ist
Cutaway dan berbagai jenis persenjataan yang bisa diangkut oleh Sukhoi Su-35.
CB —
Rencana Pemerintah Indonesia untuk mengganti armada pesawat tempur F-5E
Tiger milik TNI AU yang dianggap sudah berumur kini kian mengerucut ke
satu pilihan.
Setelah sempat didekati oleh konsorsium Eropa yang
menawarkan jet tempur Eurofighter Typhoon serta pabrikan Swedia SAAB
yang langsung menghadirkan JAS 39 Gripen-nya di Bandara Halim
Perdanakusuma, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengindikasikan
pilihan pemerintah jatuh ke penempur Rusia, Sukhoi Su-35.
Seperti
apa kecanggihan pesawat tempur rancangan Sukhoi dan dibangun oleh
IPTN-nya Rusia, Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association
(KnAAPO), ini? Apa yang menjadikannya unggul dari kontestan lain calon
pengganti F-5E Tiger?
Jembatan ke generasi berikutnyaSukhoi
mengembangkan Su-35 berdasarkan pesawat tempur generasi sebelumnya,
Su-27 yang juga telah dimiliki oleh TNI-AU. Pengembangan Su-35 lebih
dititikberatkan pada pengembangan
airframe (rangka), elektronika sensor, dan avionik pesawat.
Di bidang
airframe,
Sukhoi mendesain Su-35 agar rangkanya lebih kuat sehingga memiliki umur
yang lebih panjang dibanding generasi Su- sebelumnya. Selain itu,
dengan rangka yang lebih kokoh, Su-35 bisa diajak bermanuver lebih
ekstrem lagi.
Sukhoi mengklaim rangka umur Su-35 bisa bertahan
selama 6.000 jam, setara dengan 30 tahun operasi. Sementara itu, waktu
antar-servis (
between-repairs period) juga diklaim meningkat hingga 1.500 jam atau setara dengan 10 tahun operasi.
KnAAPO Radar cross-section (RCS) yang diklaim lebih kecil oleh Sukhoi dalam generasi Su-35.
Materi
komposit yang lebih ringan dipilih untuk mengurangi bobot pesawat
hingga 20 persen dari generasi sebelumnya. Garis bidang pesawat juga
telah dimodifikasi sehingga mengurangi bidang pantulan radar (RCS/
radar cross section).
Sementara itu,
intake (corong masuk udara) mesin didesain lebih besar agar memberi suplai aliran udara yang lebih baik.
Perbedaan lain,
flaperon (sayap penggerak pesawat) dibuat lebih besar dan tidak memiliki
canard (sayap kecil di moncong pesawat), seperti Su-30MKI.
Rem udara (
airbrake) yang sebelumnya terpasang di punggung Su-27 kini juga dihilangkan. Fungsi
airbrake tersebut digantikan dengan
active rudder yang terdapat di kedua sirip tegak pesawat.
Su-35
yang oleh NATO diberi julukan Flanker E tersebut oleh Sukhoi
dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 4++. Artinya, ini
merupakan versi penyempurnaan dari generasi 4 sebelumnya (Su-27), tetapi
memiliki fitur layaknya pesawat tempur generasi 5.
Oleh Angkatan Udara Rusia, Su-35 dijadikan sebagai tulang punggung hingga nanti pesawat tempur siluman (
stealth) generasi berikutnya, yaitu PAK-FA, resmi dioperasikan.
KokpitSu-35 memiliki konsep kokpit dengan kendali (
control colum) utama di tengah dan memiliki kursi lontar zero-zero K-36D-3.5E buatan Zvesda. Tipe zero-zero berarti pilot bisa
eject dari pesawat meski berada dalam kondisi diam (
zero speed zero altitude).
Joystick dan
throttle
pesawat juga telah menganut konsep HOTAS (Hands on Throttle and Stick),
artinya lokasi semua tombol kendali yang dibutuhkan bisa diakses di dua
batang kendali tersebut, termasuk mengganti tampilan layar, memilih
menu, mengaktifkan persenjataan dan sebagainya.
Dengan menganut konsep tersebut, pilot diharapkan tetap siaga karena kedua tangannya tetap memegang
stick kendali pesawat.
