Tampilkan postingan dengan label LIBYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIBYA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 31 Agustus 2018

PBB peringatkan mengenai pengerahan militer di Tripoli, Libya


PBB peringatkan mengenai pengerahan militer di Tripoli, Libya
Seorang anggota keamanan memeriksa lokasi serangan bunuh diri di komisi elektoral di Tripoli, Libya, Rabu (2/5/2018). (REUTERS/Ismail Zitouny/)




Tripoli, Libya, (CB) - Misi Pendukung PBB di Libya (UNSMIL) pada Rabu memperingatkan agar tidak ada aksi militer di Tripoli, setelah bentrokan sengit antara pasukan pemerintah dan anggota milisi sehingga menewaskan melukai banyak warga sipil.

"UNSMIL memperingatkan mengenai upaya oleh sebagian pihak untuk mengutak-atik keamanan Tripoli dan warganya dan menganggap mereka bertanggung-jawab atas setiap bahaya yang mungkin diderita warga sipil," kata misi tersebut di akun Twitter pada Rabu pagi.

"Tak ada pembenaran bagi pertumpahan darah, UNSMIL menyeru semua pihak agar menyelamatkan nyawa, menghentikan pengerahan militer, dan mengizinkan penengahan," kata misi itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Tripoli Selatan telah menyaksikan bentrokan sengit antara pasukan pemerintah yang didukung PBB dan anggota milisi bersenjata, yang sejauh ini telah menewaskan lima orang dan melukai 33 orang, kata Kementerian Kesehatan.

Penyebab bentrokan tersebut masih belum diketahui, sementara Tripoli Selatan telah menyaksikan ketegangan dan pengerahan militer selama beberapa hari belakangan antara kelompok bersenjata dari luar dan dalam kota itu.

Menteri Dalam Negeri Libya Abdulsalam Ashour mengatakan kepada stasiun televisi lokal pada Senin (27/8) bahwa kesepakatan gencatan senjata di Tripoli telah dicapai.

Beberapa saksi mata mengatakan suara tembakan senjata api kadang-kala masih dapat didengar di Tripoli Selatan, bahkan setelah pengumuman gencatan senjata.





Credit  antaranews.com




Bentrokan di Tripoli tewaskan 41 orang


Bentrokan di Tripoli tewaskan 41 orang
Tentara berpatroli setelah operasi militer dekat perbatasan Libya, di kota Ben Guerdane, Tunisia, Senin (19/3/2018). (REUTERS/Stringer)


Tripoli, (CB) - Bentrokan baru-baru ini di ibu kota negara Libya, Tripoli, menewaskan 41 orang dan melukai 123 lagi, kata Kementerian Kesehatan, Kamis.

Kementerian itu mengatakan dalam pernyataan bahwa jumlah warga dan tentara tewas kemungkinan bertambah karena data tersebut hanya berdasarkan atas catatan rumah sakit lapangan di Tripoli selatan.

Tripoli dilanda serangkaian bentrokan keji sejak Senin antara pasukan pemerintah dan petempur bersenjata, kata Xinhua.

Penyebab bentrokan belum diketahui. Namun, terjadi peningkatkan ketegangan di tengah pengerahan militer dalam beberapa hari belakangan oleh kelompok bersenjata dari luar dan dalam kota.

Menteri Dalam Negeri Libya Abdulsalam Ashour mengatakan kepada saluran televisi setempat, Senin, bahwa kesepakatan gencatan senjata di Tripoli sudah dicapai.

Namun, sumber keamanan daerah mengatakan bentrokan kembali terjadi pada Rabu walaupun gencatan senjata sudah diumumkan.





