Selasa, 12 Juni 2018

Air China Pembawa Kim Jong Un Ternyata Pesawat PM Cina Li Keqiang


Air China. Staralliance.com
Air China. Staralliance.com

CB, Jakarta - Pesawat Air China Boeing 747 yang membawa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menuju Singapura pada Minggu adalah jet pribadi dari Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, seperti dilaporkan Korea Herald mengutip Hong Kong Apple Daily, pada Senin 11 Juni 2018.

Moda transportasi yang biasa digunakan Kim adalah pesawat terbangnya sendiri, Chammae 1, tetapi Kim Jong Un meminta bantuan dari Cina karena alasan keamanan terkait kondisi jet-nya. Chammae 1 adalah Ilyushin Il-62 yang direkonstruksi, pesawat jet jarak jauh Soviet yang telah berhenti produksi pada 1995.

Meskipun pesawat jet jarak jauh Il-62 dapat terbang hingga 10.000 kilometer dan mampu menempuh jarak 4.600 kilometer antara Pyongyang dan Singapura, usia jet itu dapat menghalangi pemimpin Korea Utara untuk perjalanan luar negerinya selain Cina.
Kim Jong Un dikabarkan mendapat pinjaman pesawat oleh Presiden Cina Xi Jinping selama kunjungannya ke Dalian, China, pada Mei lalu. Dilaporkan sebelumnya oleh Korea Times, Cina menawarkan penerbangan untuk Kim Jong Un. Pesawat Air China tiba di Pyongyang pada Minggu pagi sebelum kembali ke Beijing dua jam setelahnya. Namun tiba-tiba rute berubah langsung ke Bandara Changi, Singapura.


Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Kedatangan Kim untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura/AP
Empat pesawat Boeing yang digunakan oleh pemimpin politik Cina yakni B-2443, B-2445, B-2447, B-2472. Pesawat Xi Jinping adalah B-2472, sedangkan pesawat perdana menteri Li Keqiang adalah B-2447, sama dengan yang ditumpangi Kim Jong Un.

B-2447 adalah pesawat berusia 23 tahun yang berfungsi sebagai pembawa penumpang sipil ketika tidak digunakan oleh Li. Setiap kali hendak digunakan sebagai jet pribadi, interior pesawat dimodifikasi menjadi pesawat pribadi, lengkap dengan kantor, ruang tunggu dan kamar tidur. Namun tidak seperti US Air Force One milik Amerika Serikat, B-2447 tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan.

Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un tiba di Singapura pada Minggu 10 Juni, menjelang pertemuan puncak yang dijadwalkan Selasa 12 Juni. Kim Jong Un tiba pada pukul 2:36 pm waktu setempat, sementara Donald Trump tiba melalui Air Force One pukul 8:22 pm waktu Singapura.



Credit  tempo.co







Menlu Korut: Netanyahu 'Zionis Busuk' Pembunuh Warga Gaza


Menlu Korut: Netanyahu Zionis Busuk Pembunuh Warga Gaza
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho. Foto/REUTERS


PYONGYANG - Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) Ri Yong-ho mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (11/6/2018) pagi. Dia menyebut pemimpin negara Yahudi itu sebagai seorang "Zinois busuk" yang membunuh warga Gaza.

Serangan verbal itu disampaikan melalui Twitter. Komentar Menlu Ri sebagai respons atas video Netanyahu yang menawarkan bantuan Israel kepada penduduk Iran dengan teknologi air.

Netanyahu mengklaim teknologi air yang dikembangkan negaranya dapat membantu menyelamatkan nyawa orang-orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Menurutnya, rakyat Iran tidak terlayani kebutuhan air yang vital oleh rezim Teheran.

"Hari ini saya akan membuat penawaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Iran. Itu berhubungan dengan air. Israel berdiri bersama rakyat Iran dan itulah mengapa saya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Begini caranya," kata Netanyahu dalam video penawaran bantuan tersebut.

Ri yang mengomentari video itu di Twitter mempertanyakan mengapa Netanyahu tidak membantu memberikan air ke Gaza. "Zionis busuk Netanyahu menawarkan air ke Iran; dia seorang kriminal/pembohong. Sementara itu, dia tidak bisa repot-repot memberikan air ke Gaza; dia membunuh mereka (warga Gaza) sebagai gantinya," tulis Ri, yang dikutip Ynet.

Komentar keras Menlu Korut itu muncul di saat pemimpinnya Kim Jong-un sedang bersiap-siap melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura. Pertemuan untuk menentukan nasib krisis nuklir Pyongyang itu akan berlangsung Selasa (12/6/2018) besok.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon telah membalas tweet Menlu Ri. "Sisi baiknya Anda mengikuti kami di Twitter dan bereaksi. Di sisi negatifnya, Anda menghina kami tanpa alasan. Israel adalah negara yang mencari perdamaian, membela diri terhadap rezim Iran yang penuh kebencian dan kebencian yang mencari penghancuran kami," tulis Nahshon.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga berbicara tentang Netanyahu di Twitter. Dia tidak merespons tawaran bantuan teknologi air Israel untuk warga Iran.

Sebaliknya, Khamenei menganggap Netanyahu sebagai penjahat yang berpura-pura sebagai korban."PM dari rezim Zionis mengunjungi Eropa untuk memainkan (peran sebagai) korban, mengklaim, Iran ingin menghilangkan populasi beberapa juta. Penonton Eropa mendengarkan, mengangguk, dan menolak untuk mengatakan, 'Anda (rezim Zionis) melakukan kejahatan di Gaza dan Quds (Yerusalem)," tulis Khamenei.





Credit  sindonews.com






Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina


Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina
Dalam pidatonya di Yerusalem, Yahya Cholil Staquf menyerukan agar Palestina dan Israel berdamai. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)



Jakarta, CB -- Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Yerusalem menuai kecaman dan kemarahan dari kalangan pembela Palestina. Meski menyatakan lawatan itu tidak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ataupun Nadhlatul Ulama dimana dia menjadi Sekjen, sejumlah kalangan menyayangkan lawatan Yahya yang terjadi di saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.

Dalam pidatonya yang diterima CNNIndonesia.com, Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan konflik.

Berikut pidato Yahya di Yerusalem:



Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR (Israel Council on Foreign relations) yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih baik.

Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.

Saya tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah (troubles). Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.

Izinkan saya bertanya: apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?
Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?

Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita?

Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti ini.

Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.
Korban kekerasan di Jalur Gaza
Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Korban kekerasan di Jalur Gaza


Guru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk diwujudkan.

Di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan saja.

Bukan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya: Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi lainnya.
Dokter mangatakan bahwa obat apa pun tidak akan ada gunanya bagi penderita diabetes dan penyakit jantung, kecuali mereka mengubah gaya hidup dan pola makan. Al Qur'an mengatakan:

إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم

"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".

Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?

Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada ujungnya.

Izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh iman.

Tidakkah Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti mereka.
Ramadan di Yerusalem
Foto: REUTERS/Ammar Awad
Ramadan di Yerusalem


Apakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?

Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?

Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.

O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?

إلى الله المشتكى وهو المستعان ولا حول ولا قوة إلا يالله العلي العظيم

Tuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya.



Credit  cnnindonesia.com





Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU



Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU
Yahya Cholil Staquf diundang Israel. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)


Jakarta, CB -- Ketua Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Robikin Emhas menegaskan kehadiran Yahya Cholil Staquf ke Israel bukan dalam kapasitas sebagai Katib Aam PBNU.

"Kehadiran Gus Yahya Staquf di Israel adalah selaku pribadi, bukan mewakili PBNU," kata Robikin lewat keterangan tertulis, Sabtu (9/6).




Robikin menegaskan tidak pernah ada kerja sama yang terjalin antara PBNU dan Israel baik berupa program ataupun kelembagaan. Kehadiran beberapa tokoh NU yang pernah hadir ke Israel murni urusan pribadi.


"Tidak ada kerja sama NU dengan Israel. Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama program maupun kelembagaan antara NU dengan Israel," tuturnya.




Lebih lanjut, ia yakin bahwa kehadiran Gus Yahya, yang saat ini juga duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya.

"Setiap insan yang mencintai perdamaian pasti mendambakan penyelesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina," ujarnya.


Menurut Robikin, konflik Israel-Palestina tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Untuk itu, "diperlukan semacam gagasan out of the book" yang memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil.

"Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya," katanya.



Sebelumnya, rencana kunjungan PBNU ke Israel mendapat banyak cibiran netizen. Beberapa diantara mereka mengaku kecewa atas sikap PBNU yang malah mendatangi Israel di tengah umat Islam yang sedang terluka akibat beragam serangan yang dilakukan Israel.

Undangan dari Universitas Tel Aviv untuk PBNU viral di media sosial. Acara yang diselenggaran The Israel Council of Foreign Relation itu menyebut Gus Yahya akan menjadi pembicara untuk tema "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation" pada hari Rabu, 13 Juni 2018.

