Rusia mulai menarik pasukannya dari Belarus setelah latihan perang Zapad 2017 berakhir pada Rabu (20/9/2017). Foto/function.mil.ru
MOSKOW
- Ribuan tentara dan peralatan tempur Rusia mulai ditarik pulang dari
Belarus setelah latihan perang Zapad 2017 berakhir. Latihan perang
gabungan berskala besar itu telah memicu histeria di kalangan
negara-negara NATO.
Penarikan pasukan Moskow diumumkan
Kementerian Pertahanan Rusia.“Pesawat militer Rusia (dan) helikopter
yang terlibat dalam berbagai tahap latihan, termasuk yang dilakukan di
wilayah Belarusia (Belarus), akan dipindah ke lapangan udara rumah
mereka dalam dua hari,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang
dilansir Interfax, Kamis (21/9/2017).
Latihan perang
Zapad 2017 dimulai pada 14 September dan berlangsung sampai Rabu, 20
September 2017. Dalam latihan itu, Rusia mengirim sekitar 3.000 tentara
ke Belarus yang berlatih di enam lokasi bersama dengan 7.000 tentara
negara tuan rumah.
Sebaliknya, Rusia juga menyambut pasukan Belarus di tiga lokasi, termasuk wilayah Luzhsky, Leningrad.
Data
kementerian pertahanan kedua negara menyatakan, kurang dari 13.000
tentara ikut ambil bagian dalam latihan gabungan. Selain itu, sekitar 70
pesawat, 680 kendaraan lapis baja, termasuk 250 tank, 200 senjata
artileri, dan 10 kapal perang telah dikerahkan oleh kedua negara.
Sebanyak
90 pengamat asing dari 60 negara diundang untuk memantau latihan
tersebut. Namun, manuver besar-besaran ini telah memicu histeria di
Barat.
Beberapa kritikus Barat menduga bahwa latihan tersebut
mencakup pengambilalihan wilayah. Selain itu, Rusia juga dituduh
menempatkan pasukannya secara permanen di Belarus dengan modus latihan
gabungan.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen, Perdana
Menteri Polandia Beata Szydlo, dan Komandan Pasukan Angkatan Darat
Amerika Serikat di Eropa; Letnan Jenderal Ben Hodges, kompak
mengungkapkan keprihatinan mereka atas latihan gabungan Rusia-Belarus.
Presiden
Lituania Dalia Grybauskaite bahkan memusatkan perhatian soal manuver
gabungan itu dalam pidatonya baru-baru ini di Sidang Majelis Umum PBB di
New York. ”Kremlin sedang mendemonstrasikan skenario agresif terhadap
tetangganya,” katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan
langsung manuver gabungan kedua negara itu kemarin yang menambah
kegusaran NATO. Namun, Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko mencoba
untuk meredam kekhawatiran Barat.
”(Latihan perang) hanya melindungi kedaulatan negara kami, kepentingan nasional kami dan keluarga kami,” ujarnya.
”Kegiatan dan kerjasama militer gabungan antara Belarus dan Rusia dalam
latihan ini tidak ditujukan untuk negara-negara ketiga manapun dan hanya
bertujuan melindungi kepentingan nasional kami,” lanjut pemimpin
Belarus itu usai memantau tahap akhir latihan di Borisov.
Arsip
Foto. Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara dengan Komodor
Jerry Kyd, kapten kapal induk HMS Queen Elizabeth, dalam kunjungannya ke
kapal, setelah tiba di pangkalan Angkatan Laut Portsmouth, pelabuhan
baru, di Portsmouth, Inggris, Rabu (16/8/2017). (REUTERS/Ben
Stansall/Pool)
London (CB) - Inggris pada Selasa waktu setempat
menyatakan mereka menangguhkan kursus pelatihan pendidikan untuk militer
Myanmar karena kekerasan etnis yang sedang berlangsung di negara bagian
Rakhine.
London menyatakan merasakan "keprihatinan mendalam"
mengenai pelanggaran hak asasi manusia di sana dan tidak akan
melanjutkan latihan militer kecuali jika ada "resolusi yang bisa
diterima" terhadap krisis Rohingya yang sedang berlangsung.
