Tampilkan postingan dengan label TEKNOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TEKNOLOGI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Februari 2019

Israel Bersiap Luncurkan Misi Pendaratan di Bulan



Israel Bersiap Luncurkan Misi Pendaratan di Bulan
Tim ilmuwan Israel yang akan meluncurkan misi pertama pendaratan ke Bulan pada pekan ini. Foto/REUTERS

TEL AVIV - Tim ilmuwan Israel akan meluncurkan misi pertama pendaratan ke Bulan pada pekan ini. Misi yang didanai swasta itu berupa pengiriman pesawat ruang angkasa untuk mengumpulkan data dari permukaan Bulan.

Jika misi ini berhasil, Israel akan menjadi negara keempat yang melakukan pendaratan di Bulan setelah Rusia, Amerika Serikat (AS) dan China.

Nama pesawat ruang angkasanya adalah Beresheet. Nama itu diambil dari kata Ibrani pada Kitab Kejadian. Perangkat robot pendarat yang akan dikirim tim ilmuwan Israel berbobot 585kg. Peluncuran dilakukan dari Florida, Amerika Serikat sekitar pukul 01.45 GMT pada hari Jumat.

Perangkat tersebut akan didorong oleh salah satu roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk. Setelah mendarat, dalam beberapa minggu, ia akan mengukur medan magnet Bulan untuk membantu memahami bagaimana Bulan terbentuk.

Beresheet juga akan menyimpan file digital "kapsul waktu" seukuran koin yang berisi Alkitab, gambar anak-anak, lagu kebangsaan Israel dan bendera biru dan putih, serta kenangan dari orang yang selamat dari Holocaust.

"Ini akan berada di Bulan selamanya," kata Yonatan Weintraub, pendiri SpaceIL, organisasi nirlaba yang memimpin proyek ini, seperti dikutip The Guardian, Kamis (21/2/2019).

Perusahaan milik negara Israel, Aerospace Industries (IAI), bergabung dengan status sebagai mitra, bukan inisiator.

"Ini adalah pesawat ruang angkasa dengan anggaran terendah yang pernah melakukan misi seperti itu," bunyi pernyataan IAI tentang proyek senilai 77 juta poundsterling itu.

"Kekuatan super yang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan telah menghabiskan ratusan juta," paparnya. Ia menambahkan bahwa meskipun itu adalah usaha pribadi atau swasta, Beresheet adalah prestasi nasional dan bersejarah bagi negara mayoritas Yahudi tersebut.

Perjalanan awak ke bulan pada akhir 1960-an dan awal 70-an memakan waktu sekitar tiga hari, tetapi pemeriksaan akan mengambil rute yang kurang langsung. Pertama-tama ia akan bergerak dalam orbit elips yang terus tumbuh di sekitar Bumi hingga memotong tarikan gravitasi Bulan. Pembuatnya memperkirakan akan mendarat pada 11 April 2019.

SpaceIL didirikan pada 2011 dengan tujuan memenangkan Google Lunar XPrize, yang memberikan hadiah USD30 juta untuk tim yang didanai secara pribadi untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa otomatis di Bulan. Pesawat harus mengirimkan gambar kembali ke Bumi.

Meskipun kontes ditutup tanpa pemenang, SpaceIL memutuskan untuk melanjutkan dan mengumpulkan dana di tempat lain. Morris Kahn, miliarder Israel kelahiran Afrika Selatan, adalah pendukung utama, tetapi SpaceIL mengatakan partai Republik Amerika Serikat dan penyandang dana pro-Israel Miriam Adelson serta suaminya yang pemilik kasino, Sheldon, memberi USD24 juta. 


Credit  sindonews.com


Setelah Diuji Coba di Broughton, Beluga XL Segera Terbang


Setelah Diuji Coba di Broughton, Beluga XL Segera Terbang
Setelah Diuji Coba di Broughton, Beluga XL Segera Terbang


LONDON - Ketika Beluga XL terbang, orang yang melihatnya pasti akan terkagum-kagum dan tertegun. Mereka seperti melihat paus terbang. Beluga XL diuji coba terbang di pabrik Airbus di Broughton. Pesawat itu akan memasuki pelayanan terbang tahun ini.

Kabar bahagia itu cukup mengejutkan setelah Airbus beberapa waktu lalu menyatakan akan menghentikan produksi pesawat jumbo A380 karena penurunan pemesanan dari maskapai. “Si Paus Terbang” menjadi julukan Beluga XL di mana model pesawat sebelumnya digunakan untuk mengangkut pesawat.

Beluga XL diperbolehkan terbang setelah menjalani uji terbang selama 600 jam. Pesawat itu akan terbang dari pabrik Airbus di Toulouse, Hamburg, dan Tianjin. Uji coba tersebut telah dilaksanakan selama beberapa bulan. Beluga XL pertama kali menjalani penerbangan pada Juli 2018.

Beluga XL juga dikenal sebagai pesawat paling unik, impresif, dan menakjubkan. Pesawat tersebut juga merupakan pengecualian karena dari hidung dan badan pesawatnya. Itu menunjukkan pesawat berbadan besar yang unik. Itu bisa berkompetisi dengan pesawat produksi Embraer yang mirip dengan hiu.

Bukan hanya faktor unik, tetapi itu juga merupakan pesawat yang besar. Kamu tidak bisa terbang dengan Beluga XL. Itu disebabkan Beluga XL adalah pesawat kargo pesawat dan bukan pesawat penumpang. Bentuk pesawat yang unik itu mirip dengan paus beluga. Mamalia laut itu biasa hidup di Artik. Kini hanya ada satu dari enam pesawat yang dalam proses produksi Airbus.

Sebesar 40% dari 20.000 orang dalam jajak pendapat mengungkapkan mereka menyukai pesawat dengan desain wajah yang sedikit tersenyum dan desain yang unik. Beluga XL akan memulai layanan terbang pada tahun ini setelah menjalani 600 jam uji terbang. Pesawat itu dilengkapi dengan dua mesin Rolls-Royce Trent 700. Lima pesawat lainnya akan diproduksi pada 2019 hingga 2023.

Pesawat itu mampu terbang 2.500 mil setiap kali perjalanan dan beroperasi di 11 destinasi. Beluga XL merupakan pengganti Beluga atau Airbus A300-600ST, yang telah beroperasi sejak 1995. Dimulai dari pesawat A330, teknisi Airbus menurunkan dek penerbangan dan menyusun pesawat kargo untuk menciptakan pesawat dengan bentuk yang tidak lazim.

Dengan adanya “gelembung” di bagian depan pesawat, itu akan memudahkan pesawat yang diangkut untuk keluar dan masuk. Beluga XL lebih panjang 6 meter dan lebih lebar 1 meter dibandingkan model sebelumnya.

Memiliki Desain Unik

Desain unik Beluga XL itu dipilih oleh lebih dari 20.000 staf Airbus melalui jajak pendapat. Mereka harus memilih enam opsi dan menyebutkan favorit mereka. Sebesar 40% dari karyawan Airbus memilih Beluga XL.

“Kita mengatakannya di Toulouse atau di Hamburg, anak-anak menyebutnya Beluga,” kata Kepala Program Beluga XL Bertrand Grosse kepada CNN Travel. “Mereka menyukainya karena desain pesawat yang unik,” imbuhny.

Bagaimanapun desain itu lebih bersifat fungsional dibandingkan dengan bentuk yang lucu dan unik. Pesawat kargo itu mampu mengangkut dua pesawat A350 sekali terbang. Bentuk hidung pesawat yang unik sebenarnya berfungsi untuk efisiensi aerodinamis. "Terbang di udara itu seperti berenang di lautan,” ungkap Grosse.

Bagaimana menerbangkan Beluga XL? Meurut Grosse, menerbangkan pesawat tersebut tidak sulit. Menerbangkannya tidak berbeda dengan A330 meskipun bentuk pesawat yang berbeda dengan A330. “Pilot kita dilatih di A330, kemudian mereka mendapatkan kualifikasi Delta untuk diperbolehkan menerbangkan Beluga XL,” ujarnya.