Salah seorang wartawan Israel dengan nama Simon Arann mengunggah status di akun twitternya jika ulama senior di Indonesia yang juga Sekretaris Jenderal Forum Keagamaan NU, Yahya Cholil Staquf akan memberikan kuliah di Isntitut Mendelin pekan depan meskipun tidak ada hubungan diplomatik Israel dan Indonesia.


Credit  cnnindonesia.com













Demi Keamanan, Turki Bangun Tembok Perbatasan dengan Suriah


Tembok Turki. REUTERS
Tembok Turki. REUTERS

CB, Jakarta - Turki telah menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan dengan Suriah sepanjang 764 kilometer atau setara dengan jarak Jakarta-Surabaya. Kata pejabat Turki, pembangunan tembok tersebut demi keamanan negaranya.
Middle East Monitor dalam laporannya mengatakan, sebuah perusahaan BUMN Turki, TOKI, mendapat tugas membangun tembok sepanjang 563 kilometer.


Tentara bejaga-jaga di tembok Turki. dailysabah.com
"Sementara sisanya 201 kilometer dikerjakan oleh beberapa pemerintahan provinsi yang dilintasi oleh tembok tersebut," kata pejabat Turki yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Anadolu.
Turki berbagi perbatasan darat 764 kilometer dengan Suriah melintasi Provinsi Sanliurfa, Gaziantep, Kilis, Hatay, Mardin dan Sirnak. "Seluruh provinsi tersebut berbatasan dengan Suriah yang kini dibekap perang saudara sejak 2011," tulis Middle East Monitor.
Tembok Turki. istimewa
Pembangunan tembok yang dimulai pada 2015 tersebut bukanlah proyek main-main karena selain dibangun dengan material pilihan, Turki melengkapi juga dengan peralatan canggih demi keamanan.

Tembok yang berdiri kokoh dengan tinggi tiga meter itu dilengkapi sistem pengintaian modern, kamera suhu, radar pengintai, sistem senjata pengendali jarak jauh, sistem getaran dan sensor suara. Turki sengaja membangun tembok ini untuk pengamanan negara dari para penyelundup atau imigran gelap.




Credit  tempo.co





Filipina Kecam Cina Karena Sita Ikan Nelayan di Laut Cina Selatan


Filipina Kecam Cina Karena Sita Ikan Nelayan di Laut Cina Selatan
Filipina Kecam Cina Karena Sita Ikan Nelayan di Laut Cina Selatan. Nelayan Filipina yang melaut di sekitar Gosong Scarborough berada di bawah pengawasan pasukan penjaga pantai Cina. Reuters/E. De Castro


Kebijakan lunak Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Cina mendapat ujian pertama setelah Manila menuding Beijing menyita ikan yang ditangkap nelayan Filipina di kawasan perairan di dekat Gosong Scarborough, Laut Cina Selatan. Pemerintah Filipina menilai langkah tersebut "tidak dapat diterima," kata jurubicara kepresidenan Harry Roque.

"Sebab itu kami telah menegaskan kepada Cina bahwa kami tidak mengizinkan pihak asing menyita ikan dari nelayan kami," ujarnya. "Kami meminta Cina mengambil langkah untuk menghentikan aksi pasukan penjaga pantai itu," imbuhnya lagi.

Roque mengklaim dirinya dan Menteri Luar Negeri Alan Peter Cayetano telah membahas masalah ini dengan duta besar Cina di Manila. Duta Besar Zhao Jianhua menjamin pemerintah Cina akan menghukum petugas penjaga pantai yang ketahuan menyita hasil tangkapan nelayan Filipina jika tuduhan tersebut terbukti.

"Saya mendapat jaminan dari duta besar bahwa hal ini bukan kebijakan pemerintah dan Beijing akan melakukan investigasi," kata Roque. "Kami tidak akan berdiam diri. Karena ada perjanjian antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Duterte bahwa tidak akan ada gangguan terhadap nelayan," imbuhnya lagi.

Ketegangan diplomasi teranyar antara Manila dan Beijing terjadi setelah sebuah stasiun televisi lokal mewawancarai sejumlah nelayan yang menjadi korban dan menampilkan video ketika pasukan penjaga pantai Cina menyita hasil tangkapan. Tiga nelayan yang menjadi korban saat ini telah diundang ke Istana Malacañang untuk memberikan kesaksian.

"Mereka naik ke kapal, mencari tempat penyimpanan ikan dan menyita tangkapan terbaik kami. Kami tidak bisa melakukan apapun karena kapal-kapal besar mereka ada di sana," kata Romel Cejuela, seorang nelayan yang diikutsertakan dalam jumpa pers di istana.

Meski begitu Roque memastikan insiden tersebut tidak akan membebani "persahabatan" antara Cina dan Filipina. "Hal ini terlalu kecil untuk bisa berdampak pada hubungan dengan Cina. Kami toh sudah mendapat jaminan bahwa pemerintah Cina akan mengambil langkah sesuai," imbuhnya seperti dilansir Rappler.

Cina yang menganeksasi Gosong Scarborough pada 2012 silam mendapat lampu hijau dari Manila untuk memperkuat posisinya di Laut Cina selatan sejak era kepresidenan Duterte.

Manila yang membidik aliran dana investasi dari Cina dikritik lantaran bersikap lunak saat Cina menempatkan rudal dan pesawat pembom di Kepulauan Spratly dan Paracel baru-baru ini. Namun kritik tersebut ditepis pemerintah Filipina.





Credit  sindonews.com/dw





Lika Liku Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un



Lika Liku Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

SINGAPURA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan bahwa ia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada bulan Juni mendatang di Singapura. Kepastian itu ditegaskan Trump setelah bertemu dengan tangan kanan Kim Jong-un, Kim Yong-chol, di Gedung Putih.

Rencana pertemuan bersejarah dua pemimpin yang sempat berseteru hebat itu bukan tanpa hambatan. Pertemuan bahkan terancam gagal setelah Trump secara mendadak membatalkan pertemuan itu sebelum sehari kemudian menariknya kembali.

Berikut sejumlah kejadian penting, perkembangan dan lika liku diplomatik yang menyelimuti pertemuan Trump dengan Kim Jong-un yang dirangkum Sindonews.

1 Januari 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un membuka kemungkinan terjadinya dialog dalam pidato Tahun Barunya dengan Korea Selatan (Korsel).

9 Januari 2018: Para pejabat dua Korea bertemu di Panmunjom dan menyepakati Korut akan mengirim atlet dan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.

Adik dari pemimpin Korut, Kim Yo-jong, menyambangi Korsel. Selain menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Yo-jong juga melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Dalam pertemuan itu, Yo-jong menyampaikan surat dari kakaknya Kim Jong-un yang berisi ingin bertemu dengan Moon Jae-in.

5 Maret 2018: Dua pejabat senior Korsel Kepala Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong, yang memiliki kontak dekat di Amerika Serikat (AS), dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon, yang dikenal sebagai juru runding utama Korsel, menyambangi Pyongyang dan bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.

7 Maret 2018: Setelah bertemu dengan Kim Jong-un, Chung Eui-yong terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un kepada Presiden Donald Trump. Ia mengatakan Diktator Muda Korut itu bersedia membahas program nuklirnya dengan AS. Kim Jong-un bahkan berjanji akan menangguhkan uji coba nuklir.

9 Maret 2018: Trump menerima undangan Kim Jong-un untuk bertemu setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat Korsel.

27 Maret 2018: Kim Jong-un melakukan kunjungan mendadak ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

18 April 2018: Trump mengonfirmasi bahwa Mike Pompeo, yang saat itu masih menjadi kepala CIA, telah mengunjungi Korut dan bertemu dengan Kim Jong-un.

21 April 2018: Kim Jong-un mengumumkan penangguhan uji coba nuklir Korut.

27 April 2018: Sejarah tercipta. Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Kim Jong-un menjadi presiden pertama yang menyebrang ke Korsel. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama menuju denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea. 

7 Mei 2018: Kim Jong-un kembali bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

9 Mei 2018: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kembali melakukan kunjungan ke Korsel untuk membahas persiapan pertemuan Kim Jong-un dengan Trump. Disaat bersamaan, rezim Kim Jong-un membebaskan tiga warga AS keturunan Korea dan menyerahkannya kepada Pompeo.

10 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada tanggal 12 Juni.

12 Mei 2018: Korut mengumumkan akan membongkar tempat uji coba nuklirnya Punggye-ri pada 23 dan 25 Mei. Korut akan mengundang wartawan luar negeri untuk menyaksikan peristiwa tersebut.

16 Mei 2018: Korut membatalkan pembicaraan dengan Korsel dan mengancam akan membatalkan pertemuan bersejarah Trum-Kim Jong-un. Tindakan ini sebagai aksi protes atas latihan militer AS-Korsel dan menyatakan tidak bisa ditekan secara sepihak untuk melepaskan program nuklirnya.

22 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.

23 Mei 2018: Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut masih terbuka. Menurutnya Washington sampai saat ini belum menarik opsi militer dari atas meja untuk menghadapi Korut.

