Rabu, 17 Oktober 2018

Iran Klaim Rudalnya Bisa Jangkau 700 Km, Kapal AS Terancam


Iran Klaim Rudalnya Bisa Jangkau 700 Km, Kapal AS Terancam
Sebuah rudal balistik Iran yang dibangun di sebuah situs bawah tanah. Foto/Screen capture Press TV

TEHERAN - Iran mengklaim telah memperluas jangkauan rudal balistik darat-ke-laut menjadi 700 km (435 mil). Dengan jangkauan sejauh itu, rudal tersebut akan membuat kapal militer Amerika Serikat (AS) yang beroperasi di Selat Hormuz terancam.

Klaim Teheran ini disampaikan Kepala Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran, Amirali Hajizadeh, yang dilansir kantor berita Fars hari Selasa. Pernyataan itu muncul di saat Teheran dan Washington sedang bersitegang.



Presiden AS Donald Trump pada Mei lalu menarik diri Washington dari perjanjian internasional mengenai program nuklir Iran 2015. Keputusan itu disertai dengan pemberlakukan kembali sanksi-sanksi Washington terhadap Teheran.

Perjanjian nuklir Iran dianggap pemerintah Trump sebagai kesepakatan cacat karena tidak termasuk pembatasan terhadap pengembangan rudal balistik Iran.

Iran, yang mengatakan program rudalnya adalah murni defensif, telah mengancam akan mengganggu pengiriman minyak melalui Selat Hormuz di Teluk jika Amerika Serikat berusaha mematikan  ekspor minyak Iran.

"Kami telah berhasil membuat rudal balistik darat-ke-laut, rudal yang dapat menghantam kapal dari (jarak) 700 km," kata Hajizadeh, yang juga dilansir Reuters, Rabu (17/10/2018).

Hajizadeh mengatakan, Garda Revolusi fokus untuk memperluas jangkauan rudal darat-ke-laut setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memprediksi militer Iran sanggup menyerang kapal AS dengan proyektil balistik.

Dia tidak memberikan rincian tentang jangkauan rudal sebelumnya. Pada tahun 2008, Iran menampilkan rudal darat-ke-laut yang diklaim dapat melakukan perjalanan sekitar 290 km (180 mil).

Pada hari Senin, utusan khusus AS di Iran, Brian Hook, mengatakan bahwa program rudal balistik Tehran memperburuk ketegangan di Yaman, Irak dan Suriah. "Kami mengumpulkan risiko konflik regional jika kami tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah proliferasi rudal Iran di Timur Tengah," kata Hook.

Pemerintah Republik Islam telah mengesampingkan perundingan dengan Washington mengenai kemampuan militernya dan menolak pernyataan AS bahwa kegiatannya di Timur Tengah memicu situasi yang tidak stabil.

Hajizadeh mengatakan beberapa rudal jarak pendek Iran telah digunakan selama dua tahun terakhir dalam perang saudara Suriah, di mana pasukan Iran telah berjuang untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak dan gerilyawan.

Dia juga mengatakan Iran drone telah melakukan 700 serangan terhadap posisi militan Islamic Stat atau ISIS di Suriah.

Garda Revolusi Iran telah mengirim senjata dan ribuan tentara ke Suriah untuk membantu menopang Assad selama konflik yang sudah berjalan lebih dari tujuh tahun di negara tersebut. 




Credit  sindonews.com