Ilustrasi. CNN Indonesia/Mesha Mediani
Jakarta, CB -- Kekhawatiran pecahnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat. Pemerintah Donald Trump mempublikasikan daftar 1.300 produk ekspor China yang akan dibidik tarif.
Amerika
Serikat berencana memberlakukan tarif atas produk-produk China senilai
US$50 miliar, sebagai hukuman atas apa yang disebut pencurian rahasia
perdagangan, termasuk piranti lunak (software), hak paten dan teknologi lainnya.
Menurut Kantor Dagang AS (USTR) di Gedung Putih, tarif sebesar 25 persen bakal diberlakukan kepada seluruh produk.
Sebagian besar tarif akan membidik industri teknologi, permesinan dan kedirgantaraan China.
Yang lain akan membidik peralatan medis, obat-obatan dan material pendidikan seperti peralatan penjilidan buku.
Dalam
sebuah pernyataan, Kedutaan China di Amerika Serikat mengatakan bahwa
China mengecam dan menentang keras daftar produk yang bakal dikenakan
tarif tersebut.
Menurut Kedutaan China di Washington DC, mereka akan mengajukan
masalah tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengambil
langkah yang setara terhadap produk-produk AS.
Pemerintah Donald
Trump akan menggelar pertemuan public hearing bagi para pengusaha AS
pada 15 Mei sebelum memberlakukan tarif. Meski begitu, belum jelas kapan
tarif tersebut bakal berlaku.
Menurut kabar yang dilansir
CNN, para pengusaha AS memandang bahwa pemerintah mendiagnosa masalah dengan China secara tepat, namun mengambil solusi yang salah.
"Pemerintah
telah mengambil langkah benar dengan fokus memulihkan keseimbangan dan
keadilan dalam hubungan perdagangan kita dengan China. Namun,
memberlakukan pajak terhadap produk-produk yang digunakan sehari-hari
oleh para konsumen di Amerika dan memberikan lapangan kerja bukan cara
untuk mengatasinya," kata Myron Brilliant, Wakil Presiden Kamar Dagang
dan Industri AS, kelompok advokasi yang telah menentang kebijakan
perdagangan Trump sejak lama.
Kelompok lobi para petani AS
mengimbau pemerintah AS tidak meneruskan rencana pemberlakuan tarif
karena mengkhawatirkan balasan dari China, salah satu pembeli terbesar
produk pertanian AS.'
"Kami mendesak pemerintah untuk
mendengarkan para petani di seluruh Amerika yang tidak mampu menghadapi
pajak baru dalam ekspor mereka," kata Max Baucus, mantan senator Partai
Demokrat dari MOntanda dan Ketua Petani Bagi Perdagangan Bebas.
Daftar tersebut muncul setelah Kementerian Luar Negeri China
bersikeras akan meresponds dengan langkah setara atas pemberlakukan
pajak apapun dari AS. China menyatakan mereka punya daftar ekspor AS
yang akan dibidik jika AS meneruskan rencananya.
"Kami telah menyatakan bahwa China tidak akan memulai perang dagang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri di Beijing.
"Tapi kami tidak takut, dan akan bertarung hingga terakhir jika seseorang bersikeras berperang."
Para
pemimpin kedua negara telah menggelar perundingan selama lebihd ari
sepekan untuk membuat sejumlah kompromi dan memberikan lebih banyak hak
bagi perusahaan-perusahaan AS di China.
Setelah investasi selama
satu bulan, Kantor Dagang AS menyimpulkan bahwa China memaksa perusahaan
teknologi AS yang ingin beroperasi di sana untuk membuat perusahaan
gabungan dengan pengusaha China dan berbagi teknologi mereka.
Penyelidikan menemukan bahwa perusahaan China kerap mencuri paten dan
piranti lunak dari perusahaan Amerika.
Ada sedikit perdebatan di AS bahwa China tidak mengikuti aturan
dalam perdagangan teknologi. Perdebatan di Washington berfokus pada
bagaimana cara terbaik menghukum China tanpa menyakiti konsumen AS.
AS berjanji bahwa tarif akan diberlakukan pada produk teknologi, kedirgantaraan, komunikasi dan permesinan China.
Namun
daftar yang dirilis pada Selasa (3/4), mencakup sejumlah produk yang
tidak terduga seperti alat tes malaria, alat bantu dengar,
defibrillator, pemantik api, jarum suntik, gigi tiruan, dan peralatan
X-Ray.
Kantor Dagang AS juga mengusulkan tarif pada senapan militer China, peluncur granat dan senapan China.
Mesin jet turbo dan helikopter tertentu juga dibidik untuk dikenakan
tarif. Selain itu ada beberapa peralatan bor masuk dalam daftar.
Pemerintah
Trump telah memberlakukan tarif 25 persen bagi impor baja dan 10 persen
untuk aluminium. Tarif itu berlaku terhadap sebagian besar negara di
dunia, termasuk China, meski beberapa negara mendapat pengecualian.
China
merespons tarif logam AS itu dengan memberlakukan pajak terhadap ekspor
AS ke China. Termasuk buah-buahan, anggur, kacang-kacangan dan daging
babi.
Credit
cnnindonesia.com