Senin, 11 Mei 2015

Pesawat Tempur F-16 Maroko Hilang di Yaman


Pesawat Tempur F-16 Maroko Hilang di Yaman  
Pesawat tempur F-16 milik Moroko yang ikut serta dalam koalisi serangan udara pimpinan Arab Saudi di Yaman dilaporkan menghilang pada Minggu (10/5). (Ilustrasi/Thinkstock)
 
 
Jakarta, CB -- Sebuah pesawat tempur F-16 milik Moroko yang ikut serta dalam koalisi serangan udara negara Arab pimpinan Arab Saudi di Yaman dilaporkan menghilang pada Minggu (10/5).

“Satu dari F-16 milk Royal Armed Force (FAR) yang tergabung dalam pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk mengembalikan legitimasi di Yaman hilang pada Minggu pukul 18.00 waktu setempat,” kata Royal Armed Forces Moroko dalam sebuah pernyataan, dikutip dari kantor berita MAP.

Pilot dari jet kedua yang berada di dalam skuadron yang sama tidak bisa melihat apakah pilot (pesaway yang hilang) telah melontarkan diri.

Penyelidikan saat ini sedang berlangsung.

Didukung oleh Amerika Serikat, negara koalisi Arab melancarkan serangan udara untuk menggempur kelompok pemberontak al-Houthi di Yaman sejak 26 Maret silam, untuk mendukung pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Maroko sendiri mengumumkan dukungan terhadap Arab Saudi sejak awal serangan udara dan beberapa jet tempur F-16 mereka ditempatkan di Uni Emirat Arab (UEA).

Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan akan melakukan gencatan senjata selama lima hari yang akan dimulai Selasa besok (12/5), untuk memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh penduduk sipil memasuki Yaman.

Kelompok Houthi mengatakan mereka menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Saudi tapi menegaskan mereka akan menanggapi setiap pelanggaran pada jeda tersebut.

Berturut-turut pada Sabtu dan Minggu kemarin, pesawat pasukan koalisi mengebom beberapa wilayah di ibu kota Yaman, Sanaa, yang merupakan rumah dari mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang kini berpihak pada Houthi.

Maroko, bersama dengan Mesir, adalah salah satu sekutu terdekat dari negara-negara Badan Kerja Sama Teluk (GCC) di Afrika Utara. Empat negara GCC—Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan UEA—berjanji memberikan bantuan sebesar US$5 miliar ke Maroko pada 2012-2017 untuk membantu kerajaan di Afrika Utara itu mengatasi gejolak “Arab Spring”.

Maroko juga mengirimkan skuadron F-16 ke UEA tahun lalu, ketika koalisi pimpinan AS melancarkan serangan udara terhadap militan ISIS di Irak dan Suriah.

Itu adalah misi pertama dari pesawat tempur Maroko sejak negara itu membeli 24 jet dari AS pada 2011.




Credit   CNN Indonesia