24 Mei 2018: Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son-hui, mengecam pernyataan Pence dan menyebutnya sebagai "Boneka Politik". Ia bahkan mengatakan terserah kepada AS akan bertemu dengan Korut di meja perundingan atau medan tempur nuklir.

Lewat sepucuk surat, Trump membatalkan pertemuannya dengan Kim Jong-un. Ini tidak lepas dari reaksi yang ditunjukkan Korut kepada pernyataan Wakil Presiden Mike Pence.

25 Mei 2018: Korut menghancurkan situs uji coba nuklir Punggye Ri. Korut juga mengatakan pintu dialog dengan Trump masih terbuka.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa pemerintahannya kembali berhubungan dengan Korut dan kedua belah pihak dapat menjadwal ulang pertemuannya dengan Kim Jong-un. Pertemuan ini mungkin bisa terjadi sesuai jadwal.

26 Mei 2018: Dua pemimpin Korea, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, menggelar pertemuan mendadak di desa gencatan senjata Panmunjom. Pertemuan mendadak ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses. Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong-un juga menegaskan komitmennya melakukan denuklirisasi dan siap untuk bertemu Trump.

28 Mei 2018: Para pejabat AS dan Korut bertemu sebagai persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un. Pertemuan antara pejabat Washington dengan Pyongyang itu terjadi di perbatasan Korut dengan Korea Selatan

Selang beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengatakan tim AS telah tiba di Korut untuk mempersiapkan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diusulkan antara dirinya dan Kim Jong-un.

31 Mei 2018: Menlu AS Mike Pompeo akan bertemu dengan tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol di New York. Pertemuan ini untuk membicarakan persiapan konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.

1 Juni 2018: Tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk menyampaikan surat dari Kim Jong-un.

2 Juni 2018: Setelah bertemu dengan Kim Yong-chol dan menerima surat dari Kim Jong-un, Trump memastikan jika pertemuan puncak dengan pemimpin Korut itu tetap dilaksanakan pada 12 Juni.

3 Juni 2018: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis angkat bicara mengenai sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Mattis menuturkan, pihaknya akan mencabut sanski tersebut jika proses denuklirisasi telah dilakukan.

Sementara Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menyatakan, pihaknya berusaha untuk memastikan bahwa pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berlangsung aman dan berhasil.

6 Juni 2018: Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders menyatakan, pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un akan digelar di salah hotel mewah yang berada di satu resort terbesar di Singapura, yakni di Pulau Sentosa.

Pemerintah Singapura menyatakan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan akan mengunjungi Korea Utara (Korut) dari Kamis hingga Jumat. Kunjungan itu dilakukan beberapa hari sebelum negara itu menjadi tuan rumah bagi pertemuan bersejarah pemimpin Korut dan Amerika Serikat (AS).

8 Juni 2018: Trump menyatakan pertemuan dengan Kim Jong-un siap digelar. Ia juga menyatakan perjanjian damai Semenanjung Korea mungkin bisa dicapai saat dia melakukan pertemuan dengan pemimpin Kim Jong-un.

10 Juni 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un tiba di Singapura untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Selang beberapa jam kemudian, pesawat Air Force One yang membawa Presiden AS Donald Trump mendarat di bandara Singapura.




Credit  sindonews.com


Pompeo: AS Akan Tawarkan Jaminan 'Unik' ke Korut


Pompeo: AS Akan Tawarkan Jaminan Unik ke Korut
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Foto/Istimewa
-

SINGAPURA - Amerika Serikat (AS) menuntut perlucutan senjata nuklir Korea Utara (Korut) secara menyeluruh dan dapat diverifikasi. Senbagai balasan, AS bersedia menawarkan jaminan keamanan "unik" kepada Korut.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

"Kami siap untuk mengambil tindakan yang akan memberikan (Korea Utara) kepastian bahwa mereka denuklirisasi bukanlah sesuatu yang berakhir buruk bagi mereka," kata Pompeo pada konferensi pers.

"Justru sebaliknya, itu mengarah ke masa depan yang lebih cerah dan lebih baik untuk orang Korea Utara," imbuhnya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (12/6/2018).

Meski begitu, Pompeo tidak akan menjelaskan secara detail tentang apa yang mungkin ditawarkan AS sebagai imbalan Kim Jong-un menyerahkan gudang persenjataan nuklirnya.

"Kami siap memberikan jaminan keamanan yang berbeda, unik, untuk apa yang Amerika telah bersedia berikan sebelumnya," katanya.

"Kami pikir ini perlu dan tepat," sambungnya.

Ia mengatakan bahwa bantuan ekonomi tidak akan diberikan sampai AS memiliki bukti bahwa tuntutannya telah dipenuhi.

"Tujuan akhir dari usaha diplomasi kami dengan Korea Utara tidak berubah," katanya kepada wartawan.

"Denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan yang tidak dapat diubah adalah satu-satunya hasil yang akan diterima Amerika Serikat," tegasnya. 




Credit  sindonews.com





Donald Trump dan Kim Jong Un akhirnya berjabat tangan


Donald Trump dan Kim Jong Un akhirnya berjabat tangan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni 2018. (REUTERS/JONATHAN ERNST)



Singapura (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saling berjabat tangan dan saling bertukar senyuman ketika mereka mengawali pertemuan bersejarah di Singapura, padahal beberapa bulan lalu keduanya saling mengancam meletuskan perang nuklir.

Untuk kedua tokoh ini, pertemuanyang merupakan pertama kali terjadi seorang pemimpin Korea Utara bertemu dengan seorang pemimpin Amerika Serikat, pertemuan tersebut adalah momen paling berarti dalam karir mereka.

Setahun lalu pertemuan ini tidak pernah terlintas sedikit pun dari pikiran orang setelah ketegangan memuncak akibat rangkaian uji coba program nuklir dan peluru kendali Utara di mana Pyongyang berhasil mengembangkan rudal jarak jauh berhulu ledak nuklir yang bisa mencapai daratan AS, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com



Tiba di tempat sekitar 07.30 WIB, Trump dan Kim akhirnya bertemu

Tiba di tempat sekitar 07.30 WIB, Trump dan Kim akhirnya bertemu
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang beberapa bulan lalu saling umpat dan saling ancam akhirnya bertemu di Singapura, pukul 09,00 waktu Singapura atau 08.00 WIB, 12 Juni 2018. (Reuters)


Singapura (CB - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah berada di venue pertemuan bersejarah di antara nmereka di Singapura, hari ini, setelah kedua belah pihak berupaya menyempitkan perbedaan di antara mereka mengenai cara mengakhiri perselisihan nuklir. Beberapa menit kemudian mereka menggelar pertemuan empat mata.

Trump optimistis terhadap prospek hasil positif dari pertemuan pertama antara seorang presiden Amerika dengan seorang pemimpin Korea Utara, namun Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tetap mempertannyakan kejujuran Kim mengenai niatnya untuk denuklirisasi.

Para pejabat kedua belah pihak telah bertemu selama beberapa menit untuk menyusun landasan bagi pertemuan puncak hari ini. Pertemuan ini nyaris tak terbayangkan oleh siapa pun karena beberapa bulan Trump dan Kim saling mengeluarkan ancaman sehingga menimbulkan kekhawatiran pecahnya perang.

KTT ini dijadwalkan mulai pukul 9.00 waktu setempat atau pukul 08.00 WIB ini.

Trump adalah pihak pertama yang tiba di Hotel Capella di Pulay Sentosa, yang merupakan pulau liburan di lepas pantai Singapura yang dipenuhi hotel-hotel mewah, taman tema Universal Studios dan pantai-pantai buatan manusia.


Tayangan televisi menunjukkan iring-iringan pembawa Kim tiba di situs itu setelah Trump.

Kim dijadwalkan kembali ke Korea Utara sore nanti.

Pemimpin jebolan Swiss yang berusia 34 tahun itu tidak pernah meninggalkan negaranya sejak berkuasa pada 2011, selain dua kali ke Tiongkok dan sekali ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Presiden Moon Jae-in.

Kim terus mengumbar senyum selama di Singapura yang seolah memupus gambaran beberapa bulan sebulannya sebagai pemimpin bengis yang memerintahkan eksekusi pamannya sendiri, abang tirinya dan beberapa pejabat Korea Utara yang dianggap tidak loyal, demikian Reuters.






Credit  antaranews.com






Kim Jong-un, Misteri Sang Pemimpin Negara Terisolasi


Kim Jong-un, Misteri Sang Pemimpin Negara Terisolasi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters)



Jakarta, CB -- "Semua ini rahasia dan saya mengungkap semua rahasia itu kepada dunia. Karena itu, saya bisa dieksekusi oleh regu tembak kapan pun."

Pernyataan itu terlontar dari mulut Kenji Fujimoto ketika bercerita mengenai pengalamannya menjadi koki sushi bagi keluarga pemimpin tertinggi Korea Utara dua dekade silam, Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.

Berani bersuara, pria Jepang ini pun langsung menjadi "buronan" berbagai media dan lembaga intelijen yang ingin mengungkap kisah hidup rezim penguasa di negara paling tertutup tersebut, termasuk mengenai sang pewaris takhta, Kim Jong-un.