Credit  antaranews.com




Rabu, 08 Agustus 2018

Duterte Kirim Menteri untuk Bebaskan Warga Filipina yang Diculik


Presiden Filipina Rodrigo Duterte. AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. AP

CB, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, akan mengirimkan sejumlah menterinya ke Libya untuk membuat kesepakatan dengan kelompok garis keras yang melakukan penculikan terhadap tiga warga negara Filipina. Juru bicara kepresidenan, Harry Roque, mengatakan Duterte berubah fikir setelah mendapat masukan dari para anggota kabinetnya.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Duterte sudah sesumbar akan mengirimkan beberapa kapal selamnya ke Libya jika tiga warga negaranya sampai dilukai oleh para penculik. Tiga warga negara Filipina menjadi sasaran penculikan saat bekerja untuk sebuah perusahaan air.

"Masalah ini sangat rumit. Para penculik itu bukan agen dari pemerintah Libya, mereka adalah militan garis keras yang terlibat dalam konflik bersenjata, termasuk dengan pemerintah Libya. Untuk itu, lebih bijaksana tidak bekerja sama dengan pemerintah Libya agar bisa melihat apa tuntutan mereka," kata Roque seperti dikutip dari news.abs-cbn.com pada Rabu, 8 Agustus 2018.

Menurut Roque, Presiden Duterte telah membentuk sebuah gugus tugas yang terdiri dari Menteri Luar Negeri - Alan Peter Cayetano, Menteri Tenaga Kerja - Silvestre Bello III, Penasehat Presiden untuk hubungan luar negeri dan urusan Islam - Abdullah Mamao, dan Otoritas Keamanan Mindanao - Abul Khayr Alonto.

Tiga warga negara Filipina diculik bersama satu orang warga negara Korea Selatan. Rekamanan para korban sedang disandera disebar pada akhir pekan lalu dan diunggah oleh kelompok intelijen SITE. Masih belum jelas kelompok mana yang melakukan penculikan ini dan kapan pastinya rekaman video itu diambil.Sejak mantan Pemimpin Libya, Moamer Kadhafi, digulingkan dalam sebuah kudeta dan dibunuh pada 2011, para pekerja asing dan diplomat acap menjadi sasaran penculikan para militan, diantaranya kelompok radikal Negara Islam Irak-Suriah atau ISIS.





Credit  tempo.co





Soal Sandera, Duterte Batal Kirim Kapal Perang ke Libya, Kenapa?


Anggota tentara nasional Libya memegang senjata mesin saat bertempur dengan militas ISIS di Benghazi, Libya, 9 November 2017. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
Anggota tentara nasional Libya memegang senjata mesin saat bertempur dengan militas ISIS di Benghazi, Libya, 9 November 2017. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
CBManila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, batal mengirimkan kapal perang ke Libya terkait penculikan tiga orang warga negara itu di sana.


Sebaliknya, Duterte akan mengirimkan beberapa orang menteri untuk menangani urusan ini.
Ini karena para penyandera merupakan milisi yang sedang bertempur melawan pemerintahan Libya.
“Itu sebabnya dianggap lebih berhati-hati untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Libya untuk melihat apa yang menjadi tuntutan para penyandera,” kata Harry Roque, juru bicara kepresidenan Filipina, kepada media pada 7 Agustus 2018 seperti dilansir media ABS CBN.
Tiga orang warga Filipina ini bekerja untuk sebuah perusahaan air. Mereka ditahan kelompok milisi bersama seorang warga negara Korea Selatan. Pemerintah Korea mengatakan akan mengirim kapal perang ke kawasan Libya untuk menangani penyanderaan ini.

Presiden Rodrigo Duterte sedang berbincang dengan anggota kabinetnya. Rabu, 4 April 2018. Rchard Madelo/Presidential Photo
Namun, Duterte mengubah rencananya setelah mendapat masukan dari para menteri terkait penyanderaan ini. Duterte lalu membentuk gugus tugas yang terdiri dari kementerian Luar Negeri, menteri Buruh, penasehat Presiden mengenai Muslim, dan Sekretaris Pembangunan Mindanao.
Pada pekan lalu, sebuah video diunggah di jejaring sosial menunjukkan keempat tawanan sedang duduk di atas pasir dengan seorang penjaga bersenjata berjongkok di belakang mereka. Tidak jelas kapan video ini diunggah.