Kekerasan
komunal melanda negara bagian Rakhine di Myanmar sejak militan
minoritas muslim Rohingya melancarkan serangan mematikan terhadap pos
polisi pada 25 Agustus.
Serangan balasan angkatan darat telah
merenggut banyak nyawa dan menyebabkan lebih dari 420.000 warga Rohingya
melarikan diri ke Bangladesh.
"Aksi militer yang dilakukan
terhadap warga Rohingya harus dihentikan," kata Perdana Menteri Inggris
Theresa May kepada Sky News Inggris di New York.
"Tidak akan ada
perjanjian pertahanan atau latihan militer Birma lebih lanjut oleh
Kementerian Pertahanan sampai ada resolusi untuk isu ini."
Di
London, juru bicara pemerintah mengatakan dalam satu pernyataan: "Dengan
kekerasan yang sedang berlangsung di negara bagian Rakhine, Burma,
krisis kemanusiaan yang disebabkannya, dan keprihatinan kami mengenai
pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi, kami memutuskan untuk
menangguhkan kursus pendidikan bagi militer Burma sampai ada resolusi
yang bisa diterima bagi situasi terkini."
"Kami menyeru pasukan
angkatan darat Burma segera mengambil langkah untuk menghentikan
kekerasan di Rakhine dan memastikan perlindungan seluruh warga sipil,
mengizinkan akses penuh bagi bantuan kemanusiaan dan memfasilitasi
pemerintah sipil sepenuhnya menerapkan rekomendasi Rakhine Advisory Commission".
Komisi
berusia setahun pimpinan bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan itu
berutgas memulihkan perpecahan antara warga Rohingya dan warga Buddha
setempat, mendesak tindakan segera untuk memulihkan perpecahan itu
menurut siaran kantor berita AFP.
PM Irak Haider al-Abadi (Iraqiya TV/via Reuters TV)
Erbil (CB) - Irak melancarkan serangan pada Kamis untuk
mengusir ISIS dari Hawija, daerah di barat kota Kirkuk, seperti
dilaporkan Reuters.
Serangan tersebut, yang diumumkan Perdana Menteri Haider al-Abadi,
terjadi empat hari sebelum referendum kemerdekaan Kurdi, yang
dijadwalkan digelar di Irak utara, termasuk Kirkuk.
Abadi menganggap referendum 25 September itu sebagai tindakan
melawan konstitusi dan meminta pihak berwenang Kurdi di daerah swatantra
itu membatalkannya.
Kirkuk adalah daerah kemelut tempat masyarakat Kurdi menginginkan
pemungutan suara kemerdekaan, namun daerah tersebut juga dihuni
masyarakat Arab dan Turkmen, yang menentang pemisahan diri dari Irak.
Pasukan Peshmerga Kurdi menguasai Kirkuk setelah tentara Irak
mengalami kemunduran ketika melawan ISIS pada 2014, mencegah ladang
minyak di kota itu jatuh ke tangan pemberontak.
Pasukan gabungan pimpinan AS memberikan dukungan serangan udara
untuk medukung pasukan Irak di Hawija, menurut laporan televisi
pemerintah Irak.
Belum jelas apakah rencana otoritas Kurdi mengadakan referendum di
Kirkuk akan terpengaruh oleh serangan Irak yang didukung AS di Hawija.
Serangan tersebut diperkirakan akan menyebabkan arus keluar pengungsi
menuju daerah sekitarnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada minggu lalu mengatakan bahwa hingga 85.000 orang diperkirakan mengungsi dari wilayah Hawija.
Washington pada Rabu mengeluarkan sebuah pernyataan tegas terkait referendum Kurdi.
"Amerika Serikat sangat menentang Referendum kemerdekaan Kurdi di
Irak, yang direncanakan akan digelar 25 September," kata juru bicara
Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert.
Kekalifahan, yang dinyatakan ISIS, runtuh pada Juli, ketika pasukan
Irak dengan dukungan AS merebut Mosul, ibu kota kelompok tersebut di
Irak. Petempur Kurdi Peshmerga ikut dalam perang melawan pemberontak
itu.
Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengajukan pembebasan warga Amerika
Serikat dan mantan Pejabat PBB Baquer Namazi kepada Presiden Hassan
Rouhani. (REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CB --
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio
Guterres mengajukan pembebasan warga Amerika Serikat dan mantan Pejabat
PBB Baquer Namazi kepada Presiden Hassan Rouhani.
"Sekretaris
Jenderal memang mengangkat isu ini dan sekali lagi mengajukan pembebasan
Baquer Namazi atas dasar kemanusiaan," ujar Juru Bicara PBB Stephane
Dujarric, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/0)
Namazi (80) dan anaknya, Siamak Namazi semula dihukum oleh
pengadilan Iran pada Oktober 2016 lalu dihukum 10 tahun penjara. Mereka
dituduh melakukan mata-mata dan bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Mereka juga didenda US$ 4,8 juta atas dugaan bekerja sama dengan
pemerintah asing.
Siamak Namazi sendiri telah ditangkap pada 2015
lalu. Dia adalah warga AS pertama yang ditahan sejak disepakatinya
perjanjian program nuklir Iran.
Adapun, tahun lalu, Iran
membebaskan empat tahanan AS. Langkah ini sebagai bagian dari pertukaran
tahanan di mana AS memberikan grasi kepada tujuh orang Iran dipenjara
di Negeri Paman Sam.
NEW YORK
- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini
mengatakan, semua pihak dalam perjanjian nuklir Iran tetap mematuhi
sepenuhnya kesepakatan tersebut. Mogherini menekankan bahwa kesepakatan
tersebut berpotensi mencegah serangan militer ke Iran.
"Ini
adalah kesepakatan yang mencegah program nuklir dan berpotensi mencegah
intervensi militer," kata Mogherini usai pertemuan P5+1 negara-negara
yang meneken kesepakatan tersebut 2015 lalu di Jenewa di sela-sela
sidang Majelis Umum PBB.
Menyebut negosiasi itu sebagai sebuah
diskusi yang jujur, Mogherini mengatakan bahwa kesepakatan itu dikancah
untuk semua pihak agar menyetujui bahwa tidak ada negara yang melanggar
persyaratan kesepakatan tersebut.
"Kami semua sepakat mengenai
fakta bahwa tidak ada pelanggaran, bahwa aspek terkait program nuklir,
yang merupakan kesepakatan semua, sedang digenapi," katanya seperti
dikutip dari Russia Today, Kamis (21/9/2017).
Dalam
sebuah referensi yang jelas mengenai kritik Presidenn Donald Trump
baru-baru ini atas kesepakatan itu, Mogherini berpendapat bahwa tidak
perlu melakukan negosiasi ulang bagian-bagian dari kesepakatan tersebut.
"Di
antara isu yang diangkat dalam pertemuan itu adalah komitmen Washington
terhadap kesepakatan tersebut," Mogherini menegaskan.
Berbicara
mengenai apakah dia menganggap kesepakatan itu efektif, Mogherini
mengatakan bahwa jawaban atas pertanyaan ini harus berada secara
eksklusif di dalam lingkup Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang
bertugas mengawasi kepatuhan Iran terhadap pengurangan pengayaan
uraniumnya.
Mogherini mengatakan penarikan diri AS dari
kesepakatan tersebut tidak masuk dalam agenda pertemuan itu. Ia mencatat
bahwa pertemuan tersebut tidak membahas skenario apapun yang dihasilkan
Washington dalam kesepakatan itu.
"Lingkup kesepakatan nuklir
terkait dengan program nuklir Iran. Ada masalah lain yang berada di luar
cakupan kesepakatan, dan isu-isu ini dapat ditangani dengan format yang
berbeda," katanya kepada wartawan, saat ditanya tentang sikap frustrasi
Trump dengan kesepakatan Jenewa itu.
TEHERAN
- Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan kesepakatan Iran dengan
kekuatan dunia tidak dapat dinegosiasikan ulang. Ini merupakan respon
atas permintaan yang disampaikan oleh Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan
kesepakatan 2015, Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya yang
disengketakan sebagai pengganti meringankan sanksi ekonomi. Presiden AS
Donald Trump menyebut kesepakatan itu sebagai "rasa malu" dalam
pidatonya yang pertama di PBB.
