Roket Atlas-5 milik Aliansi Peluncuran Bersatu penuh muatan perbekalan
dan peralatan percobaan ilmiah meluncur dari Florida pada Selasa (22/3),
mendorong kapsul barang Orbital ATK ke Pangkalan Antariksa
Internasional.
CB, JAKARTA - Siapa yang menyangka peluncuran pesawat tak
berawak milik Badan Antariksa AS (NASA) Roket Atlas V yang sudah melesat
ke angkasa dari Cape Canaveral, Florida menuju orbit pada ketinggian
sekitar 400 km (low earth orbit) pada pukul 23.05 waktu setempat atau
pukul 11.05 waktu Jakarta tadi, membawa dua perangkat eksperimen ilmiah
yang disiapkan oleh siswa-siswi Indonesia.
Eksperimen yang
pertama disiapkan oleh satu team siswa SMA Unggul Del di Laguboti,
Sumatera Utara, untuk mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar
angkasa dalam kondisi near-zero gravity. Eksperimen tersebut merupakan
pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari
"how to grow tempe in space".
Eksperimen kedua disiapkan oleh
team siswa gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura
untuk mempelajari pertumbuhan padi di luar angkasa "how to grow rice in
space".
Kedua kelompok siswa ini menyiapkan perangkat eksperimen
dalam bentuk micro-lab tersebut selama enam bulan terakhir dan bulan
Januari berhasil lolos flight-test NASA yang sangat ketat dan boleh
diluncurkan ke International Space Station (ISS) dengan ditumpangkan
pada Cygnus cargo freighter.
Beberapa jam yang lalu, roket Atlas V
sudah dalam perjalanan menuju orbit ISS. Setelah itu perlu beberapa
hari untuk mengarahkan Cygnus sampai tiba docking/rendezvous tepat
dengan ISS. Para astronot yang sedang tinggal di ISS akan memindahkan
perangkat eksperimen tersebut ke Nanoracks, suatu fasilitas penelitian
di US National Lab di dalam ISS.
Stasiun angkasa luar ISS ini
jika diletakkan di Bumi, bentangannya menutupi seluas lapangan sepak
bola. ISS yang mengorbit dengan kecepatan 8 km per detik dan mengitari
Bumi 15 kali sampai 16 kali dalam 24 jam ini dihuni oleh beberapa
astronot yang berasal dari beberapa negara yang tinggal bergantian
selama beberapa bulan.
Perangkat micro-lab yang dirancang oleh
para siswa SMA tersebut dilengkapi dengan kamera digital, sensor, dan
micro-controller, sehingga pertumbuhan ragi dan padi selama eksperimen
berlangsung dapat diamati dari Bumi atau di manapun tempat asal
terhubung dengan Internet, dengan mengunduh foto-foto dari micro-lab
yang dipancarkan dari ISS ke Bumi.
"Beberapa hari dari sekarang,
para siswa di Laguboti dan di Jakarta,Bandung, Jayapura tersebut akan
mulai mengamati dan mencatat hasil eksperimen mereka," ujar Inisiator
program riset siswa Indonesia di Badan NASA, JW Saputro saat
dikonfirmasi
Republika.co.id, Rabu (23/3).
Pria yang akrab disapa Prof Sap itu menjelaskan, para siswa SMA
Indonesia tersebut sudah mendapat undangan untuk mempresentasikan hasil
penelitian mereka di Annual Conference of the American Society for
Gravitational and Space Research di Washington DC pada bulan November
2016.
Jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menambahkan, dua
tim yang dikenal dengan nama tim Padi dan tim Ragi itu melakukan
pengembangan eksperimen dan perangkatnya di Center for Innovative
Learning, Serpong. Selain itu, tim Ragi juga melakukan pengembangan
eksperimen di SMA Unggul Del. Kedua tim ini, juga melakukan engineering
& flight test di San Jose, Amerika Serikat.
"Para siswa
tersebut mengembangkan ide melalui diskusi para pembimbing dan dengan
para ahli berbagai institusi seperti LAPAN, ITB, Surya University,"
tuturnya.
