JENEWA
- Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry
mengatakan, Presiden Donald Trump berisiko mengarahkan Iran ke arah
proliferasi nuklir jika Washington mengakhiri kesepakatan nuklir
Teheran. Menurutnya, langkah seperti itu juga akan memperburuk
perselisihan dengan Korea Utara (Korut).
Kerry, yang menegosiasikan kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China), berbicara seminggu setelah Trump menolak untuk memastikan bahwa Teheran mematuhi kesepakatan itu. Namun, Trump masih mempertahankan posisi AS dalam melanjutkan perjanjian tersebut.
”Jika Anda ingin bernegosiasi dengan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong-un, dan tujuan Anda adalah untuk menghindari perang serta mencoba untuk dapat memiliki resolusi diplomatik, hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah pertama mengancam untuk menghancurkan negaranya di PBB,” kata Kerry, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/10/2017).
Pendapat mantan diplomat top era Presiden Barack Obama ini disampaikan Geneva's Graduate Institute, hari Kamis.
”Dan kedua, mengacaukan kesepakatan yang telah dibuat karena pesannya tidak membuat kesepakatan dengan AS, mereka tidak akan menepati janjinya,” lanjut Kerry.
Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya, termasuk dengan pengawasan sepanjang waktu dan melacak setiap ons uranium yang diproduksi. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo yang menyengsarakan Teheran selama bertahun-tahun akan dicabut.
“Kami akan melihat sebuah uptick dalam pengayaan mereka, seperti itu,” katanya sembari menjentikkan jarinya.
”Dan tidak ada yang saya tahu dengan akal sehat dapat memahami apa kebajikan dalam mempercepat konfrontasi dengan kemungkinan bahwa mereka mungkin memutuskan untuk keluar dan membuat (bom nuklir) sekarang, bukan 10 atau 15 atau 25 tahun dari sekarang,” ujarnya.
Kerry melanjutkan, mengakhiri kesepakatan tersebut dapat menyebabkan Iran menyembunyikan fasilitas produksi fisil jauh di dalam sebuah gunung di mana kita tidak mengawasi.
”Jadi skenario yang Trump buka dengan mengatakan 'mari kita singkirkan kesepakatan' sebenarnya adalah proliferasi, jauh lebih merusak dan berbahaya,” papar Kerry.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu bahwa Teheran akan mematuhi perjanjian nuklir itu selama para penandatangan lainnya menghormatinya. Namun, Teheran akan menghancurkan kesepakatan tersebut jika Washington menarik diri.
Kerry, yang menegosiasikan kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China), berbicara seminggu setelah Trump menolak untuk memastikan bahwa Teheran mematuhi kesepakatan itu. Namun, Trump masih mempertahankan posisi AS dalam melanjutkan perjanjian tersebut.
”Jika Anda ingin bernegosiasi dengan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong-un, dan tujuan Anda adalah untuk menghindari perang serta mencoba untuk dapat memiliki resolusi diplomatik, hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah pertama mengancam untuk menghancurkan negaranya di PBB,” kata Kerry, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/10/2017).
Pendapat mantan diplomat top era Presiden Barack Obama ini disampaikan Geneva's Graduate Institute, hari Kamis.
”Dan kedua, mengacaukan kesepakatan yang telah dibuat karena pesannya tidak membuat kesepakatan dengan AS, mereka tidak akan menepati janjinya,” lanjut Kerry.
Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya, termasuk dengan pengawasan sepanjang waktu dan melacak setiap ons uranium yang diproduksi. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo yang menyengsarakan Teheran selama bertahun-tahun akan dicabut.
“Kami akan melihat sebuah uptick dalam pengayaan mereka, seperti itu,” katanya sembari menjentikkan jarinya.
”Dan tidak ada yang saya tahu dengan akal sehat dapat memahami apa kebajikan dalam mempercepat konfrontasi dengan kemungkinan bahwa mereka mungkin memutuskan untuk keluar dan membuat (bom nuklir) sekarang, bukan 10 atau 15 atau 25 tahun dari sekarang,” ujarnya.
Kerry melanjutkan, mengakhiri kesepakatan tersebut dapat menyebabkan Iran menyembunyikan fasilitas produksi fisil jauh di dalam sebuah gunung di mana kita tidak mengawasi.
”Jadi skenario yang Trump buka dengan mengatakan 'mari kita singkirkan kesepakatan' sebenarnya adalah proliferasi, jauh lebih merusak dan berbahaya,” papar Kerry.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu bahwa Teheran akan mematuhi perjanjian nuklir itu selama para penandatangan lainnya menghormatinya. Namun, Teheran akan menghancurkan kesepakatan tersebut jika Washington menarik diri.
Credit sindonews.com