BUDAPEST (CB) – NATO mengaku ragu akan komitmen Rusia
dalam usaha untuk menyelesaikan konflik di Ukraina Timur. NATO
menyatakan, sejauh ini pihaknya masih belum melihat adanya tindakan
nyata dari Rusia guna merealisasikan perjanjian Minsk, yang merupakan
dasar bagi penyelesaian konflik di Ukraina.
“Masih belum jelas, baik dari segi pernyataan, maupun dari tindakan. Belum jelas apakah Rusia mendukung perjanjian Minsk atau tidak,” ungkap Wakil Sekretaris Jenderal NATO Alexander Vershbow, ketika berada di Budapest, Hungaria, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2015).
Dirinya juga mengatakan, sampai saat ini Rusia masih terus berpura-pura tidak terlibat dalam konflik yang terjadi di negara tetangganya tersebut. Menurutnya, Rusia membuat sebuah kondisi seolah-olah Pemerintah Ukraina hanya berhadapan dengan kelompok separatis.
“Rusia sedang berpura-pura bahwa mereka bukanlah salah satu pihak yang terlibat dalam konflik di Ukraina Timur. Pemerintah Rusia berdalih, Ukraina hanya sedang berhadapan langsung dengan pihak kelompok separatis,” sambung Vershbow.
NATO dan Rusia memang selalu berselisih pascakonflik di Ukraina Timur pecah pada Februari 2014. Negara anggota NATO kerap melayangkan tudingan yang menyebut bahwa mereka telah melihat pasukan Rusia di Ukraina Timur, atau melihat pergerakan pasukan Rusia di wilayah perbatasan dengan Ukraina.
Sementara, Negeri Beruang Merah itu terus memasang tameng dengan membantah setiap tuduhan yang dilayangkan NATO kepada Rusia. Meski demikian, baru-baru ini sebuah laporan dari pihak oposisi Rusia telah mengungkap fakta terbaru keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina Timur.
Sebuah kesaksian mantan prajurit Rusia yang dipaksa untuk bertempur di wilayah perbatasan Ukraina turut mendukung laporan pihak oposisi tersebut.
“Masih belum jelas, baik dari segi pernyataan, maupun dari tindakan. Belum jelas apakah Rusia mendukung perjanjian Minsk atau tidak,” ungkap Wakil Sekretaris Jenderal NATO Alexander Vershbow, ketika berada di Budapest, Hungaria, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2015).
Dirinya juga mengatakan, sampai saat ini Rusia masih terus berpura-pura tidak terlibat dalam konflik yang terjadi di negara tetangganya tersebut. Menurutnya, Rusia membuat sebuah kondisi seolah-olah Pemerintah Ukraina hanya berhadapan dengan kelompok separatis.
“Rusia sedang berpura-pura bahwa mereka bukanlah salah satu pihak yang terlibat dalam konflik di Ukraina Timur. Pemerintah Rusia berdalih, Ukraina hanya sedang berhadapan langsung dengan pihak kelompok separatis,” sambung Vershbow.
NATO dan Rusia memang selalu berselisih pascakonflik di Ukraina Timur pecah pada Februari 2014. Negara anggota NATO kerap melayangkan tudingan yang menyebut bahwa mereka telah melihat pasukan Rusia di Ukraina Timur, atau melihat pergerakan pasukan Rusia di wilayah perbatasan dengan Ukraina.
Sementara, Negeri Beruang Merah itu terus memasang tameng dengan membantah setiap tuduhan yang dilayangkan NATO kepada Rusia. Meski demikian, baru-baru ini sebuah laporan dari pihak oposisi Rusia telah mengungkap fakta terbaru keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina Timur.
Sebuah kesaksian mantan prajurit Rusia yang dipaksa untuk bertempur di wilayah perbatasan Ukraina turut mendukung laporan pihak oposisi tersebut.
Credit Okezone