Seoul dan Manila telah membenarkan keempat orang sandera adalah warga negaranya. Ini juga dibenarkan oleh kelompok intelijen SITE yang memantau peristiwa terorisme.
Sejak bekas diktaror Libya, Muammar Qaddafi dijatuhkan dan tewas pada 2011, kelompok teror ISIS kerap menculik sejumlah pekerja dan perwakilan diplomat di Libya untuk dimintai tebusan.
Seperti diberitakan Reuters, Korea Selatan telah mengerahkan sebuah kapal untuk melakukan operasi anti-pembajakan di Teluk Aden untuk membebaskan empat sandera itu, yang sekarang sudah satu bulan ditahan sebuah kelompok bersenjata di Libya.

Sedangkan Duterte mengatakan ada kemungkinan akan melakukan hal sama dan bakal membahas masalah penculikan ini dalam pertemuan dengan pejabat bidang keamanan.




Credit  tempo.co



Jumat, 13 Juli 2018

Militer serahkan kendali pelabuhan minyak Libya ke NOC


Militer serahkan kendali pelabuhan minyak Libya ke NOC
Ilustrasi (istimewa)




Tripoli (CB) - Militer yang berpusat di Libya Timur menyerahkan kembali kendali empat pelabuhan minyak kepada Perusahaan Minyak Nasional (NOC), yang berpusat di Ibu Kota Libya, Tripoli, dan berada di bawah pemerintah persatuan, dukungan PBB.

Perusahaan tersebut juga mengumumkan pencabutan force majeure di empat pelabuhan itu --yaitu Ras Lanuf, Es Sider, Hariga dan Zuetina.

"Operasi ekspor dan produksi akan kembali ke tingkat normal dalam waktu beberapa jam ke depan," kata NOC.

NOC mengeluarkan pengumuman itu dua pekan setelah militer tersebut menyerahkan wilayah sabit minyak kepada perusahaan minyak di bawah pemerintah sementara, yang berpusat di Libya Timur.

Sebelumnya, militer merebut wilayah itu dari kelompok gerilyawan yang mendudukinya.

Pemerintah persatuan, yang didukung PBB, telah memperingatkan mengenai "pantulan negatif" dari pembekuan ekspor minyak di wilayah sabit minyak, dan mengatakan penghentian ekspor minyak dapat menimbulkan kerugian lebih dari 67 juta dolar AS per hari.

"Kami memerlukan debat nasional yang layak mengenai pembagian adil sumber minyak. Itu adalah inti krisis baru-baru ini. Penyelesaian sesungguhnya ialah transparansi, jadi saya mengulangi seruan saya kepada pihak yang bertanggung jawab, Kementerian Keuangan dan Bank Sentral, untuk menyiarkan anggaran dan belanja masyarakat yang terperinci," kata Ketua NOC Mustafa Sanalla, sebagaimana dikutip Xinhua.

Kendati semua partai politik Libya menandatangani kesepakatan perdamaian yang ditaja PBB pada 2015, Libya secara politik tetap terpecah antara pemerintah di Libya Timur dan Barat, dan keduanya bersaing untuk memperoleh keabsahan.

Libya telah telah dilanda ketidakamanan dan kekacauan sejak aksi perlawanan 2011, yang menggulingkan pemimpin negeri itu, Muammar Gaddafi.




Credit  antaranews.com




Jumat, 29 Juni 2018

Militer Libya ambil alih seluruh Kota Darna


Militer Libya ambil alih seluruh Kota Darna
Ilustrasi - Tentara berpatroli setelah operasi militer dekat perbatasan Libya, di kota Ben Guerdane, Tunisia, Senin (19/3/2018). (REUTERS/Stringer)




Tripoli, Libya (CB) - Komandan Angkatan Darat yang berpusat di Libya Timur, Jenderal Khalifa Haftar, pada Kamis (28/6) mengumumkan pengambil-alihan seluruh Kota Darna, setelah mengalahkan gerilyawan garis keras di sana.

