,” kata KCNA menambahkan.

Menteri Luar Negeri Korut RI Yong-ho telah menyatakan negaranya berkomitmen kuat untuk melakukan denuklirisasi. Namun, proses tersebut membutuhkan kepercayaan penuh dari AS. “Tanpa kepercayaan AS, tidak akan ada kepercayaan pada keamanan nasional kita. Komitmen Pemerintah Korut terhadap denuklirisasi adalah solid dan tegas,” ujar Ri ketika berbicara di Majelis Umum PBB akhir pekan lalu.

Ia mengatakan negaranya telah mengambil langkah-langkah signifikan tahun lalu dalam rangka merampungkan proses denuklirisasi. Adapun langkah yang diambil antara lain menghentikan uji coba nuklir dan rudal, membongkar tempat uji coba nuklir, dan bersumpah tidak akan mengembangkan senjata serta teknologi nuklir. “Namun kami tidak melihat respons yang sesuai dari AS,” ujar Ri.

Menurutnya, AS selalu bersikeras dengan ‘denuklirisasi-pertama’ dan meningkatkan tekanan berupa sanksi terhadap negaranya. Ia mengaku menyayangkan sikap AS tersebut. “Kunci untuk mengonsolidasikan perdamaina dan keamanan di Semenanjung Korea adalah benar-benar menerapkan pernyataan bersama Korut-AS yang diadopsi pada Juni di pertemuan puncak di Singapura,” ucap Ri.

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah bertemu di Singapura pada 12 Juni. Itu merupakan pertemuan perdana keduanya setelah kerap terlibat aksi saling ancam dan kecam.

Seusai pertemuan itu, terdapat empat hal yang disepakati Trump dan Kim. Pertama Korut dan AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.

Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom (hasil KTT Korut-Korsel), Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.

Kendati telah menghasilkan kesepakatan, AS menyatakan sanksi terhadap Korut tak akan dicabut. Sanksi baru akan dilepaskan ketika negara tersebut melakukan denuklirisasi secara penuh dan dapat diverifikasi. 




Credit  republika.co.id

Mozambik Adili Ratusan Militan Islam di Negaranya

Mozambik Adili Ratusan Militan Islam di Negaranya
Ilustrasi (REUTERS/Rodi Said) 


Jakarta, CB -- Mozambik akan mengadili 180 warga negara lokal dan asing yang dituduh terlibat dalam serangan Islam mematikan di utara provinsi Cabo Delgado, seperti diungkap oleh sumber AFP.

Selama setahun terakhir, serangan militan Islam yang memperjuangkan pelaksanaan hukum Syariah di provinsi itu terus meningkat. Lebih dari 50 orang telah tewas dalam serangan senjata, granat dan pisau. Provinsi Cabo Delgado merupakan wilayah mayoritas muslim di negara itu.

Persidangan ini akan jadi yang pertama sejak militan itu pertama kali melakukan serangan tahun lalu. Peradilan ini akan dilakukan di lokasi dimana tempat ratusan tersangka militan ditahan di Pemba, ibukota provinsi Cabo Delgado, seperti diungkap sebuah sumber pengadilan, Selasa (3/10).


Di antara terdakwa terdapat 5O warga dari negara tetangga Tanzania.

"Ini hanya kelompok pertama yang diadili di antara ratusan tahanan," kata sumber polisi.

Para penyerang diyakini telah melancarkan serangan pertama mereka di sebuah kantor polisi dan pos militer di kota Mocimboa da Praia pada Oktober 2017. Dua petugas tewas dan 14 penyerang tewas.

Ketika serangan menyebar ke seluruh provinsi, ratusan Muslim ditangkap. Beberapa dari mereka adalah orang Tanzania. Hal ini juga memaksa beberapa ditutup.

Serangan besar terakhir dilakukan dua minggu lalu dan menyebabkan 12 penduduk desa tewas sementara 14 lannya terluka.

Juni lalu ketika mengunjungi salah satu daerah yang paling parah terkena serangan, Presiden Filipe Nyusi berjanji bahwa pasukan keamanan akan melakukan tindakan "tegas dan kejam" untuk mengejar para jihadis.

"Para terdakwa tidak dituduh sebagai teroris karena pada saat serangan, masih belum ada undang-undang melawan terorisme di Mozambik," kata jaksa penuntut umum.



Undang-undang anti-terorisme disahkan pada bulan April tahun ini. Siapa pun yang ditahan setelah undang-undang baru akan diadili di bawah undang-undang, yang memungkinkan hukuman yang lebih berat.

Para penyerang ini dinamai Al-Shabaab oleh penduduk setempat dan pihak berwenang. Meskipun militan ini tidak berkaitan dengan Islamis Somalia itu. Para militan selama ini juga tidak mengeluarkan klaim tanggung jawab tertentu atas serangannya atau menyerukan tuntutan.

Serangan itu telah mengguncang rencana untuk melakukan eksploitasi gas alam besar yang ditemukan di lepas pantai Cabo Delgado. 




Credit  cnnindonesia.com





Turki Terima 2 Jet Tempur Siluman F-35 Lagi Maret 2019


Turki Terima 2 Jet Tempur Siluman F-35 Lagi Maret 2019
Para personel militer Turki berpose di depan jet tempur F-35 produksi Lockeed Martin Amerika Serikat. Foto/Anadolu

WASHINGTON - Turki akan mendapatkan dua pesawat jet tempur siluman F-35 lagi pada Maret 2019. Hal itu disampaikan kepala program F-35, Wakil Laksamana Mat Winter di Arlington, Virginia.

Ankara berencana untuk mengakuisisi 100 unit jet tempur produksi Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) itu pada tahun-tahun mendatang.

Winter kepada wartawan mengatakan dia tidak melihat indikasi perubahan dalam pengiriman 100 jet tempur yang dipesan Turki.

"Pentagon harus menyerahkan laporan kepada Kongres dalam 90 hari dari Undang-Undang Otorisasi Pertahanan 2019 yang diberlakukan," ujarnya, seperti dikutip Anadolu, Rabu (3/10/2018), mengacu pada amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional yang melarang penjualan F-35 ke

Undang-undang yang memblokir pengiriman pesawat tempur canggih itu dirancang Kongres. Mereka melakukannya sebagai respons atas keputusan Turki yang nekat membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Alasan lainnya karena Ankara menahan pastor AS, Andrew Brunson, atas tuduhan mendukung kelompok teroris.

Sampai saat ini Pentagon belum mengeluarkan laporan tentang hubungan Turki-Amerika. Pentagon pernah memperingatkan Kongres AS bahwa pemblokiran pengiriman jet tempur ke Turki bisa mengganggu program F-35, di mana Ankara menjadi salah satu anggota yang ikut mendanai.

F-35, jet siluman yang dibangun oleh Lockheed Martin, dianggap sebagai salah satu peralatan militer AS yang paling mahal, dengan biaya pembuatan rata-rata sekitar USD100 juta.

Winter mengatakan bahwa kantornya telah memberikan informasi teknis dan program untuk laporan tersebut dan akan mengirimkannya dalam 90 hari.

Turki sebelumnya menerima kiriman dua jet tempur F-35 pertamanya pada akhir Juni pada sebuah upacara di Fort Worth, Texas. Meski telah diserahkan, pesawat itu belum boleh diterbangkan ke Ankara dan digunakan untuk latihan pilot Ankara.

Ankara yang merupakan anggota NATO telah bergabung dalam program F-35 sejak tahun 1999. Industri pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksinya, termasuk Alp Aviation, AYESAS, Kale Aviation, Kale Pratt & Whitney dan Turki Aerospace Industries yang membuat bagian pertama dari produksi F-35. 





Credit  sindonews.com



Erdogan: Hak regional Turki tak bisa dilanggar



Erdogan: Hak regional Turki tak bisa dilanggar

Presiden Turki Tayyip Erdogan. ((Bozoglu/Pool via Reuters)



Ankara (CB) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa mengatakan Turki takkan pernah membiarkan hak regionalnya di wilayah tersebut dilanggar oleh negara lain.

"Semua negara yang mengira mereka bisa bertindak sehingga merugikan Turki dan bahkan melawan Turki sangat keliru," kata Erdogan kepada anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), yang dipimpinnya, di Parlemen.

Erdogan mengatakan Turki tak memiliki klaim apapun atas hak atau kepentingan negara lain, demikian Anadolu melaporkan.

"Tapi, kami takkan pernah membiarkan siapapun melanggar hak kami, hukum dan kepentingan (di wilayah ini)," kata Erdogan, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.

