Serah terima jabatan Panglima TNI dari
Jenderal Moeldoko ke Jenderal Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Selasa
(14/7). (Detik.com/Elza Astari)
Jakarta, CB
--
Jenderal Gatot Nurmantyo resmi menjabat Panglima
TNI. Serah terima jabatan sudah dilakukan secara simbolis dengan
diserahkannya tongkat komando Panglima TNI dari Jenderal Moeldoko ke
Jenderal Gatot.
Sertijab dilakukan di Mabes TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur, Selasa (14/7). Penyerahan tongkat komando Panglima TNI
dilanjutkan dengan panandatanganan berita acara serah terima jabatan.
Dalam pidato sambutannya, Moeldoko berharap Gatot melanjutkan rencana
strategis TNI yang selama ini dijalankan. Peningkatan kesejahteraan
prajurit, pengembangan kekuatan personel, serta perbaikan dan
pemeliharaan alat utama sistem pertahanan adalah bagian dari rencana
strategis TNI tersebut.
"Saya percaya Jenderal Gatot akan berbuat
lebih baik yang akan membuat TNI makin solid, militan, lebih sejahtera
dan dicintai rakyat," kata Moeldoko.
Menyelesaikan jabatan orang
nomor satu di tubuh TNI menurutnya jadi kebanggaan tersendiri. Kepada
seluruh prajurit, Moeldoko berpesan untuk membantu dan mendukung
Jenderal Gatot menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Sementara itu Jenderal Gatot dalam sambutannya mengatakan akan menjaga amanah yang diembannya ini.
"TNI
akan tetap berjalan pada koridor kebijakan pembangunan, kekuatan pokok
minimum, dan melanjutkan kebijakan yang telah dirintis Jenderal
Moeldoko," katanya.
Sebagai Panglima TNI yang baru, Gatot
mengucapkan terima kasih dan kebanggaan serta penghormatan yang tinggi
kepada Jenderal Moeldoko pengabdiannya selama ini. Setelah tak lagi jadi
Penglima TNI, Moeldoko akan segera pensiun.
Credit
CNN Indonesia
Sertijab Panglima TNI Dihelat Sederhana Karena Alasan Ekonomi
Jenderal Moeldoko resmi melepaskan
jabatannya dari Panglima TNI kepada Jenderal Gatot Nurmantyo, Selasa
(14/7/2015) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. Moeldoko berharap pada
panglima yang baru agar terus meningkatkan profesionalitas prajurit yang
sejahtera. (Detik Foto/Rachman Haryanto)
Jakarta, CB
--
Tentara Nasional Indonesia menggelar upacara serah
terima jabatan Panglima TNI. Jenderal Moeldoko menyerahkan tongkat
komando kepada penerusnya, Jenderal Gatot Nurmantyo dalam upacara yang
dihelat sederhana di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, hari
ini, Selasa (14/7).
Usai upacara, Moeldoko mengatakan upacara
sertijab tersebut tidak diselenggarakan semeriah biasa lantaran TNI
harus menyesuaikan diri dengan kondisi perekonomian nasional yang tidak
begitu menggembirakan.
"Sertijab ini skalanya kami kecilkan
karena masih bulan puasa, kondisi ekonomi juga perlu dicermati untuk
tidak berlebihan," ujar Moeldoko.
Meski sederhana, jenderal bintang empat yang baru akan pensiun pada
Agustus mendatang ini yakin, sertijab tersebut tidak kehilangan makna
dan substansi utama.
Sertijab antara Moeldoko dan Gatot dihadiri
seluruh perwira tinggi TNI, termasuk Kepala Staf Angkatan Laut
Laksamana Ade Supendi, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus
Supriatna.
Hadir pula Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti,
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso,
beserta sejumlah mantan pimpinan TNI seperti mantan Panglima ABRI
Jenderal (Purn) Tri Sutrisno.
Kepada wartawan, Badrodin mengaku
sudah menjalin hubungan erat dengan Gatot. Mereka lulus dari akademi
masing-masing pada tahun yang sama, yakni tahun 1982.
Badrodin
yakin, peristiwa penyerangan terhadap dua prajurit Kostrad di Lapangan
Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu, tidak
akan merenggangkan hubungan antara institusi kepolisian dan insitusi
militer.
Badrodin tidak menampik, perselisihan antara prajurit
TNI dan anggota kepolisian kerap terjadi. Namun dia menegaskan,
perstiwa-peristiwa itu merupakan persoalan pribadi dan tidak boleh
dihubungkan dengan konflik antara lembaga.
"Konflik itu dari dulu
memang ada, tidak mungkin tidak ada karena anggota di lapangan, ada
sama-sama minum, di situ senggolan bisa terjadi. Tapi yang harus
dicegah, urusan pribadi dibawa ke kesatuan," ucap Badrodin.
Credit
CNN Indonesia