Credit republika.co.id
Rabu, 30 Januari 2019
Perdana Menteri Palestina Mengundurkan Diri
CB, Jakarta - Perdana Menteri Palestina Rami
Al-Hamdallah mengumumkan pengunduran diri, Selasa, 29 Januari 2019.
Belum diketahui alasan pengunduran dirinya. Hamdallah hanya memastikan
pemerintahannya akan melanjutkan tugas hingga pemerintahan baru
terbentuk.
Keputusan Hamdallah ini akan menjadi pukulan telak karena dilakukan di tengah upaya rekonsiliasi antara pemerintah Palestina dengan para pejabat tinggi Hamas, sebuah kelompok berkuasa di Gaza, Palestina.
Rami Hamdallah. [photo credit: Emuni University]
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 29 Januari 2019, Presiden
Abbas belum mau berkomentar atas mundurnya Hamdallah dari tampuk
kekuasaan. Namun langkah Hamdallah ini dikecam oleh Hamas dan dinilai
sebagai upaya untuk meminggirkan serta mengeluarkan Hamas dari panggung
politik Palestina.
Hamdallah merupakan kepala persatuan pemerintah nasional yang dibentuk pada 2014. Dia juga memimpin rekonsiliasi antara kelompok Hamas dan Fatah. Kelompok Fatah menguasai Tepi Barat dan telah mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007. Kedua kelompok besar ini telah menanda tangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi dua tahun lalu agar otoritas Palestina diizinkan berkuasa penuh di Gaza dan mengambil alih titik-titik persimpangan antara Mesir dan Israel. Akan tetapi, perselisihan tentang pembagian kekuasaan dan ketidaksepakatan tentang kebijakan terhadap Israel telah menghambat implementasi kesepakatan.
Keputusan Hamdallah ini akan menjadi pukulan telak karena dilakukan di tengah upaya rekonsiliasi antara pemerintah Palestina dengan para pejabat tinggi Hamas, sebuah kelompok berkuasa di Gaza, Palestina.
Rami Hamdallah. [photo credit: Emuni University]
Hamdallah merupakan kepala persatuan pemerintah nasional yang dibentuk pada 2014. Dia juga memimpin rekonsiliasi antara kelompok Hamas dan Fatah. Kelompok Fatah menguasai Tepi Barat dan telah mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007. Kedua kelompok besar ini telah menanda tangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi dua tahun lalu agar otoritas Palestina diizinkan berkuasa penuh di Gaza dan mengambil alih titik-titik persimpangan antara Mesir dan Israel. Akan tetapi, perselisihan tentang pembagian kekuasaan dan ketidaksepakatan tentang kebijakan terhadap Israel telah menghambat implementasi kesepakatan.
Credit tempo.co
Senat Ingin Pasukan AS Tetap Bercokol di Suriah dan Afghanistan
WASHINGTON - Pemimpin Partai Republik di Senat Amerika Serikat (AS) mengajukan undang-undang yang mendesak AS untuk mempertahankan pasukan di Suriah dan Afghanistan.
Kemunculan undang-undang ini di tengah upaya Presiden Donald Trump
berkeinginan menarik pasukan AS setelah bertahun-tahun di luar negeri.
Mengatakan bahwa kelompok-kelompok militan Islam di kedua negara terus menjadi ancaman serius bagi AS, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan dia telah memperkenalkan amandemen RUU keamanan Timur Tengah yang lebih luas mendesak "komitmen berkelanjutan" sampai al-Qaeda, Negara Islam (ISIS) dan kelompok-kelompok lain dikalahkan.
"Kami bukan polisi dunia, tetapi kami adalah pemimpin dunia bebas, dan adalah kewajiban Amerika Serikat untuk memimpin, mempertahankan koalisi global melawan teror dan untuk berdiri dengan mitra kami," kata McConnell dalam pidatonya di Senat seperti dilansir dari Reuters, Rabu (30/1/2019).
Mengatakan bahwa kelompok-kelompok militan Islam di kedua negara terus menjadi ancaman serius bagi AS, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan dia telah memperkenalkan amandemen RUU keamanan Timur Tengah yang lebih luas mendesak "komitmen berkelanjutan" sampai al-Qaeda, Negara Islam (ISIS) dan kelompok-kelompok lain dikalahkan.
"Kami bukan polisi dunia, tetapi kami adalah pemimpin dunia bebas, dan adalah kewajiban Amerika Serikat untuk memimpin, mempertahankan koalisi global melawan teror dan untuk berdiri dengan mitra kami," kata McConnell dalam pidatonya di Senat seperti dilansir dari Reuters, Rabu (30/1/2019).
Langkah
itu akan menjadi amandemen RUU keamanan Timur Tengah yang lebih luas
yang diperdebatkan di Senat. RUU itu, yang mencakup sanksi baru terhadap
Suriah dan tindakan memerangi Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS)
terhadap Israel, diajukan dalam pemungutan suara prosedural pada hari
Senin lalu.
Belum diketahui kapan Senat akan melakukan pemungutan suara apakah akan meloloskan RUU itu, termasuk amandemen, atau tidak. Agar menjadi hukum, RUU itu juga harus diloloskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dikontrol oleh Demokrat dan ditandatangani oleh Trump, atau mengatasi veto Trump jika ia tidak mau menandatangani.