"Setiap orang mesti mengetahui bahwa tak ada perbuatan yang dilakukan di wilayah ini yang menentang Turki dapat berhasil. Ini juga berlaku bagi masalah Siprus dan di Aegea," ia menambahkan.


Turki telah berulangkali memperingatkan Pemerintah Siprus Yunani mengenai penelitian sepihaknya yang berkaitan dengan hidrokarbon di Bagian Timur Laut Tengah, dan mengatakan rakyat Siprus Turki juga memiliki hak bagi sumber daya di sekitar daerah itu.

Siprus telah terpecah sejak 1974, ketika kudeta Siprus Yunani diikuti oleh kerusuhan terhadap warga Turki di pulau tersebut dan campur-tangan Ankara sebagai negara penjamin.

Pada 2017, setelah dua tahun perundingan, upaya terakhir untuk menyatukan kembali pulau yang lama terpecah di Laut Tengah itu berakhir dalam kegagalan.




Credit  antaranews.com




Paket Diduga Mengandung Racun Ditemukan di Pentagon


Paket Diduga Mengandung Racun Ditemukan di Pentagon
Foto: REUTERS/Yuri Gripas



Jakarta, CB -- Sejumlah paket mencurigakan yang diduga mengandung racun ditemukan di gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Paket tersebut ditujukan untuk seorang pejabat di Pentagon.

Juru bicara Departemen Pertahanan Chris Sherwood mengatakan setidaknya ada dua paket yang mencurigakan. Paket tersebut berhasil dicegat di pos pemeriksaan Pentagon, Senin (1/10).

"Sebagai bagian dari proses pemeriksaan, kami menemukan ada beberapa paket yang mencurigakan," kata Sherwood seperti dikutip dari AFP, Selasa (2/10)

Dia mengatakan saat ini paket tersebut masih diperiksa lebih lanjut, dan Pentagon masih menunggu hasil pemeriksaan paket yang diduga mengandung racun itu.

Diduga racun yang berada dalam paket tersebut sangat mematikan, dan 6.000 kali lebih kuat dari sianida, bila dihirup manusia. Bahkan, Hingga saat ini belum ditemukan penawar untuk racun tersebut.


Sementara itu, polisi belum bersedia berkomentar tentang penemuan paket tersebut.

Pentagon merupakan gedung Departemen Pertahanan AS dan menjadi kantor utama angkatan bersenjata AS.

Gedung tersebut memiliki fasilitas keamanan yang diklaim tercanggih sekaligus terketat di dunia.

Gedung seluas 113 hektare tersebut, berada dalam pengawasan langsung Pentagon Force Protection Agent (PFPA), tim kesatuan khusus yang terdiri dari Polisi Pentagon Amerika Serikat, teknisi ahli dan tim anti-terorisme.



Credit  cnnindonesia.com


Perancis Sita Aset Intel Iran Terkait Rencana Serangan Paris

Perancis Sita Aset Intel Iran Terkait Rencana Serangan Paris
Ilustrasi. (Beawiharta) 

Jakarta, CB -- Otoritas Perancis menyita sejumlah aset milik intelijen Iran dan dua warganya terkait rencana penyerangan di Paris akhir Juni lalu.

Iran disebut berupaya menyerang pertemuan Dewan Perlawanan Nasional Iran (NCRI) di Villepinte, Paris, sebuah kelompok oposisi pemerintahan Presiden Hassan Rouhani yang berbasis di Perancis.

"Sebuah upaya penyerangan di Villepinte telah digagalkan pada 30 Juni lalu. Sebuah insiden semacam itu yang terjadi di wilayah nasional kami tidak bisa dibiarkan begitu saja," bunyi pernyataan bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ekonomi Perancis, Selasa (2/10), seperti dikutip Reuters.

Seorang diplomat dan warga Iran ditangkap akibat kejadian tersebut. Ketiganya dicurigai berkomplot untuk mengebom pertemuan NCRI di Villepinte.


Pengacara Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rudy Giuliani, dan beberapa mantan menteri negara Eropa dan Arab turut hadir dalam pertemuan itu.

"Dalam mengambil keputusan itu, Perancis menggarisbawahi tekadnya memerangi terorisme dalam segala bentuk, terutama di wilayah kedaulatan sendiri."


Hingga kini, belum ada tangapan dari pemerintah Iran terkait langkah Perancis tersebut. Namun, insiden tersebut sudah dianggap merenggangkan relasi Iran dan Perancis.

Perancis merupakan salah satu pendukung kesepakatan nuklir Iran pada 2015 agar terus dipertahankan menyusul keputusan AS menarik keluar dari perjanjian itu.



Credit  cnnindonesia.com



AS: Kerahkan S-300 ke Suriah, Rusia Picu Eskalasi Serius


AS: Kerahkan S-300 ke Suriah, Rusia Picu Eskalasi Serius
Sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia. Foto/REUTERS

WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia memicu eskalasi serius karena mengerahkan sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Suriah.

Menurut juru bicara departemen tersebut, Heather Nauert, Washington sejatinya berharap Moskow tidak menyebarkan senjata pertahanan itu ke Suriah.



"Saya tidak bisa memastikan bahwa (senjata) itu akurat. Saya harap itu tidak, itu akan menjadi eskalasi dan keprihatinan serius," kata Nauert dalam konferensi pers hari Selasa waktu Washington ketika ditanya tentang reaksi pemerintah Washington laporan pengiriman sistem S-300 Rusia ke rezim Damaskus.

Sementara itu, juru bicara militer AS Kolonel Sean Ryan menyatakan bahwa keputusan Moskow untuk menyediakan Suriah dengan sistem S-300 tidak berdampak pada pasukan pimpinan AS di lapangan. "Itu tidak mengubah apa pun," kata Ryan, seperti dikutip Sputnik, Rabu (3/10/2018).

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa petang waktu Moskow mengumumkan bahwa pengiriman senjata pertahanan itu sudah rampung. Pemasangannya akan diselesaikan pada 20 Oktober mendatang.

"Mengenai sistem kontrol pertahanan udara terpadu, kami telah mulai mengirimkan peralatan dan akan sepenuhnya menyelesaikan semua pekerjaan pada persiapan dan pelatihan para kru, penciptaan satu jaringan pada 20 Oktober," kata Shoigu.

Menurutnya, pengiriman sistem S-300 itu juga mencakup 49 unit perangkat keras militer. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan personel militer Rusia yang bertugas di negara yang sedang dilanda perang tersebut.

"Kami telah menyelesaikan pengiriman sistem S-300, yang mencakup 49 unit peralatan— radar, naturally, sistem akuisisi target dasar, pos komando, serta empat peluncur," kata Shoigu.

Lebih lanjut, Shoigu mengatakan bahwa para ahli Rusia akan mengajarkan personel Suriah untuk mengoperasikan sistem pertahanan udara S-300 dalam waktu tiga bulan.

Menurut pejabat senior Moskow, Rusia telah meningkatkan kemampuan perang elektroniknya di Suriah dan memantau radius hingga 200 km (124 mil) dari tempat terjadinya serangan sebelumnya.

"Kami telah sangat memperkuat kemampuan peperangan elektronik. Kami mengirim peralatan tambahan di sana. Sebagai hasilnya, kami mengendalikan zona jarak pendek dalam radius 50 km dan zona jarak jauh—arah utama dari mana penyerangan dilakukan—dalam radius 200 km," kata Shoigu. 





Credit  sindonews.com




S-300 Rusia Telah Dikirim ke Suriah, Ditambah 49 Perangkat Keras


S-300 Rusia Telah Dikirim ke Suriah, Ditambah 49 Perangkat Keras
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Foto/Sputnik/Kirill Kallinikov

MOSKOW - Sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia sudah rampung dikirim ke Suriah. Pengiriman itu juga ditambahi dengan 49 unit perangkat keras militer untuk rezim Damaskus.

Rampungnya pengiriman senjata pertahanan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa (2/10/2018) petang waktu Moskow. Pemasangannya akan diselesaikan pada 20 Oktober mendatang.



"Mengenai sistem kontrol pertahanan udara terpadu, kami telah mulai mengirimkan peralatan dan akan sepenuhnya menyelesaikan semua pekerjaan pada persiapan dan pelatihan para kru, penciptaan satu jaringan pada 20 Oktober," kata Shoigu, seperti dikutip Sputnik, Rabu (3/10/2018).

Menurutnya, pengiriman sistem S-300 itu juga mencakup 49 unit perangkat keras militer. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan personel militer Rusia yang bertugas di negara yang sedang dilanda perang tersebut.