Selain kemampuan HOTAS, helm yang dipakai pilot juga dilengkapi dengan teknologi HMS (
helmet mounted sight), layar kecil untuk menampilkan informasi penting di depan kaca helm.
KnAAPO Kokpit Sukhoi Su-35
Dari segi antarmuka, Su-35 memiliki konsep
all-glass cockpit
dengan layar LCD digital modern. Di dalam kokpit terdapat dua layar LCD
dengan ukuran masing-masing 22,5 x 30 cm resolusi 1.400 x 1.050 piksel
yang menampilkan berbagai informasi.
LCD ini berfungsi untuk
menerima, memproses, dan mentransmisikan data dalam berbagai format,
entah itu grafis, angka, tampilan TV, dan sebagainya.
LCD juga bisa digunakan untuk mengirim sinyal video dalam format digital ke unit
video recording jika dibutuhkan.
Sementara itu, bagian HUD (
head up display), atau layar kecil di atas
dashboard, juga memiliki ukuran yang lebar, dengan bidang pandang 30 x 20 derajat.
Sistem-sistem
yang lain di dalam kokpit itu termasuk sistem navigasi satelit dan
radio, peta digital, sistem optik dan elektronik untuk misi pengintaian,
serta sistem komunikasi digital.
Pesawat juga memiliki dua buah antena radio UHF dan VHF, sistem
coding suara dan radio, serta sistem Link-16 untuk bertukar data antar-pesawat.
Semua
sistem tersebut dilayani oleh dua komputer utama yang memproses dan
mentransmisikan data ke pilot dalam kondisi krusial sehingga membantu
mengurangi beban kerja pilot.
Sistem radarWalau memiliki
airframe
dan avionik baru, Su-35 tetap menggunakan radar seperti yang dipakai
dalam Su-27. Radar buatan Irbis ini menganut desain PESA (Passive
Electronic Scanning Array).
Berbeda dengan metode AESA (Active
Electronic Scanning Array), PESA hanya membutuhkan satu rumah sensor dan
antena untuk memancarkan dan menerima sinyal.
Sensor radar bisa
dibelokkan 120 derajat secara horizontal dan 60 derajat secara vertikal.
Semua relatif terhadap sumbu utama pesawat. Sensor bisa dibelokkan
hingga 120 derajat ke atas atau bawah dengan kontrol elektronik dan
tambahan mekanikal jika dibutuhkan.
KnAAPO Ilustrasi kemampuan radar Sukhoi Su-35.
Mata
Irbis ini tergolong tajam. Sensornya bisa menjejak permukaan seluas 3
meter persegi dari jarak 400 km, atau 0,01 meter persegi dari jarak 90
km. Sementara itu, target darat bisa diidentifikasi sejauh 200 km.
Yang
mengagumkan, radar Irbis bisa memantau dan mengikuti 30 target udara
secara simultan dan bisa mengunci dan menembak 8 sasaran sekaligus
dengan misil udara-udara aktif, atau dua target dengan misil udara-udara
semi-aktif.
KnAAPO Jumah target yang bisa dilacak dan dikunci oleh radar Irbis dalam Su-35.
Sementara itu, untuk target darat, radar Irbis bisa mengunci empat target darat dan mengunci dan menembak dua target sekaligus.
Semua
itu bisa dilakukan tanpa meninggalkan monitor ruang udara. Artinya,
radar bisa memonitor dan melacak target di udara dan di darat yang telah
diidentifikasi sebelumnya, sembari mencari target lain secara
bersamaan.
IRST"Mata" lain yang dimiliki
Su-35, seperti generasi sebelumnya, adalah IRST (Infra-Red Sighting and
Tracking). Unit ini bisa dikenali dari tonjolan bulat yang biasanya
terpasang di depan kaca kokpit.
KnAAPO IRST yang berada di depan kaca kanopi Su-35.
IRST milik Su-35 berguna untuk mendeteksi target secara pasif melalui panas yang dipancarkan target tersebut.