Banyak orang menganggap, Beluga XL akan terbang lebih pelan. Menurut Grosse, kecepatan terbangnya seperti pesawat pada umumnya. Bentuk ekor pesawat juga menyesuaikan dengan pesawat kargo. “Ekor pesawat lebih tinggi 2 meter untuk akselerasi khusus dan memberikan dampak stabilitas,” paparnya.

Berbagai bandara juga harus melakukan modifikasi dan renovasi untuk menyesuaikan Beluga XL. Itu termasuk menyiapkan dua pintu untuk Beluga Line Station, satu untuk Beluga dan satunya untuk Beluga XL. Selain itu, bandara juga harus memiliki lapangan lepas landas sepanjang 1.600 meter.

“Pesawat ini, saya bisa katakana, ikonik untuk perusahaan kita,” ujar Grosse. “Ini menjadi kuda kerja bagi Airbus. Ini lebih dari pesawat. Ini menjadikan Airbus bisa memproduksi pesawat setiap hari,” paparnya.

Program Beluga XL diluncurkan pada November 2014. Tim Orr, kepala branding Airbus, enam desain yang sudah diajukan menunjukkan identitas brand perusahaan. “Kita bergerak dari konvensional ke tidak konvensional dengan sentuhan yang menyenangkan,” ujarnya.

A320neo Dikirim

Airbus menyatakan pengiriman pesawat A320neo tetap sesuai dengan kesepakatan. Jaminan itu menyusul permasalahan dengan mesin Pratt & Whitney. “Pratt telah memberikan informasi kepada Airbus bahwa isu mesin telah diatasi. Itu menjadi faktor yang menghambat dalam empat bulan terakhir,” kata Kepala Airbus India Anand Stanley.

Bulan lalu Badan Pengawas Keselamatan Penerbangan India memaksa maskapai melaksanakan pemeriksaan ekstra terhadap Airbus A320neo degan mesin Pratt & Whitney. Itu merupakan protokol keselamatan setelah ada perintah penarikan pesawat tersebut pada tahun lalu. IndiGo, maskapai terbesar di India, dan rivalnya berbiaya murah GoAir menerbangkan A320neo. Pesawat itu mulai terbang pada awal 2016 dan dianggap lebih irit bahan bakar.

IndiGo memiliki lebih dari 60 A320neo dan menjadi salah satu pelanggan terbesar karena telah memesan lebih dari 400 pesawat. Sedangkan GoAir memiliki 30 pesawat A320neo pada armadanya dan telah memesan lebih dari 100 pesawat jenis tersebut. “Tingkat ketersediaan A320neo kini mencapai 99,6%,” ujar Staley.

Sementara itu, Airbus menyatakan harus membuat keputusan sulit terkait investasi jika Inggris resmi keluar dari Uni Eropa (UE). Mereka telah menyiapkan jutaan euro sebagai bentuk persiapan menghadapi Brexit (Britain Exit).

“Jika tidak terjadi kesepakatan, itu akan menjadi bencana bagi kita,” kata Wakil Presiden Senior Airbus Katherine Bennett kepada BBC. “Beberapa kesulitan telah dibuat jika tidak ada kesepakatan Brexit. Kita akan melihat investasi masa depan,” paparnya.

Biaya puluhan juta euro yang dikeluarkan Airbus, menurut Bennett, bertujuan untuk menyiapkan suku cadang dan mengamankan sistem teknologi informasi. Kemudian, Airbus akan menghentikan produksi pesawat superjumbo A380 dikarenakan penurunan pesanan dari banyak maskapai. Apalagi, pesawat itu sempat mendominasi langit.

Pesawat terbesar di dunia yang memiliki dua dek kabin untuk menampung 544 penumpang untuk desain standar memang didesain untuk menantang pesawat legendaris Boeing 747. Tapi, A380 dinilai gagal karena generasi pesawat baru justru lebih kecil. Airbus kemarin mengungkapkan A380 terakhir akan dikirim ke maskapai pada 2021.

Kabar tak terduga dari Airbus itu setelah Emirates-pelanggan A380 terbesar-memutuskan untuk mengurangi pesanan pesawat superjumbo yang ikonik itu. Emirates memutuskan untuk membeli 30 pesawat A350 dan 40 A330neo yang berukuran lebih kecil. Itu dilakukan dalam upaya restrukturisasi.

“Ini adalah keputusan sulit bagi kita. Kita telah berinvestasi cukup banyak usaha, banyak sumber daya, dan banyak keringat. Tapi, kita harus realistis,” kata CEO Airbus Tom Enders dilansir Reuters.

Airbus akan berunding dengan serikat pekerja dalam beberapa pekan mendatang. Penghentian produksi A380 akan berdampak terhadap 3.000 hingga 3.500 pekerjaan. Biaya penghentian produksi bisa memakan dana senilai 463 juta euro, dan bisa mencapai 1 miliar euro karena utang pemerintahan Eropa.

Hingga 2021 Airbus hanya akan memproduksi 17 A380, termasuk 14 untuk Emirates dan tiga untuk maskapai ANA dari Jepang. Untuk menjamin pelanggan Airbus dari Asia hingga Eropa, Enders menjamin Airbus akan tetap mendukung pelayanan A380 ke depannya.  



Credit  sindonews.com




Selasa, 19 Februari 2019

Rusia Ciptakan Drone Kamikaze



Rusia Ciptakan Drone Kamikaze
Rusia Ciptakan Drone Kamikaze. (Mirror).

ABU DHABI - Industri militer Rusia seolah tak pernah berhenti berinovasi. Teranyar, perusahaan perlengkapan militer asal Rusia, Kalashnikov Group, berhasil menciptakan drone baru KYB. Hebatnya, seperti dilansir sputniknews.com, drone tersebut mampu melakukan serangan inti dengan menabrakkan dan meledakkan diri.

Drone KYB ini secara resmi diperlihatkan pada pameran senjata global IDEX 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirates Arab (UEA). Ini merupakan pertama kalinya KYB dipamerkan di luar Rusia.

Dengan demikian, kehadiran KYB merupakan lompatan baru akan fungsi pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) tersebut pertama kali dikembangkan Jerman selama Perang Dunia II. Sebelumnya, drone militer diarahkan untuk misi intelijen, pengintaian, dan pengawasan.

“Drone ini sukses melalui berbagai uji coba dan sudah siap digunakan,” ungkap Kalashnikov di sela-sela pameran senjata global IDEX 2019 di Abu Dhabi, Minggu (17/2).

Dengan daya tampung hingga tiga kilogram, KYB dapat terbang selama 30 menit dan melaju dengan kecepatan 30–80 kilometer per jam.

Sejauh ini, tidak diketahui seberapa besar nilai penjualan KYB. Namun, Direktur Jenderal eksportir produk militer Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheev, optimistis produk-produk Rusia, termasuk KYB, banyak diburu.

Saat ini perusahaan militer Rusia lainnya, Sukhoi, juga sedang mengembangkan pesawat tempur tanpa awak Okhotnik. Drone itu sudah berhasil melalui uji penerbangan di Pangkalan Udara Fasilitas Asosiasi Produksi Pesawat Novosibirsk. Meski berukuran besar, drone itu digerakkan dengan mesin jet modern.

Okhotnik dari desainnya mirip dengan RQ-170 milik Amerika Serikat (AS), sedangkan dari spesifikasinya mirip dengan Tian Ying milik China. Pakar militer Rusia, Dmitry Safonov, mengatakan drone itu akan menjadi peralatan militer yang sangat tangguh dan efektif karena kekuatannya sama dengan sebuah jet tempur. “Bedanya, drone itu dikendalikan dari depan komputer di pangkalan militer,” kata Safonov, dilansir thedrive.com.