"Kami telah menyelesaikan pengiriman sistem S-300, yang mencakup 49 unit peralatan— radar, naturally, sistem akuisisi target dasar, pos komando, serta empat peluncur," kata Shoigu.

Lebih lanjut, Shoigu mengatakan bahwa para ahli Rusia akan mengajarkan personel Suriah untuk mengoperasikan sistem pertahanan udara S-300 dalam waktu tiga bulan.

Menurut pejabat senior Moskow, Rusia telah meningkatkan kemampuan perang elektroniknya di Suriah dan memantau radius hingga 200 km (124 mil) dari tempat terjadinya serangan sebelumnya.

"Kami telah sangat memperkuat kemampuan peperangan elektronik. Kami mengirim peralatan tambahan di sana. Sebagai hasilnya, kami mengendalikan zona jarak pendek dalam radius 50 km dan zona jarak jauh—arah utama dari mana penyerangan dilakukan—dalam radius 200 km," kata Shoigu.

Pengiriman sistem rudal S-300 ini sebagai bagian dari tanggapan Rusia atas jatuhnya pesawat Il-20 Rusia yang menewaskan 15 tentara Moskow di Latakia. Pesawat itu tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah saat merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel pada 17 September lalu. Moskow menuduh pilot Israel sengaja menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai selama serangan mereka terhadap target di Suriah.





Credit  sindonews.com




Israel Cari Cara Jinakkan S-300 Rusia di Suriah


Israel Cari Cara Jinakkan S-300 Rusia di Suriah
Rencana Rusia untuk memberikan Suriah sistem rudal anti pesawat S-300 membuat pusing Israel. Foto/Istimewa

TEL AVIV - Rencana Rusia untuk memberikan Suriah sistem rudal anti pesawat S-300 membuat pusing Israel. Keberadaan sistem rudal anti pesawat S-300 menimbulkan tantangan rumit bagi Israel untuk melancarkan serangan ke negara tetangganya itu.

Menurut seorang pejabat keamanan senior Israel, negara Zionis itu saat ini tengah bekerja untuk mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata teknologi canggih itu ketimbang berusaha mencegahnya dikirim ke Suriah.



"S-300 adalah tantangan rumit bagi negara Israel," kata pejabat itu seperti dikutip Middle East Monitor dari Times of Israel, Selasa (2/10/2018).

"Kami berurusan dengan (keputusan) dengan cara yang berbeda, tidak harus dengan mencegah pengiriman," tambahnya.

"Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa menyediakan sistem ini ke Suriah membuat 'lapangan bermain sangat besar'," tukasnya.

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan pengiriman sistem pertahanan S-300 Rusia ke Suriah sebagai tindakan "tidak bertanggung jawab." Tetapi ia menekankan bahwa Israel akan melanjutkan kerja sama dengan Moskow mengenai operasi di Suriah.

Rusia mengirimkan sistem rudal anti pesawat S-300 ke Suriah setelah pesawatnya, Il-20 yang membawa 15 prajurit, ditembak jatuh sistem anti rudal Suriah. Insiden itu bersamaan dengan serangan udara Israel ke Suriah. 





Credit  sindonews.com



AS Gelontorkan Bantuan Militer 38 Miliar Dolar untuk Israel


Tentara Israel di atas tanknya di Jalur Gaza.
Tentara Israel di atas tanknya di Jalur Gaza.
Foto: Reuters/Baz Ratner

Sebelumnya, AS menghentikan pendanaan terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina.



CB, WASHINGTON -- Paket bantuan militer yang ditandatangani Amerika Serikat (AS) dan Israel pada 2016 telah diberlakukan. Kesepakatan yang ditandatangani pada era pemerintahan Barack Obama itu akan memberikan Israel dana bantuan sebesar 38 miliar dolar AS antara 2019 hingga 2028.

"Ketika kami memasuki tahun fiskal baru, periode 10 tahun dari nota kesepahaman senilai 38 miliar dolar AS yang ditandatangani AS dan Israel pada 2016 dimulai," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam sebuah pernyataan tertulis pada Selasa (2/10), dikutip laman Anadolu Agency.

"Berdasarkan ketentuan nota kesepahaman, AS akan mengatur pendanaan untuk Israel pada tingkat 3,3 miliar dolar dalam pembiayaan militer asing dan 500 juta dolar untuk program kerja sama pertahanan rudal selama masing-masing 10 tahun mendatang," kata Nauert.

Menurutnya, pelaksanaan nota kesepahaman itu mencerminkan komitmen abadi dan tak tergoyahkan dari presiden, pemerintah, dan rakyat AS terhadap keamanan Israel. "AS tanpa syarat menegaskan hak Israel untuk membela diri dan nota kesepahaman ini adalah demonstrasi konkret dari komitmen kami untuk kemampuan Israel guna mempertahankan diri dengan keunggulan militer kualitatif atas semua musuh regional potensial," ujar Nauert.

Keputusan AS mengucurkan dana bantuan militer untuk Israel tentu menyakiti rakyat Palestina. Sebab belum lama ini Washington memutuskan menghentikan pendanaan atau kontribusi terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Keputusan itu tak pelak membuat UNRWA mengalami krisis. Sebab bagaimanapun, AS merupakan penyandang dana terbesar bagi UNRWA, dengan kontribusi rata-rata mencapai 300 juta dolar per tahun.

Tanpa kontribusi dari AS, UNRWA harus berupaya mencari sumber dana dari berbagai pihak, mencakup negara dan individu. Hal itu agar program-program UNRWA yang menaungi 5 juta pengungsi Palestina dapat tetap terlaksana.

UNRWA mengatakan akan menerima dana bantuan sebesar 118 juta dolar AS. Dana tersebut merupakan hasil sumbangan dari beberapa negara, seperti Kuwait, Jerman, Irlandia, Norwegia, dan Uni Eropa. Dengan dana tersebut, UNRWA masih harus mencari dana sebesar 68 juta dolar AS guna mengamankan program-programnya untuk pengungsi Palestina.



Credit  republika.co.id



JK Akui Bertemu PM Israel, Bahas Perdamaian dengan Palestina


JK Akui Bertemu PM Israel, Bahas Perdamaian dengan Palestina
Wapres Jusuf Kalla mengaku sempat membicarakan upaya perdamaian Palestina-Israel saat bertemu PM Benjamin Netanyahu di sela Sidang Majelis Umum PBB pekan lalu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)



Jakarta, CB -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku sempat bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pekan lalu dan membicarakan upaya perdamaian Israel-Palestina.

JK menyebut, pertemuan itu tak disengaja karena banyak kepala negara hadir di sidang PBB tersebut.

"Jadi di situ ketemu siapa saja, masa mau ditolak? Bicara tentang perdamaian saja, bagaimana sikap dia, apa yang bisa kita bantu, untuk Palestina bagaimana, Israel bagaimana," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (2/10).


Menurut JK, untuk membantu upaya perdamaian Palestina-Israel, pihaknya mesti mengenal kedua belah pihak. Oleh karena itu, wajar jika ia berkenalan dengan Netanyahu di sela sidang PBB tersebut.


"Karena itu begitu kenalan ya kita bicaralah soal perdamaian, itu biasa saja di PBB karena itu multilateral. Tidak ada pertemuan pribadi, tidak ada atur pertemuan," katanya.

Ia pun menegaskan bahwa pertemuan dengan Netanyahu itu bukan pertemuan rahasia. Menurutnya, kondisi sidang PBB saat itu memang membuat JK tak sengaja bertemu dengan Netanyahu.

"Itu bukan rahasia pertemuannya. Kan tidak ada acara (resmi). Kalau ada acara, saya pasti kasih tahu," ucap JK.


JK sebelumnya disebut menggelar pertemuan rahasia dengan Netanyahu di sela sidang PBB pekan lalu. Dikutip The Jerusalem Post, kabar pertemuan kedua pemimpin itu pertama kali diwartakan Radio Militer Israel pada Minggu (30/9) malam waktu lokal.

Israel kembali menjadi sorotan pada akhir 2017 lalu, ketika Amerika Serikat secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara itu.

Kota suci bagi tiga agama itu selama ini merupakan sumber konflik Palestina-Israel, di mana keduanya mengklaim wilayah itu sebagai ibu kota masa depan mereka.

Selama ini, Indonesia berkeras enggan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk protes pemerintah terhadap pendudukan ilegal negara itu di wilayah Palestina.




