Sejumlah tentara Afghanistan dan kendaraan berat berjaga-jaga di lokasi serangan di Kabul. Foto/Istimewa
KABUL - Setidaknya 29 orang tewas dalam serangan bersenjata dan bom di sebuah gedung pemerintah di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Pelaku penyerangan jual beli tembakan dengan pasukan keamanan Afghanistan selama hampir tujuh jam, di mana lebih dari 300 staf dievakuasi.
Serangan dimulai sekitar pukul 3 sore waktu setempat ketika sebuah bom mobil bunuh diri meledak di luar gedung bertingkat yang menaungi departemen kesejahteraan masyarakat yang membantu tentara yang terluka.
Beberapa menit kemudian, orang-orang bersenjata memasuki gedung dan mengamuk memasuki kompleks kantor untuk mencari para korban.
"Mereka menembaki orang-orang dan membunuh mereka dan kemudian pergi ke kementerian," kata saksi mata Awal Khan Amiri kepada Tolo News yang dinukil Independent, Selasa (25/12/2018).
Beberapa karyawan berhasil mengurung diri di dalam kantor sementara polisi dengan cepat mengevakuasi 357 orang, kata para pejabat.
Saksi mata melaporkan mendengar setidaknya lima ledakan ketika polisi dan kelompok bersenjata baku tembak, sementara yang gedung kedua mulai terbakar. Satu petugas tewas dan tiga lainnya cedera.
Tidak ada kelompok teroris yang secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan ini mengikuti pemboman berturut-turut dan penembakan yang menargetkan otoritas publik di Kabul oleh Taliban dan ISIS.
Kurang dari sebulan yang lalu, seorang pria Inggris termasuk di antara korban yang dibunuh oleh gerilyawan Taliban dalam serangan terhadap markas perusahaan keamanan G4S di Ibu Kota Afghanistan.
Para pejabat mengatakan tiga pria bersenjata telah tewas dalam pertempuran hari Senin, dengan lebih dari 20 korban tewas dan 20 lainnya terluka.
"Ada kekhawatiran bahwa jumlah korban akan bertambah ketika polisi terus mencari korban di gedung yang terbakar itu," kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Danish.
Dia mengatakan para gerilyawan telah menargetkan Otoritas Nasional untuk Penyandang Cacat dan Keluarga Para Syuhada, yang membantu prajurit yang terluka dan keluarga anggota pasukan keamanan yang terbunuh dalam pertempuran bertahun-tahun melawan Taliban, ISIS, dan ekstrimis lainnya.
Polisi mengepung daerah itu ketika mereka mencoba mengamankan bangunan tersebut, tetapi Danish mengatakan operasi itu berjalan sangat lambat ketika para petugas bergerak dengan hati-hati dari kamar ke kamar dan lantai ke lantai.
Juru bicara kepolisian Kabul Basir Mujahid mengatakan pihak berwenang menerima setidaknya satu panggilan telepon dari dalam gedung, tetapi karyawan yang ketakutan tidak dapat memberikan perincian.
Serangan itu terjadi dua hari setelah Donald Trump mengumumkan penarikan setengah dari 14.000 tentara Amerika yang ditempatkan di Afghanistan.
Sebelumnya pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi berada di Kabul untuk membahas negosiasi untuk mengakhiri perang 17 tahun Afghanistan. Qureshi, yang kemudian melanjutkan perjalanannya ke Iran, mengutuk serangan itu.
Pakistan telah membantu mengatur pembicaraan damai di Uni Emirat Arab (UEA), di mana perwakilan dari Arab Saudi, UEA, Pakistan dan AS bertemu dengan Taliban.
Kelompok teroris mengendalikan hampir separuh Afghanistan dan lebih kuat daripada kapan pun sejak invasi pimpinan AS tahun 2001.
Gerilyawan Taliban melakukan serangan hampir setiap hari, terutama menargetkan pasukan keamanan dan pejabat pemerintah, dan telah memerangi divisi "Khorasan" ISIS untuk menguasai bagian-bagian Afghanistan.
Credit Sindonews.com
https://international.sindonews.com/read/1365540/40/serangan-bersenjata-dan-bom-hantam-kabul-29-tewas-1545698166
https://international.sindonews.com/read/1365540/40/serangan-bersenjata-dan-bom-hantam-kabul-29-tewas-1545698166