Pemerintahan Trump telah mengumumkan rencana untuk membawa semua pasukan AS pulang dari Suriah, dengan mengatakan bahwa kelompok militan Negara Islam telah dikalahkan.
Secara terpisah pada hari Senin, direktur intelijen nasional Trump, Dan Coats, mengatakan pada sidang Senat tentang risiko di seluruh dunia bahwa Negara Islam tetap menjadi ancaman.
Belum diketahui kapan Senat akan melakukan pemungutan suara apakah akan meloloskan RUU itu, termasuk amandemen, atau tidak. Agar menjadi hukum, RUU itu juga harus diloloskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dikontrol oleh Demokrat dan ditandatangani oleh Trump, atau mengatasi veto Trump jika ia tidak mau menandatangani.
Pemerintahan Trump telah mengumumkan rencana untuk membawa semua pasukan AS pulang dari Suriah, dengan mengatakan bahwa kelompok militan Negara Islam telah dikalahkan.
Secara terpisah pada hari Senin, direktur intelijen nasional Trump, Dan Coats, mengatakan pada sidang Senat tentang risiko di seluruh dunia bahwa Negara Islam tetap menjadi ancaman.
Pada
hari Senin, seorang utusan khusus AS mengatakan Amerika Serikat dan
Taliban telah membuat sketsa garis besar perjanjian perdamaian akhir
untuk mengakhiri 17 tahun perang di Afghanistan. Namun, tidak ada tanda
bahwa kelompok itu telah menerima tuntutan utama AS seperti melakukan
gencatan senjata sebelum penarikan pasukan AS.
Utusan khusus AS, Zalmay Khalilzad, sepakat dalam pembicaraan dengan para perunding pemberontak Taliban pekan lalu di Doha untuk penarikan pasukan asing dari Afghanistan dalam waktu 18 bulan, seperti yang dinyatakan oleh pejabat Taliban, kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
"Kami belum menyetujui jadwal waktu tertentu untuk kemungkinan penarikan pasukan," tulis juru bicara itu dalam email.
Utusan khusus AS, Zalmay Khalilzad, sepakat dalam pembicaraan dengan para perunding pemberontak Taliban pekan lalu di Doha untuk penarikan pasukan asing dari Afghanistan dalam waktu 18 bulan, seperti yang dinyatakan oleh pejabat Taliban, kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
"Kami belum menyetujui jadwal waktu tertentu untuk kemungkinan penarikan pasukan," tulis juru bicara itu dalam email.
Credit sindonews.com
Israel: Hanya Rusia yang Bisa Buat Iran Keluar dari Suriah
TEL AVIV
- Mantan Kepala Angkatan Udara Israel (IAF), Amir Eshel mengatakan,
satu-satunya yang bisa membuat Iran untuk angkat kaki dari Suriah adalah
Rusia. Eshel menyebut, aksi militer tidak akan berpengaruh pada Iran.
Berbicara di sebuah panel di National Security Research Institute, Eshel, yang menjabat sebagai kepala IAF hingga tahun 2017, menuturkan, serangan sekeras apapun tidak akan membuat Iran keluar dari Suriah.
"satu-satunya yang bisa mengeluarkan Iran dari Suriah adalah Rusia. Tapi, bagaimanapun ada peluang besar bahwa Rusia akan melakukan hal yang sama pada kita," kata Eshel, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (29/1).
Berbicara di sebuah panel di National Security Research Institute, Eshel, yang menjabat sebagai kepala IAF hingga tahun 2017, menuturkan, serangan sekeras apapun tidak akan membuat Iran keluar dari Suriah.
"satu-satunya yang bisa mengeluarkan Iran dari Suriah adalah Rusia. Tapi, bagaimanapun ada peluang besar bahwa Rusia akan melakukan hal yang sama pada kita," kata Eshel, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (29/1).
Di
kesempatan yang sama, Eshel membantah klaim bahwa Israel berada di
ambang peperangan. "Tapi, kita tidak boleh menipu diri sendiri, sesuatu
yang terus berkembang dan kita melihat ini dengan penembakan rudal di
Hermon," ucapnya.
Eshel merujuk sebuah insiden awal bulan ini, di mana sebuah roket ditembakkan di Dataran Tinggi Golan utara dan dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome di atas resor ski Gunung Hermon.
Eshel merujuk sebuah insiden awal bulan ini, di mana sebuah roket ditembakkan di Dataran Tinggi Golan utara dan dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome di atas resor ski Gunung Hermon.
"Satu-satunya
alternatif untuk situasi saat ini adalah pilihan yang hampir tidak
mungkin bahwa Amerika akan bertindak di bidang global, tetapi saya tidak
berpikir itu akan terjadi. Saya pikir bahwa Suriah juga tidak ingin
menjadi "tong mesiu" Iran," tukasnya.
Credit sindonews.com
Iran Menolak Desakan AS dan Eropa Hentikan Kembangkan Rudal
Ilustrasi rudal balistik Iran. (Reuters/Mahmood Hosseini)
"Musuh mengatakan kekuatan rudal Iran harus dihilangkan, tetapi kami telah berulang kali mengatakan kemampuan rudal kami tidak bisa dinegosiasikan," kata Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (29/1).
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran juga mengatakan Iran akan terus bekerja untuk meningkatkan ketepatan rudal.