Credit  cnnindonesia.com


China Ganti Nama Sungai yang Dianggap Mirip Nama Istri Nabi Muhammad


China Ganti Nama Sungai yang Dianggap Mirip Nama Istri Nabi Muhammad
Sungai Aiyi di Ningxia, China, diganti namanya menjadi Diannong. Alasannya, nama itu dianggap mirip nama istri Nabi Muhammad, Aisyah. Foto/Shanghaiist

BEIJING - Pemerintah wilayah Ningxia, China, mengganti nama sungai "Aiyi" menjadi "Diannong". Menurut akademisi setempat, "Aiyi" terdengar mirip nama istri Nabi Muhammad, Aisyah, sehingga diganti.

Ningxia, wilayah otonom di China, merupakan wilayah yang banyak dihuni para warga Muslim. Menurut pihak berwenang setempat, penggantian nama sungai itu bertujuan untuk mengurangi pengaruh Islam di China.



"'Aiyi', nama China kuno untuk sungai terdengar bagi beberapa orang seperti nama Arab 'Aisha (Aisyah)'," kata Wang Genming, seorang peneliti di Ningxia University Institute of Hui Studies kepada China Daily.

Aisyah adalah salah satu istri Nabi Muhammad.

Menurut laporan Global Times, "Diannong" berasal dari nama kuno era Dinasti Han (206 SM-220 M) untuk ibu kota Ningxia, yang saat ini bernama Yinchuan.

"Kami menerima permintaan dari departemen sumber daya air setempat berdasarkan peraturan tentang nama-nama lokasi publik," kata pemerintah kota setempat dalam sebuah pernyataan.

Sebuah peraturan yang disahkan oleh pemerintah Ningxia pada tahun 2013 melarang otoritas lokal untuk menamai lokasi publik dengan angka atau nama asing.

"Ini sesuai dengan kebijakan China untuk menyucikan agama dan menyesuaikannya dengan masyarakat sosialis serta sesuai dengan sejarah dan budaya setempat," kata Xiong Kunxin, profesor studi etnis di Minzu University of China, Beijing, kepada Global Times, yang dikutip Rabu (3/10/2018).

Shen Guiping, seorang ahli agama di Central Institute of Socialism, mengatakan kepada China Daily bahwa sebagai ibu sungai di wilayah itu, Diannong dapat lebih baik memberikan semangat budaya tradisional China.

Sungai itu membentang hingga sejauh 180km dan melintasi enam distrik di wilayah China barat laut.

Genming mengatakan kepada Inkstone bahwa pengubahan nama sungai itu menyusul serangkaian upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk menghancurkan dekorasi Islam di gedung-gedung dan menghapus simbol-simbol Arab.

"Bahkan teater lokal dan kompleks perumahan sedang direnovasi untuk menghilangkan fitur etnis," katanya. 

 "Lebih dari 860 buku tentang etnis Hui telah diambil dari rak di perpustakaan," ujarnya mengacu pada etnis Muslim setempat.

Genming menilai langkah pemerintah ini menunjukkan kebodohan. "Mengubah nama menunjukkan ketidaktahuan dan kebodohan pemerintah setempat," katanya kepada Inkstone.

"Aiyi hanyalah sebuah nama yang mengingatkan seorang wanita Hui yang cantik," ujarnya.


Credit  sindonews.com



Korea Selatan: Korut Memiliki 60 Bom Nuklir


Korea Selatan: Korut Memiliki 60 Bom Nuklir
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat inspeksi sebuah senjata yang diklaim sebagai hulu ledak nuklir. Foto/REUTERS

SEOUL - Pemerintah Korea Selatan atau Republik Korea percaya bahwa Korea Utara (Korut) memiliki 60 bom nuklir. Namun, Seoul menolak untuk menerima predikat Pyongyang sebagai negara nuklir.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon kepada parlemen mengatakan estmiasi jumlah senjata nuklir negara yang terisolasi itu antara 20 hingga 60 buah.



Ini pertama kalinya seorang pejabat senior Seoul secara terbuka berbicara tentang jumlah senjata rahasia Korut.

Menurut Cho, informasi itu berasal dari otoritas intelijen.

Namun, dia mengatakan ini tidak berarti Korea Selatan akan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir. Menurutnya, upaya diplomatik Seoul untuk menghentikan program nuklir Korea Utara akan terus berlanjut.

Menurut laporan pemerintah Korea Selatan, Korea Utara diyakini telah memproduksi 50kg (110lbs) senjata plutonium, cukup untuk pembuatan setidaknya delapan bom nuklir.

Agen mata-mata utama Korea Selatan, National Intelligence Service, tidak berkomentar atas laporan tersebut.

Saat pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara terus macet, Pyongyang telah memperingatkan Washington bahwa negara itu tidak dapat menggunakan deklarasi untuk mengakhiri Perang Korea sebagai sebuah chip tawar-menawar.

Sebaliknya, Pyongyang menginginkan pencabutan sanksi sehingga pembicaraan dapat dilanjutkan.




Credit  sindonews.com



Mengenal Palu Koro, Sesar yang Dikhawatirkan Para Ahli


Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Muhammad Adimaja/Antara

Sesar Palu Koro dinilai unik dan pergerakan terbesar kedua di Indonesia.



CB, JAKARTA -- Di Pulau Sulawesi, ada tiga lempengan yang saling bertemu. Yakni, Lempeng Benua Eurasia (relatif diam), lempeng pasifik (bergerak ke barat), dan lempeng Australia-Hindia (bergerak ke utara). 


Hal itu membuat kondisi geologi Sulawesi menjadi kompleks. Dalam peta sumber gempa nasional yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017 menyebutkan, ada 48 sesar di Pulau Sulawesi. Beberapa di antaranya sesar Palu Koro, sesar Matano, sesar Saddang, dan sesar parit-parit. Wilayah yang berada di atas sesar itu pun berpotensi dilanda gempa. 

Dalam catatan sejarah, misalnya, telah beberapa kali terjadi bencana gempa Sulawesi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat gempa berkekuatan besar telah terjadi di Sulawesi sejak 1927. Gempa dengan kekuatan 6,5 SR dan disusul Tsunami itu terjadi di sesar Palu Koro. Gempa di Sulawesi juga terjadi pada 1930, 1938, 1996, 1998, 2005, 2008, dan 2012.


Tapi, di antara banyaknya sesar di Pulau Sulawesi, sesar Palu Koro menjadi yang paling dikhawatirkan. Bahkan, Lembaga Ilmuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2017 memublikasikan penelitian yang menyebutkan sesar Palu Koro lebih mengkhawatirkan dari sesar Palolo Graben yang memanjang 70 kilometer dan membentuk lembah Paolo dan lembah Sopu. Padahal, sejumlah gempa berskala besar juga pernah terjadi bersumber dari sesar Palo Graben.

Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Gempa Donggala
Foto:
Sesar Palu Koro dinilai unik dan pergerakan terbesar kedua di Indonesia.


Menurut Ahli Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) yang juga anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IIAGI) Rovicky Dwi Putohari, sesar Palu Koro memang mempunyai karakteristik yang unik dari sesar lainnya. Sesar ini membelah Pulau Sulawesi atau dari Teluk Palu hingga Lembah Bone.


Sesar yang menjadi sumber terjadinya gempa di Palu, Donggala, dan wilayah sekitarnya itu merupakan sesar dengan liprate atau pergerakan segmen-segmennya dengan kecepatan besar per tahunnya. Bahkan, pergerakan sesar Palu Koro menjadi yang terbesar kedua di antara sesar yang diketahui para ahli ada di pulau-pulau Indonesia.

“Sesar ini memiliki sliprate hingga 45-48 mm per tahun, nomor dua di bawah sesar Sorong,” tutur Rovicky kepada Republika.co.id pada Selasa (2/10).


Sementara pada kejadian bencana alam yang melanda Palu, Donggala, dan wilayah sekitarnya, adanya tsunami, jelas Rovicky, tidak secara langsung disebabkan oleh dislokasi patahan di darat, tapi karena dislokasi longsoran bawah laut.


Pada gempa di Palu dan Donggala itu, getaran gempa skala 7,7 SR menyebabkan longsoran bawah laut yang membuat tsunami. Hal ini pula yang membedakan kejadian tsunami di Palu dan Donggala dengan kejadian tsunami di Aceh pada 2004. Sebab, pada bencana gempa dan tsunami di Aceh, munculnya tsunami dikarenakan dislokasi patahan berada di laut. 