Begitu misterius negara tersebut, tanggal pasti kelahiran Kim saja masih menjadi perdebatan.

Pemerintah Korut menyebut Kim lahir pada 8 Januari 1982, tapi intelijen Korea Selatan meyakini tanggal sebenarnya adalah setahun setelahnya.

Hanya satu hal pasti, Kim lahir dari rahim istri ketiga Kim Jong-il, Ko Yong-hi, yang meninggal dunia akibat kanker payudara pada 2004 lalu.

Kenji sendiri meyakini bahwa Kim dilahirkan pada 1983. Direkrut sebagai koki sekitar lima tahun setelah itu, Kenji mengaku sudah mengenal dan mengetahui karakter Kim sejak sang pewaris takhta masih berusia tujuh tahun.

Kenji ingat betul Kim pernah mencoba membuatnya terkejut saat sedang di dalam bilik toilet. Kim memang dianggap sebagai anak yang ceria sejak kecil.


Kepada Washington Post, Kenji juga mengaku pernah meminjamkan CD musik Whitney Houston saat Kim baru kembali ke Korut setelah bersekolah di Swiss pada usia 17 tahun.

Surat kabar harian Swiss, L'Hebdo, melaporkan bahwa Kim belajar di Sekolah Internasional Berne dengan nama samaran Pak Chol.

Menurut Washington Post, Kim berteman dengan sejumlah anak diplomat Amerika Serikat selama di sana. Ia pun sempat belajar bahasa Perancis dan Jerman.

L'Hebdo meberitakan bahwa saat itu, para petugas sekolah dan teman sekelas Kim, "mengira dia adalah putra dari sopir kedutaan besar."



"Teman-teman dan staf di sekolahnya mengingat dia sebagai bocah pemalu yang suka ski, Asosiasi Basket Nasional (NBA), dan memuja aktor film aksi Jean-Claude Van Damme," tulis Washington Post.

Sepulangnya ke kampung halaman, ia dilaporkan bersekolah di Universitas Kim Il-sung pada 2002 hingga 2007.

Hidup Kim berubah sekitar dua tahun kemudian, tepatnya pada 15 Januari 2009, ketika kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Kim Jong-il memilihnya menjadi pewaris takhtanya kelak.

Dua bulan kemudian, Kim dilaporkan ikut serta dalam pemilihan umum untuk mengisi posisi di parlemen Korut. Sejumlah laporan kemudian menunjukkan Kim tak ada dalam daftar anggota parlemen, tapi langsung mengisi posisi di Komisi Pertahanan Nasional.


Sejak saat itu, karier Kim langsung melesat. Ia bahkan dinobatkan menjadi ketua Partai Pekerja Korut, partai berkuasa di Korut. Ia lantas menjadi pemimpin defacto negara itu dengan gelar "Kamerad Brilian."

Sejumlah analis pun mengaku mendapatkan bukti kuat bahwa Kim sudah direstui untuk menjadi pengganti ayahnya.

"Pengunjung yang kembali ke Jepang dari negara Stalinis itu mengatakan bahwa warga Korea Utara diperintahkan menyanyikan lagu baru untuk memuji Kim Jong-un, seperti yang mereka lakukan bagi ayah dan kakeknya," bunyi laporan ABC.

Setelah berbagai manuver politik, Kim Jong-il akhirnya wafat pada 17 Desember 2011 dan menyerahkan takhtanya kepada Kim Jong-un.



Kim Jong-un dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan
Foto: SINGAPORE'S MINISTRY OF COMMUNICATIONS AND INFORMATION/via REUTERS
Kim Jong-un dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan

Pada 11 April 2012, Kim Jong-un secara formal diberi jabatan Sekretaris Pertama Partai Pekerja Korea, menggantikan posisi ayahnya yang sudah menyandang titel abadi sebagai sekretaris jenderal.

Selama menjabat, Kim juga mewarisi kebijakan yang diterapkan oleh sang ayah, mulai dari ekonomi hingga senjata nuklir. Ia bertekad terus mengembangkan program senjata itu sebagai pertahanan diri dari provokasi AS dan Korsel.

Meski terus bersikap keras dengan meluncurkan rudal dan menguji coba bom nuklir sepanjang 2017, Kim melunak pada awal tahun ini.

Pertengahan tahun ini, sejarah tertoreh ketika Kim akhirnya bertemu dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in. Dengan pertemuan itu, Kim juga menjadi pemimpin Korut pertama yang menginjakkan kaki di Korsel.



Dalam perjumpaan tersebut, kedua pemimpin sepakat bakal menandatangani perjanjian damai kedua negara yang selama ini sebenarnya masih berstatus berperang karena Perang Korea 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata.

Kim pun dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, pada 12 Juni mendatang di Singapura untuk membahas perdamaian di kawasan.

Media barat memang selalu menggambarkan Kim sebagai sosok yang bengis dengan berbagai pemberitaan kejam, seperti mengeksekusi mati pamannya sendiri.

Namun, orang yang pernah bertemu langsung menganggap Kim sebagai sosok yang misterius, tapi ramah dan mudah bergaul.

Kenji, misalnya, sempat takut diburu oleh Korut karena membocorkan kisahnya selama di negara itu.


Jantungnya berdegup kencang ketika pada 2012, seorang agen Korut menghampirinya dan berkata, "Pemimpin tertinggi Kim Jong-un ingin Anda memenuhi janji yang Anda buat pada 2001."

Kenji bernafas lega ketika mengingat bahwa ia pernah berjanji akan berkuda dengan Kim sebelum kabur dari Korut. Ia pun sepakat untuk terbang menemui Kim.

"Saat pintu terbuka perlahan, orang pertama yang saya lihat adalah Kim Jong-un, yang berkata, 'Lama tidak berjumpa, Fujimoto.'"

Mengingat kembali momen itu, Kenji kemudian berkata, "Saya bilang kepada Kim Jong-un dalam bahasa Korea, 'Saya, Fujimoto sang pengkhianat, sekarang kembali,' dan dia membalas, 'Tidak apa-apa. Tidak apa-apa,' sambil menepuk pundak saya. Saya menangis sangat kencang."



Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in
Foto: The Presidential Blue House /Handout via REUTERS
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in


Pemain basket NBA yang dua kali bertemu dengan Kim, Dennis Rodman, pun mengatakan bahwa pemimpin Korut itu sangat ramah dan baik.

"Dia berkata, 'Saya tidak mau mengebom siapa pun. Namun, kami mempertahankan bom nuklir kami karena kami negara kecil. Itu satu-satunya cara kami mempertahankan diri,'" ucap Rodman menirukan perkataan Kim.

Melanjutkan kisahnya, Rodman berkata, "Mereka hanya ingin orang di Amerika dan pemerintahannya tahu bahwa mereka tidak benci orang Amerika. Mereka ingin kerja sama dengan orang Amerika."






Credit  cnnindonesia.com




Menhan AS: Militer Korut 'Hening' Jelang Pertemuan Kim-Trump


Menhan AS: Militer Korut 'Hening' Jelang Pertemuan Kim-Trump
Menhan AS, Jim Mattis, mengatakan bahwa militer Korut tak melakukan pergerakan mencurigakan menjelang pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump, Selasa (12/6). (Reuters/Jonathan Ernst)



Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, mengatakan bahwa militer Korea Utara tak melakukan pergerakan mencurigakan menjelang pertemuan Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump di Singapura pada Selasa (12/6).

"Semuanya hening," ujar Mattis kepada para wartawan di Kementerian Pertahanan ketika ditanya mengenai pemantauan terhadap militer Korut, Senin (11/6).

Pernyataan ini sekaligus meredam kekhawatiran Korut akan melakukan provokasi militer menjelang pertemuan antara Kim dan Trump yang mengusung agenda utama perlucutan senjata nuklir.


Isu ini sangat sensitif karena Korut sempat berkeras mempertahankan program senjata nuklirnya demi melindungi diri dari AS dan Korea Selatan yang kerap melakukan latihan militer bersama.



Pyongyang bahkan sempat mengancam membatalkan pertemuan dengan Trump ini karena AS masih melakukan latihan militer dengan Korsel yang dianggap mengancam kedaulatan Korut.

Namun kini, Mattis memastikan bahwa kehadiran sekitar 28.500 tentara AS di Korsel tidak akan menjadi bahan pembicaraan dalam pertemuan antara Trump dan Kim.


Mattis menegaskan bahwa latihan militer gabungan itu adalah isu bilateral antara AS dan Korsel sehingga keputusan apa pun terkait isu tersebut hanya bisa diputuskan oleh Washington dan Seoul.

Kim dan Trump sendiri dijadwalkan bertemu di Hotel Capella, Sentosa Island, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Jika pembicaraan berjalan lancar, Kim dilaporkan bakal mengundang Trump ke Korut pada Juli mendatang, ditindaklanjuti dengan dialog berikutnya di Washington dua bulan kemudian.





