Jumat, 08 Mei 2015

Gagal Antarkan Kargo ke ISS, Pesawat Luar Angkasa Rusia Jatuh Lagi ke Bumi




Gagal Antarkan Kargo ke ISS, Pesawat Luar Angkasa Rusia Jatuh Lagi ke Bumi Ilustrasi 
 
 
Moskow  (CB) - Pesawat luar angkasa tanpa awak milik Rusia yang gagal mencapai orbit, kembali jatuh ke bumi dan terbakar saat menembus atmosfer bumi. Kapsul yang berisi suplai makanan dan logistik ini gagal mencapai bagian kargo Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan sempat berkeliaran di luar angkasa.

Badan Antariksa Rusia, Roscosmos dalam pernyataannya menyebutkan, kapsul yang membawa tiga ton suplai makanan, bahan bakar dan suplai untuk awak ISS ini, jatuh dari orbit pada pukul 02.04 GMT. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (8/5/2015).

Pesawat luar angkasa bernama Progress-59 ini tengah berada di atas Samudera Pasifik. Sebagian besar pesawat luar angkasa memang akan terbakar ketika jatuh dalam kecepatan tinggi dan menembus lapisan atmosfer. Namun bagian kecil dari pesawat bisa bertahan tetap utuh dan jatuh ke dalam lautan.

"Hanya sebagian kecil elemen struktural yang bisa mencapai permukaan planet," demikian pernyataan Roscosmos.

Pesawat luar angkasa ini diluncurkan pada 28 April lalu dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, tapi tidak pernah mencapai target, yakni pangkalan luar angkasa ISS yang melayang di lokasi setinggi 418 kilometer dari Bumi.

Tim pengendali di bumi kehilangan kontak dengan Progress-59 sesaat setelah pesawat luar angkasa itu melepaskan bagian atas roket Soyuz-nya, atau sekitar 9 menit setelah diluncurkan.

Penyebab kegagalan misi ini tidak diketahui pasti. Roscosmos menyatakan, penyelidikan atas kegagalan misi ini masih terus dilakukan. Selama ini, otoritas Rusia telah meluncurkan 62 kapal luar angkasa jenis Progress ke ISIS untuk mengirimkan modul dan kargo, di mana dua misi tidak berhasil dilakukan.

Berbagai jenis pesawat luar angkasa Progress telah diluncurkan sejak tahun 1978, untuk mendukung stasiun luar angkasa era Soviet termasuk Salyut 6, Salyut 7 dan Mir. Kapsul-kapsul ini dirancang untuk terbakar di atmosfer setelah berhasil mengantarkan kargo.





Credit  Detiknews