“Sesar geser seperti di Palu Koro memang tidak menyebabkan tsunami besar, seperti megathrust, namun sesar geser ini memiliki daya rusak besar karena getaran goyangannya. Ini salah satunya karena sesar  geser ini dislokasi/repture-nya berada di darat,” ujar Rovicky menjelaskan.


Potensi tsunami yang dipicu oleh longsoran bawah laut pun tak mudah dikenali oleh para ahli. Menurut Rovicky, diperlukan data bathymetri yang detail untuk mengetahuinya. Bahkan, hal itu pun belum dimiliki oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Akan tetapi, Kota Palu, Donggala, dan wilayah sekitarnya memang telah menjadi perhatian para ahli karena telah lama masuk dalam peta rawan gempa. 


Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10).
Foto:

Sesar Palu Koro dinilai unik dan pergerakan terbesar kedua di Indonesia.


Lalu bagaimana wilayah lainnya di Indonesia? LIPI pada 2017 memublikasikan bahwa kota-kota besar di sepanjang pantai utara Jawa dari Surabaya, Semarang, hingga Cirebon berada di jalur sesar gempa aktif. Sesar Kendeng namanya.


Sesar darat ini memanjang dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah. Sesai Kendeng juga merupakan kelanjutan jalur busur belakang back arch dari utara Flores dan menerus hingga utara Bali yang masuk ke daratan di Jawa Timur. Pada peta gempa nasional 2010, jumlah sesar di Jawa hanya ada 4, tetapi setelah dilakukan penelitian saat ini jumlahnya 34 sesar. 

Rovicky mengatakan, wilayah-wilayah yang berada atau berdekatan dengan patahan aktif memiliki potensi gempa. Bahkan, pusat studi gempa pun telah memetakan hal itu dalam peta gempa. Saat ini, menurut Rovicky, yang terpenting adalah sosialisasi pemerintah dan lembaga terkait kepada masyarakat terkait peta gempa di tiap wilayahnya masing-masing.


“Yang perlu selanjutnya adalah sosialisasi oleh pihak-pihak yang berwenang untuk menyosialisasikan peta-peta itu ke masyarakat. Kapan akan terjadi kan kita tak tahu, yang penting itu melihat petanya dan di mana lokasi kita,” tuturnya.





Credit  republika.co.id



Fenomena Likuifaksi dan Tenggelamnya Rumah-Rumah di Petobo


Foto udara reruntuhan masjid di antara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto udara reruntuhan masjid di antara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Hafidz Mubarak/Antara

Gempa di Palu Sulteng, memicu fenomena likuifaksi atau pencairan tanah.



CB, Ratusan rumah di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih tertimbun lumpur hitam pascagempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang daerah itu, pada Jumat (28/9). Lumpur hitam berasal dari tanggul kali yang terletak di bagian timur Kelurahan Petobo di Jalan H.M. Soeharto.


Tanggul roboh saat gempa mengguncang daerah itu dan seketika lumpur menghantam rumah-rumah penduduk di bagian Ranjule Kelurahan Petobo sekitar pukul 18.07 Wita. Saat itu, bertepatan dengan waktu shalat maghrib. Banyak masyarakat utamanya beragama Islam berada di masjid.

Sebagian warga lainnya berada di rumah. Mereka tidak dapat berbuat banyak utamanya tindakan penyelamatan diri. Hingga kemarin, upaya pencarian korban belum dilakukan.


Kelurahan Petobo menjadi salah satu lokasi terdampak gempa paling parah, selain wilayah Perumnas Balaroa. Ribuan korban diperkirakan masih tertimbun tanah bersama bangunan di dua lokasi itu.

"Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu Fresly Tampubolon di Palu, Senin (1/10).

Dua daerah tersebut, yakni Balaroa dan Petobo, merupakan pusat kerusakan paling dahsyat karena rumah dan fasilitas publik di titik itu tertimbun tanah bak ditelan bumi. Menurut sejumlah saksi, beberapa detik setelah gempa 7,4 SR mengguncang Palu, wilayah kelurahan itu terlihat semburan air yang cukup tinggi, lalu tiba-tiba permukaan tanah menurun sehingga ikut menarik seluruh benda di atasnya.

Bahkan, beberapa bangunan seperti masjid bergeser jauh sekitar 50 meter dari posisi semula. "Istri dan anak-anak saya tidak bisa diselamatkan. Saya perkirakan mereka terperangkap dalam rumah lalu digulung tanah," kata Husnan, salah seorang keluarga korban.

Saat kejadian, Husnan sedang berada di kantor, sedangkan istri dan anak-anaknya ada di rumah. Kondisi yang sama juga terjadi di Kelurahan Kawatuna. Namun di lokasi itu disertai air sehingga belum memungkinkan disentuh oleh tim penanggulangan bencana.

Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said mengatakan belum tersentuhnya dua titik bencana terparah itu karena akses yang terputus. Sigit mengatakan, tim penanggulangan bencana memprioritaskan lokasi bencana yang dapat dijangkau cepat.



Bergeraknya Sesar Palu-Kuro


Pada Senin (1/10), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis analisis singkat mengenai gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulteng. Apa yang terjadi di Kelurahan Petobo adalah fenomena likuifaksi atau pencairan tanah.


Pakar kegempaan LIPI Danny Hilman Natawidaja mengungkapkan, ada detail-detail fenomena alam yang membuat gempa dan tsunami Palu patut mendapat perhatian. “Ada tsunami yang justru terjadi di mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar juga likuifaksi tanah,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (1/10).


Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto menyebutkan, letak Kota Palu berada di atas sesar Palu-Koro. Sesar Palu-Koro adalah patahan yang membelah Sulawesi menjadi dua bagian Barat dan Timur. Pada Jumat pekan lalu, sesar itu bergerak aktif.


"Sesar ini mempunyai pergerakan aktif dan jadi perhatian para peneliti geologi,” kata Eko.


Peneliti bidang geofisika kelautan dari Pusat Penelitian Oseanografi, Nugroho Dwi Hananto menilai, ada kemungkinan bahwa sesar mendatar Palu-Koro yang memiliki komponen deformasi vertikal di dasar laut menjadi pemicu terjadinya tsunami. Ia menjelaskan, kawasan Teluk Palu hingga Donggala juga mempunyai bentuk mirip kanal tertutup dengan bentuk dasar laut yang curam.

Akibatnya, ketika ada massa air laut datang, gelombangnya lebih tinggi dan kecepatannya lebih cepat. Ia juga mencatat kemungkinan longsor bawah laut disebabkan tebing bawah laut runtuh akibat gempa.

“Gempa dan tsunami Palu menjadi pelajaran penting perlunya data geo-sains yang lebih lengkap untuk bisa mengkaji potensi terjadinya gempa yang sumbernya berasal dari bawah laut,” ungkap dia.


Fenomena Likuifaksi


Adapun, likuifaksi atau pencairan tanah yang terjadi saat gempa mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) merupakan fenomena baru bagi masyarakat Indonesia. Dalam berbagai video yang tersebar di media sosial, likuifaksi ditandai dengan bergeraknya bangunan di atas tanah seolah-olah terseret oleh lumpur, seperti yang terjadi di Kelurahan Petobo.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kejadian likuifaksi di Kota Palu bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada gempa bumi yang terjadi di Lombok, likuifaksi juga terjadi. Namun, skalanya lebih kecil.

"Tidak semua tempat yang terjadi gempa, terjadi juga likuifaksi. Di Lombok terjadi, tapi kecil. Tapi kalau kita melihat di Palu, likuifaksi yang terjadi begitu besar," kata dia saat konferensi pers di Graha BNPB, Senin (1/10).

Ia menjelaskan, terjadinya likuifaksi disebabkan oleh guncangan gempa. Kondisi material geologi yang ada di tanah juga ikut memengaruhi. Ketika guncangan terjadi, tanah menjadi cair karena material air yang tinggi.


Dalam volume air yang besar, kata dia, tanah menjadi gembur. Akibatnya, bangunan di atas tanah, perumahan, dan pohon, itu berjalan pelan-pelan sampai akhirnya ambles dan tertimbun oleh lumpur.

Dengan kata lain, likuifaksi merupakan proses keluarnya lumpur dari lapisan tanah akibat guncangan gempa dan menyebabkan lapisan tanah yang awalnya kompak, bercampur dengan air menjadi lumpur. Kekuatan tanah yang berkurang mengakibatkan bangunan di atasnya hancur.


Menurut Sutopo, likuifaksi tidak sembarangan ditemukan di jalur gempa yang akan terjadi. Artinya, tidak semua daerah rawan gempa, rawan pula terjadi likuifaksi.