"Ada beberapa diskusi oleh
beberapa orang bahwa kesepakatan nuklir tidak terlalu buruk tapi
seharusnya tidak bertahan seperti itu. Ini adalah kesepakatan yang bagus
tapi kita harus duduk lagi dan berdebat untuk melihat apakah hal itu
dapat diperbaiki. Jika memiliki kekurangan, kami bisa memperbaikinya,"
Rauhani.
"Mereka diberi tahu dengan jelas dan pasti (oleh kami)
bahwa kesepakatan nuklir tidak dapat dinegosiasikan kembali," sambungnya
dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (21/9).
Hal
senada sebelumnya disampaikan oleh Kepala kebijakan luar negeri Uni
Eropa (UE), Federica Mogherini. Dia mengatakan, semua pihak dalam
perjanjian nuklir Iran tetap mematuhi sepenuhnya kesepakatan tersebut.
Mogherini menekankan bahwa kesepakatan tersebut berpotensi mencegah
serangan militer ke Iran.
Menyebut negosiasi itu sebagai sebuah
diskusi yang jujur, Mogherini mengatakan bahwa kesepakatan itu dikancah
untuk semua pihak agar menyetujui bahwa tidak ada negara yang melanggar
persyaratan kesepakatan tersebut.
Dalam sebuah referensi yang
jelas mengenai kritik Trump baru-baru ini atas kesepakatan itu,
Mogherini berpendapat bahwa tidak perlu melakukan negosiasi ulang
bagian-bagian dari kesepakatan tersebut. "Di antara isu yang diangkat
dalam pertemuan itu adalah komitmen Washington terhadap kesepakatan
tersebut," Mogherini menegaskan.
NEW YORK
- Kesepakatan nuklir Iran harus diubah jika Amerika Serikat (AS) tetap
berada di dalamnya. Hal itu dikatakan diplomat utama AS, yang
menunjukkan bahwa pembatasan utama pada program nuklir Iran harus
diperluas.
Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, mengatakan bahwa kesepakatan nuklir tersebut harus diubah atau AS tidak akan bertahan.
Tillerson
mengatakan klausul "matahari terbenam", di mana beberapa pembatasan
kesepakatan mengenai program nuklir Iran berakhir dari tahun 2025,
menjadi perhatian khusus.
"Jika kita tetap bertahan dengan kesepakatan Iran maka harus ada perubahan yang terjadi padanya. Ketentuan sunset sebenarnya tidak masuk akal," katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/9/2017).
"Itu cuma menendang kaleng di jalan yang sama agar seseorang di masa depan mendapatkan kesepakatan," imbuhnya.
Sebelumnya,
dalam pidato perdananya di sidang Majelis Umum PBB, Presiden AS Donald
Trump menuduh Iran mengekspor kekerasan, pertumpahan darah dan
kekacauan. Ia juga menyebut Iran berusaha memproyeksikan pengaruhnya di
Yaman, Suriah dan tempat lain di wilayah yang penuh konflik sektarian
antara Muslim Sunni dan Syiah
"Kami tidak bisa membiarkan sebuah
rezim pembunuh melanjutkan kegiatan yang mendestabilisasi ini sambil
membangun rudal berbahaya, dan kita tidak dapat mematuhi sebuah
kesepakatan jika memberikan perlindungan untuk pembangunan program
nuklir," kata Trump.
Dia menyelamatkan kata-katanya yang paling
keras untuk pakta 2015 yang ditandatangani oleh Iran dan enam negara
besar di mana Teheran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan
imbalan kelonggaran sanksi ekonomi.
"Kesepakatan Iran adalah
salah satu transaksi terburuk dan paling sepihak yang pernah dilakukan
Amerika Serikat. Terus terang, kesepakatan itu memalukan bagi Amerika
Serikat, dan saya rasa Anda belum pernah mendengar yang terakhir -
percayalah," kata Trump.
Iran: AS Akan Bayar Mahal Jika Batalkan Kesepakatan Nuklir
NEW YORK
- Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, Amerika Serikat (AS) akan
membayar harga yang sangat mahal jika mereka memutuskan untuk
membatalkan kesepakatan nuklir Iran. AS di bawah pemerintahan Donald
Trump memang sangat tidak menyetujui kesepakatan tersebut, karena
dinilai cacat dan hanya menguntungkan Iran.