Okhotnik tidak dilengkapi dengan ekor dan memiliki berat selama take-off sebesar 25 ton. Pesawat tempur siluman tersebut juga mampu mengudara dengan kecepatan hingga 5.000 kilometer per jam. “Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini dan adanya kecerdasan buatan, drone akan menjadi peralatan militer yang berbahaya,” kata Safonov. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa drone jarak menengah atau tempur akan segera diluncurkan untuk mendukung operasi militer.

Rusia sedikitnya telah meluncurkan 70 drone modern selama perang saudara di Suriah. Drone Forpost dan Orlan-10 telah berhasil menemukan lebih dari 47.000 target dari balik awan. Namun, tidak ada satu pun drone yang diluncurkan yang dilengkapi dengan armamen. Semuanya hanya beroperasi sebagai mata-mata.

Drone tempur Rusia lainnya yang siap diproduksi massal ialah Orion. Drone seberat 1.000 kilogram itu mampu melakukan penerbangan selama 24 jam dan menyerang target dengan rudal, juga bom seberat 25 dan 50 kilogram. Pakar militer Aleksey Leonkov mengatakan bahwa drone Rusia mulai bangkit.

Selama periode 1990-an atau 2000-an, Rusia sempat tertinggal dari AS dan China dalam pengembangan drone. Sebagian besar proyek UAV dan UCAV dibekukan atau ditunda. Namun dengan keterlibatan dalam perang Suriah, Rusia mencoba mengejar ketertinggalan dari AS dan menjaga citra sebagai negara adidaya.

Sejauh ini, AS masih unggul. Setelah menanamkan modal miliaran dolar AS dan uji coba ekstensif selama beberapa dekade, pengalaman AS dalam teknologi drone sulit dikalahkan, baik dalam desain maupun inovasi. AS telah menggunakan drone dalam berbagai konflik, dari Irak, Yaman, hingga Somalia.

Militer AS mengoperasikan UAV dalam skala yang amat besar. Sampai Januari 2014, rinciannya meliputi 7.362 RQ-11 Ravens; 990 AeroVironment Wasp IIIs; 1.137 AeroVironment RQ-20 Pumas; 306 RQ-16 T-Hawk; 246 Predators; MQ-1C Grey Eagles; 126 MQ-9 Reapers; 491 RQ-7 Shadow; dan 33 RQ-4 Global Hawk.

Tentara Angkatan Udara (AU) AS juga melatih lebih banyak pilot drone ketimbang pilot jet tempur atau bomber karena tiga kali lebih cepat. Sampai Agustus 2013, jumlah pilot pesawat tanpa awak (remotely piloted aircraft/RPA) mencapai 1.300 atau 8,5% dari total pilot Tentara AU AS, naik dari 3,3% pada 2008.

China juga tidak mau kalah. Dengan ketatnya persaingan militer, China mulai melakukan investasi besar-besaran dalam produksi drone dan menarik banyak perusahaan, baik badan usaha milik negara maupun swasta. Penggunaan drone juga diyakini penting bagi China untuk mengakses wilayah udara di kawasan sengketa.

Pada tahun lalu, China memamerkan drone generasi baru yang dianggap sebagai UAV paling canggih. CH7 disebut lebih baik dibanding RQ-170 milik AS dan hampir sebanding dengan RQ-180. Kepala Insinyur dan Desainer CH7, Shi Wen, mengatakan bahwa CH7 memiliki daya penetrasi yang hebat dan daya jelajah yang jauh.

“CH7 memiliki tempat penyimpanan senjata, mulai senjata pelontar, misil, hingga bom,” ujar Wen, dikutipi indiatimes.com.

Dengan kecepatan tinggi dan kemampuan melakukan operasi senyap, drone itu dapat melakukan beragam misi di tengah kondisi genting. CH7 juga dapat mengganggu sinyal radar elektronik.



Credit  sindonews.com



Rabu, 06 Februari 2019

Drone Bawah Air Rusia Mampu Menyelam 1 Km dan Berkecepatan 200 Km/Jam


Drone Bawah Air Rusia Mampu Menyelam 1 Km dan Berkecepatan 200 Km/Jam
Drone bawah air Rusia, Poseidon, diklaim mampu menyelam sampai kedalaman 1 km dan kecepatannya tembus 200 km/jam. Foto/Istimewa

 

MOSKOW - Poseidon, drone bawah air terbaru Rusia, dilaporkan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 200 km/jam. Drone ini juga mampu menyelam sedalam 1 km untuk menembus pertahanan apa pun.

"Kendaraan bawah air tak berawak (UUV) bisa menembus segala tindakan penanggulangan perang kapal selam dan sistem pertahanan musuh lainnya karena sistem kontrol sepenuhnya otonom," ujar sumber di dalam militer Rusia mengungkapkan kepada kantor berita TASS.

Sumber tersebut juga memberikan sedikit banyak senjata rahasia dan fitur yang dirahasiakan.

Dikatakannya, Poseidon akan dapat menyelam di lebih dari 1 km dan pada kedalaman seperti itu mesin dapat mendorongnya hingga 200 km jam.

"Secara keseluruhan, kemampuan intelektual dan daya dorong akan membuat kendaraan itu tak terkalahkan dan memastikan bahwa itu mengenai sasaran," imbuh sumber itu seperti disitir RT dari TASS, Selasa (5/2/2019).

Torpedo rahasia akan dibawa oleh kapal selam berbahan bakar nuklir milik Angkatan Laut Rusia itu.

Sementara kecepatan dan kedalaman maksimum penyelaman Poseidon mungkin tampak mengejutkan bagi publik, teknologi yang dikembangkan di zaman Soviet dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana hal itu menjadi mungkin.

Sebagai contoh, kapal selam bertenaga nuklir Rusia K-278 Komsomolets pernah mencapai rekor kedalaman selam 1.027 meter di Laut Norwegia, Mikhail Khodarenok, seorang pakar militer Rusia mengatakan kepada RT.

"Pada 800 meter dia bisa menembakkan torpedo tiruan melalui tabungnya," katanya.

Demikian juga, ada torpedo ultra-cepat yang mulai beroperasi pada Angkatan Laut Soviet di tahun 1977. Dijuluki 'Shkval' (Squall), senjata anti-kapal itu dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 200 knot atau 370km/jam di bawah air karena mesin roket berbahan bakar padat.

"Jika banyak dari ini telah dilakukan sejak lama, maka mengapa fitur ini tidak dapat direproduksi hari ini, terutama mengingat fakta bahwa semua teknologi, biro desain, pengembang dan tradisi telah dipertahankan?" tanyanya.

"Sangat mungkin bahwa Poseidon bisa menyelam lebih dalam dan bergerak lebih cepat dari yang diketahui publik," ujarnya memprediksi.

Menurutnya segala sesuatu yang tersedia di sumber terbuka adalah untuk menyembunyikan fitur kinerja sebenarnya dari UUV. Menurutnya ini adalah "praktik umum." 






Credit  sindonews.com





Perusahaan Cryptocurrency Krisis Usai Pendiri Meninggal Dunia


Perusahaan Cryptocurrency Krisis Usai Pendiri Meninggal Dunia
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Marco Bello)


Jakarta, CB -- Pengguna layanan pertukaran mata uang digital atau cryptocurrency QuadrigaCX mengeluhkan tidak bisa mengakses dana mereka. Alasannya bukan karena layanan tersebut menjadi korban peretasan, namun sang pendiri Gerald Cotten dilaporkan meninggal dunia.

Cotten dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit komplikasi saat sedang di India awal Desember lalu.

Kematiannya menyisakan krisis lantaran Cotten menggunakan perangkat fisik yang tidak terhubung dengan internet atau 'cold storage' untuk menyimpan dana.


'Cold storage' digunakan untuk melindungi dana pengguna dari tangan usil peretas. Sementara Cotten menjadi satu-satunya orang yang memiliki kendali atas akun dan password menyimpan Bitcoin senilai US$145 juta atau sekitar Rp2 miliar dan sejumlah aset digital lainnya.