Dari diskusi itu, menghasilkan keputusan bahwa topik
penelitian harus feasible dengan kondisi di luar angkasa yang berbeda
dengan Bumi yakni minim cahaya, memiliki gaya gravitasi nyaris nol, dan
media tanamnya tentu tidak seleluasa di Bumi. Nantinya, lanjut Prof
Sap, eksperiman mereka juga harus sedapat mungkin memiliki dampak untuk
Indonesia, selain untuk kemajuan penelitian luar angkasa secara umum
"Yang
pasti, sungguh membanggakan bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan di
luar angkasa yang pertama kali dari Indonesia justru dilakukan oleh
para peneliti belia yang masih duduk di bangku SMA. Kita berharap ini
merupakan awal kebangkitan sains dan teknologi di Indonesia,"
tutupnya.
Sebelumnya, NASA menuliskan di halaman resmi Facebook
miliknya bahwa Roket Atlas V sudah lepas landas. "Dan lepas landas!
Sebuah roket United Launch Alliance Atlas V lift off dari Space Launch
Complex 41 di Cape Canaveral Air Force Station".
Tampak di
halaman facebook tersebut sebuah foto peluncuran kapsul Orbital ATK
Cygnus yang membawa hampir 8.000 pon makanan, peralatan dan penelitian
ilmiah untuk Badan antariksa Amerika Serikat (NASA), termasuk 3-D
printer berkualitas komersial yang diabadikan oleh United Launch
Alliance.
Dalam peluncuran roket ini, NASA juga akan melakukan
eksperimen dengan menyalakan api raksasa di luar angkasa, yang
merupakan eksperimen terbarunya, bertujuan untuk mempersiapkan misi
antariksa yang lebih aman di masa depan.
Tujuan dari eksperimen
itu secara khusus adalah untuk mengukur besarnya kobaran api, seberapa
cepat ia menyebar, panas yang dihasilkan, dan seberapa banyak gas yang
dihasilkan dari pembakaran.
Rencananya api akan dikobarkan di
dalam Cygnus, setelah kapsul itu melepas diri dari ISS. Api akan dipicu
dari pusat kendali di Bumi. Hasil eksperimen yang dinamai Saffire-1
ini akan digunakan untuk mengukur kekuatan pesawat antariksa dan baju
pelindung astronot terhadap kobaran api. Riset itu juga akan membantu
NASA mengembangkan sistem pendeteksi dini api dan sistem pemadam
kebakan di pesawat antariksa masa depan.
Selain itu, eksperimen
tersebut akan digunakan untuk mengukur pengaruh gaya gravitasi yang
sangat kecil dan minimnya jumlah oksigen terhadap besarnya kobaran api
di antariksa. NASA berharap roket tersebut dapat kembali ke jalur orbit
sesuai dengan misi Cygnus dalam waktu kurang dari tiga pekan.
#Berikut dua tim Indonesia yang ikut dalam eksperimen tersebut :
Team
Ragi (SMA Unggul Del, Laguboti, Sumatera Utara): Anisa Auvira, Freddy
Simanjuntak, Gilbert Nadapdap, Gomos Manalu, Hagai Sinulingga, Jonatan
Daniel, Joy Gultom, Junita Sirait, Martin Siahaan, Rudini Silitonga.
Pembimbing: Arini Desianti Pratiwi, Elin Bawekes, Riza Muhida, Yalun Arifin, Ichsan
Team
Padi: Anatsya Womsiwor (SMAN 1 Sentani), Bennett J. Krisno (SMA Pelita
Harapan Lippo Village), Bob Kaway (SMA Advent Doyo Baru), Derrick
Harianto (Binus School Simprug), Gisella Austine (SMA Pelita Harapan
Lippo Village), Jason Reysan (SMA BPK Penabur 2 Bandung), Marie Felicia
Surya (SMA Pelita Harapan Lippo Village), Natasha Harianto (Binus
Schoolj Simprug), Stefince Irene Cendrawasih (SMAN 1 Sentani), Tithus
Lamek Yewi (SMA Advent Doyo Baru).
Pembimbing: Syailendra Harahap
Credit
REPUBLIKA.CO.ID