"Setelah perjuangan sengit dan pengorbanan besar, hari ini waktu kita diperbarui seperti biasa melalui kemenangan, dan pelaku teror serta pendukung mereka mengalami kekalahan seperti biasa," kata Haftar di dalam pidato melalui televisi.

"Dengan bangga, kami mengumumkan pembebasan Kota Darna, yang berharga, dan mengembalikannya dengan selamat ke tanah air, sehingga kegembiraan dapat menyebar ke seluruh Libya," kata Haftar.

Haftar menyampakan terima kasih kepada Angkatan Darat Libya dan rakyat Darna karena "bersatu dengan militer dalam perang untuk membebaskan kota itu dari kegelapan".

Haftar menuduh masyarakat internasional menutup mata terhadap pasokan senjata buat organisasi teror di dalam Libya, dan menolak untuk mempersenjatai prajurit militer serta mencabut embargo senjata, demikian laporan Xinhua.

"Kemenangan militer Libya atas organisasi teror di bagian timur, barat dan selatan Libya adalah kemenangan buat seluruh dunia sebab militer memerangi terorisme atas nama dunia," katanya.

Pada 3 Mei, prajurit militer Libya melancarkan operasi militer untuk mengambil-alih Kota Darna di Libya Timur dari cengkeraman satu organisasi yang menamakan diri Dewan Shura Mujahideen di Darna, koalisi milisi keagamaan yang berusaha menerapkan hukum agama di kota itu.

Personel militer telah mengepung kota tersebut sejak 2015, dan menuntut kelompok itu meninggalkan Darna, dan menuduhnya setia kepada Al-Qaida.

Libya telah dicengkeram kerusuhan dan kondisi tidak aman sejak mantan pemimpinnya, Muammar Gaddafi, digulingkan dan dibunuh dalam aksi perlawanan pada 2011.




Credit  antaranews.com




Kamis, 03 Mei 2018

Bom Bunuh Diri Meledak di Kantor Komisi Pemilihan Libya


Petugas keamanan berjaga-jaga di Bengazi, Libya
Petugas keamanan berjaga-jaga di Bengazi, Libya
Foto: reuters

Bom di Tripoli menewaskan 11 warga sipil.



CB, TRIPOLI -- Sekelompok militan menyerang kantor pusat komisi pemilihan umum Libya di Tripoli pada Rabu (2/5). Sebuah bom bunuh diri kemudian diledakkan di gedung komisi tersebut dan menewaskan 11 warga sipil.

Pertempuran sempat terjadi antara pasukan keamanan Libya dengan para penyerang yang mencoba mengambil alih gedung kantor. Juru bicara komisi pemilihan umum Libya, Khaled Omar, mengaku segera melarikan diri dari gedung itu dengan staf lain ketika serangan terjadi.

Sejumlah gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan asap hitam tebal mengepul dari lokasi serangan di distrik Ghout al-Shaal di barat Tripoli. "Saya melihat dua pelaku bom bunuh diri. Mereka meneriakkan Allahu Akbar. Seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam gedung komisi dan yang lainnya membakar bagian dari bangunan itu," kata Omar.

Menurutnya, korban tewas termasuk tiga pegawai komisi dan empat anggota pasukan keamanan lokal. Kementerian Kesehatan Libya menyebutkan, selain 11 korban tewas, ada dua orang lainnya yang terluka.