Credit  cnnindonesia.com




Demo Besar Anti-Cina di Vietnam, Beijing Minta Warganya Waspada



Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com

CB, Jakarta - Cina memperingatkan warganya di Vietnam agar waspada menyusul demo besar anti-Cina di negara itu membesar akhir-akhir ini.
Dalam beberapa hari terakhir pengunjuk rasa di Vietnam bentrok dengan polisi saat memprotes rencana pemerintah untuk menciptakan zona ekonomi baru bagi investasi asing yang telah memicu sentimen anti-Cina di negara itu.

Kedutaan Cina di Hanoi mengunggah pemberitahuan di situs resmi kedutaan berisi peringatan terkait maraknya aksi protes di negeri itu.
"Kedutaan Cina di Vietnam sangat memperhatikan perkembangan yang relevan dan mengingatkan warga Cina di Vietnam untuk memperhatikan keamanan saat bepergian," demikian isi dari peringatan tersebut, seperti dilansir Reuters pada 11 Juni 2018.

Peringatan dikeluarkan setelah lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam unjuk rasa di Vietnam tengah pada Ahad, 10 Juni 2018. Demonstrasi yang berlansung di hampir seluruh Vietnam itu dilakukan untuk menentang zona ekonomi khusus yang ditakutkan akan didominasi oleh investor Cina.
Menanggapi demo yang menyuarakan sentimen pada Cina, Majelis Nasional Vietnam pada Senin, 11 Juni 2018 setuju untuk menunda pemungutan suara terkait rancangan undang-undang baru yang akan memungkinkan investor asing untuk menyewa tanah hingga 99 tahun. Selain itu, Vietnam akan memberikan insentif yang lebih besar kepada investor asing dan mengurangi berbagai pembatasan.



Credit  tempo.co





Jepang Protes Pemasangan Kabel Optik Rusia di Pulau Sengketa


Foto yang diambil pada 2005 memperlihatkan Pulau Kunashiri, satu dari empat pulau yang diklaim Rusia sebagai Kepulauan Selatan Kuril di Selatan Rusia dan di teritori utara Jepang.[REUTERS/Kyodo]
Foto yang diambil pada 2005 memperlihatkan Pulau Kunashiri, satu dari empat pulau yang diklaim Rusia sebagai Kepulauan Selatan Kuril di Selatan Rusia dan di teritori utara Jepang.[REUTERS/Kyodo]

CB, Jakarta - Jepang mengkritik Rusia atas rencananya untuk memasang kabel serat optik ke pulau-pulau yang disengketakan oleh Tokyo dan Moskow. Jepang menyebut proyek pemasangan kabel ini sangat disayangkan dan tanpa dasar hukum.
Hubungan antara Jepang dan Rusia memburuk selama beberapa dekade terakhir dikarenakan sengketa atas empat pulau, yang diduduki oleh Uni Soviet pada akhir teater penutupan Perang Dunia II tetapi pulau-pulau ini kemudian diklaim oleh Jepang usai perang. Pulau-pulau ini dikenal di Jepang sebagai Wilayah Utara dan di Rusia sebagai Kuril Selatan.

"Sangat disayangkan bahwa proyek semacam itu sedang dilaksanakan di bawah pendudukan Rusia yang tidak memiliki dasar hukum," kata juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, seperti dilaporkan Channel News Asia, 11 Juni 2018.
Surat kabar Sankei Shimbun Jepang melaporkan Rusia berencana untuk meletakkan kabel antara pulau yang disengketakan dan pulau Sakhalin di kawasan Pasifik Rusia. Surat kabar itu mengatakan Moskow telah memberi tahu Tokyo tentang proyek itu, yang akan dilaksanakan oleh perusahaan Cina Huawei Technologies.


Pulau Kuril.[Sputnik International]

Sengketa atas pulau-pulau itu telah mencegah kedua negara itu menandatangani perjanjian damai untuk mengakhiri permusuhan perang secara formal. Kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Rusia bulan lalu tidak menghasilkan kemajuan mengenai masalah ini.
Secara strategis, penguasaan pulau-pulau memastikan Rusia memiliki akses ke Samudra Pasifik untuk armada Pasifik dan kapal selamnya yang berbasis di Vladivostok melalui selat.

"Pertama-tama, jenis kegiatan ini, berdasarkan pendudukan [pulau-pulau] yang tidak adil secara hukum, tidak bertepatan dengan posisi Jepang dan menyebabkan penyesalan yang mendalam. Melalui jalur diplomatik, kami telah melaporkan posisi negara kami ke Rusia dan Cina dan telah mengajukan protes," kata Suga pada konferensi pers di Tokyo, seperti dikutip dari Sputniknews. Suga menyampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang telah menyampaikan protes ke Kedutaan Besar Jepang di Rusia pada 7 Juni lalu.

Pada 5 Juni, Rusia memberi tahu Jepang tentang niatnya untuk mulai memasang kabel serat optik bawah air dari Sakhalin menuju Kuril selatan pada 10 Juni, dengan kerjasama perusahaan Cina, Huawei.

Raksasa telekomunikasi Rusia, Rostelecom, bermaksud untuk menyelesaikan peletakan jalur komunikasi serat optik bawah laut (FOCL) dari Sakhalin ke Kepulauan Kuril sebelum 2019 sebagai bagian dari program pengembangan Timur Jauh. Tujuan dari proyek ini adalah penciptaan infrastruktur modern di Timur Jauh Rusia.




Credit  tempo.co





Mahathir Berkunjung ke Jepang, Sinyal Tinggalkan Cina?


Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad berbicara dalam konferensi pers usai rapat kabinet di Putrajaya, Malaysia, Rabu 30 Mei 2018. Mahathir mengatakan pemerintah Malaysia terpaksa menghentikan pesawat MH370 yang hilang dan pencarian akan dilanjutkan jika ada bukti baru. [AP photo/Sadiq Asyraf]
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad berbicara dalam konferensi pers usai rapat kabinet di Putrajaya, Malaysia, Rabu 30 Mei 2018. Mahathir mengatakan pemerintah Malaysia terpaksa menghentikan pesawat MH370 yang hilang dan pencarian akan dilanjutkan jika ada bukti baru. [AP photo/Sadiq Asyraf]

CB, Jakarta - Mahathir Mohamad memilih Jepang sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia. Kunjungan ini sekaligus menyiratkan Malaysia kemungkinan akan melepaskan ketergantungan pada investasi Cina.
Tiba di Jepang pada Ahad, 10 Juni 2018, Mahathir langsung bertemu investor dan menawarkan transaksi bisnis di tengah-tengah konferensi Nikkei Asia.

Kunjungan itu menandai perjalanan luar negerinya yang pertama setelah kembali berkuasa dan menunjukkan pergeseran kembali ke kebijakan "Melihat Timur".
Hal ini juga dilihat sebagai tanda langkah negara Asia Tenggara itu menjauh dari Cina, yang secara Beberapa perusahaan Cina dicurigai digunakan untuk menutupi skandal korupsi di dana negara 1Malaysia Development Berhad, 1MDB.
"Pemerintah sebelumnya mungkin melibatkan Jepang, tetapi tidak dengan antusiasme yang sama dengan Cina," kata Shahriman Lockman, seorang analis senior di Institute of Strategic and International Studies, seperti dilansir Reuters pada 10 Juni 2018.

Mahathir dalam kunjungan 3 harinya ke Jepang, dijadwalkan untuk menghadiri konferensi tahunan Nikkei Asia dan akan bertemu Perdana Menteri Shinzo Abe.
"Fakta dia memilih untuk menghadiri konferensi menyiratkan sesuatu: itu pasti akan memberikan kesempatan untuk meremajakan hubungan Malaysia-Jepang," kata Shahriman.
Indikasi lain Mahathir Mohamad mulai meninggalkan Cina, terlihat ketika menarik diri dari proyek rel kecepatan tinggi yang akan dibangun oleh perusahaan dari Beijing.





Credit  tempo.co




Selain Jho Low, KPK Malaysia Rilis 4 Buronan Skandal 1MDB


KPK Malaysia (MACC) merilis empat nama yang menjadi buronan yang diduga terlibat dalam skandal 1MDB, Senin (11/6).
KPK Malaysia (MACC) merilis empat nama yang menjadi buronan yang diduga terlibat dalam skandal 1MDB, Senin (11/6).
Foto: The Star

Salah satu dari empat nama tersebut adalah Tan Kim Loong yang disebut misterious man



CB, PETALING JAYA -- Untuk pertama kalinya, identitas Tan Kim Loong (40 tahun), seorang tokoh kunci dalam skandal 1Malaysia Development Bhd (1MDB), telah terungkap. Seperti dikutip The Star, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) merilis fotofit Tan, yang juga dikenal sebagai Eric Tan, bersama dengan tiga lainnya karena diduga terlibat dengan skandal 1MDB.


Tiga lainnya adalah Tang Keng Chee (Casey Tang), Geh Choh Heng dan Loo Ai Swan (Jasmine Loo). Tan dikenal sebagai 'manusia misterius' dan diduga menyamar dengan nama lain.