"AS akan membayar
"biaya tinggi" jika memutuskan untuk menghapus kesepakatan nuklir
penting antara Teheran dan kekuatan dunia," kata Rouhani saat melakukan
wawancara dengan CNN, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa
(19/9).
"Keputusan seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa
untuk AS, namun pada saat yang sama umumnya akan menurunkan dan memotong
kepercayaan internasional yang ditempatkan kepada AS," sambungnya.
Sebelumnya,
perwakilan AS dan Iran terlibat dalam perang kata-kata mengenai
bagaimana aktivitas nuklir Teheran harus diawasi. Kedua perwakilan itu
berdebat sengit dalam pertemuan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom
Internasional (IAEA) di Wina, Austria.
Dalam pertemuan itu, AS
kembali mendesak IAEA untuk melakukan verifikasi, dengan melakukan
pemantauan langsung di situs nuklir Iran, termasuk milik militer
Teheran. Sementara itu, Iran menyatakan program nuklir mereka akan terus
berlanjut dan tidak perlu adanya pemantauan langsung.
IAEA
sendiri memiliki wewenang untuk meminta akses ke fasilitas di Iran,
termasuk fasilitas militer, jika ada indikasi baru dan kredibel mengenai
aktivitas nuklir terlarang di sana.
Namun, kepala IAEA yang
baru, Yukiya Amano mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak melihat adanya
pelanggaran yang dilakukan Iran terkait dengan kesepakatan tersebut.
"Komitmen terkait nuklir yang dilakukan oleh Iran di bawah JCPOA sedang
dilaksanakan. Iran sekarang tunduk pada rezim verifikasi nuklir paling
kuat di dunia," ucap Amano.
TEHERAN
- Militer Iran mengancam Israel dengan akan membuat Tel Aviv dan Haifa
hancur menjadi debu. Ancaman dibuat menjelang pertemuan Perdana Menteri
Benjamin Netanyahu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di
sela-sela sidang ke-72 Majelis Umum PBB.
Ancaman dilontarkan Panglima Tertinggi Angkatan Darat Republik Islam Iran, Seyyed Abdolrahim Mousavi.
”Kami
akan menghancurkan entitas Zionis (Israel) secepat kilat, dan dengan
demikian mempersingkat 25 tahun yang masih tersisa,” kata Mousavi. Waktu
25 tahun tersebut mengacu pada ancaman yang pernah disampaikan Pemimpin
Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahwa Israel akan runtuh dalam
waktu seperempat abad ke depan.
”Saya memperingatkan entitas
(Zionis Israel) untuk tidak melakukan tindakan bodoh terhadap Republik
Islam Iran,” katanya. ”Setiap tindakan bodoh akan membuat Tel Aviv dan
Haifa menjadi debu,” lanjut Mousavi, seperti dikutip The Jerusalem Post, semalam (20/9/2017).
Mousavi
mengatakan bahwa dunia tidak akan melupakan kejahatan yang dilakukan
oleh Israel yang dia sebut sebagai rezim Zionis yang arogan. Ancaman
Mousavi yang pertama kali dipublikasikan kantor berita Iran, Tasnim, itu dibuat setelah seorang pejabat Israel membuat pernyataan mengenai kehadiran militer Iran di Suriah.
”Dia
(pejabat Israel) harus menundukkan kepala dan menghitung berapa lama
lagi dia harus hidup. Setiap kesalahan yang dibuat oleh entitas (Zionis)
ini akan membuatnya bertahan kurang dari 25 tahun yang telah berlalu,
dan Iran akan menghancurkan entitas ini dengan kecepatan cahaya,” ujar
Mousavi tanpa menyebut nama pejabat Israel yang dia maksud.
Perdana
Menteri Benjamin Netanyahu diperkirakan akan menyampaikan kepada
pemerintah Trump tentang kekhawatiran Israel soal ancaman dari aktivitas
program nuklir Iran. Netanyahu telah secara vokal melakukan advokasi
untuk menentang kesepakatan nuklir antara Iran dengan enam kekuatan
dunia (Amerika Serikat, Rusia, China, Jerman, Inggris dan Prancis) pada
tahun 2015 silam.