"Iran tidak memiliki larangan ilmiah ataupun larangan operasional terkait peningkatan jangkauan misil militernya, tetapi berdasarkan doktrin pertahanannya, Iran terus berupaya meningkatkan ketepatan rudal, dan tidak memiliki niat untuk meningkatkan jangkauannya," kata Ali Shamkhani, seorang rekan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, seperti dikutip oleh kantor berita IRIB.
Hubungan AS dengan Iran kembali tegang selepas Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dan kembali menerapkan sanksi. Trump beralasan perjanjian itu tidak membahas perihal program rudal balistik Iran yang dianggap membahayakan kawasan Timur Tengah.
Prancis, yang masih berkomitmen pada kesepakatan nuklir, mengatakan pekan lalu siap untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Iran jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai program senjata.
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyertai perjanjian nuklir 2015 meminta Iran menahan diri hingga delapan tahun untuk tidak mengembangkan peluru kendali yang dirancang membawa hulu ledak nuklir.
Iran menolak dan mengatakan permintaan itu tidak sama dengan aturan yang mengikat. Mereka juga membantah rudalnya mampu membawa hulu ledak nuklir.
Di samping itu, AS juga meminta Iran berhenti mengembangkan teknologi satelit dan program antariksa, dengan alasan khawatir dapat dikembangkan untuk membawa hulu ledak nuklir.
Shamkhani mengatakan Iran akan terus mengembangkan teknologi persenjataan, dengan alasan meningkatkan kualitas hidup orang-orang dan meningkatkan kemampuan negara itu.
Upaya Iran untuk mengirim satelit ke orbit gagal pada Januari 2019 karena roketnya tidak mencapai kecepatan yang memadai pada tahap ketiga.
Credit cnnindonesia.com
Satelit Buatan Iran Siap Diluncurkan
CB, Jakarta - Iran bersiap meluncurkan sebuah satelit baru.
Peluncuran satelit yang diberi nama Doosti akan diterbangkan ke angkasa
setelah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pertahanan Iran.
"Kami sedang menunggu kabar dari Kementerian Pertahanan soal waktu dan tempat yang pas untuk peluncuran ini," kata Menteri Komunikasi, Informasi dan Teknologi Iran, Mohammad Javad Azeri Cehromi, seperti dikutip dari aa.com.tr, Selasa, 29 Januari 2019.
Satelit Doosti atau yang berarti persahabatan asli buatan Iran. Satelit ini memiliki bobot 52 kilogram dan dirancang untuk keperluan sipil.
Sebelumnya pada 15 Januari 2019, satelit buatan Iran bernama Peyam atau berarti pesan, diluncurkan ke angkasa. Namun sayang, gagal ditempatkan di orbit.
Amerika Serikat dan Prancis mengutuk rencana peluncuran satelit Doosti. Keduanya mengklaim hal ini menciderai resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.Amerika Serikat mengatakan Iran menyembunyikan program rudal balistik lintas benua yang mengancam Timur Tengah dan Eropa dibalik aktivitas - aktivitas satelitnya. Namun tuduhan itu dibantah Iran dengan mengatakan pengembangan rudal-rudal konvensional Iran dan aktivitas satelit semata ditujukan untuk tujuan sipil.
"Kami sedang menunggu kabar dari Kementerian Pertahanan soal waktu dan tempat yang pas untuk peluncuran ini," kata Menteri Komunikasi, Informasi dan Teknologi Iran, Mohammad Javad Azeri Cehromi, seperti dikutip dari aa.com.tr, Selasa, 29 Januari 2019.
Satelit Doosti atau yang berarti persahabatan asli buatan Iran. Satelit ini memiliki bobot 52 kilogram dan dirancang untuk keperluan sipil.
Sebelumnya pada 15 Januari 2019, satelit buatan Iran bernama Peyam atau berarti pesan, diluncurkan ke angkasa. Namun sayang, gagal ditempatkan di orbit.
Amerika Serikat dan Prancis mengutuk rencana peluncuran satelit Doosti. Keduanya mengklaim hal ini menciderai resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.Amerika Serikat mengatakan Iran menyembunyikan program rudal balistik lintas benua yang mengancam Timur Tengah dan Eropa dibalik aktivitas - aktivitas satelitnya. Namun tuduhan itu dibantah Iran dengan mengatakan pengembangan rudal-rudal konvensional Iran dan aktivitas satelit semata ditujukan untuk tujuan sipil.
Credit tempo.co
Venezuela Resmi Cekal Guaido ke Luar Negeri
Venezuela resmi mencekal pemimpin oposisi yang
mendeklarasikan diri sebagai presiden interim secara sepihak, Juan
Guaido, bepergian ke luar negeri. (Federico PARRA/AFP)
Presiden pengadilan tinggi Venezuela, Maikel Moreno, mengatakan bahwa Guaido dilarang ke luar negeri karena sedang menjadi target penyelidikan.
"(Juan Guaido) dilarang meninggalkan negara hingga akhir masa penyelidikan (karena) menyebabkan ancaman terhadap perdamaian negara," ujar Moreno sebagaimana dikutip AFP.
Moreno juga mengonfirmasi bahwa semua akun bank Guaido akan dibekukan demi menghindari transaksi yang tidak diinginkan.
Keputusan ini diambil tak lama setelah Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab, meminta Mahkamah Agung mencekal dan membekukan aset Guaido.
Menurut Saab, permintaan itu merupakan bagian dari penyelidikan atas badan parlemen Venezuela yang juga dipimpin Guaido, Majelis Umum.