Dia diidentifikasi sebagai penandatangan untuk banyak rekening bank di Singapura dari mana uang dari akun 1MDB dicuci. Rekeningnya adalah RBS Coutts Bank dan Falcon Bank.


Tan telah menjadi buronan, bersama dengan pengusaha Low Taek Jho, juga dikenal sebagai Jho Low, sejak Oktober 2016. Sedangkan Tang, Geh dan Loo adalah mantan karyawan dari 1MDB yang penuh skandal.


Tang adalah seorang eksekutif investasi dan pelopor dalam 1MDB. Geh dan Loo juga bekerja di perusahaan. Tang dan Loo telah berada di daftar yang dicari selama beberapa tahun sekarang, tapi ini adalah pertama kalinya nama Geh muncul.





Credit  republika.co.id







Israel Gelar Latihan Militer Dadakan di Perbatasan Suriah


Israel Gelar Latihan Militer Dadakan di Perbatasan Suriah
IDF menyatakan, pihaknya telah meluncurkan latihan militer dadakan dalam skala yang cukup besar di Dataran Tinggi Golan, yang berbatasan langsung dengan Suriah. Foto/Reuters

TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan, pihaknya telah meluncurkan latihan militer dadakan dalam skala yang cukup besar di Dataran Tinggi Golan, yang turut berbatasan langsung dengan Suriah.

"Beberapa saat yang lalu, latihan militer besar-besaran dimulai di daerah Dataran Tinggi Golan. Selain itu, sebagai bagian dari latihan sistem untuk memanggil pasukan cadangan diaktifkan," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

"Latihan itu direncanakan sebelumnya sebagai bagian dari jadwal latihan 2018 dan tidak terkait dengan situasi saat ini di daerah tersebut." sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (11/6).

IDF kemudian menyatakan telah memperingatkan penduduk setempat bahwa mereka mungkin mendengar suara ledakan dan bahwa lalu lintas di daerah itu mungkin meningkat karena adanya latihan itu.

Latihan Israel di Dataran Tinggi Golan diadakan di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Awal tahun ini, Israel beberapa kali menyerang apa yang disebut posisi pasukan Iran di Suriah, mengutip tindakan agresif dari pihak milisi yang didukung Iran di Dataran Tinggi Golan.




Credit  sindonews.com





Bela Palestina, Valencia Boikot Israel



Bela Palestina, Valencia Boikot Israel
Seorang perempuan Palestina melempar batu ke arah pasukan Israel dalam demo Great March of Return di perbatasan Gaza. Foto/REUTERS/Mohammed Salem

VALENCIA - Valencia, kota terbesar ketiga di Spanyol memutuskan untuk memboikot Israel, baik otoritas maupun berbagai perusahaannya. Gerakan boikot, divestasi dan sanksi (BDS) oleh otoritas kota itu sebagai pembelaan terhadap Palestina.

Dewan Kota Valencia pada pekan lalu secara resmi mendeklarasikan kota itu sebagai "zona bebas apartheid Israel". Deklarasi itu terjadi berkat mosi yang diusulkan oleh anggota dewan kota Neus Fabregas Santan yang mendukung rakyat Palestina.

Sebelumnya, penyanyi asal Kolombia, Shakira, membatalkan konsernya di Tel Aviv. Kemudian Argentina membatalkan pertandingan sepak bola persahabatan dengan Israel di Yerusalem.

Para artis dan pembuat film internasional juga menarik diri dari festival film LGBT Tel Aviv. Rentetan kejadian itu memicu gelombang publik Valencia untuk mendukung BDS terhadap Israel untuk membela Palestina.

"Orang-orang Palestina telah meminta orang-orang Eropa untuk langkah-langkah ini. Cara terbaik untuk melawan apartheid dan mendukung Palestina adalah dengan poin-poin yang dijelaskan dalam gerakan ini," ujar Neus Fabregas, yang dilansir Telesur, Senin (11/6/2018).

Sekarang, dewan kota Valencia telah berkomitmen untuk menahan diri dari setiap kontrak atau acara budaya dengan otoritas atau pun perusahaan Israel.

"Kami harus bertindak lebih tegas pada negara ilegal seperti Israel," kata Pablo Iglesias, pemimpin partai sayap-kiri Podemos, partai pendukung utama mosi BDS terhadap Israel, dalam wawancaranya dengan penyiar RTVE. Iglesias menyebut Israel itu "negara kriminal".

"Dengan berjanji untuk memboikot Israel dan secara terbuka mengumumkan diri mereka sebagai Zona Bebas Apartheid Israel, bisnis seperti toko dan restoran, organisasi masyarakat dan dewan lokal dapat memberikan kontribusi penting," kata kelompok gerakan BDS dalam sebuah pernyataan mengomentari keputusan otoritas Kota Valencia.

Kota-kota Spanyol lainnya juga telah menyatakan dukungan mereka untuk rakyat Palestina dan gerakan BDS. Madrid, ibu kota dan kota terbesar Spanyol, telah mengecam penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan tidak pandang bulu terhadap warga sipil Palestina.

Otoritas kota itu juga menyerukan penghentian segera terhadap pengepungan ilegal Israel yang menyengesarkan sekitar 2 juta orang di Gaza.

Dewan Kota Barcelona telah menyerukan embargo senjata komprehensif terhadap Israel dan meminta negara Spanyol untuk mendukung seruan tersebut. Kota Terrassa dan Badalona ikut bergabung dalam seruan untuk pemerintah Spanyol dan pemerintah Eropa lainnya agar berhenti menjual senjata ke Israel.

"Ketika pemerintah pusat gagal melindungi hak asasi manusia, dewan kota memikul tanggung jawab yang sangat besar dan memiliki kesempatan untuk memainkan peran bersejarah di sisi keadilan," kata Ana Sanchez, anggota Komite Nasional Boikot (BNC) Spanyol.

“Saya yakin bahwa jumlah kota yang bertindak untuk melawan semua pelanggaran berat hak asasi manusia akan terus bertambah di seluruh Eropa dan sekitarnya. Mereka akan memainkan peran penting dalam mengakhiri apartheid Israel." 





Credit  sindonews.com




Lakukan Blokade, Qatar Seret UAE ke Mahkamah Internasional



Lakukan Blokade, Qatar Seret UAE ke Mahkamah Internasional
Pemerintah Qatar mengatakan telah membawa Uni Emirat Arab (UEA) ke Mahkamah Internasional terkait blokade yang dilakukan oleh negara itu. Foto/Istimewa


DOHA - Pemerintah Qatar mengatakan telah membawa Uni Emirat Arab (UEA) ke Mahkamah Internasional terkait blokade yang dilakukan oleh negara itu. Doha menggambarkan blokade itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

UEA, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memberlakukan boikot terhadap Qatar pada Juni 2017, memutus hubungan diplomatik dan transportasi dengan negara kecil yang kaya, menuduh negara itu mendukung terorisme. Doha membantahnya dan mengatakan bahwa tekanan ditujukan untuk menghapus kedaulatannya.

"Sebagaimana dinyatakan secara terperinci dalam penerapan Qatar ke Mahkamah Internasional, UAE memimpin tindakan-tindakan ini, yang telah memiliki dampak yang menghancurkan terhadap hak asasi manusia Qatar dan penduduk Qatar," kata pemerintah Qatar dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/6).

Doha mengatakan UEA memberlakukan serangkaian tindakan yang mendiskriminasi warga Qatar, termasuk mengusir mereka dari UEA, melarang mereka memasuki atau melewati UEA, memerintahkan warga negara UEA untuk meninggalkan Qatar, dan menutup wilayah udara UEA dan pelabuhan ke Qatar.

Qatar mengatakan pihaknya yakin tindakan itu melanggar Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (CERD), termasuk diskriminasi atas dasar kewarganegaraan, di mana UAE dan Qatar keduanya adalah negara penandatangan konvensi.

Tiga negara lain yakni Saudi, Bahrain dan Mesir tidak turut diseret oleh Qatar karena mereka bukan negara penandatangan konvensi CERD.

Qatar meminta agar pengadilan memerintahkan UAE untuk mengambil langkah-langkah untuk memenuhi kewajibannya di bawah CERD, menghentikan dan mencabut langkah-langkah dan memulihkan hak-hak orang Qatar.

"Kami juga meminta UEA membuat reparasi, termasuk kompensasi," tukasnya, tanpa memberikan rincian mengenai jumlah uang yang diminta.





Credit  sindonews.com





Rusia: AS dan Pemberontak Suriah Bersiap Lakukan Serangan Kimia



Rusia: AS dan Pemberontak Suriah Bersiap Lakukan Serangan Kimia
Rusia mengatakan pemberontak Suriah membawa tabung berisi klorin ke pemukiman di Deir ez-Zor untuk melakukan serangan senjata kimia terhadap warga sipil. Foto/Istimewa
-

MOSKOW - Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, gerilyawan Tentara Pembebasan Suriah telah membawa tabung berisi klorin ke pemukiman di Deir ez-Zor untuk melakukan serangan senjata kimia terhadap warga sipil lainnya.