Serangan itu adalah serangan pertama yang terjadi di Tripoli selama beberapa tahun. Meskipun situasi keamanan di Libya masih bergejolak, aksi kekerasan di ibu kota itu selama ini hanya terbatas pada bentrokan lokal antara kelompok-kelompok bersenjata.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Serangan itu diduga dilakukan untuk menggagalkan penyelenggaraan pemilihan umum di Libya akhir tahun ini. Pemilu di Libya telah mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dengan tujuan untuk menyatukan dan menstabilkan negara itu setelah bergejolak selama bertahun-tahun.

Komisi pemilihan umum Libya telah mendaftarkan hampir satu juta pemilih baru, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan untuk melakukan pemungutan suara. Libya telah berada dalam keadaan tidak stabil sejak perang saudara pada 2011 yang mengakibatkan penggulingan Muammar Gaddafi oleh para pemberontak yang didukung NATO. Hasil pemilu 2014 sempat diperdebatkan karena dimenangkan oleh pemerintah yang didukung oleh aliansi militer.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Rabu, 21 Maret 2018

Dana Kampanye dari Libya, Eks-Presiden Perancis Sarkozy Dibui


Dana Kampanye dari Libya, Eks-Presiden Perancis Sarkozy Dibui
Kepolisian Perancis menjebloskan eks-Presiden Nicolas Sarkozy ke dalam penjara terkait dugaan aliran dana kampanye dari Libya, Selasa (20/3). (AFP PHOTO / POOL / PATRICK HERTZOG)


Jakarta, CB -- Kepolisian Perancis menjebloskan eks-Presiden Nicolas Sarkozy ke dalam penjara terkait dana kampanye, Selasa (20/3).

Sebelumnya Sarkozy diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan atas pendanaan kampanye pemilihannya. Pemeriksaan itu adalah pertama kalinya setelah seorang rekan Sarkozy, Alexandre Djouhri ditahan di London, dan belakangan dibebaskan dengan jaminan.

Surat kabar Le Monde menyatakan penyelidikan terkait aliran dana dari Libya bagi kampanye Sarkozy pada 2007.





Penyelidikan yang dimulai pada 2013 bermula dari klaim mantan pemimpin Libya Moammar Khadafi dan putranya Seif Al-Islam yang menyebut mereka mendanai kampanya Sarkozy.

Pada 2016, Sarkozy dipeiksa setelah seorang pengusaha Ziad Takieddine mengaku telah mengirim uang sebenar lima juta euro dari pemimpin Libya bagi Sarkozy yang sedang bertarung dalam kampanye pemilihan presiden pertamanya.

Seperti dilansir AFP, Takieddine mengaku tiga kali bolak-balik dari Tripoli, Libya ke Paris pada akhir 2006 dan awal 2007. Tiap kali membawa sebuah koper berisi uang sebanyak 1,5 hingga 2 juta euro dalam pecahan 200-an dan 500-an euro. Sarkozy membantah semua tuduhan.





Credit  cnnindonesia.com





Selasa, 19 Desember 2017

Anak Muammar Gaddafi Maju sebagai Capres Libya


Anak Muammar Gaddafi Maju sebagai Capres Libya
Anak dari mantan diktaktor Libya, Muammar Gaddafi, yakni Saif al-Islam Gaddafi dilaporkan akan maju dalam pemilihan Presiden Libya yang akan digelar tahun depan. Foto/Istimewa


TRIPOLI - Anak dari mantan diktaktor Libya, Muammar Gaddafi, yakni Saif al-Islam Gaddafi dilaporkan akan maju dalam pemilihan Presiden Libya. Pilpres Libya sendiri akan berlangsung pada pertengahan tahun depan.

Kepastikan akan majunya Saif al-Islam dalam pilpres di Libya disampaikan langsung oleh juru bicara keluarga Gaddafi, Basem al-Hashimi al-Soul. Basem menuturkan, Saif al-Islam mendapatkan dukungan yang cukup luas dari sejumlah suku, dan kelompok di Libya untuk maju dalam pilpres pada tahun depan.