Permintaan ini diajukan setelah Amerika Serikat menyatakan telah memindahkan kendali akun-akun Venezuela di bank AS ke Guaido untuk menghindari penyalahgunaan oleh Presiden Nicolas Maduro yang sudah didesak mundur.
Guaido sendiri juga mengatakan bahwa ia akan mengambil alih aset Venezuela di luar negeri agar Maduro tidak mengurasnya.
Ia pun mengaku tidak terkejut dengan permintaan Saab sebagai loyalis Maduro untuk mencekal dan membekukan asetnya.
"Hanya ancaman baru bagi saya, bagi parlemen, bagi petugas pelaksana presiden republik ini. Tak ada yang baru," ujar Guaido di hadapan Majelis Nasional.
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada 23 Januari lalu, di tengah demonstrasi anti-Maduro besar-besaran di berbagai penjuru Venezuela.
Selain AS, Guaido juga mendapatkan dukungan dari sejumlah negara lain, seperti Kanada, Brasil, Chile, dan Australia. Sementara itu, Maduro masih didukung oleh Rusia, Turki, dan China.
Credit cnnindonesia.com
Jaksa Agung Venezuela Minta Guaido Dicekal
Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab,
meminta MA mencekal Juan Guaido, pemimpin oposisi yang mendeklarasikan
diri sebagai presiden interim secara sepihak. (Reuters/Manaure Quintero)
Saab mengatakan bahwa ia datang ke Mahkamah Agung pada Selasa (29/1) untuk "meminta pertimbangan" untuk mencegah Guaido bepergian ke luar negeri atau memindahkan asetnya, juga membekukan akun-akunnya.
Menurut Saab, permintaan itu merupakan bagian dari penyelidikan atas badan parlemen Venezuela, Majelis Umum, yang diperintahkan pengadilan pekan lalu.
Permintaan ini diajukan setelah Amerika Serikat menyatakan telah memindahkan kendali akun-akun Venezuela di bank AS ke Guaido untuk menghindari penyalahgunaan oleh Presiden Nicolas Maduro yang sudah didesak mundur.
Guaido sendiri juga mengatakan bahwa ia akan mengambil alih aset Venezuela di luar negeri agar Maduro tidak mengurasnya.
Ia pun mengaku tidak terkejut dengan permintaan Saab sebagai loyalis Maduro untuk mencekal dan membekukan asetnya.
"Hanya ancaman baru bagi saya, bagi parlemen, bagi petugas pelaksana presiden republik ini. Tak ada yang baru," ujar Guaido di hadapan Majelis Nasional, sebagaimana dikutip AFP.
Melanjutkan pernyataannya, Guaido berkata, "Saya tidak mengabaikan ancaman itu dan persekusi saat ini, tapi kita di sini untuk melanjutkan tugas kita."
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada 23 Januari lalu, di tengah demonstrasi anti-Maduro besar-besaran di berbagai penjuru Venezuela.
Selain AS, Guaido juga mendapatkan dukungan dari sejumlah negara lain, seperti Kanada, Brasil, Chile, dan Australia. Sementara itu, Maduro masih didukung oleh Rusia, Turki, dan China.
Credit cnnindonesia.com
Dua Jet Tempur Su-35 Rusia Permalukan 8 Jet Tempur AS dan Jepang
MOSKOW
- Media Rusia memicu kegemparan di media sosial setelah merilis
foto-foto dan video yang menunjukkan dua jet tempur Su-35 Moskow
mempermalukan empat jet tempur F/A-18 Super Hornet Amerika Serikat (AS)
dan empat jet tempur F-15 Jepang. Salah satu pesawat Moskow terlihat
membidik sebuah F/A-18 AS di udara.
Dokumentasi itu dirilis media Rusia, mil.ru, hari Senin (28/1/2019). Foto dan video diklaim diambil dari wilayah udara di dekat Timur Jauh Rusia.
Laporan yang dikutip surat kabar Pravda mengatakan dua jet tempur Su-35 Moskow mendeteksi empat pesawat F/A-18 Angkatan Udara AS yang mendekati wilayah Rusia. Seorang komandan militer Moskow membuat keputusan untuk memantau pendekatan "para tamu" tersebut.
Dokumentasi itu dirilis media Rusia, mil.ru, hari Senin (28/1/2019). Foto dan video diklaim diambil dari wilayah udara di dekat Timur Jauh Rusia.
Laporan yang dikutip surat kabar Pravda mengatakan dua jet tempur Su-35 Moskow mendeteksi empat pesawat F/A-18 Angkatan Udara AS yang mendekati wilayah Rusia. Seorang komandan militer Moskow membuat keputusan untuk memantau pendekatan "para tamu" tersebut.
Salah satu dari dua jet Rusia terbang menuju F/A-18 yang terbang bersama kelompoknya. Pesawat tempur Amerika itu didekati di sebelah kanan.
Awak F/A-18 mengambil gambar jet tempur Su-35 yang mendekat. Para kru Su-35 melakukan hal yang sama dan mengirimkan gambar-gambar musuh tersebut ke pusat komando di darat.
Masih menurut surat kabar itu, Amerika tidak menyukai keunggulan Su-35 di udara sehingga mereka memanggil empat jet tempur F-15 dari Angkatan Udara Jepang untuk meminta bantuan. Kelompok pesawat tempur Tokyo itu tidak dapat mencegat jet tempur Moskow karena kemampuan manuvernya di udara.