Presiden Trump sendiri juga membenci kesepakatan nuklir Iran yang tercapai di era pemerintahan Barack Obama.
”Gagasan
(kesepakatan nuklir) Iran adalah salah satu transaksi terburuk yang
pernah saya lihat, setidaknya semaksimal mungkin kesepakatan itu terus
berlanjut,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One pada
pekan lalu.
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan
negara lain memutuskan untuk memboikot perjanjian larangan penggunaan
nuklir dalam pertemuan tahunan PBB tersebut. (Reuters)
Jakarta, CB --
Puluhan negara menandatangani larangan penggunaan senata nuklir,
ditengah tingginya tensi dunia akibat uji rudal dan nuklir Korea Utara
pada Rabu (20/9). Adapun Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan negara
lain memutuskan untuk memboikot acara tersebut dalam pertemuan tahunan
tersebut.
Perjanjian larangan tersebut akan berlaku pada 90 hari
setelah 50 negara mengesahkannya. Hanya beberapa negara yang akan
menyetorkan ratifikasi mereka pada hari yang sama.
"Masih ada
sekitar lima belas ribu senjata nuklir yang ada. Kami tidak dapat
membiarkan senjata kiamat ini membahayakan dunia dan masa depan
anak-anak kita," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saa
membuka acara penandatanganan perjanjian, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/9).
Pada
awal bulan ini Korea Utara melakukan uji senjata nuklir keenam dan
terbesar. Presiden A.S. Donald Trump pun beberapa kali mengeluarkan
pernyataan yang cukup provokatif. Trump mengancam Amerika Serikat akan
menghancurkan Korea Utara jika tidak menghentikan aktivitas nuklirnya.
Perjanjian tersebut diadopsi pada bulan Juli oleh dua pertiga dari
193 negara bagian U.N. setelah berbulan-bulan pembicaraan, yang diboikot
Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan lainnya. Mereka malah menjanjikan
komitmen perjanjian non-proliferasi yang telah berlangsung puluhan
tahun dan bertujuan untuk mencegah penyebaran teknologi senjata nuklir
dan senjata.
Amerika Serikat, Inggris dan Perancis termasuk di antara sembilan negara yang diyakini memiliki nuklir.
Terkait
kesepakatan nuklir Iran, Presiden Donald Trump menyatakan sudah
memiliki keputusan yang akan diumumkan pada Oktoer mendatang. Sementara
itu, Presiden Iran Hassan Rouhani berharap Amerika Serikat tetap konsisten dan tidak keluar dari kesepakatan yang dilaksanakan pada 2015kaku
NEW YORK - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dilaporkan telah menerima penghargaan "Agent of Change" dari UN Women,Global Partnership Forum (GPF). Acara penganugerahan ini digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).
UN
Women dan GPF menyebut bahwa sebagai Menlu Perempuan pertama RI, Retno
adalah sosok panutan dan sumber inspirasi bagi jutaan wanita baik di
Indonesia maupun dunia.
Sementara itu, Retno dalam pernyatanya
menyatakan, penghargaan ini akan menjadi bahan bakar bagi dia untuk
bekerja lebih keras lagi. Dia juga menyatakan Indonesia akan selalu
berada di garis terdepan dalam mendorong dialog. Melalui dialog, konflik
dapat dicegah dan perbedaan mampu dijembatani. Hal ini diakuinya
tidaklah terlepas dari “insting keibuan” yang dimilikinya sebagai
seorang perempuan.
“Indonesia akan terus berkontribusi pada
perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan dunia. Perempuan telah menjadi
kekuatan dan bagian dari solusi untuk menyelesaiakan tantangan dunia,"
ucap Retno, seperti tertuang dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri
Indonesia pada Kamis (21/9).
“Penganugerahan award ini akan
menjadi pendorong agar saya bekerja lebih keras lagi. Bekerja lebih
keras bagi rakyat dan bangsa Indonesia, bagi perdamaian dan
kesejahteraan global, serta bagi para wanita di seluruh dunia,"
sambungnya.