Sementara untuk dana yang bisa diakses untuk transfer tersimpan dalam 'hot wallet' dengan nominal lebih kecil dibandignkan yang ada di 'cold storage'. Quadriga juga memiliki uang sekitar US$53 juta, namun tetap tidak cukup untuk menutupi aset milik lebih dari 100 ribu penggunanya.

Jennifer Robertson, istri Cotten mengatakan QuadrigaCX mengajukan perlindungan kreditor lantaran tak bisa mengakses dana di 'cold storage'.

"Selama beberapa pekan terakhir kami berusaha mengatasi masalah likuiditas, termasuk mencari cara untuk mengakses 'cold storage'. Sayangnya upaya ini belum berhasil karena tidak ada yang tahu kata sandi dan akses pemulihannya," ucap Robertson dalam pernyataannya seperti dilansir CNN.

QuadrigaCX dilaporkan juga sudah merekrut seorang ahli untuk membobol laptop dan perangkat lainnya namun belum berhasil memecahkan kode enkripsinya.





Credit  cnnindonesia.com




Rabu, 30 Januari 2019

Satelit Buatan Iran Siap Diluncurkan


Ilustrasi satelit. Sumber: aa.com.tr
Ilustrasi satelit. Sumber: aa.com.tr

CB, Jakarta - Iran bersiap meluncurkan sebuah satelit baru. Peluncuran satelit yang diberi nama Doosti akan diterbangkan ke angkasa setelah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pertahanan Iran.
"Kami sedang menunggu kabar dari Kementerian Pertahanan soal waktu dan tempat yang pas untuk peluncuran ini," kata Menteri Komunikasi, Informasi dan Teknologi Iran, Mohammad Javad Azeri Cehromi, seperti dikutip dari aa.com.tr, Selasa, 29 Januari 2019.

Satelit Doosti atau yang berarti persahabatan asli buatan Iran. Satelit ini memiliki bobot 52 kilogram dan dirancang untuk keperluan sipil.
Sebelumnya pada 15 Januari 2019, satelit buatan Iran bernama Peyam atau berarti pesan, diluncurkan ke angkasa. Namun sayang, gagal ditempatkan di orbit.

Amerika Serikat dan Prancis mengutuk rencana peluncuran satelit Doosti. Keduanya mengklaim hal ini menciderai resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.Amerika Serikat mengatakan Iran menyembunyikan program rudal balistik lintas benua yang mengancam Timur Tengah dan Eropa dibalik aktivitas - aktivitas satelitnya. Namun tuduhan itu dibantah Iran dengan mengatakan pengembangan rudal-rudal konvensional Iran dan aktivitas satelit semata ditujukan untuk tujuan sipil. 



Credit  tempo.co






Selasa, 29 Januari 2019

AU Inggris Siapkan Drone Protector Berteknologi Kuantum


Drone Protector RG Mk1. Telegraph/PA
Drone Protector RG Mk1. Telegraph/PA

CB, London – Angkatan Udara Kerajaan Inggris menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta General Atomics untuk memasang teknologi canggih deteksi dan penghindaran ke armada pesawat nirawak atau drone Protector RG Mk1.

 
Drone Protector ini merupakan generasi terbaru yang dikembangkan Inggris untuk menggantikan armada drone Reaper, yang telah bertugas selama beberapa tahun.
Kapten Grup Lyndon Jones dari Kementerian Pertahanan yang membawahi program ISTAR, mengatakan teknologi ini penting dikembangkan untuk menjamin keselamatan penerbangan drone di wilayah udara sipil.

 
“Protector merupakan drone dengan teknologi lompatan kuantum dibandingkan armada drone Reaper,” begitu dilansir Defense News pada Senin, 28 Januari 2019.
Drone Protector dirancang untuk memiliki daya serang lebih hebat dan jarak terbang lebih jauh dibandingkan drone MQ9 Reaper. Drone ini juga mampu untuk terbang di wilayah udara sipil karena dilengkapi dengan sistem deteksi untuk menghindari terjadinya tabrakan dengan pesawat terbang sipil.
Ada tiga perusahaan swasta bidang teknologi militer yang ikut memperkuat pengembangan drone Protector. Perusahaan BAE System, misalnya, bertugas merancang konsep operasi drone Protector di wilayah udara Inggris.


Perusahaan MBDA dan Raytheon UK bertugas mengintegrasikan sistem rudal canggih Brimstone 3 dan rudal terpandu presisi Paveway 4 untuk dipasang di Protector.
Protector bakal menjadi drone pertama dunia yang mendapat sertifikat untuk bisa terbang di wilayah udara sipil tanpa membahayakan penerbangan pesawat penumpang.
Militer Inggris memesan 16 drone Protector pada 2016. Ada kemungkinan tambahan pemesanan 10 drone lagi. Ini merupakan bagian dari upgrade sistem teknologi militer Inggris sesuai rencana “Strategic Defence and Security 2015”.


Perusahaan General Atomics telah mengembangkan drone Protector versi maritim. Ini untuk melengkapi 9 armada Boeing P-8 Poseidon patroli laut yang telah dipesan. “Kami menyadari kemampuan drone ini. Saya tertarik dengan kemampuannya,” kata Jones.
Sejumlah negara maju bersaing memproduksi drone untuk berbagai kepentingan baik sipil dan militer. Turki, misalnya, sedang mengembangkan drone berukuran besar yang bakal diluncurkan dalam beberapa bulan. Media Anadolu melansir negara ini juga memproduksi drone berukuran menengah, yang telah dijual ke Qatar dan Ukraina untuk tujuan militer.






Credit  tempo.co






Erdogan Sebut Turki Bakal Luncurkan Drone Besar


Drone Turki TB2 versi militer, yang mampu mengangkut beban 55 kilogram. Defense News
Drone Turki TB2 versi militer, yang mampu mengangkut beban 55 kilogram. Defense News

CBAntalya – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bakal memproduksi pesawat nirawak atau unmaned aerial vehicles atau drone berukuran besar dalam beberapa bulan.


Erdogan, mengatakan teknologi drone baru ini bakal menjadi contoh bagi dunia.
“Sekarang kita memproduksi pesawat nirawak berukuran lebih besar dan bakal rampung dalam beberapa bulan,” kata Erdogan sambil mengatakan negaranya sudah memproduksi drone untuk tujuan pengawasan dan dilengkapi senjata seperti dilansir kantor berita Anadolu pada Senin, 28 Januari 2019.


Erdogan mengatakan ini di Provinsi Antaliya, yang terletak di kawasan tepi laut Mediterania. Menurut dia, 65 persen kebutuhan industri pertahanan Turki disediakan perusahaan produsen komponen lokal. Dia menyebut ini sebagai kesuksesan pengembangan industri pertahanan negara itu.
Secara terpisah, media Defense News melansir perusahaan kontraktor senjata swasta Turki memenangkan kontrak penjualan enam pesawat drone TB2 UAV ke Ukraina. Nilai kontrak ini diperkirakan mencapai sekitar Rp971 miliar atau US$69 juta. Kontrak ini ditandatangani oleh perusahaan Baykar Makina asal Turki dengan Ukrspetsproekt, yang merupakan perusahaan pelat merah Ukraina.


Pejabat Turki mengatakan kontrak ini termasuk penjualan amunisi untuk drone Bayraktar TB2 versi militer. Pada 2017, perusahaan Turki ini menjual satu paket drone TB2 sebanyak enam unit ke Qatar. Militer Turki menggunakan sekitar 75 unit drone jenis ini untuk menyerang pasukan Kurdi, yang berada di sebelah utara dari Suriah.

Drone ini mulai digunakan militer Turki sejak 2014. Desain drone ini disebut monocoque dengan struktur ekor berbentuk V. Fuselage atau tubuh drone menggunakan bahan serat karbon, Kevlar dan komposit hibrida. Drone ini juga menggunakan konektor antara bagian tubuhnya dan terbuat dari alumunium. Alumunium ini dibentuk menggunakan computer numerical control atau CNC machine agar memiliki presisi.


