TEHERAN
- Angkatan Laut Iran meluncurkan latihan perang berskala besar di Selat
Hormuz dan Laut Oman. Teheran unjuk kekuatan maritimnya di tengah
ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) yang semakin memanas.
Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi mengatakan manuver dimulai pada hari Kamis dan akan berjalan selama seminggu. Untuk pertama kalinya, latihan akan menampilkan rudal yang diluncurkan dari kapal selam.
Awal pekan ini, Presiden Iran Hassan Rouhani meresmikan kapal selam produksi dalam negeri, Fateh (Penakluk). Menurut militer, kapal selam ini mampu menembakkan rudal jelajah.
Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi mengatakan manuver dimulai pada hari Kamis dan akan berjalan selama seminggu. Untuk pertama kalinya, latihan akan menampilkan rudal yang diluncurkan dari kapal selam.
Awal pekan ini, Presiden Iran Hassan Rouhani meresmikan kapal selam produksi dalam negeri, Fateh (Penakluk). Menurut militer, kapal selam ini mampu menembakkan rudal jelajah.
Angkatan
Laut Iran mengatakan Fateh dilengkapi dengan torpedo dan sistem
penembakan presisi, dan mampu bertahan di bawah air hingga lima minggu.
AS dan sekutunya di wilayah Teluk telah berulang kali mengecam militer Iran sebagai ancaman terhadap kawasan itu. Namun Teheran mengatakan militernya hanya untuk tujuan pertahanan.
Khanzadi juga mengatakan rudal dengan jangkauan berbeda akan diluncurkan dari kapal perang selama latihan perang.
"Untuk pertama kalinya, senjata-senjata ini akan diuji secara serius dan kita dapat membuat wilayah maritim tidak aman bagi musuh dengan cara apa pun yang memungkinkan," kata Khanzadi, dikutip Al Jazeera, Jumat (22/2/2019).
Kegiatan-kegiatan Angkatan Laut Iran berlangsung di sebuah perairan yang berjarak 2 km dari Selat Hormuz dan membentang 10 derajat di utara Samudra Hindia.
Latihan perang Angkatan Laut akan mencakup bagaimana menghadapi ancaman eksternal, serta penilaian peralatan, kesiapan, akuntabilitas dan kesiapan Angkatan Laut Iran di perairan terbuka.
Latihan perang yang dinamai "Velayat 97" itu akan mencakup berbagai manuver, termasuk latihan perang amfibi dan anti-amfibi.
Pada bulan Januari, Iran mengadakan latihan bersama Angkatan Laut dengan Rusia di Laut Kaspia. Latihan pada saat itu melibatkan jet tempur Angkatan Udara, roket yang diproduksi di dalam negeri, dan anti-radar dan rudal termal diuji.
AS dan sekutunya di wilayah Teluk telah berulang kali mengecam militer Iran sebagai ancaman terhadap kawasan itu. Namun Teheran mengatakan militernya hanya untuk tujuan pertahanan.
Khanzadi juga mengatakan rudal dengan jangkauan berbeda akan diluncurkan dari kapal perang selama latihan perang.
"Untuk pertama kalinya, senjata-senjata ini akan diuji secara serius dan kita dapat membuat wilayah maritim tidak aman bagi musuh dengan cara apa pun yang memungkinkan," kata Khanzadi, dikutip Al Jazeera, Jumat (22/2/2019).
Kegiatan-kegiatan Angkatan Laut Iran berlangsung di sebuah perairan yang berjarak 2 km dari Selat Hormuz dan membentang 10 derajat di utara Samudra Hindia.
Latihan perang Angkatan Laut akan mencakup bagaimana menghadapi ancaman eksternal, serta penilaian peralatan, kesiapan, akuntabilitas dan kesiapan Angkatan Laut Iran di perairan terbuka.
Latihan perang yang dinamai "Velayat 97" itu akan mencakup berbagai manuver, termasuk latihan perang amfibi dan anti-amfibi.
Pada bulan Januari, Iran mengadakan latihan bersama Angkatan Laut dengan Rusia di Laut Kaspia. Latihan pada saat itu melibatkan jet tempur Angkatan Udara, roket yang diproduksi di dalam negeri, dan anti-radar dan rudal termal diuji.
Ghanbar
Naderi, seorang analis dan jurnalis pertahanan yang berbasis di
Teheran, mengatakan latihan di Selat Hormuz adalah latihan tahunan
sehingga tidak ada yang mengejutkan.
"Tidak ada yang luar biasa tentang acara tahunan ini," kata Naderi kepada Al Jazeera. "Tapi tentu saja, tahun ini mengambil arti yang berbeda karena perang ekonomi yang dihadapi negara ini."
"Seluruh idenya adalah untuk menguji kesiapan angkatan bersenjata. Ini seharusnya tidak ditafsirkan sebagai ancaman terhadap keamanan regional," tambahnya.
AS menarik diri dari kesepakatan nuklir bersejarah 2015 dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi sanksi terhadap Iran tahun lalu. Sejak itu ketegangan meningkat antara Washington dan Teheran.
"Tidak ada yang luar biasa tentang acara tahunan ini," kata Naderi kepada Al Jazeera. "Tapi tentu saja, tahun ini mengambil arti yang berbeda karena perang ekonomi yang dihadapi negara ini."
"Seluruh idenya adalah untuk menguji kesiapan angkatan bersenjata. Ini seharusnya tidak ditafsirkan sebagai ancaman terhadap keamanan regional," tambahnya.
AS menarik diri dari kesepakatan nuklir bersejarah 2015 dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi sanksi terhadap Iran tahun lalu. Sejak itu ketegangan meningkat antara Washington dan Teheran.
Credit sindonews.com