Fenomena likuifaksi hebat yang menimpa Perumnas Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu, harus menjadi pembelajaran untuk semua pihak. Dalam kejadian gempa di Kota Palu, likuifaksi terjadi di Perumnas Balaroa yang menenggelamkan sekitar 1.747 unit rumah. Sementara, di Perumnas Patobo ada sekitar 744 unit rumah tenggelam.


Sutopo mengatakan, BNPB belum menerima informasi terkait jumlah korban dan kerusakan yang terjadi di dua Perumnas tersebut. Namun, ia yakin jumlah kerusakan tinggi dan likuifaksi menelan banyak korban.


photo

Dugaan Penyebab Gempa Palu dan Donggala







Credit  republika.co.id


Guncangan gempa di NTT dirasakan hingga NTB

Guncangan gempa di NTT dirasakan hingga NTB
Seorang pengunjung mengabadikan panorama Bukit Wairinding di Kabupaten Sumba Timur, NTT (19/2/2018). Bukit Wairinding merupakan salah satu lokasi wisata alam yang mejadi destinasi bagi wisatawan domestik dan mancanegara. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

"gempa Sumba dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik"


Mataram  (CB) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang Pulau Sumba  Nusa Tenggara Timur, Selasa pukul 07.16 WIB juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Bima dan Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

 Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, di Mataram, Selasa, mengatakan getaran gempa bumi yang dirasakan di Bima dan Dompu dalam skala intensitas II Skala Intensitas Gempabumi (SIG) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), atau III modified mercalli intensity (MMI).

  "Gempa di Sumba Timur dengan kedalaman 10 kilometer tersebut juga terasa di Kota Waingapu, Sumba Timur dan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya sebesar II SIG BMKG (IV MMI)," katanya.

  Ia mengatakan Kabupaten Sumba Timur  Selasa pagi, diguncang empat kali gempa bumi dengan magnitudo 5,0 SR, 5,3 SR, 6,0 SR dan 6,3 SR. Namun tidak berpotensi tsunami.

 Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter pada keempat gempa bumi tersebut, Agus menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia.

  "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali- Nusa Tenggara tersebut, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).

 Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pertama terletak pada koordinat 10,65 lintang selatan (LS) dan 120,18 bujur timur (BT).

 Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 10,54 LS dan 120,20 BT, episenter ketiga terletak pada koordinat 10,60 LS dan 120.20 BT.

 "Episenter keempat 10.52 LS dan 120.18 BT dengan kedalaman 21 kilometer arah selatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT," kata Agus.

 Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengkonfirmasi guncangan bumi di Kabupaten Sumba Timur terasa kuat selama 3-5 detik.

 "Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan. BPBD masih melakukan pemantauan dan pendataan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho.



Credit  antaranews.com

Sumba NTT diguncang gempa 6,3 SR


BMKG (id.wikipedia.org)


Jakarta  (CB) - Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa kali diguncang gempa bumi dengan magnitudo 5,2 SR, 5,3 SR, 6,0 SR dan 6,3 SR pada Selasa pagi.

Informasi dari Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima di Jakarta, Selasa, pada pukul 07.16.44 WIB terjadi gempa bumi berkekuatan 6,3 SR.

Episenter gempa berada di 10.57 Lintang Selatan (LS) dan 120.22 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 Kilometer.

Sebelumnya terjadi gempa bumi berkekuatan 6,0 SR pada pukul 06.59.42 WIB pada posisi episenter 10.57 LS dan 120.25 BT atau 66 kilometer barat daya Sumba Timur dengan kedalaman 10 kilometer.

Sebelumnya pada pukul 06.27.06 WIB juga terjadi gempa bumi berkekuatan 5,3 SR di Sumba dengan episenter

10.48 LS dan 120.24 BT serta kedalaman 10 kilometer.

Atau sekitar 56 kilometer Barat Daya Sumba Timur, 125 kilometer Tenggara Sumba Tengah, 131 kilometer Tenggara Sumba Barat, 375 km Barat Daya Kupang NTT.

Pada pukul 06.12.03 WIB, Sumba juga diguncang gempa 5,2 SR pada episenter 10.56 LS dan 120.20 BT dengan kedalaman 10 kilometer.

Menurut BMKG gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.



Credit  antaranews.com





Selasa, 02 Oktober 2018

Rusia Mulai Uji Coba Senjata Elektromagnetik




Rusia Mulai Uji Coba Senjata Elektromagnetik
Rusia telah menguji coba di lapangan senjata elektromagnetik. Foto/Istimewa


MOSKOW - Rusia telah memulai uji coba senjata elektromagnetik di lapangan. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Pertama CEO perusahan teknologi radio elektrinik, KRET, Vladimir Mikheyev.

Ia mengatakan bahwa sistem senjata gelombang pendek eksis dan berkembang dengan sukses.



"Pengujian dilakukan tanpa henti di laboratorium dan di lokasi uji coba," kata Mikheyev ketika ditanya apakah senjata tersebut sudah diuji seperti dinukil dari laman TASS, Selasa (2/10/2018).

Ia menambahkan bahwa penelitian aktif sedang dilakukan ke dalam sistem perlindungan dari senjata elektromagnetik.

Sebelumnya, KRET mengatakan bahwa senjata semacam itu akan dapat sepenuhnya menghancurkan sistem radio elektronik musuh, misalnya, sistem pelacak rudal. Ada rencana untuk mempersenjatai drone generasi keenam Rusia dengan senjata elektromagnetik ini.



Credit  sindonews.com



Gelar Operasi Navigasi di Laut China Selatan, China Kutuk AS


Gelar Operasi Navigasi di Laut China Selatan, China Kutuk AS
China mengungkapkan kemarahannya setelah sebuah kapal perang AS, USS Decatur, berlayar di dekat kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Foto/Istimewa

BEIJING - China menyatakan kemarahannya setelah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berlayar di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan. China mengatakan dengan tegas menentang operasi yang disebutnya sebagai ancaman terhadap kedaulatannya.

Kementerian Pertahanan China mengatakan sebuah kapal angkatan laut China telah dikirim untuk memperingatkan kapal AS agar pergi.



Kementerian itu mengatakan China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau LCS dan perairan di sekitar mereka, dan situasi di sana berkembang dengan baik berkat kerja keras China serta negara-negara di Asia Tenggara.

"Pihak AS berulang kali mengirim kapal-kapal militer tanpa izin ke laut dekat pulau-pulau Laut China Selatan, mengancam secara serius kedaulatan dan keamanan China, merusak hubungan militer China-AS, dan merusak serius perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Kementerian Pertahanan.

"Militer China dengan tegas menentang ini," imbuhnya  China seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/10/2018).

"Angkatan bersenjata China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan negara," kata kementerian itu lagi.

Sementara itu dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri China mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatifnya dan segera memperbaiki kesalahannya.

Sebelumnya sebuah kapal milik Angkatan Laut AS, USS Decatur melakukan perjalanan dalam jarak 12 mil laut dari Gaven dan Johnson Reefs di Kepulauan Spratly pada hari Minggu.


Operasi itu juga dilakukan ketika hubungan militer antara kedua negara telah menurun. China naik pitam dengan sanksi AS terhadap militernya karena membeli senjata Rusia dan dukungan AS atas Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari negara itu.





Credit  sindonews.com




Angkatan Laut AS: Manuver Kapal Perang Cina Berbahaya


Kapal Perang AS
Kapal Perang AS

USS Decatur bermuatan rudal berlayar di LCS untuk operasi kebebasan navigasi.




CB, WASHINGTON -- Sebuah kapal perang Cina terdeteksi berada dalam jarak beberapa meter dari kapal perusak Amerika Serikat, USS Decatur di Laut Cina Selatan (LCS).  Pejabat AS mengatakan, USS Decatur memaksa mengubah arah akibat aksi yang bisa disebut tidak aman dan tidak profesional.

USS Decatur milik AS yang bermuatan rudal perusak itu berlayar di LCS guna menggelar kebebasan operasi navigasi atau FON yang rutin dan biasa dilakukan. Pada Ahad (30/9) kemarin, kapal tersebut melewati 12 mil laut karang Gaven dan honson di Kepulauan terpencil, Spratly.

Meski jarak 12 mil pada umumnya dapat diterima di wilayah perairan dekat pulau. Namun, Beijing mengklaim, semua rantai pada perairan Spratly termasuk sebagian besar dari LCS.