"Saif al-Islam Gaddafi, putra mantan presiden Libya, mendapat dukungan dari suku-suku utama di Libya, sehingga dia dapat mencalonkan diri untuk pemilihan presiden yang akan datang, yang dijadwalkan pada 2018," kata Basem.

"Dia berencana untuk menjadikan Libya lebih aman dan stabil, sesuai dengan geografi Libya, dan berkoordinasi dengan semua faksi Libya," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Senin (18/12).

Saif al-Islam sendiri diketahui baru dibebaskan dari penjara pada bulan Juni, enam tahun setelah pemberontakan yang didukung oleh NATO yang menggulingkan ayahnya. Pemberontakan itu telah membuat Libya terjebak dalam perang saudara. 




Credit  sindonews.com




Kamis, 30 November 2017

Eks Menteri Nigeria: Budak Afrika Dimasak seperti Kebab oleh Geng Libya




Eks Menteri Nigeria: Budak Afrika Dimasak seperti Kebab oleh Geng Libya
Para migran tiba di sebuah pangkalan angkatan laut setelah diselamatkan penjaga pantai Libya di Tripoli. Foto/REUTERS/Ismail Zitouny



ABUJA - Seorang mantan menteri Nigeria mengungkap praktik mengerikan dari perdagangan budak di Afrika oleh geng di Libya. Menurutnya, orang-orang Afrika di Libya dijadikan budak, dijual, hingga dimasak seperti suya atau kebab Afrika.

Femi Fani-Kayode, mantan Menteri Budaya Nigeria, menyesalkan nasib orang-orang Afrika sub-Sahara yang tiba di pantai Mediterania. Mereka memimpikan kehidupan baru di Eropa tapi justru dipaksa menjadi budak.

Praktik perbudakan dan penjualan manusia ini juga pernah diungkap Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dalam laporannya bulan April lalu. IOM memperingatkan bahwa para migran dijual ke pasar budak.

Fani-Kayode mengatakan, tiga perempat dari orang-orang yang ditahan oleh kelompok kriminal di Libya berasal dari Nigeria selatan.

“75 persen dari mereka dijual ke perbudakan di Libya, yang organnya dipanen, tubuh dimutilasi dan dipanggang seperti suya (kebab Afrika), berasal dari Nigeria selatan,” tulis mantan menteri tersebut.

”Dipanggang hidup-hidup. Ini adalah apa yang orang Libya lakukan kepada orang-orang Afrika sub-Sahara yang mencari titik transit ke Eropa. Mereka menjualnya ke perbudakan dan pembunuhan, mutilasi, penyiksaan atau kerja sampai mati,” lanjut Fani-Kayode, seperti dikutip IB Times, Kamis (30/11/2017).

Mantan menteri yang merupakan pengacara tersebut juga mengkritik Presiden Nigeria Muhammadu Buhari karena tidak berbuat cukup banyak untuk melindungi korban.

Fani-Kayode mengeluhkan fakta bahwa penggulingan diktator Libya Muammar Gaddafi telah menciptakan kekosongan kekuasaan yang memungkinkan penjahat terorganisir berkembang di Libya.

”Bencana terbesar yang menimpa Afrika dalam 20 tahun terakhir adalah pembunuhan Muammar Gaddafi di Libya,” katanya. ”Yang kedua adalah datangnya kekuasaan Muhammadu Buhari di Nigeria.”

Sebuah operasi penyamaran baru-baru ini mengungkapkan bahwa para pria dijual ke pasar budak seharga USD400.

Menurut laporan CNN, penjualan budak dilakukan di pinggiran Ibu Kota Libya Tripoli, di mana pelelangan dilakukan untuk berbagai jenis pekerja manual. Sebuah video menunjukkan penjualan anak laki-laki yang kuat untuk melakukan pekerjaan di sektor pertanian. 

Seorang juru lelang dalam video itu terdengar bertanya kepada orang banyak; ”Apakah ada yang membutuhkan penggali? Ini adalah penggali, pria besar dan kuat, dia akan menggali.”


