Ribuan orang telah tewas akibat terjangkit ebola di Afrika Tengah.
CB, MANGINA -- Empat orang dinyatakan positif terjangkit Ebola di kawasan timur Republik Demokratik Kongo.
Hal
itu disampaikan Kementerian Kesehatan setempat pada Rabu (1/8), hanya
empat hari setelah penyebaran wabah Ebola yang menewaskan 33 orang di
daerah utara negeri itu dinyatakan berhasil dihentikan. Sebanyak 20
orang telah tewas akibat demam yang disertai pendarahan di sekitar
Mangina, sebuah kota padat sekitar 30 Km di sebelah selatan Kota Beni
dan 100 Km dari perbatasan Uganda.
Kementerian Kesehatan mengaku tidak mempunyai bukti yang
menghubungkan penyebaran wabah Ebola baru di kawasan timur tersebut
dengan wabah lain di bagian utara, yang mulai terjadi pada April lalu.
Kedua wilayah itu berjarak 2.500 Km.
Namun, kasus terbaru
tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran Ebola masih sulit dipahami.
Hal itu terutama di hutan-hutan tropis Kongo tempat virus itu menemukan
habitat aslinya.
Kasus itu merupakan untuk ke-10 kalinya
wabah Ebola terjadi di negara Afrika Tengah tersebut sejak 1976, saat
virus Ebola pertama kali ditemukan di dekat sebuah sungai kawasan utara.
Ebola diduga disebarkan oleh kelelawar dan menjangkiti hewan-hewan
liar, yang dagingnya bisa ditemui di pasar-pasar Kongo. Setelah
menjangkiti manusia, korban kemudian akan mengalami demam yang disertai
pendarahan, muntah, dan diare. Ebola menyebar di antara manusia melalui
cairan tubuh.
Sebelumnya pada 2013 sampai 2016 lalu, wabah
Ebola menewaskan sedikitnya 11.300 orang di kawasan Afrika Tengah,
seperti Sierra Leone, Liberia, dan Guinea. Sebuah tim beranggotakan 12
pakar dari Kementerian Kesehatan Kongo akan tiba di Beni pada Kamis.
Kongo
dan pakar kesehatan internsional sempat dipuji karena merespons dengan
cepat wabah Ebola di kawasan utara. Di sana mereka menggunakan vaksin
eksperimental yang dibuat oleh Merck. Selain itu, mereka juga secara
agresif melacak orang-orang yang menjalin kontak dengan pasien Ebola
untuk mengontrol penyebaran virus.