Setiap sistem drone TB2 memiliki enam unit drone, dua stasiun kontrol, tiga terminal data di darat, dua terminal video, dan perlengkapan dukungan darat. Drone ini mampu mengangkat beban hingga 55 kilogram seperti modul kamera optis elektro, modul kamera inframerah, laser, dan pelacak laser.





Credit  tempo.co




Senin, 28 Januari 2019

Antisipasi Risiko Keamanan, Militer Malaysia Kaji Teknologi 5G


Teknologi 5G. womenlovetech.com
Teknologi 5G. womenlovetech.com

CB, Jakarta - Militer Malaysia sedang meninjau dan mengidentifikasi apakah teknologi 5G berisiko terhadap pertahanan dan keamanan negara.
Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia (MAF), Jenderal Tan Sri Zulkifli Zainal Abidin, mengatakan hasil kajian akan dilaporkan kepada pemerintah untuk memutuskan apakah teknologi bisa dipasang, seperti dikutip dari laporan Malay Mail, 26 Januari 2019.

Zulkifli mengatakan bahwa semua teknologi baru dari luar negeri harus diteliti untuk menentukan apakah jaringan 5G cocok untuk digunakan di Malaysia.

"Kami tidak bisa begitu saja mengikuti negara lain dalam hal menggunakan teknologi baru. Tidak semua teknologi bagus. Kami yakin bahwa Kementerian Komunikasi dan Multimedia sedang melakukan studi tentang ini dan MAF juga memiliki cara sendiri untuk mempelajari teknologi baru.
"MAF akan memberikan pandangannya kepada pemerintah tentang masalah ini dalam waktu dekat," katanya.

Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Jenderal Tan Sri Zulkifli Zainal Abidin.[mod.gov.my]




Mengomentari masalah ini, Zulkifli mengatakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada penanganan teknologi baru jika penggunaannya termasuk unsur-unsur serangan siber dan pengumpulan informasi sensitif.
"Untuk mencegah ancaman seperti itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat," katanya.

Pada hari Sabtu pekan lalu, ketika berada di London, Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia akan melakukan studi pendahuluan sebelum membuat keputusan apakah akan memblokir raksasa telekomunikasi Cina, Huawei, yang berencana membangun infrastruktur 5G di Malaysia, menyusul kekhawatiran akan meningkatnya kegiatan mata-mata siber.Pada hari Selasa, mantan menteri keuangan Tun Daim Zainuddin, mengatakan Malaysia harus berhati-hati dengan teknologi 5G yang saat ini sedang dijelajahi Cina, karena kemampuannya untuk memicu ancaman keamanan dunia maya dan digital terhadap negara tersebut.





Credit  tempo.co



Minggu, 27 Januari 2019

Penampakan Pesawat N219 Buatan PTDI yang Sedang Jalani Uji Terbang

 

Uji terbang pesawat N219. (Foto:Instagram/@officialptdi)

PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) terus mengebut proses sertifikasi pesawat asli karyanya, N219. Pesawat baling-baling seri N219 merupakan asli karya PTDI yang kedua, setelah BUMN ini meluncurkan program N250 pada tahun 1990-an.

Sayangnya, proyek N250 harus dihentikan sebelum memasuki fase produksi massal karena Indonesia terkena krisis ekonomi 1998. Setelah proyek N250 dihentikan, PTDI tak memiliki pesawat asli buatannya. BUMN yang bermarkas di Bandung ini hanya merakit dan membuat komponen pesawat hingga helikopter.

Setelah bangkit dari keterpurukan, PTDI sejak tahun 2010-an kembali merancang dan mengembangkan varian pesawat penumpang baling-baling berukuran lebih kecil dari N250, yakni N219. PTDI sendiri telah membuat 2 purwarupa (prototype) pesawat N219. Terbaru, PTDI mengunggah video proses uji terbang N219 sebelum memasuki fase produksi massal.

"Come up and bring some actions, #N219 Prototype Design 2 is on another flying.. Happy Sunday everyone!" tulis akun instagram PTDI, Minggu (27/1).



N219 pertama kali melakukan uji terbang dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung, menuju ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 8 November 217. Uji terbang ini merupakan persiapan N219 sebelum nantinya diproduksi massal dan digunakan secara komersil.

Saat ini, proses penyelesaian N219 masih tinggal menunggu sertifikasi. PTDI menggunakan 2 flying prototype untuk menyelesaikan proses sertifikasi. PTDI juga tengah mengembangkan pesawat N219 tipe amfibi. Pesawat N219 varian amfibi bisa mendarat di perairan dan mampu meningkatkan konektivitas di daerah terpencil 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal).

Untuk harga jual per unit, N219 ini rencananya dipatok pada angka USD 5,8 juta hingga USD 6 juta. Pesawat N219 juga direncanakan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 60 persen, sampai saat ini, TKDN yang dihitung sudah mencapai 44 persen.

Penamaan Pesawat N219 buatan PT Dirgantara (Foto:ANTARA/Rosa Panggabean)

Credit Kumparan.com

https://m.kumparan.com/@kumparanbisnis/penampakan-pesawat-n219-buatan-ptdi-yang-sedang-jalani-uji-terbang-1548580022665970547.amp




Satelit Nusantara Satu buatan Indonesia segera mengudara

Satelit Nusantara Satu buatan PT Pasifik Satelit Nusantara. (psn.co.id)

Jakarta (CB) - Perusahaan telekomunikasi PT Pasifik Satelit Nusantara akan meluncurkan satelit Nusantara Satu pada pertengahan Februari mendatang di Amerika Serikat, menumpang roket milik Space X.

"Kami ingin terus perkuat satelit di Indonesia," kata Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu.

Satelit Nusantara Satu dikembangkan sejak tiga tahun lalu, semula bernama Satelit PSN VI, PSN mengklaim satelit ini akan menjadi satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi high throuhgput satellite (HTS). HTS menjanjikan layanan internet broadband yang lebih cepat dibandingkan satelit konvensional yang saat ini ada di Indonesia.

Satelit ini memiliki kapasitas 15Gbps, tiga kali lebih besar dibandingkan satelit konvensional yang saat ini ada. Satelit Nusantara Satu dirakit di Palo Alto, Amerika Serikat.

Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk menyambungkan daerah-daerah di Indonesia yang tidak terjangkau jaringan broadband atau pita lebar. PSN menilai salah satu pekerjaan panjang di industri telekomunikasi adalah mengatasi kesenjangan jaringan komunikasi yang belum merata di seluruh Indonesia.

"Kebutuhan internet atau broadband sangat tinggi. Perkiraan kami, ada 25.000 desa yang tidak memiliki koneksi komunikasi internet yang memadai. Target kami membantu mencakup mereka," kata Adi.

Proyek senilai 230 juta dolar ini menjanjikan kecepatan internet ke end-user hingga 25Mbps, jauh lebih cepat dibandingkan satelit konvensional yang saat ini hanya memberikan 5Mbps.

Menurut jadwal, satelit Nusantara Satu akan diluncurkan dengan roket Falcon 9 Space X pada  18 Februari mendatang. Orbital satelit Nusantara Satu akan berada di atas Papua Nugini.

Satelit ini akan mulai beroperasi pada April mendatang, PSN akan menggunakan satelit tersebut untuk mengembangkan divisi broadband mereka yang antara lain memiliki klien UMKM dan kafe internet di daerah.

Pemerintah melalui BAKTI Kominfo juga memiliki program satelit multifungsi yang akan selesai pada 2023 mendatang, selama menanti satelit selesai, BAKTI akan menyewa sejumlah satelit yang berada di atas wilayah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan internet di wilayah yang tidak terjangkau kabel serat optik.