"Menurut informasi yang diterima melalui tiga saluran independen di Suriah, komando yang disebut Tentara Pembebasan Suriah dengan bantuan dari prajurit pasukan operasi khusus Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan provokasi serius dengan penggunaan zat beracun di provinsi Deir ez-Zor," kata Konashenkov.

Konashenkov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (11/6), mengatakan video penggunaan zat kimia akan menjadi alasan  koalisi AS untuk melakukan serangan terhadap basis pemerintah Suriah.

"Video serangan, setelah disebarluaskan di media barat, harus menjadi alasan baru bagi koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan rudal terhadap objek-objek negara Suriah dan untuk membenarkan serangan militan terhadap pasukan pemerintah Suriah di timur Euphrates," ucapnya.

Dia kemudian memperingatkan bahwa penggunaan provokasi semacam itu untuk mengguncang situasi di Suriah tidak dapat diterima.

Pada bulan April, AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara terhadap Suriah, dengan menuduh Damaskus melakukan serangan kimia di kota Douma. Pemerintah Suriah dan Rusia telah mendakwa kelompok "White Helmet" yang didanai AS dan Inggris dengan pementasan serangan senjata kimia palsu untuk mendorong intervensi militer Barat. 



Credit  sindonews.com





Merkel: Pertemuan G7 dengan Trump Berjalan Menyedihkan


Merkel: Pertemuan G7 dengan Trump Berjalan Menyedihkan
Merkel menyatakan, pertemuan G7 yang berlangsung pada pekan lalu, dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump adalah pengalaman yang menyedihkan. Foto/Reuters

BERLIN - Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan, pertemuan G7 yang berlangsung pada pekan lalu, dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump adalah pengalaman yang menyedihkan. 

Dia mengakui hal ini dalam sebuah wawancara di televisi publik Jerman. Merkel menyatakan, hasil pertemuan bukan hal yang luar biasa. "Saya telah berbicara tentang pengalaman yang menyedihkan, yang mana menurut saya banyak sekali," ucap Merkel, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (11/6).

Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin lainnya bentrok dengan Trump soal tarif baja dan aluminium serta keputusannya untuk meninggalkan kesepakatan dengan Iran untuk membatasi program nuklirnya.

Kelompok ini mengeluarkan pernyataan umum di mana mereka setuju untuk tidak setuju pada beberapa masalah. Pernyataan yang kemudian ditolak oleh Trump, melalui sebuah kicauan di akun Twitternya.

Terkait dengan penolakan ini, Merkel mengatakan bahwa membuat sebuah keputusan, khususnya keputusan untuk menolak sebuah kesepakatan melalui pernyataan di Twitter adalah sebuah hal yang sedikit menyedihkan.

"Uni Eropa akan bertindak terhadap langkah-langkah perdagangan AS, yang kami, para pemimpin Eropa anggap akan melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia," tukasnya. 






Credit  sindonews.com



Senin, 11 Juni 2018

Trump dan Kim Jong-un: Dari Saling Hina Hingga Mau Bertemu


Presiden AS Donald Trump kerap melontarkan pernyataan keras terhadap Korut maupun pemimpinnya, Kim Jong-un, dan dibalas dengan nada yang tak kalah tinggi. (REUTERS/Kevin Lamarque and Korea Summit Press Pool)


Jakarta, CB -- Rasanya baru kemarin Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un saling hina hingga silih ancam perang.

Tapi kini, kedua pemimpin negara yang memiliki riwayat bermusuhan itu memutuskan berdialog untuk pertama kalinya. Trump dan Kim Jong-un dijadwalkan tetap bertemu di Singapura pada 12 Juni mendatang meski drama sempat mewarnai rencana pertemuan mereka beberapa pekan sebelum hari H.

Politik detente kedua pemimpin juga boleh dibilang terjadi begitu cepat. Padahal selama 2017 lalu, Washington dan Pyongyang terus bersitegang hingga membuat situasi di Semenanjung Korea berada di titik terburuk dalam beberapa tahun terakhir.



Ketegangan di Semenanjung Korea bermula saat Kim meluncurkan uji coba rudal pada 14 Februari 2017, beberapa pekan setelah Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-45.

"Jelas bahwa Korut merupakan masalah besar dan kita akan berurusan dengan itu dengan sangat keras," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih saat itu.

Pada awal Juli 2017, Korut kembali meluncurkan uji coba rudalnya dan kembali memicu amarah Trump. Trump pun menyindir Kim Jong-un dengan menganggapnya tak memiliki kegiatan lain selain menembakkan rudal-rudalnya.

"Korea Utara baru meluncurkan rudal lagi. Apakah pria ini [Kim] punya sesuatu yang lebih baik lagi untuk dikerjakan dalam hidupnya," kicau Trump melalui Twitternya.

"Sulit dipercaya bahwa Korea Selatan dan Jepang harus menghadapi ancaman ini terus. Mungkin China bisa lebih menekan Korut dan akhiri ketidakmasukan akal ini!" lanjutnya.





Credit  cnnindonesia.com



Trump -- Kim Bertemu, PM Singapura Lee Rogoh Kocek Rp 208 Miliar


Presiden Singapura yang baru Halimah Yacob (kiri) berjalan bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dan Ketua Hakim Sundaresh Menon saat memasuki ruangan untuk ikuti upacara peresmian menjadi Presiden Singapura di Istana Kepresidenan di Singapura, 14 September 2017. Halimah Yacob menjadi Presiden Singapura yang kedelapan. REUTERS
Presiden Singapura yang baru Halimah Yacob (kiri) berjalan bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dan Ketua Hakim Sundaresh Menon saat memasuki ruangan untuk ikuti upacara peresmian menjadi Presiden Singapura di Istana Kepresidenan di Singapura, 14 September 2017. Halimah Yacob menjadi Presiden Singapura yang kedelapan. REUTERS

CBSingapura – Pemerintah Singapura merogoh kocek sekitar $20 juta dolar Singapura atau sekitar Rp207,8 miliar untuk menyelenggarakan pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan ini merupakan bentuk kontribusi nyata untuk kepentingan dunia internasional.


“Ini merupakan biaya yang kami siap untuk tanggung,” kata Lee kepada media, Ahad, 10 Juni 2018 seperti dilansir Straits Times.
Trump dan Kim, seperti dilansir Yonhap, bakal bertemu di Capella Hotel di Pulau Sentosa, yang terletak di selatan Singapura pada Selasa, 12 Juni 2018. Ini merupakan pertemuan bersejarah pemimpin kedua negara, yang akan bertemu untuk pertama kalinya.

Kim dan Trump bakal membahas soal perdamaian yaitu berakhirnya Perang Korea, yang berlangsung pada 1950 – 1953, namun selama ini baru dinyatakan berhenti lewat gencatan senjata. Trump dan Kim bakal membahas kesepakatan denuklirisasi Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah), disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Dr. Vivian Balakrishnan di Bandara Internasional Changi, Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Trump dan Kim bakal bertemu di Capella Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, pada Selasa, 12 Juni 2018. AP
Pada Ahad pagi, Lee telah mengunjungi kegiatan pengerahan tentara Singapura di Pulau Sentosa. Dia juga mengunjungi Markas Komando Polisi. “Para petugas telah bekerja dengan baik di bidangnya masing-masing dan mau bekerja sama. Mereka siap bertugas untuk beberapa hari mendatang.”
Lee juga mengatakan, seperti dilansir Channel News Asia, bahwa menjadi tuan rumah dari perhelatan internasional ini memberikan keuntungan langsung bagi Singapura. “Ini memberi kita publisitas,” kata dia.
Lee menambahkan Singapura tidak meminta untuk menjadi lokasi pertemuan. “Faktanya kita dipilih kedua belah pihak menunjukkan hubungan baik dengan berbagai pihak dan posisi kita di komunitas internasional.”
Lee mengatakan ketika AS dan Korea Utara meminta Singapura menjadi lokasi pertemuan maka tidak bisa menolak. “Kita harus menunjukkan kemampuan dan kita bisa. Kita mampu melakukan ini. Kita telah mengerahkan sumber daya dan kita bisa melakukan tugas yang baik. Pertemuan Trump dan Kim Jong Un sempat batal meski kemudian dilanjutkan. 




Credit  tempo.co







Pertemuan Trump dan Kim, Delegasi Korea Utara sekitar 100 Orang


Burger Trump Kim hasil kreasi chef Abraham Tan dari Restoran Carousel, Royal Plaza on Scotts, Singapura, 7 Juni 2018. Burger ini dibuat guna menyambut KTT Donald Trump dan Kim Jong Un, yang akan digelar di Pulau Sentosa pada 12 Juni nanti. REUTERS/Edgar Su
Burger Trump Kim hasil kreasi chef Abraham Tan dari Restoran Carousel, Royal Plaza on Scotts, Singapura, 7 Juni 2018. Burger ini dibuat guna menyambut KTT Donald Trump dan Kim Jong Un, yang akan digelar di Pulau Sentosa pada 12 Juni nanti. REUTERS/Edgar Su

CBSingapura – Delegasi pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan mencapai 100 orang saat tiba di Singapura untuk pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Selasa, 12 Juni 2018. Ini termasuk tim pengamanan untuk berjaga selama pertemuan yang akan berlangsung di Capella Hotel, Selasa, 12 Juni 2018.
“Sebuah tim penduluan (Korea Utara) telah tiba lebih dulu di Singapura pada Sabtu sore dengan menumpang pesawat jet Air Cina,” begitu dilansir media Straits Times, Ahad, 10 Juni 2018.


