MOSKOW
- Rusia menegaskan tidak terlibat dalam demonstrasi "Rompi Kuning" yang
berlangsung di Prancis. Ini adalah respon atas munculnya laporan bahwa
Sekretariat Jenderal Prancis untuk Pertahanan dan Keamanan Nasional
(SGDSN), dilaporkan sedang menyelidiki laporan-laporan tentang dugaan
campur tangan Rusia dalam demonstrasi "Rompi Kuning".
"Setiap tuduhan bahwa Rusia membantu memanasi protes anti-pemerintah di Prancis adalah fitnah. Kami tidak ikut campur dan tidak akan ikut campur dalam urusan internal negara manapun, termasuk Prancis," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters pada Senin (10/12).
Sebelumnya diwartakan, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian menuturkan, dia mendengar kabar bahwa SGDSN sedang menyelidiki kemungkinan campur tangan Rusia dalam demostrasi "Rompi Kuning", yang sudah berlangsung beberapa pekan di Paris.
"Saya telah mendengar desas-desus ini. Sekretariat Jenderal untuk Pertahanan dan Keamanan Nasional saat ini sedang menginvestigasi mereka. Kami akan melihat apa hasil dari penyelidikan ini. Saya tidak akan memberikan penilaian saya pada apa pun, kecuali fakta-fakta telah ditetapkan," ucap Le Drian.
"Setiap tuduhan bahwa Rusia membantu memanasi protes anti-pemerintah di Prancis adalah fitnah. Kami tidak ikut campur dan tidak akan ikut campur dalam urusan internal negara manapun, termasuk Prancis," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters pada Senin (10/12).
Sebelumnya diwartakan, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian menuturkan, dia mendengar kabar bahwa SGDSN sedang menyelidiki kemungkinan campur tangan Rusia dalam demostrasi "Rompi Kuning", yang sudah berlangsung beberapa pekan di Paris.
"Saya telah mendengar desas-desus ini. Sekretariat Jenderal untuk Pertahanan dan Keamanan Nasional saat ini sedang menginvestigasi mereka. Kami akan melihat apa hasil dari penyelidikan ini. Saya tidak akan memberikan penilaian saya pada apa pun, kecuali fakta-fakta telah ditetapkan," ucap Le Drian.
Pernyataan
Le Drian menyusul laporan media Prancis, yang mengutip analisis yang
dilakukan oleh New Knowledge, sebuah perusahaan cybersecurity, bahwa
ratusan akun Twitter yang diduga terkait Rusia mungkin memicu aksi
"Rompi Kuning" dengan memposting gambar pengunjuk rasa yang terluka dan
me-retweet posting yang terhubung dengan kerusuhan.
Credit sindonews.com