Raja Salman (REUTERS/Beawiharta)
"Ia telah hidup di gelembung buatan (yang diciptakan MbS)," jelas salah satu sumber seperti diberitakan Reuters, Senin (22/10).
Bahkan sumber itu menyebut kalau akhir-akhir ini para penasihat raja menjadi frustrasi dan mulai memperingatkan Raja mengenai resiko jika ia membiarkan putra mahkota itu dengan kekuasaannya tanpa kendali.
"Orang-orang disekitarnya mulai memberitahu Raja agar terbangun dan menyadari apa yang terjadi," jelasnya.
Salah satu bukti adanya pertentangan antara putusan Raja dengan MbS adalah usaha Raja Salman untuk menangguhkan rencana perusahaan minyak nasional Saudi, Aramco yang merupakan gagasan dari MbS.
Raja Salman pun melakukan koreksi Ketika MbS memberi kesan bahwa Saudi mendukung rencana perdamaian Timur Tengah, termasuk pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia tidak setuju dengan hal itu, serta menegaskan kembali komitmen Saudi terhadap identitas Arab dan muslim di kota itu.
Salah perhitungan
CCTV menampilkan ketika Khashoggi memasuki kosulat Arab Saudi di Turki (Courtesy TRT World/Handout via Reuters REUTERS)
|
"Ketika situasi menjadi tidak terkendali dan ada kehebohan di AS, MbS memberitahu ayahnya bahwa ada masalah dan mereka harus menghadapinya," kata sumber lain.
Sejak 2015, raja menyerahkan pemerintahan Arab Saudi kepada anaknya Putra Mahkota, Mohammed bin Salman (MbS). Namun, kasus ini sepertinya mengurangi pengaruh MbS di kerajaan dan menjatuhkan kekuatannya sebagai calon pemimpin.
Selain itu ada intervensi terbaru yang berkembang di beberapa anggota kerajaan mengenai kepemimpinan MbS. Kasus hilangnya Khashoggi dianggap telah menodai reputasi putra mahkota, bahkan menimbulkan pertanyaan di antara sekutu Barat dan beberapa orang Saudi soal kepemimpinannya.
"Bahkan jika dia adalah putra kesayangannya, raja harus memiliki pandangan yang komprehensif untuk kelangsungan hidupnya dan kerajaan," kata seorang sumber.
Perubahan sikap Arab Saudi
Sikap
Saudi terhadap kasus Khashoggi berubah setelah Raja Salman mengetahui
krisis yang mendera negaranya itu (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
"Reaksi dan ancaman terhadap sanksi yang munkin dikenakan (kepada Saudi) pada 24 jam terakhir masih (berasal) dari putra mahkota," jelas pebisnis yang dekat dengan lingkaran pusat kekuasaan Arab Saudi, Senin (22/10).
"Raja sekarang memegang file (kasus) ini sendiri [...] dan nada (penanganannya) sangat berbeda," kata seorang sumber kerajaan.
Raja Salman (82) telah menghabiskan beberapa dekade sebagai bagian dari lingkaran dalam dinasti Al Saud, yang telah lama berkuasa di Saudi berdasarkan konsensus.
Selama empat dasawarsa menjabat sebagai gubernur Riyadh, ia memperoleh reputasi sebagai penegak aturan kerajaan yang tak segan menjatuhi hukuman kepada para pangeran yang melewati batas.
Masih belum jelas apakah Raja Salman akan melanjutkan reputasi itu dalam krisis ini atau tidak, seperti diungkap orang dalam istana. Satu sumber yang terkait dengan istana mengatakan raja sangat memperhatikan MbS dan pada akhirnya akan melindunginya. Namun, ada preseden untuk intervensi keputusan raja.
Raja Salman juga telah berbicara langsung dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS, Donald Trump dalam beberapa hari terakhir.
Ia bahkan mengutus puteranya sendiri Pangeran Khaled al-Faisal untuk berbicara dengan Erdogan mengenai masalah ini. Penunjukkan Khaled sebagai anggota kerajaan senior dan merupakan tangan kanan Raja Salman menunjukkan ikatannya yang kuat antara Saudi dengan Erdogan, jelas lima sumber yang terkait dengan kerajaan Saudi.
Credit cnnindonesia.com