Para komentator Rusia ramai-ramai mencap insiden itu sebagai bukti keunggulan total Rusia dan penghinaan total terhadap Amerika.
Juru bicara Komando Eropa AS, Letnan Joe Hontz, mengatakan kepada Business Insider, Selasa (29/1/2019) bahwa pesawat dan kapal AS secara rutin berinteraksi dengan unit Rusia di wilayah udara dan laut internasional. "Sebagian besar interaksi aman dan profesional," katanya.
"Kecuali jika interaksi tidak aman, kami tidak akan membahas detail spesifik," ujar Hontz. Dia menolak mengomentari laporan media Moskow tersebut.
Credit sindonews.com
Bos Intelijen AS Sebut Korut Tidak Akan Serahkan Senjata Nuklirnya
WASHINGTON - Korea Utara (Korut)
tidak mungkin menyerahkan semua senjata nuklirnya dan tidak akan
melakukan denuklirisasi. Hal itu ditegaskan Kepala Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Dan Coats.
Penilaian Ancaman Sedunia tahunan dari Direktorat Intelijen Nasional (DNI), yang dirilis oleh Coats, mencatat bahwa Korut tidak melakukan uji coba nuklir atau rudal selama lebih dari setahun dan telah menyatakan dukungannya untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.
Laporan itu juga menyatakan bahwa Pyongyang juga membongkar secara terbalik bagian-bagian dari infrastrukturnya untuk senjata pemusnah massal.
Penilaian Ancaman Sedunia tahunan dari Direktorat Intelijen Nasional (DNI), yang dirilis oleh Coats, mencatat bahwa Korut tidak melakukan uji coba nuklir atau rudal selama lebih dari setahun dan telah menyatakan dukungannya untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.
Laporan itu juga menyatakan bahwa Pyongyang juga membongkar secara terbalik bagian-bagian dari infrastrukturnya untuk senjata pemusnah massal.
"Namun, kami terus menilai bahwa Korea Utara tidak mungkin menyerahkan semua senjata nuklir dan kemampuan produksinya, bahkan ketika ia berusaha untuk menegosiasikan langkah-langkah parsial denuklirisasi untuk mendapatkan kunci dari AS dan konsesi internasional," katanya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (30/1/2019).
"Penilaian kami didukung oleh pengamatan kami terhadap beberapa kegiatan yang tidak konsisten dengan denuklirisasi penuh," imbuh Coats kepada Komite Intelijen Senat, menambahkan bahwa para pemimpin Korut melihat senjata nuklir sebagai hal yang penting untuk kelangsungan hidup rezim.
Laporan DNI mengatakan bahwa dalam pidatonya di Tahun Baru 2019, Kim Jong-un berjanji bahwa Korut akan "menuju" denuklirisasi total dan berjanji untuk tidak membuat, menguji, menggunakan, atau memperbanyak senjata nuklir.
Namun, katanya, Jong-un mengkondisikan kemajuan akan hal-hal itu pada "tindakan praktis" oleh AS dan menambahkan bahwa Pyongyang di masa lalu mengikat ide denuklirisasi dengan perubahan dalam hubungan diplomatik, sanksi ekonomi, dan kegiatan militer.
Pernyataan Coats ini bertentangan dengan pernyataan Presiden Donald Trump mengenai kemajuan besar terkait denuklirisasi Pyongyang.
Pada 19 Januari, Trump mengatakan dia telah mengadakan pertemuan luar biasa dengan utusan nuklir Korea Utara Kim Yong Chol di Washington dan kedua pihak telah membuat banyak kemajuan dalam denuklirisasi.
Selain itu, pernyataan ini juga muncul ditengah persiapan pertemuan kedua antara Presiden Donald Trump dan diktator muda Korut itu. Presiden Amerika mengharapkan kemenangan kebijakan luar negeri yang besar dari pertemuan itu.
Gedung
Putih mengatakan Trump akan mengadakan pertemuan puncak kedua dengan
Kim Jong-un sekitar akhir Februari, tetapi sanksi ekonomi akan
dipertahankan.
Pada KTT pertama Trump dan Kim Jong-un di Singapura bulan Juni tahun lalu, Jong-un berjanji akan bekerja untuk denuklirisasi secara penuh Semenanjung Korea yang terbagi. Namun kemajuannya sangat sedikit.
Washington telah menuntut tindakan nyata, seperti pengungkapan penuh fasilitas nuklir dan rudal Korut. Namun Pyongyang menuntut pencabutan sanksi internasional dan mengakhiri secara resmi Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Pada KTT pertama Trump dan Kim Jong-un di Singapura bulan Juni tahun lalu, Jong-un berjanji akan bekerja untuk denuklirisasi secara penuh Semenanjung Korea yang terbagi. Namun kemajuannya sangat sedikit.
Washington telah menuntut tindakan nyata, seperti pengungkapan penuh fasilitas nuklir dan rudal Korut. Namun Pyongyang menuntut pencabutan sanksi internasional dan mengakhiri secara resmi Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Credit sindonews.com
Korut Tegaskan Serius Ingin Berdamai dengan AS
JENEWA
- Korea Utara (Korut) mengatakan, mereka serius untuk berdamai dengan
Amerika Serikat (AS). Korut menyebut hubungan dengan AS akan berkembang
sangat cepat jika Washington menanggapi upaya Pyongyang pada
denuklirisasi dengan langkah-langkah yang dapat dipercaya.