Credit  sindonews.com



Perbudakan Mengerikan, Nigeria Bawa Warganya Pulang dari Libya



Perbudakan Mengerikan, Nigeria Bawa Warganya Pulang dari Libya
Para migran Nigeria diterbangkan pulang dari Libya setelah praktik perbudakan yang mengerikan di Libya jadi sorotan global. Foto/NCFRMI



LAGOS - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan, pemerintah mulai membawa pulang warganya yang terdampar di Libya. Langkah itu diambil setelah laporan tentang praktik perbudakan yang mengerikan di Libya jadi sorotan global.

Komentar Buhari muncul setelah CNN menayangkan rekaman yang menunjukkan bahwa para pria migran dilelang sebagai budak di sektor pertanian di Libya. Para migran itu diselundupkan kelompok pedagang budak melintasi Sahara.



Pemerintah Libya yang didukung PBB mengaku sedang sedang menyelidiki praktik perbudakan mengerikan yang terjadi di negara tersebut.

”Situasi di Libya, orang-orang yang dijual menjadi budak, sangat mengerikan dan tidak dapat diterima. Kami akan melakukan segalanya untuk melindungi warga dimanapun mereka berada,” tulis Buhari di akun Twitter-nya, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/11/2017).

“Nigeria mulai membawa pulang semua orang Nigeria yang terdampar di Libya dan tempat lain,” ujarnya.

Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB mengatakan,  239 orang Nigeria terbang pulang dari Tripoli pada hari Selasa.

Menurut organisasi ini, para migran Nigeria berisiko jadi korban eksploitasi, penahanan dan pelecehan saat terdampar di Libya. Mereka menyeberangi Laut Tengah dengan harapan menemukan hidup baru di Eropa. 




Credit  sindonews.com









Rabu, 01 November 2017

15 Tewas dalam Serangan Udara Libya Timur


Ilustrasi
Ilustrasi



CB, TRIPOLI -- Sedikit-dikitnya 15 orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas dalam serangan udara di Kota Derna, Libya pada Senin (30/10), kata sumber kesehatan dan warga setempat.

Derna telah lama berada dalam kepungan Tentara Nasional Libya (LNA) yang bermarkas di wilayah timur. Mereka beberapa kali melakukan serangan udara terhadap kota tersebut. Pihak militer menolak memberikan tanggapan terkait serangan tersebut.

Serangan pada Senin berlangsung sekitar satu jam dan menghantam distrik Dahr al-Hamar di Derna selatan, serta al-Fatayeh, sebuah daerah perbukitan, sekitar 20 kilometer dari kota Derna, kata seorang warga.

Sedikit-dikitnya 17 orang terluka, menurut sumber dari pihak kesehatan, yang mengatakan bahwa semua korban tampaknya adalah warga sipil.

Derna adalah kota pesisir yang letaknya sekitar 265 kilometer sebelah barat perbatasan Mesir. Kota tersebut dikendalikan oleh sebuah sekutu pemberontak dan mantan anggota dari pemberontakan Libya 2011, yang dikenal sebagai Dewan Syura Mujahidin Derna (DMSC).

Kelompok ISIS memperlihatkan keberadaannya di Derna pada akhir 2014, namun mereka terusir oleh DMSC pada 2015.

Mesir, yang mendukung LNA, juga melakukan serangan terhadap Derna, termasuk pada Mei, mereka berdalih bahwa pihaknya melakukan serangan yang menyasar militan terkait peristiwa serangan yang terjadi di Mesir selatan.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID




Rabu, 25 Oktober 2017

Qatar Dituding Bantu Selundupkan Militan ISIS ke Libya


Qatar Dituding Bantu Selundupkan Militan ISIS ke Libya 
Ilustrasi ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)



Jakarta, CNN Indonesia -- Surat kabar Uni Emirat Arab, Alittihad, melaporkan Qatar telah membantu mengirimkan ratusan militan ISIS dari Suriah ke selatan Libya.