Sekitar dua jam setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Changi pada Sabtu kemarin, sebuah mobil Mercedez Benz berwarna hitam dan sebuah van berwarna sama keluar dari bandara dan tiba di Hotel St. Regis serta langsung menuju tempat parkir.

Menteri Singapura, Vivan Balakrishnan, menyambut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang baru tiba di Bandara Changi, Ahad, 10 Juni 2018. Channel News Asia
Belum diketahui siapa penumpang mobil Mercedez Benz itu namun mobil ini sama dengan mobil yang ditumpangi kepala staf pemerintah Korea Utara yaitu Kim Chang Son ketika dia tiba di Singapura pada pekan lalu. Kim Jong Un bakal menginap di St Regis Hotel selama pertemuan berlangsung.


Sebuah pesawat kargo buatan Rusia juga tiba membawa berbagai keperluan logistik delegasi Korea Utara. Ini termasuk makanan, kendaraan dan sejumlah senjata yang telah diberikan izin oleh pemerintah Singapura terkait pengamanan Kim.
Seperti diberitakan Channel News Asia, pesawat maskapai Air China dengan pesawat Boeing 747 tiba di Bandara Changi pada sekitar pukul dua siang pada Ahad, 10 Juni 2018.
Pesawat ini ditumpangi Kim Jong Un beserta sejumlah anggota delegasi.
Setelah pesawat Boeing 747 tiba, sebuah pesawat Ilyushin Il-62 mendarat di Bandara Changi. Pesawat ini mirip dengan pesawat yang pernah ditumpangi saudara perempuan Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong saat menghadiri acara Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada awal tahun ini.
Trump dikabarkan akan tiba di Singapura pada Ahad malam ini dan diiringi 50 kendaraan, yang termasuk kendaraan poisi. Trump akan menumpangi mobil resmi bernama “The Beast” dan sebuah mobil tiruan, yang dapat menghadapi serangan ledakan dan kimia. Ini merupakan pertemuan pertama Trump dengan Kim Jong Un.





Credit  tempo.co







'Kekalahan' Indonesia di Balik Pertemuan Trump dan Kim


'Kekalahan' Indonesia di Balik Pertemuan Trump dan Kim
Indonesia memiliki beberapa kriteria untuk menjadi lokasi pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Ist/KBRI Pyongyang)


Jakarta, CB -- Setelah banyak spekulasi beredar, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya memutuskan Singapura sebagai tempat pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un pada 12 Juni besok.

Sebelumnya, beberapa tempat seperti Swedia, Swiss, Mongolia, China, hingga Malaysia sempat disebut-sebut masuk dalam daftar pertimbangan Trump. Beberapa negara seperti Thailand dan Indonesia, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, juga menawarkan diri memfasilitasi pertemuan bersejarah itu.

Pengamat politik internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan terpilihnya Singapura sebagai tuan rumah bisa dibilang sebagai 'kekalahan' bagi Indonesia.



Menurut Rezasyah, kegagalan Indonesia untuk dipilih menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un semata karena pemerintah RI dianggap lebih fokus pada masalah dalam negeri.

Padahal, Presiden Jokowi sudah punya bekal banyak untuk meyakinkan dunia bahwa Indonesia pantas menghelat salah satu pertemuan paling bersejarah itu.




"Sebenarnya dua tahun lalu delegasi Korut sudah datang ke Indonesia meminta agar pemerintah mau fasilitasi dialog dengan Korsel, tapi itu tidak dijaga dan dikembangkan oleh Indonesia. Tampaknya energi pemerintah masih terkuras banyak menangani masalah dalam negeri saat ini seperti pemilihan presiden tahun depan hingga isu keamanan seperti terorisme," kata Rezasyah.
Menurut Rezasyah, Indonesia memiliki beberapa kriteria yang jauh lebih masuk akal untuk menjamu pertemuan kedua pemimpin itu.

"Indonesia sebenarnya kehilangan kesempatan yang berhasil direbut Singapura," kata Rezasyah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/6).

Kriteria-kriteria itu antara lain, pertama, Indonesia memiliki sejarah hubungan baik dengan AS maupun Korut.



"Indonesia punya persyaratan ideologis, konstitusional yang jauh di atas Singapura soal ini," kata Rezasyah. "Indonesia juga mempertahankan hubungan baik dengan AS dan Korut."

AS merupakan salah satu negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia setelah merdeka, tepatnya pada 1949 silam. Hingga kini,hubungan bilateral, bisnis, hingga people to people contact antara Indonesia-AS terus terjalin dalam bentuk kemitraan strategis yang berlangsung sejak 2015 lalu.

Adapun hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Utara telah terjalin sejak 1961. Empat tahun kemudian, pendiri Korut sekaligus kakek Kim Jong-un, Kim Il-sung, berkunjung ke Jakarta.

Mendiang Presiden Soekarno dan Kim Il-sung, dikenal memiliki riwayat hubungan yang cukup dekat. Soekarno bahkan pernah menghadiahkan bunga anggrek yang ditanam di Istana Bogor untuk Kim Il-sung. Bunga itu diberi nama Kim Il-sung yang ditujukan sebagai simbol persahabatan kedua negara.


Hingga kini, bunga hadiah Soekarno itu kerap dipamerkan setiap tahunnya dalam Festival Kimilsungia sebagai salah satu perayaan Hari Matahari atau hari kelahiran Kim Il-sung.

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri juga pernah berkunjung ke Pyongyang beberapa kali yakni pada 2002 dan 2001 silam.

Di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia juga pernah diminta Pyongyang untuk memfasilitasi pertemuan Korut dan Korsel sebagai upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea saat itu.

Dua pejabat tinggi Korut yakni wakil pemimpin Komite Pusat Partai Buruh Ri Su Yong dan Presiden Presidium Majelis Tertinggi Partai Buruh Kim Yong-nam juga sempat berkunjung ke Jakarta.


Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in
Foto: The Presidential Blue House /Handout via REUTERS
Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in


Presiden SBY sempat mengundang ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il ke Istana Merdeka pada 2006 lalu, meski lawatan itu tidak pernah terjadi.

Presiden Joko Widodo juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Kim Yong-nam di sela Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika pada 2015 lalu.

Alasan kedua, papar Rezasyah, netralitas Jakarta juga bisa dijamin meski memiliki hubungan baik dengan Washington dan Pyongyang. Tidak seperti Singapura, Indonesia tidak memiliki kerja sama aliansi pertahanan dengan Amerika.

Rezasyah menuturkan dengan politik luar negeri bebas aktif juga membuat Indonesia tidak pernah condong mengarah ke Barat atau bahkan Komunis.

Menurut Rezasyah, gelaran pertemuan Kim-Trump sama dengan mendukung perdamaian dunia. Dan hal itu, paparnya, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai salah satu tugas Indonesia.



"Itu semua sebenarnya modal besar Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan Trump dan Kim. Singapura tidak punya modal sejarah, politik, apalagi konstitusional. Indonesia juga lebih netral, tidak punya perjanjian militer aliansi dengan negara AS atau China," kata kakak Duta Besar RI untuk Kanada, Teuku Faizasyah itu.

Rezasyah masih berharap Indonesia masih bisa mempersiapkan untuk memfasilitasi pertemuan-pertemuan besar lainnya di masa depan, termasuk pertemuan lanjutan Korut-AS jika memang ada.

"Saya harap akan ada KTT AS-Korut selanjutnya, tidak cuman di Singapura nanti. Nah mungkin Indonesia bisa mempersiapkan diri untuk menawarkan diri lebih serius lagi untuk menggelar KTT itu selanjutnya."

Adapun Singapura dipilih karena dianggap lebih berpengalaman. Pada 2015 lalu, Singapura pernah memfasilitasi pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou. Pertemuan itu merupakan yang pertama sejak tujuh dekade kedua pemimpin berselisih.



Negara berpenduduk 5,6 juta orang itu juga menjadi tuan rumah berbagai konferensi internasional tahunan seperti Shang-ri La Dialogue yang kerap didatangi pejabat tinggi negara seperti AS, China, dan negara lainnya.

Dari segi keamanan, Singapura juga menjadi negara di Asia Tenggara yang hingga kini bebas dari serangan teror.

"Kami tidak meminta, tapi kami diminta. Pihak AS lah yang pertama kali menawarkan ini. Saya pikir warga Singapura harus berbangga diri. Bangga bahwa negara ini telah dipercaya dan diandalkan untuk menggelar pertemuan tinggi ini," ucap Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, seperti dikutip CNBC.




Credit  cnnindonesia.com