Duta Besar Korut untuk PBB di Jenewa, Han Tae Song, mengatakan pada Konferensi Perlucutan Senjata yang disponsori oleh AS bahwa Pyongyang akan terus bekerja untuk membangun mekanisme perdamaian permanen dan tahan lama di semenanjung Korea.
"Pertemuan pemimpin pada Juni lalu antara pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump telah membawa perubahan dramatis dalam hubungan yang paling bermusuhan di bumi dan berkontribusi untuk memastikan perdamaian dan keamanan di semenanjung yang terbagi," ucap Han, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/1).
Duta Besar Korut untuk PBB di Jenewa, Han Tae Song, mengatakan pada Konferensi Perlucutan Senjata yang disponsori oleh AS bahwa Pyongyang akan terus bekerja untuk membangun mekanisme perdamaian permanen dan tahan lama di semenanjung Korea.
"Pertemuan pemimpin pada Juni lalu antara pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump telah membawa perubahan dramatis dalam hubungan yang paling bermusuhan di bumi dan berkontribusi untuk memastikan perdamaian dan keamanan di semenanjung yang terbagi," ucap Han, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/1).
Han
menuturkan, berdasarkan perjanjian itu Korut tidak akan membuat dan
menguji senjata nuklir lagi atau menggunakan dan memperbanyak senjata
nuklir. Korut, papar Han, juga telah mengambil berbagai langkah praktis
terkait hal ini.
"Jika
AS menanggapi upaya kami dengan langkah-langkah yang dapat dipercaya
dan tindakan praktis yang sesuai, hubungan bilateral akan berkembang
luar biasa dengan langkah cepat melalui proses mengambil langkah-langkah
yang lebih pasti dan penting," ucapnya.
Credit sindonews.com
Masih Dibayangi Militer, Myanmar Ingin Reformasi Konstitusi
CB, Jakarta - Partai berkuasa Myanmar Liga
Nasional Demokrasi atau NLD berencana mengajukan sebuah proposal
perubahan konstitusi. Jika rencana ini dijalankan, maka ini akan menjadi
tantangan terbesar dalam tiga tahun terakhir bagi stabilitas politik
Myanmar yang sampai sekarang masih dibayangi kekuasaan militer.
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 29 Januari 2019, rencana amendemen konstitusi ini bisa menambah ketegangan antara militer dan Ketua Partai NLD Aung San Suu Kyi yang sudah berselisih sejak partai itu memenangkan pemilu pada 2015 lalu.
Proposal itu mengemuka di tengah-tengah derasnya tekanan internasional atas kasus dugaan pembunuhan massal terhadap masyarakat suku Rohingya pada 2017 lalu. Serangan sistematis atas kaum Rohingya menyebabkan 730 ribu warga melarikan diri ke Bangladesh.
“Mereka akan memasukkan proposalnya hari ini. Apa yang termaktub dalam proposal itu adalah janji pemilu,” kata Ye Htut, anggota majelis tinggi Myanmar dari Partai NLD.
Dalam konstitusi 2008 yang dibuat saat Myanmar berada dalam kekuasaan militer, memang ditegaskan bahwa militer berhak atas jatah seperempat kursi di majelis tinggi dan majelis rendah. Konstitusi Myanmar juga memberikan militer sejumlah jatah menteri di sejumlah Kementerian yang berperan kunci seperti Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri.Untuk menggolkan proposal perubahan konstitusi mereka, Partai NLD membutuhkan lebih dari 75 persen suara dukungan.
Konstitusi Myanmar saat ini juga melarang Suu Kyi duduk di kursi Presiden Myanmar. Alasannya, semua warga yang punya pasangan bukan warga negara Myanmar tak bisa menjadi kepala negara. Suu Kyi menikah dengan seorang warga negara Inggris, Michael Aris. Dari pernikahan itu, dia dikaruniai dua orang anak.
Menghadapi aturan ini, maka selama hampir tiga tahun terakhir, Suu Kyi berfungsi sebagai pemimpin de facto Myanmar yang kekuasaannya bahkan di atas presiden.
Suu Kyi yang juga peraih Nobel bidang perdamaian sudah lama ingin melakukan reformasi konstitusi sebagai bagian dari transisi demokrasi setelah selama hampir 50 tahun Myanmar diatur oleh pemerintahan militer.
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 29 Januari 2019, rencana amendemen konstitusi ini bisa menambah ketegangan antara militer dan Ketua Partai NLD Aung San Suu Kyi yang sudah berselisih sejak partai itu memenangkan pemilu pada 2015 lalu.
Proposal itu mengemuka di tengah-tengah derasnya tekanan internasional atas kasus dugaan pembunuhan massal terhadap masyarakat suku Rohingya pada 2017 lalu. Serangan sistematis atas kaum Rohingya menyebabkan 730 ribu warga melarikan diri ke Bangladesh.
“Mereka akan memasukkan proposalnya hari ini. Apa yang termaktub dalam proposal itu adalah janji pemilu,” kata Ye Htut, anggota majelis tinggi Myanmar dari Partai NLD.