Menurut PSN, satelit Nusantara Satu ini akan menjadi salah satu yang akan dipakai oleh BAKTI dalam masa tersebut, saat ini mereka berada dalam tahap finalisasi kontrak.

Beberapa operator seluler juga akan menggunakan satelit ini untuk backhauling layanan internet mereka.

 

Credit AntaraNews

https://m.antaranews.com/amp/berita/790613/satelit-nusantara-satu-buatan-indonesia-segera-mengudara



Sabtu, 12 Januari 2019

Israel Temukan Mineral Langka yang Sebelumnya Cuma Ada di Luar Angkasa


Tel Aviv -

Sebuah perusahaan pertambangan Israel telah menemukan mineral langka yang sebelumnya diketahui hanya ada di luar angkasa, lapor surat kabar Israel, Haaretz.

Jenis mineral langka yang diberi nama carmeltazite itu secara resmi ditambahkan ke dalam daftar mineral pekan ini, setelah mengantungi izin International Mineralogical Association (IMA).

Taub Avi, direktur perusahaan eksplorasi tambang Israel terkemuka, Shefa Yamim, mengatakan mineral tersebut ditemukan oleh perusahaannya di bebatuan vulkanik di Lembah Sevulun, Israel utara.



Mineral tersebut ditemukan menempel di batu safir, mineral tersulit kedua setelah berlian. Batu terbesar yang ditemukan sejauh ini bernilai 33,3 karat.

Mineral itu diberi nama carmeltazite karena ditemukan di dekat Gunung Carmel dan menggabungkan unsur yang terkandung di dalamnya - titanium, aluminium dan zirkonium

Jenis mineral langka

Mineral baru bisa dikategorikan sebagai jenis langka jika komposisi dan struktur kristal serta sifat-sifatnya jauh berbeda dari spesies mineral yang ada, menurut Komisi IMA yang bekerja menangani mineral baru dan penamaan mineral.

Meski setiap tahun komisi tersebut mengeluarkan surat izin bagi banyak mineral yang baru ditemukan, pengesahan carmeltazite menarik perhatian media Israel dan internasional karena jenisnya yang langka.


Laman mining.com menyebutkan penemuan mineral tersebut akan membuat perusahaan tambang batu permata itu meningkat, dan 'lebih bernilai dari sebelumnya'.

Perusahaan itu telah mengantungi merek dagang dari pemerintah Israel untuk memasarkan batu-batu yang disebut sebagai Carmel Sapphire.

Surat kabar Haaretz mengatakan akan banyak orang yang tak ragu merogoh kocek dalam-dalam untuk memilikinya, jika mineral baru itu dilempar ke pasar perhiasan.

"Kami sudah menyiapkan desainnya," kata Avi.





Credit detikNews




https://m.detik.com/news/bbc-world/d-4381423/israel-temukan-mineral-langka-yang-sebelumnya-cuma-ada-di-luar-angkasa






Minggu, 06 Januari 2019

Berkat China, Kini Ada Makhluk Hidup di Bulan

CB Ada makhluk hidup di Bulan saat ini. Tentu itu bukan alien, melainkan benih kentang dan selada (Arabidopsis thaliana).

Benih-benih tersebut dibawa wahana antariksa milik China, Chang'e-4. Wahana ini berhasil mendarat di sisi jauh Bulan pada Kamis (3/1/2018) kemarin.

Chang'e-4 tak hanya membawa tanaman, tapi juga hewan. Hewan yang dimaksud berupa telur ulat sutra.

Menurut laporan di The Telegraph, Jumat (13/04/2018), ide awalnya adalah tanaman akan menyokong hidup ulat sutra dengan oksigen. Sementara ulat sutra, pada gilirannya, akan menyediakan tanaman dengan karbon dioksida dan nutrisi dari kotoran mereka.


Eksperimen ini dilakukan para peneliti untuk melihat apakah tanaman bisa melakukan fotosintesis dan tumbuh di lingkungan Bulan.

"Kami ingin mempelajari respirasi benih dan fotosintesis di Bulan," ungkap Xie Gengxin, kepala perancang percobaan ini dikutip dari Live Science, Kamis (03/01/2019).

Percobaan "biosfer" ini merupakan kolaborasi dari 28 universitas di China. Uji coba itu dilakukan dalam tabung silinder paduan aluminium 0,8 liter dengan berat 3 kg, termasuk kotoran, nutrisi, dan air di dalamnya.

Diharapkan, sinar matahari akan menyaring ke dalam wadah melalui "tabung". Para ilmuwan akan menyaksikan perkembangan tanaman dan ulat itu dari kamera kecil yang terpasang.

Datanya kemudian akan dikirim ke Bumi melalui sistem relai rumit yang disiapkan oleh China.

"Mengapa kentang dan Arabidopsis? Sebab, periode pertumbuhan Arabidopsis pendek dan nyaman untuk diamati. Sementara kentang bisa menjadi sumber makanan utama bagi para turis luar angkasa di masa depan," kata Liu Hanlong, direktur utama percobaan ini.

"Eksperimen kami mungkin membantu mengumpulkan pengetahuan untuk membangun basis Bulan dan tempat tinggal jangka panjang di sana," imbuhnya.

Sebelumnya, dalam percobaan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), tanaman rockcress berhasil tumbuh. ISS menunjukkan bahwa daun tanaman itu naik turun ketika mendekati gravitasi Bulan.

Meski begitu, masih menjadi pertanyaan apakah tanaman berbunga bisa tumbuh subur di sisi jauh Bulan. Tapi, untuk saat ini, setidaknya kita tahu bahwa ada kehidupan di wilayah lain tata surya.



Credit KOMPAS.com


https://sains.kompas.com/read/2019/01/04/130400323/berkat-china-kini-ada-makhluk-hidup-di-bulan




Sabtu, 05 Januari 2019

Astronaut Asal Belanda Melakukan Panggilan Telepon ke Bumi

Astronot


CB, WASHINGTON -- Ada satu pertanyaan dalam benak yang terkait pada astronot. Apakah mereka bisa melakukan panggilan telepon bumi? Pertanyaan itu terjawab oleh astronot asal Belanda, André Kuipers. Ia sempat menelepon layanan darurat Amerika yaitu 911.

Panggilan telepon yang dilakukan oleh André diawali ketidaksengajaan dan coba-coba. Ia penasaran ingin menelepon langsung ke bumi. Upayanya pun berhasil. Tapi sayang, pusat komando di bumi malah mengira terjadi masalah di stasiun luar angkasa internasional tempat André mengabdi.

Mulanya André menekan tombol 9 di teleponnya. Lalu ia ingin menekan tombol 011 yang merupakan kode internasional. Tetapi ia malah lupa menekan tombol 0 hingga jadilah yang ditelepon.

"Esok harinya saya dapat email, 'apa Anda yang telepon 911?'. Saya sempat kecewa kokmereka (polisi) tidak datang ke sini (luar angkasa)," katanya dalam wawancara dengan lembaga penyiaran publik Belanda, Nederlandse Omroep Stichting seperti dilansir The Sun, pada Sabtu (5/1).

Ternyata, André mengungkapkan telepon langsung ke bumi sebenarnya bukanlah hal aneh di luar angkasa. Stasiun luar angkasa tempat dia bekerja menyediakan peralatan untuk melakukannya. Nyaris 70 persen dari upaya telepon ke bumi, kata dia berjalan sukses.

"Walau ada jeda waktu di antara telepon itu," ujarnya.


Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/internasional/ficer-dunia/19/01/05/pktpxs423-astronaut-asal-belanda-melakukan-panggilan-telepon-ke-bumi




Jumat, 04 Januari 2019

Ilmuwan Ungkap Awal Kelahiran Ultima Thule


Ilmuwan Ungkap Awal Kelahiran Ultima Thule
Wahana antariksa New Horizons. (Foto: NASA/JHUAPL. REUTERS/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Handout)


Jakarta, CB -- Penyelidik geofisika NASA akhirnya mengungkapkan asal-muasal objek terjauh yang pernah dieksplorasi manusia, Ultima Thule. Menurut ilmuwan, Ultima Thule terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Proses pembentukan Ultima Thule diawali dengan awan-awan bertubuh kecil dan yang berputar dan kemudian bersatu. Akhirnya tinggal menyisakan dua tubuh, dua tubuh ini perlahan-lahan berputar semakin dekat sampai kedua tubuh ini menyentuh satu sama lain dan membentuk Ultima Thule.