"Selama operasi, kapal milter Luyang Cina mendekati USS Decatur dalam manuver yang dinilai tidak aman dan tidak profesional di sekitar Gaven Reef di LCS," ujar juru bicara Armada PAsifik AS, Nate Christensen seperti dikutip Guardian, Selasa (2/10).



Kapal Cina, kemudian mulai melakukan serangkaian manuver yang semakin gencar guna memperingatkan USS Decatur meninggalkan wilayah perairan itu.


"Kapal perusak Cina itu semakin mendekat dalam jarak 45 yard dari busur Decatur, setelah itu Decatur menghalau untuk mencegah tabrakan," ujarnya.

Hubungan di antara kedua negara mengalami ketegangan dengan berbagai tingkatannya sejak Presiden AS Donald Trump menjabat pada 2017.


Perang dagang yang dicanangkan Trump membuat Beijing murka. Apalagi dengan penjualan senjata sebesar 1,3 miliar dolar AS ke Taiwan. Cina selama ini mengakui Taiwan bagian dari wilayahnya.

Baru-baru ini, Washington memberlakukan tarif perdagangan baru terhadap Cina sebesar 200 miliar dolar AS pada bea impor. Cina tidak bisa diam dan melakukan pembalasan termasuk membatalkan kunjungan pertemuan pejabat tinggi angkatan laut mereka dengan AS.



Credit  republika.co.id


Hubungan Diplomatik dengan Vanuatu Perlu Ditinjau Kembali



Vanuatu
Vanuatu
Foto: .

Negara kepulauan Vanuatu seringkali mengusik kedaulatan Indonesia atas Papua



CB, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memprotes keras tindakan Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai yang menyinggung soal Papua. Apalagi hal itu bukan kali pertama Vanuatu mengusik urusan kedaulatan Indonesia atas Papua.


Tindakan berulang yang dilakukan Vanuatu harus mendapatkan respons serius dari pemerintah. "Memprotes sikap Vanuatu yang secara terbuka mendukung upaya separatisme Papua," kata dia dalam keterangan pers yang diterima, Senin (1/10).

Kharis menegaskan, pemerintah bisa meninjau kembali hubungan diplomatik dengan negara yang terletak di Samudra Pasifik bagian selatan itu. "Indonesia perlu mempertimbangkan kembali hubungan diplomatik dengan Vanuatu," ujar Anggota DPR RI Fraksi PKS ini.

Negara Kepulauan Vanuatu kembali mengusik kedaulatan Indonesia. Kali ini, forum Sidang Umum PBB dijadikan tempat untuk mengangkat isu Papua. Sebelumnya, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai menyinggung tentang Papua dalam Sidang Majelis Umum ke-73 PBB di New York, Amerika Serikat.

Salwai mengingatkan bahwa dekolonialisasi harus tetap menjadi bagian dari agenda PBB. Ia mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia PBB harus melakukan investigas terhadap pelanggaran HAM di Papua. Vanuatu juga pernah menyatakan keprihatinannya terkait tahanan politik di Papua yang dituduh melakukan pengkhianatan

Hal itu mendapat respons keras dari Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. JK mengatakan Vanuatu kerap kali memunculkan isu yang tak benar tentang pelanggaran HAM di Papua dan terus menerus menggaungkan tidak sahnya penggabungan Papua ke Indonesia. JK pun menegaskan takkan tinggal diam bila Vanuatu terus mengusik kedaulatan dan teritori Indonesia.



Credit  republika.co.id



Polandia Siap Biayai Pembangunan Pangkalan Militer AS


Polandia Siap Biayai Pembangunan Pangkalan Militer AS
Presiden Polandia, Andrzej Duda menyatakan, pihaknya menanggarkan dana besar USD 2 miliar untuk biaya pembangunan pangkalan militer AS di negaranya. Foto/Istimewa

WARSAWA - Presiden Polandia, Andrzej Duda menyatakan, pihaknya menanggarkan dana besar USD 2 miliar untuk biaya pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di negaranya. Dia menyebut, Presiden AS, Donald Trump setuju dengan ide tersebut.

Berbicara saat melakukan wawancara dengan surat kabar Polandia, Sieci menuturkan  ia pertama kali melontarkan gagasan untuk membangun pangkalan militer permanen dengan Trump di sela-sela pertemuan puncak NATO pada bulan Juli lalu.



"Saya berkata kepadanya bahwa kami ingin memiliki pangkalan AS permanen di Polandia. Dia menganggukkan kepalanya tetapi tidak bereaksi. Tapi ketika saya menambahkan bahwa kami siap mengalokasikan USD 2 miliar untuk mempersiapkannya, saya melihat matanya bersinar," kata Duda, seperti dilansir Sputnik pada Senin (1/10).

Dia lalu menyatakan, setelah pembicaraan itu semuanya berjalan dengan cara yang berbeda. Duda kemudian mencatat bahwa Polandia bertujuan untuk mengalihkan "perbatasan keamanan" di Eropa berkat kehadiran pasukan AS.

"Pangkalan AS telah terbukti menjadi penjamin perdamaian. Coba ingat tahun-tahun di masa Perang Dingin, di mana mereka menunjukkan kekuatan stabilisasi mereka. Salah satu contohnya bagaimana Jerman Barat yang melawan tekanan dari Jerman Timur dengan bantuan AS," ungkapnya.

Dia ingat bahwa karena banyak negara Eropa menikmati kehadiran militer AS, dia menganggap perlu untuk memperluas kehadiran pasukan AS di Polandia dan juga membuatnya permanen. 





Credit  sindonews.com



Terganggu Suara Pesawat Militer, Warga Jepang Tuntut Rp 149 M


Sebuah pesawat Hercules terlihat di landasan pacu di Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma di Ginowan di Okinawa 3 Mei 2010. [REUTERS / Issei Kato]
Sebuah pesawat Hercules terlihat di landasan pacu di Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma di Ginowan di Okinawa 3 Mei 2010. [REUTERS / Issei Kato]

CB, Jakarta - Sekelompok warga Okinawa Jepang menuntut US$ 10 juta sebagai kompensasi atas suara bising pesawat militer AS yang melewati rumah mereka.
Dilaporkan Stripes.com, lebih dari 2.800 penggugat dari Kota Ginowan ingin pemerintah Jepang membayar uS$ 10 juta atau Rp 149 miliar karena terganggu oleh suara bising pesawat militer dari Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma, menurut pengaduan yang diajukan pada Juli di Pengadilan Distrik Naha.

"Tujuh puluh tiga tahun setelah perang, kami telah menghadapi bahaya besar dengan sejumlah pendaratan darurat, tabrakan dan jatuhnya objek oleh pesawat terbang serta kebisingan mengganggu percakapan harian kami dan menyebabkan masalah menonton TV dan mendengarkan radio," ujar perwakilan penggugat, Kenei Yamashiro, 79 tahun, kepada pengadilan.

Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma di Prefektur Okinawa pada 3 Mei 2010. [Reuters]
"Penerbangan malam mulai jam 10 malam. sampai jam 6 pagi seharusnya dibatasi, namun penerbangan menyebabkan masalah kesehatan serius akibat kurang tidur," tambah Yamashiro.
Seorang pengacara untuk penggugat, Osamu Ikeda, mengatakan bahwa warga tidak ingin menghentikan penerbangan militer.

"(Kami) hanya meminta penyelesaian moneter karena mayoritas penggugat adalah orang tua," kata kuasa hukum.
Pemerintah Jepang meminta kelompok untuk menarik gugatan dan sidang kedua dijadwalkan untuk 6 Desember.
Tuntutan hukum semacam itu telah menjadi hal yang biasa dan menghasilkan pembayaran besar pemerintah Jepang kepada penduduk yang mengatakan bahwa mereka secara tidak adil terganggu oleh penerbangan harian dari helikopter, pesawat militer AS, jet tempur, dan pesawat kargo.

Empat helikopter transportasi Sea Knight dan sebuah helikopter Super Stallion diparkir di Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma di Ginowan di Okinawa 3 Mei 2010. [Reuters]



Putusan diharapkan musim semi berikutnya dalam kasus di mana 3.417 warga, yang diberi US$ 22.6 juta atau Rp 337 miliar karena suara bising pangkalan udara Futenma pada 2016, mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Fukuoka untuk menghentikan penerbangan di pangkalan udara.