Dalam konstitusi 2008 yang dibuat saat Myanmar berada dalam kekuasaan militer, memang ditegaskan bahwa militer berhak atas jatah seperempat kursi di majelis tinggi dan majelis rendah. Konstitusi Myanmar juga memberikan militer sejumlah jatah menteri di sejumlah Kementerian yang berperan kunci seperti Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri.Untuk menggolkan proposal perubahan konstitusi mereka, Partai NLD membutuhkan lebih dari 75 persen suara dukungan.
Konstitusi Myanmar saat ini juga melarang Suu Kyi duduk di kursi Presiden Myanmar. Alasannya, semua warga yang punya pasangan bukan warga negara Myanmar tak bisa menjadi kepala negara. Suu Kyi menikah dengan seorang warga negara Inggris, Michael Aris. Dari pernikahan itu, dia dikaruniai dua orang anak.
Menghadapi aturan ini, maka selama hampir tiga tahun terakhir, Suu Kyi berfungsi sebagai pemimpin de facto Myanmar yang kekuasaannya bahkan di atas presiden.
Suu Kyi yang juga peraih Nobel bidang perdamaian sudah lama ingin melakukan reformasi konstitusi sebagai bagian dari transisi demokrasi setelah selama hampir 50 tahun Myanmar diatur oleh pemerintahan militer.
Credit tempo.co
Sekutu Rusia dengan Venezuela di Ujung Tanduk
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS)
Maduro kini dalam tekanan dari politikus yang sudah memproklamirkan dirinya sebagai Presiden Venezuela terbaru, Juan Guaido. Guaido didukung negara-negara barat yang mengakuinya sebagai pemimpin sah Venezuela, salah satunya Amerika Serikat (AS).
Juan Guaido dan Nicolas Maduro. (Foto: Yuri CORTEZ and Federico PARRA / AFP)
|
Dilansir dari AFP, analis menjelaskan ada kemungkinan Rusia bakal kehilangan Venezuela sebagai sekutu utama. Bila itu kejadian maka pengaruh Rusia akan pudar karena rekanan lainnya di Amerika Latin tinggal sedikit.
"Venezuela secara praktis adalah hal terakhir yang dimiliki Vladimir Putin di Amerika Latin," ucap Vladimir Rouvinski, spesialis hubungan internasional Rusia dari Universitas Icesi di Kolombia.
Rusia dikatakan menggambarkan Venezuela sebagai "alternatif" superpower di halaman belakang Washington. Saat ini hubungan Rusia dengan Brasil, Ekuador, dan Argentina, juga mulai sulit karena pergantian kepemimpinan.
Rusia memasok Venezuela dengan tank dan senjata Kalashnikov serta berinvestasi pada aset utama negara itu, yaitu sumber daya minyak. Bulan lalu Maduro mengumumkan dalam kunjungannya ke Moskow bahwa Rusia akan menginvestasikan US$6 miliar pada sektor minyak dan pertambangan.
Sekarang Rusia "berisiko bahwa semua hubungan yang telah lama matang ... akan berubah menjadi tidak bernilai," kata Nikolai Petrov, profesor di sekolah tinggi ekonomi Moskow.
Credit cnnindonesia.com
Rusia Minta Penjelasan AS Soal Penempatan Pasukan di Kolombia
MOSKOW
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova
mengatakan, Moskow mengharapkan Washington membuat pernyataan resmi
tentang kemungkinan penempatan pasukan ke Kolombia.
"NBC telah melaporkan, mengutip tiga pejabat senior Pentagon, bahwa komando militer AS berencana untuk mengirim pasukan, baik ke Kolombia maupun ke Venezuela," kata Zakharova melalui akun Twitternya, seperti dilansir Tass pada Selasa (29/1).
"Seperti biasa, tidak ada pernyataan resmi, tetapi kami masih memiliki harapan," sambungnya, sembari menaruh foto Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton pada konferensi pers, di mana wartawan melihatnya memegang buku catatan dengan tulisan tangan yang bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia."
"NBC telah melaporkan, mengutip tiga pejabat senior Pentagon, bahwa komando militer AS berencana untuk mengirim pasukan, baik ke Kolombia maupun ke Venezuela," kata Zakharova melalui akun Twitternya, seperti dilansir Tass pada Selasa (29/1).
"Seperti biasa, tidak ada pernyataan resmi, tetapi kami masih memiliki harapan," sambungnya, sembari menaruh foto Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton pada konferensi pers, di mana wartawan melihatnya memegang buku catatan dengan tulisan tangan yang bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia."
Seperti diketahui, Bolton memicu kegemparan di media sosial setelah muncul di briefing Gedung Putih dengan memegang buku catatan bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia". Tulisan itu memicu spekulasi bahwa Amerika ingin mengivasi Venezuela.
Bolton selama ini menyatakan semua opsi untuk Venezeual ada di atas meja. Sedangkan Presiden Donald Trump diam-diam sudah berdiskusi dengan senator terkemuka dari Partai Republik Lindsey Graham soal kemungkinan invasi militer terhadap rezim Nicolas Maduro di Caracas.
Buku catatan warna kuning bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia" itu dipegang Bolton ketika dia Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengumumkan sanksi baru sanksi terhadap Venezuela.
Kolombia
kemudian mengaku tidak paham dengan maksud dari catatan Bolton. Bogota
menegaskan bahwa mereka akan bergantung pada politik dan diplomasi dalam
krisis Venezuela.
"Saya tidak tahu pentingnya dan alasan di balik memo John Bolton. Kami hanya akan bertindak secara politik dan diplomatik dalam berurusan dengan Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Kolombia, Carlos Holmes.