Ultima Thule memang terlihat terdiri dari dua objek berbentuk lingkaran atau lobus. Objek yang lebih besar dinamakan Ultima, sementara yang kecil disebut Thule.

Gravitasi menjadi faktor yang menggabungkan dua tubuh ini. Ini artinya manusia pertama kali bia melihat planetesimal pertama atau objek yang berubah menjadi planet. Ultima Thule berjarak 6,4 miliar kilometer dari Bumi.

"Ini mesin waktu ke waktu nol," kata Jeff Moore, kepala penyelidik geofisika misi dari NASA Ames seperti dilansir CNN.

Para ilmuwan misi mengatakan data sains pertama yang dikirim kembali dari New Horizons telah menunjukkan bahwa Ultima Thule merupakan dua objek terpisah yang disatukan oleh gravitasi.

Eksploarsi ini menjadi objek pertama di Kuiper Belt yang merupakan wilayah paling primitif yang pernah diamati oleh pesawat antariksa. Ultima Thule sangat tua dan murni sehingga pada dasarnya seperti mundur ke awal tata surya kita.

Kuiper Belt adalah ujung tata surya Bima Sakti, bagian dari piringan asli tempat matahari dan planet terbentuk. Gambar warna baru juga mengungkapkan Ultime Thule berwarna merah pasti merah, seperti bagian atas bulan Charon, Pluto.

Gambar juga mengungkapkan bahwa kedua lobus memiliki penampilan berbintik. Ultima Thule tampaknya tidak memiliki kawah tumbukan bekas tumbukan.  Ilmuwan mengatakan kemungkinan ada bukit dan punggung bukit. Leher yang menghubungkan kedua lobus menjadi salah satu lereng paling curam.

Ilmuwan meyakini akan lebih banyak yang akan terungkap seiringan dengan data-data yang akan masuk. Data pertama ini adalah hasil dari New Horizons yang mendekati Ultima Thule saat matahari berada belakang pesawat ruang angkasa. Sehingga, hasil pengamatan kurang pencahayaan untuk melihat keberadaan kawah.




Credit  cnnindonesia.com







Kamis, 03 Januari 2019

Drone BPPT Raih Layak Produk Militer




Pesawat udara nir awak (PUNA) atau drone tipe Alap-alap PA-06D.

 

 

CB, JAKARTA -- Pesawat udara nir awak (PUNA) atau drone tipe Alap-alap PA-06D yang dirancang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan sertifikat kelayakan dari Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan sebagai produk militer. Dalam sertifikasinya, drone ini diperuntukkan untuk misi pemetaan.

Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT, Wahyu Widodo Pandoe mengatakan drone ini memiliki kemampuan pemetaan seluas 1.700 hektare per jam. Drone ini juga dapat memetakan wilayah seluas lebih dari 8.500  hektare pada ketinggian 1.500 kaki.

Menurutnya proses sertifikasi memerlukan waktu tiga bulan sejak didaftarkan hingga lulus sertifikasi pada Desember 2018. Wahyu berharap dengan didapatkannya sertifikasi ini, drone ini dapat digunakan untuk keperluan TNI.

"Setelah mendapatkan TC (type certificate), PUNA Alap-Alap PA-06D harusnya bisa langsung (diproduksi) massal dan dimanfaatkan oleh TNI," katanya.

Ia menambahkan bahwa drone ini mampu terbang di ketinggian 12 ribu kaki dengan kecepatan 55 hingga 65 knot. Untuk altitude atau ketinggian terbangnya, Alap-alap ini mampu mencapai 12 ribu kaki, dengan jangkauan datalink 100 km (LOS). Drone ini memiliki spesifikasi bentang sayap sepanjang 3.2 m, berat maksimum saat lepas landas sebesar 31 kg, dan memiliki ketahanan untuk terbang selama lima jam.

"Untuk kecepatan saat cruise 55 hingga 65 knot dan untuk take off landing memerlukan landasan pacu sepanjang 150 sampai 200 meter," kata dia.

Credit REPUBLIKA.CO.ID



https://m.republika.co.id/amp_version/pkqq9b368

 




Robot China Berhasil Mendarat di Sisi Tergelap Bulan


Robot China Berhasil Mendarat di Sisi Tergelap Bulan
Roket China saat meluncurkan robot Change-4 untuk misi penyelidikan ruang angkasa. Foto/REUTERS

BEIJING - Change-4, robot China yang menjalankan misi penyelidikan ruang angkasa, berhasil mendarat di sisi tergelap atau terjauh Bulan pada hari Kamis (3/1/2019). Media pemerintah setempat menyebutnya sebagai pendaratan pertama bersejarah yang menjadi langkah penting untuk program luar angkasa negara tersebut.

Televisi pemerintah China, seperti dikutip Reuters, mengatakan robot penyelidik Bulan; Change-4, yang diluncurkan pada bulan Desember, melakukan "pendaratan lunak" pada pukul 10.26 waktu China dan mentransmisikan gambar "jarak dekat" pertama dari sisi gelap Bulan.

Bulan terkunci rapi ke Bumi, berputar pada kecepatan yang sama dengan mengorbit planet Bumi, sehingga sisi yang jauh atau sisi gelap tidak pernah terlihat dari Bumi. Pesawat ruang angkasa sebelumnya telah melihat sisi terjauh Bulan tetapi tidak ada yang mendarat di atasnya.

"Pendaratan ini 'mengangkat kerudung misterius' dari sisi terjauh Bulan, dan membuka babak baru dalam eksplorasi Bulan (oleh) manusia," bunyi siaran televisi pemerintah China.

Change-4 dilaporkan mendarat di cekungan Poul-Aitken Selatan, kawah tertua, terbesar, dan terdalam di permukaan Bulan. Sisi gelap Bulan sebagian besar masih belum dijelajahi karena posisinya melindunginya dari frekuensi radio, mencegah kontak langsung dengan Bumi. Untuk mengatasi masalah itu, China meluncurkan satelit relay Queqiao awal tahun ini untuk mengirimkan sinyal dari sisi gelap.

Chang'e 4 akan melakukan beberapa percobaan saat di Bulan, termasuk menguji apakah tanaman akan tumbuh di lingkungan dengan gravitasi rendah, menjelajahi kutub untuk menemukan air atau sumber daya lainnya, mengamati interaksi antara angin Matahari dan permukaan Bulan, dan melakukan untuk pertama kalinya percobaan radio astronomi frekuensi rendah Bulan.

"Karena sisi jauh Bulan terlindung dari interferensi elektromagnetik dari Bumi, itu adalah tempat yang ideal untuk meneliti lingkungan luar angkasa dan semburan Matahari, dan wahana itu dapat 'mendengarkan' jangkauan yang lebih dalam dari kosmos," kata Tongjie Liu, wakil direktur Pusat Program Eksplorasi dan Antariksa Lunar di Administrasi Antariksa Nasional China.

Penyelidikan China telah mengitari Bulan dalam orbit elips dalam persiapan untuk pendaratan sejak hari Minggu. Misi itu meninggalkan Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 8 Desember dan dilaporkan telah mencapai orbit Bulan empat hari kemudian.


China relatif baru dalam perjalanan ruang angkasa dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Rusia, tetapi telah menebus waktu ketertinggalan dengan sangat cepat. Penjelajah bulan terakhir negara itu, Yutu, telah menghabiskan 972 hari di permukaan Bulan pada saat misinya berakhir pada 2016.