Pada bulan Februari 2017 hakim memutuskan pemerintah Jepang harus memberikan lebih dari US$ 265 juta (Rp 3,9 triliun) atau sekitar US$ 12 (Rp 178 ribu) per penggugat untuk 22.005 orang yang tinggal di sekitar Pangkalan Udara Kadena, dan kompensasi ini adalah yang terbesar yang pernah diberikan pemerintah Jepang atas gangguan suara bising pesawat.
Sementara pada Oktober 2017, pengadilan Jepang memberikan lebih dari US$ 5,4 juta atau Rp 80,5 miliar kepada orang-orang yang tinggal di dekat Pangkalan Udara Yokota di Tokyo barat karena suara pesawat militer mengganggu permukiman.




Credit  tempo.co



S-300 Rusia Diangkut Pesawat Terbesar di Dunia ke Suriah



S-300 Rusia Diangkut Pesawat Terbesar di Dunia ke Suriah
Antonov An-124, pesawat militer Rusia yang dilaporkan mengangkut sistem rudal S-300 Moskow ke Suriah. Foto/Wikimedia/Sergey Kustov/CC BY-SA 3.0


DAMASKUS - Rusia selama seminggu terakhir telah mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggihnya, S-300, ke Suriah. Senjata pertahanan itu diangkut Antonov An-124, yang dinyatakan sebagai pesawat angkut militer terbesar di dunia.

Dari segi ukuran, Antonov An-124 Ruslan atau dikenal sebagai Condor, dianggap sebagai pesawat angkut militer terbesar kedua setelah Antonov An-225 Mriya. Pesawat Mriya buatan Rusia adalah pesawat terberat yang pernah dibuat dan memiliki lebar sayap pesawat terbesar, yakni 88,4 meter (290 kaki). Dengan berat kosong 314 ton, pesawat Mriya hanya dibuat satu unit saja.



Sedangkan pesawat Ruslan memiliki berat 192 ton dan memiliki lebar sayap 73,3 meter (240 kaki).

Kedua pesawat itu, yang digunakan oleh Angkatan Udara Rusia serta beberapa operator kargo, ditemukan oleh para penggemar pesawat yang melacak pergerakan pesawat (juga dikenal sebagai aircraft spotters), di rute Rusia-Suriah selama beberapa hari terakhir.

Rusia mengatakan pihaknya mulai memasok sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah pada hari Jumat lalu, meski ada protes dari Israel. Menurut laporan Ynet yang dilansir Times of Israel, Selasa (2/10/2018), pesawat Ruslan pertama terlihat tiba di Pangkalan Udara Khmeimim di dekat Latakia, Suriah pada Kamis malam.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Ke-73 Majelis Umum PBB mengumumkan pengiriman senjata pertahanan tersebut. "Sistem anti-pesawat akan dikhususkan untuk memastikan 100 persen keselamatan dan keamanan orang-orang kami di Suriah," katanya.

Keputusan Moskow untuk memasok sistem itu ke Suriah telah menimbulkan kekhawatiran di pihak Tel Aviv. Seorang pejabat senior Israel mengatakan pada Sabtu lalu bahwa kepemilikan S-300 Suriah merupakan tantangan serius bagi negara mayoritas Yahudi itu. Namun, kata dia, Israel sedang mengupayakan cara untuk mencegah penempatan sistem itu menjadi ancaman besar bagi keamanan negara.

“S-300 adalah tantangan rumit bagi negara Israel. Kami berurusan dengan (keputusan), dengan cara yang berbeda, tidak harus dengan mencegah pengiriman (sistem anti-pesawat)," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.

Pejabat itu percaya Presiden Rusia Vladimir Putin memahami bahwa ketika Moskow membuat langkah, Israel mencadangkan hak untuk melindungi dirinya sendiri dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat mengkritik langkah Rusia sebagai keputusan yang tidak bertanggung jawab. Namun, dia mengatakan bahwa Israel berkomitmen untuk terus mempertahankan saluran deconfliction dengan Moskow dalam operasi militernya di wilayah Suriah.

Berbicara kepada CNN di New York setelah sidang tahunan Majelis Umum PBB, Netanyahu mengatakan bahwa dia sudah berbicara kepada Putin awal bulan ini setelah pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel dengan sistem rudal S-200 secara keliru, yakni menembak jatuh pesawat pengintai militer Il-200 Rusia dan menewaskan 15 tentara Moskow.

"Mari kita lanjutkan deconfliction-nya, tetapi pada saat yang sama, saya mengatakan kepadanya dengan sangat hormat dan sangat jelas bahwa Israel akan melakukannya, akan terus melakukan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dirinya," katanya. 


Dia mengatakan kedua pihak ingin menghindari bentrokan militer di Suriah, namun mencatat bahwa banyak militer dan kelompok lain yang beroperasi di wilayah Suriah, membuat wilayah itu sangat ramai meski di ruang udara yang kecil.

"Melewati kekacauan ini, kami dapat bertahan selama tiga tahun untuk menghindari bentrokan antara antara pasukan Rusia dan Israel," katanya. "Saya pikir ada keinginan dari pihak kami dan pihak Rusia untuk menghindari bentrokan," katanya.




Credit  sindonews.com


Rusia Miliki Pasukan Penerjun Payung Terbesar di Dunia, namun...



Pasukan payung Rusia VDV atau Vozdushno-desantnye voyska, pasukan dengan kekuatan satu korps dan beberapa divisi ini merupakan pasukan payung terbesar di dunia. VDV didirikan pada tahun 1930 dengan motto Nobody, but us. Pasukan ini kerap kali diterjunkan dalam pertempuran besar seperti perang Stalingrad, perang Afganistan, Chechnya dan Ukraina. VDV menggunakan baret berwarna biru terang sebagai simbol dari korps pasukan udara. pinterest.com
Pasukan payung Rusia VDV atau Vozdushno-desantnye voyska, pasukan dengan kekuatan satu korps dan beberapa divisi ini merupakan pasukan payung terbesar di dunia. VDV didirikan pada tahun 1930 dengan motto Nobody, but us. Pasukan ini kerap kali diterjunkan dalam pertempuran besar seperti perang Stalingrad, perang Afganistan, Chechnya dan Ukraina. VDV menggunakan baret berwarna biru terang sebagai simbol dari korps pasukan udara. pinterest.com

CB, Jakarta - Rusia memiliki jumlah pasukan penerjun payung terbesar di dunia. Mereka terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan kendaraan udara berlapis baja serta senjata yang canggih. Akan tetapi koran pro pemerintah, Izvestia, melaporkan pasukan penerjun payung Rusia terlalu banyak dan tidak cukup pesawat yang dapat membawa mereka.
“Pada saat ini, terdapat dua divisi serangan udara dan dua divisi pengaturan di udara, empat brigade serangan udara, seorang komando, dan sejumlah unit dukungan dan pelatihan yang berada dalam komposisi Pasukan Udara Rusia,” tulis Ilya Kramnik, menurut sebuah terjemahan dalam OE Watch edisi September, majalah Kantor Studi Militer Luar Negeri Angkatan Darat AS.

Angkatan Udara Rusia saat ini hanya memiliki sekitar 120 pesawat angkut Il-76, yaitu setara dengan transportasi C-17 Angkatan Udara AS. Meskipun mempertahankan kekuatan udara yang multi-divisi, Rusia hanya dapat mengurangi satu divisi pada satu waktu. Masalah ini bahkan diakui pada masa Uni Soviet.
“Hal ini kemudian menimbulkan kegelisahan khususnya dalam hal efektivitas pengeluaran sumber daya anggaran, sementara dengan mempertimbangkan biaya tinggi peralatan parasut khusus dan pelatihan lompatan personil," ujar Kramnik.

Pertanyaan yang jelas lalu muncul: mengapa Rusia tidak memangkas jumlah pasukan penerjung payung untuk mencocokkan jumlah pesawat angkut? Terlebih lagi, pasukan udara telah melakukan beberapa pertempuran yang relatif sedikit sejak hari-hari kejayaan pada Perang Dunia II. Saat ini, mereka lebih mungkin digunakan sebagai infanteri ringan elit.

Jawabannya adalah politik. “Dengan mempertimbangkan struktur tentara Rusia yang telah berkembang dan bobot politik dari pasukan penerjung payung dalam komposisi mereka, kita perlu menyadari bahwa tidak mungkin siapa pun akan melakukan reformasi radikal seperti itu di masa mendatang,” Kramnik menyimpulkan.
Contoh yang terjadi di Rusia tidak berbeda di Amerika Serikat, ketika saran untuk menutup pangkalan militer atau melepaskan pembelian senjata yang kemudian menarik tentangan sengit dari legislator dan komunitas lokal. Di bawah Komunisme atau kapitalisme, politik tetap musuh yang paling tangguh daripada akal sehat.





Credit  tempo.co