"Saya tidak tahu pentingnya dan alasan di balik memo John Bolton. Kami hanya akan bertindak secara politik dan diplomatik dalam berurusan dengan Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Kolombia, Carlos Holmes.
Credit sindonews.com
AS Kembalikan Pencari Suaka Pertama ke Meksiko
Ilustrasi. (Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Seorang juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri mengonfirmasi bahwa pencari suaka yang dikembalikan ke Meksiko pada Selasa adalah seorang warga Honduras, Carlos Gomez.
Gomez tiba di Meksiko untuk melanjutkan perjalanan ke AS pada tahun lalu. Ia sempat tinggal di AS selama menunggu proses pengajuan suaka.
Namun, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memberlakukan aturan baru, Protokol Perlindungan Migran (MPP), yang memungkinkan pengembalian pencari suaka non-Meksiko untuk menunggu proses suaka di Meksiko.
Gomez sendiri sudah mendapatkan visa kemanusiaan untuk menunggu proses suakanya di Meksiko hingga akhir November mendatang.
Nantinya, Gomez akan menerima surat undangan hadir ke persidangan jika permintaan suaka sudah masuk tahap pertimbangan pengadilan imigrasi.
Selama proses pengadilan, Gomez harus tinggal di Meksiko. Jika kasus Gomez kalah di pengadilan, ia akan dipulangkan ke negara asal.
Sebagaimana dilansir Reuters, para pencari suaka dari negara-negara Amerika Tengah biasanya mendapatkan izin untuk tinggal di AS selama permintaan suaka mereka diproses.
Regulasi ini diberlakukan karena gelombang pencari suaka dari negara-negara Amerika Tengah, seperti Honduras dan Guatemala, semakin besar dalam beberapa tahun belakangan.
Berdasarkan data keimigrasian AS, sekitar 93 ribu orang mengajukan suaka di perbatasan selatan, meningkat 67 persen dari tahun 2017.
Credit cnnindonesia.com
Tiga Pria Bersenjata Serang Kantor Polisi Pakistan, Sembilan Tewas
QUETTA
- Setidaknya sembilan orang tewas dan 21 lainnya luka-luka ketika
sekelompok orang bersenjata menerobos masuk ke sebuah kantor polisi di
barat daya Pakistan. Serangan terjadi ketika para calon anggota tengah duduk untuk mengikuti ujian masuk polisi.
Militer Pakistan mengatakan kelompok yang terdiri dari dari tiga pria bersenjata menyerang pintu masuk kantor deputi inspektur polisi di distrik Loralai di Balochistan. Wilayah yang berada di provinsi selatan negara itu adalah wilayah yang bergejolak dan telah terjadi sejumlah serangkaian serangan militan.
Seorang pria bersenjata meledakkan dirinya dan yang lainnya menembaki polisi dan sekitar 800 kandidat yang mengikuti ujian untuk bergabung dengan pasukan, menewaskan tiga polisi, lima pegawai sipil dan satu kandidat. Dua puluh satu orang termasuk 12 polisi dan sembilan kandidat terluka.
Militer Pakistan mengatakan kelompok yang terdiri dari dari tiga pria bersenjata menyerang pintu masuk kantor deputi inspektur polisi di distrik Loralai di Balochistan. Wilayah yang berada di provinsi selatan negara itu adalah wilayah yang bergejolak dan telah terjadi sejumlah serangkaian serangan militan.
Seorang pria bersenjata meledakkan dirinya dan yang lainnya menembaki polisi dan sekitar 800 kandidat yang mengikuti ujian untuk bergabung dengan pasukan, menewaskan tiga polisi, lima pegawai sipil dan satu kandidat. Dua puluh satu orang termasuk 12 polisi dan sembilan kandidat terluka.
Tentara
dari Angkatan Darat dan Korps Perbatasan dipanggil untuk mengevakuasi
bangunan dan membersihkan orang-orang bersenjata tersebut.
"Selama operasi pembersihan, dua pembom bunuh diri yang tersisa telah ditembak mati dan daerah itu telah dibersihkan," bunyi sebuah pernyataan dari militer Pakistan seperti disitir dari Reuters, Rabu (30/1/2019).
Taliban Pakistan, juga dikenal sebagai Tehrik-i Taliban Pakistan atau TTP dan yang terpisah dari Taliban Afghanistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Selama operasi pembersihan, dua pembom bunuh diri yang tersisa telah ditembak mati dan daerah itu telah dibersihkan," bunyi sebuah pernyataan dari militer Pakistan seperti disitir dari Reuters, Rabu (30/1/2019).
Taliban Pakistan, juga dikenal sebagai Tehrik-i Taliban Pakistan atau TTP dan yang terpisah dari Taliban Afghanistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Kekerasan
militan di Pakistan telah turun tajam dari satu dekade lalu, tetapi
insiden kekerasan masih terjadi secara berkala di Balochistan, provinsi
terbesar dan termiskin Pakistan yang berada di pusat proyek pembangunan
infrastruktur strategis China Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Setidaknya empat anggota pasukan keamanan terbunuh bulan ini dalam serangan terhadap pangkalan pelatihan Korps Perbatasan di Loralai.
Setidaknya empat anggota pasukan keamanan terbunuh bulan ini dalam serangan terhadap pangkalan pelatihan Korps Perbatasan di Loralai.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)