China berencana untuk meluncurkan penyelidikan Mars pada tahun 2020 untuk mengumpulkan sampel dari permukaan planet itu dan berupaya memiliki stasiun ruang angkasa permanen sendiri di orbit pada tahun 2022. Sementara itu, AS, yang terancam oleh serbuan China di luar angkasa, sedang merencanakan penumpukan militernya di sana, yang disebut sebagai "Pasukan Luar Angkasa". AS juga melarang NASA untuk berkolaborasi dengan China.





Credit  sindonews.com




Fakta Ultima Thule, Objek Terjauh yang Dicapai NASA


Fakta Ultima Thule, Objek Terjauh yang Dicapai NASA
Ilustrasi. (David McNew/Getty Images/AFP)


Jakarta, CB -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memberikan kado tahun baru 2019 untuk penduduk Bumi dengan mencapai Ultima Thule, titik terjauh eksplorasi manusia di luar angkasa pada 1 Januari lalu.

Kendati demikian, nama Ultima Thule masih belum familiar di kalangan masyarakat. Berikut fakta mengenai Ultima Thule:

Obyek Primitif


CNN menulis bahwa Ultima Thule merupakan objek yang paling tua dan murni sehingga mempelajarinya seperti mengetahui permulaan sistem tata surya.

Kendati demikian, belum ada angka usia objek ini. Untuk mendapatkan detail itulah, NASA meluncurkan pesawat New Horizons menuju planet ini.



Nama dari Pulau Mitos


Objek ini sebelumnya dikenal dengan nama 2014 MU69. Nama Ultima Thule dipilih melalui kampanye nama panggilan yang diselenggarakan oleh tim New Horizons. Thule adalah pulau mitos di peta abad pertengahan. Dia dianggap sebagai titik paling utara di Bumi.

Ultima Thule pada dasarnya berarti "di luar Thule," yang menunjukkan sesuatu yang berada di luar apa yang diketahui. Nama ini cocok mengingat perjalanan perintis New Horizons yang pertama mencapai Thule.

'Kulit Kacang' di Kuiper Belt

New Horizons terbang tiga kali lebih dekat ke Ultima daripada yang dilakukannya untuk Pluto. Pesawat itu mampu berdekatan dalam jarak 2.200 mil sehingga mampu memberikan tampilan permukaan Thule yang lebih baik.

Ultima Thule berada di Kuiper Belt yang jaraknya sekitar 4 miliar mil dari Bumi, berada di dekat Pluto. Bentuknya disebut para astronom mirip kulit kacang.

Daerah Kuiper Belt penuh dengan material es. Sabuk ini berada 2 miliar kilometer dari planet terjauh, Neptunus, dan berjarak 1,5 miliar kilometer dari planet kerdil, Pluto. New Horizon telah mencapai Pluto pada 2015.




Credit  cnnindonesia.com





Penampakan Ultima Thule dari Pesawat NASA Mirip Pin Bowling


Penampakan Ultima Thule dari Pesawat NASA Mirip Pin Bowling
Penampakan New Horizons. (NASA/JHUAPL. REUTERS/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Handout)


Jakarta, CB -- Objek terjauh yang pernah dikunjungi oleh pesawat ruang angkasa milik NASANew Horizons menyerupai pin bowling.  Dilansir dari Space.com, pada 1 Januari dini hari, New Horizons milik NASA telah melaju melewati Ultima Thule yang terletak 6,4 miliar kilometer dari Bumi.

Namun, untuk gambar yang lebih jelas, NASA masih menunggu pengiriman dari flyby. Sementara itu, untuk gambar diambil probe kemarin menunjukkan objek berbentuk memanjang dengan dua lobus berbeda.

Diperkirakan, dua lobus berbeda tersebut merupakan sistem dari dua badan yang mengorbit dengan jarak dekat.


Peneliti Utama New Horizons Alan Stern dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado mengungkapkan jika dua lobus tersebut memang objek terpisah, maka ini akan menjadi situasi baru.

"Jika itu adalah dua objek yang terpisah, ini akan menjadi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal seberapa dekat mereka mengorbit satu sama lain," ujar Stern dikutip dari Space.com, Rabu (2/1).

Namun, Stern menyakini kemungkinan besar dua lobus tersebut merupakan objek tunggal atau bilobate.

"Saya bertaruh dua lobus tersebut merupakan satu kesatuan. Jika sudah diketahui hasilnya, akan kembali saya umumkan," tambahnya.

Ilmuwan proyek New Horizons Hal Weaver, dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins pun mengungkapkan hal yang sama yakni bilobate adalah hal yang umum di tata surya.

Weaver menunjukkan komet 67P / Churyumov-Gerasimenko yang dieksplorasi oleh misi Rosetta Eropa, sebagai contoh.

Tim misi sudah memiliki firasat bentuk Ultima. Gambar yang baru dirilis telah membantu para ilmuwan memecahkan sebuah misteri New Horizons yang belum melihat variasi kecerahan substansial dari Ultima dari waktu ke waktu.

Dari perspektif New Horizons, Ultima berputar seperti baling-baling, dengan poros rotasi diarahkan ke probe, kata anggota tim misi.

Stern menjelaskan New Horizons akan terus menyinari pencitraan dan pengukuran flyby Ultima Thule untuk waktu yang lama, yakni semua data tidak akan ada sampai 20 bulan dari sekarang.






Credit  cnnindonesia.com







Pesawat NASA Berhasil Lewati Wilayah Tata Surya Terjauh


Pesawat NASA Berhasil Lewati Wilayah Tata Surya Terjauh
Ilustrasi (REUTERS/R. Hurt/Caltech/IPAC/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Pesawat tanpa awak NASA telah berhasil mengirim sinyal balik ke Bumi, Selasa (1/1). Berhasil diterimanya sinyal dari pesawat ini menandakan pesawat ini telah berhasil melewati penerbangan beresiko tinggi melewati objek planet terjauh yang pernah dipelajari, jelas agensi luar angkasa Amerika Serikat, NASA.

"Kami memiliki pesawat yang sehat," jelas Alice Bowman, manajer operasional misi pesawat luar angkasa New Horizon yang telah melewati Ultima Thule selepas tahun baru pukul 05:33 GMT atau 12:33 WIB, Selasa (1/1).

Ultima Thule adalah wilayah sabuk Kuiper yang penuh dengan material es. Sabuk ini berada 2 miliar kilometer dari planet terjauh, Neptunus, dan berjarak 1,5 miliar kilometer dari planet kerdil, Pluto. New Horizon telah mencapai Pluto pada 2015. 


"Kami baru saja menyelesaikan penerbangan yang paling jauh," terangnya lagi seperti dikutip AFP.

Sinyal yang dikirimkan pesawat tanpa awak itu membutuhkan waktu 6 jam dan 8 menit untuk mencapai Bumi. Pesawat tersebut kini berada 6,4 miliar kilometer dari Bumi.

Foto-foto dan data akan mulai dikirimkan pada Kamis mendatang kepada para ilmuwan. Data-data ini diharapkan bisa membantu para ilmuwan memahami asal usul tata surya.

Foto-foto ini akan diterima oleh antena raksasa milik NASA di Madrid, Spanyol. Diperkirakan akan ada ratusan ribu anggota sabuk Kuiper seperti Ultima. Kondisi es beku itu diperkirakan menjadi petunjuk bagaimana tata surya terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu.

Tugas New Horizon untuk mengambill gambar di planet terluar ini diharapkan bisa dilakukan hingga September 2020.

Gambar resolusi tinggi pertama baru akan dikirim pada Februari mendatang.

"Gambar-gambar (dengan resolusi lebih rendah) yang turun minggu ini bagi kami cukup untuk mengungkap geologi dasar dan struktur UIltima. Kami akan mulai menulis makalah ilmiah pertama kami minggu depan," jelas Kepala Investigator Alan Stern, seperti dikutip BBC.




Credit  cnnindonesia.com