Varian
IRST yang dipakai Su-35 adalah OLS-35 yang bisa mendeteksi target udara
lewat panas yang dipancarkannya dari jarak 50 km saat berhadap-hadapan (
head-on) dan 90 km di kuadran belakang.
Sistem
ini juga bisa mengukur jarak target dengan pesawat hingga 20 km dan
target darat sejauh 30 km. IRST milik Su-35 bisa memonitor dan mengikuti
empat target udara yang berbeda dan mengarahkan misil berpemandu laser
ke arah sasaran.
MesinSaat ini, Su-35
mengusung dua mesin turbofan Saturn 117S (AL-41A) yang merupakan
modifikasi dari mesin sebelumnya, AL-31. Nantinya, Su-35 bakal
mendapatkan pasokan mesin baru, yaitu AL-41F dengan kemampuan
super-cruise dengan daya
thrust 15.000 kg.
Untuk saat ini, mesin AL-41A yang dipakai di generasi awal memiliki kipas (fan) dan turbin (
high pressure/
low pressure) yang baru serta sistem kontrol digital di dalamnya.
Modernisasi ini diklaim oleh Sukhoi bisa meningkatkan
thrust hingga 16 persen, atau sekitar 14.500 kgf.
Dalam mode maximum
burner-free,
thrust yang dihasilkan mencapai 8.800 kgf.
Jika
dibandingkan dengan mesin AL-31F yang diapakai Su-27 saat ini,
kemampuannya meningkat 2 hingga 2,7 kali. Sebagai contoh, masa
between-repair period akan meningkat dari sebelumnya 500 hingga 1.000 jam (periode operasi sebelum
overhaul pertama adalah 1.500 jam).
Periode
overhaul mesin yang telah dimodifikasi akan meningkat menjadi antara 1.500 hingga 4.000 jam.
KnAAPO Su-35 memiliki 12 weapon station yang berada di sayap, wingtip, dan badan pesawat.
PersenjataanSu-35 mampu menggotong cukup banyak arsenal dalam sekali angkut. Ini adalah tuntutan sebagai pesawat multi-peran (
multi-role).
Di kedua sayapnya, terdapat enam cantelan misil dan dua
wingtip rail
yang ada di ujung sayap. Selain itu, masih ada pula dua cantelan di
bawah masing-masing mesin dan dua lagi di perut pesawat sehingga total
Su-35 memiliki 12
hard point yang bisa dipasangi dengan berbagai jenis misil udara-udara, udara-darat, atau sistem
reconnaisance untuk misi mata-mata atau penyusupan.
Su-35
saat ini kompatibel dengan berbagai macam persenjataan. Daftarnya
mencakup 4 jenis roket, 7 jenis misil, dan 4 jenis bom berbeda. Ditambah
dengan sebuah kanon 30 mm GSh-301 di "pundak" kanan pesawat yang bisa
memuntahkan 150 butir peluru dalam satu menit.
Daftar performa dan spesifikasi Su-35:Panjang: 21,9 m
Bentang sayap: 15,3 m
Tinggi: 5,9 m
Bobot
takeoff maksimal: 34.500 kg
Jumlah mesin: 2 Saturn 117S dengan TVC (Thrust Vector Control)
Daya dorong: 14.500 kg
Payload:
Tangki bahan bakar internal: 11.500 kg
Persenjataan: 8.000 kg
Daya jelajah:
Sea level (normal): 1.580 km
In-altitude (lebih tinggi): 3.600 km
Dengan dua tangki ksternal PTB-2000: 4.500 km
Ketinggian maksimum: 59.000 kaki (sekitar 18.000 m)
Rasio Thrust to weight:
Maximum load: 0,84:1
Normal load: 1,14:1
Akselerasi:
600 km per jam-1.100 km per jam: 13,8 detik
1.000 km per jam-1.300 km per jam: 8 detik
Kecepatan menanjak: 55.100
feet per menit, atau setara 280 m per detik
Kecepatan:
Maksimum: Mach 2,25
Super-cruise dengan mesin AL-41F: Mach 1,6
Sea level: 1.400 km per jam
G load: 9G
Jarak yang dibutuhkan untuk
takeoff/
landing: 400-450 m/650 m
Credit
KOMPAS.com