Sebagaimana dikutip Al Arabiya, sejumlah sumber militer UEA mengatakan kepada Alittihad bahwa langkah tersebut dilakukan untuk membantu ISIS membentuk sarang teroris baru di di selatan Libya.

Para sumber tersebut menganggap Qatar ingin membantu membangkitkan pengaruh ISIS di utara Afrika menyusul kejatuhan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut di Timur Tengah.


Setelah kehilangan Mosul di Irak, ISIS baru-baru ini juga terdepak dari Raqqa di Suriah, ibu kota de facto kekhalifahan gadungan yang mereka dirikan. Meski begitu, sejumlah pihak khawatir kekalahan hanya akan membuat kelompok teroris itu membentuk basis baru di kawasan lain.

Beberapa pejabat militer yang berbicara kepada Alittihad menuturkan sejumlah pasukan ISIS juga mulai meninggalkan Irak dan Suriah menuju Libya melalui Turki.

Koran itu menuding Qatar merupakan dalang di balik migrasi para militan ke Libya, yang saat ini tengah mengalami perpecahan politik, meski tanpa bukti dan penyelidikan yang jelas.


Sejak lama, UEA dan sejumlah negara lainnya di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir telah menganggap Qatar sebagai pendukung terorisme di kawasan.

Kecurigaan terhadap Qatar pun terus memuncak hingga keempat negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha pada Juni lalu.

Hingga kini, Qatar berkeras membantah segala tudingan tersebut dengan menganggap bahwa negaranya telah menjadi korban berita palsu yang tak berdasar.




Credit  cnnindonesia.com





Rabu, 18 Oktober 2017

Bandar Udara Tripoli, Libya, ditutup akibat bentrokan baru


Bandar Udara Tripoli, Libya, ditutup akibat bentrokan baru
Peta Libya - ilustrasi. (ANTARANEWS/Ardika)



Tripoli, Libya (CB) - Bentrokan baru terjadi di pusat Ibu Kota Libya, Tripoli, pada Selasa (17/10), sehingga mengakibatkan ditutupnya Bandar Udara Internasional di dekatnya untuk ketiga kali dalam waktu kurang dari dua hari.

"Bentrokan meletus lagi di permukiman di Daerah Ghararat setelah pasukan keamanan mengambil-alih kekuasaan. Patroli Pasukan Penangkal Khusus menghadapi serangan gencar," kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.

"Bentrokan masih berlanjut. Penerbangan di Bandar Udara Internasional Tripoli telah dihentikan karena bentrokan terlalu dekat dengan bandar udara, dan amunisi bisa mengenai pesawat yang terbang di atas wilayah itu," tambah sumber tersebut.

Penutupan itu adalah yang ketiga dalam waktu kurang dari dua hari, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Bandar udara tersebut ditutup pada Selasa pagi selama beberapa jam, sebelum penerbangan dilanjutkan.

Pasukan Penangkal Khusus Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengumumkan Pasukan tersebut mengambil-alih kendali atas daerah itu dan menganggapnya sebagai "zona militer".

"Banyak penjahat telah ditangkap di Daerah Ghararat. Daerah tersebut sekarang sepenuhnya diamankan," kata Pasukan itu sebelumnya.

Bentrokan Selasa menewaskan tiga orang dan melukai empat orang lagi, termasuk seorang perwira Pasukan Penangkal, kata beberapa sumbre keamanan dan medis.

Pasukan tersebut memperingatkan warga agar "tidak berkeliaran di tempat bentrokan demi keselamatan mereka".

Libya menderita kevakuman keamanan dan kerusuhan sejak aksi perlawanan yang menggulingkan pemerintah Muammar Gaddafi pada 2011. Negeri itu dirongrong oleh kerusuhan dan perpecahan politik.




Credit  antaranews.com