UN Women sendiri adalah lembaga PBB yang bertugas
memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Sementara GPF
adalah lembaga non-profit yang bertujuan memajukan kemitraan inovatif
bagi pembangunan. GPF memiliki komitmen untuk mendukung PBB dalam
memajukan pembangunan berkelanjutan.
Menlu Retno Marsudi mendorong Gerakan Non-Blok untuk mendukung pengakuan kedaulatan Palestina. (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Jakarta, CB --
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
menggalang dukungan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk mendorong penerapan
solusi damai dua negara untuk menyelesaikan masalah pendudukan Israel di
Palestina.
"Saya optimistis bahwa two-state solution
(solusi damai dua negara) di mana kedua negara, Palestina dan Israel,
hidup berdampingan secara aman dan damai, tetap dapat dicapai," kata
Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri GNB Komite Palestina di New York,
Amerika Serikat, Selasa malam (19/9).
Solusi damai dua negara
mengharuskan Israel mengakui Palestina sebagai negara independen di
barat Sungai Yordania. Perbatasan antara kedua negara masih
diperdebatkan karena Israel tidak setuju pada gagasan pemimpin Palestina
soal perbatasan antara kedua negara.
"Gerakan Non-Blok memiliki
kewajiban sejarah, politis dan moral untuk mendukung kemerdekaan
Palestina, menghentikan pendudukan Israel dan penderitaan bangsa
Palestina."
Dalam pertemuan yang berlangsung di sela pembukaan
Sidang Mejelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-72 itu, Retno juga
mendesak seluruh negara GNB untuk mengakui kemerdekaan, kedaulatan,
serta status keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Selain itu,
Retno juga mendorong negara GNB yang memiliki hubungan diplomatik dengan
Israel untuk membujuk pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
untuk mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina.
“Indonesia juga mengajak GNB untuk terus mendorong Majelis Umum PBB agar
terus memberikan perhatian terhadap konflik Palestina-Israel. Palestina
ada di jantung politik luar negeri Indonesia dan disetiap nafas
diplomasi Indonesia,” kata Retno.
Lebih lanjut, Retno mengatakan
penting bagi negara GNB untuk juga lebih memperhatikan dan meningkatkan
bantuan terhadap pembangunan Palestina.
Mantan duta besar RI di
Belanda itu mendorong negara GNB untuk meningkatkan bantuan keuangan dan
program pengembangan kapasitas yang mampu membantu pembangunan dan
penguatan institusi nasional Palestina.
Sokong Kemerdekaan Palestina, Menlu Retno Galang Dukungan Gerakan Non-Blok
NEW YORK
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi
aktif menggalang dukungan negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB) guna
membantu Palestina merdeka dari Israel.
“Gerakan Non-Blok
memiliki kewajiban sejarah, politis dan moral untuk mendukung
kemerdekaan Palestina, menghentikan pendudukan Israel dan penderitaan
bangsa Palestina,” kata Menlu Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri GNB
Komite Palestina bertajuk “50 Tahun Okupasi Israel di Palestina”.
Pertemuan itu berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York pada 19 September 2019 waktu setempat.
Menlu
perempuan pertama Indonesia ini mengingatkan bahwa tahun 2017 merupakan
tonggak kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhiri 50 tahun
pendudukan Israel di Palestina yang telah berlangsung sejak 1967.
Gencarnya
Menlu Retno menggalang dukungan negara-negara GNB itu sebagai komitmen
kuat Indonesia untuk perjuangan mewujudkan hak-hak Palestina. ”Palestina
ada di jantung politik luar negeri Indonesia dan di setiap napas
diplomasi Indonesia,” ucap Menlu Retno dalam keterangan tertulis yang
diterima SINDOnews, Kamis (21/9/2017).
Dalam pertemuan
tersebut, diplomat top Indonesia ini menyerukan agar GNB mendorong
masyarakat internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel dan
mengakhiri ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina. Menurutnya,
penting bagi anggota GNB untuk mengambil langklah konstruktif agar
dapat segera dicapai solusi yang adil, abadi, komprehensif dan damai
untuk masalah Palestina.
”Saya optimistis bahwa two-state solution, d imana kedua negara—Palestina dan Israel—hidup berdampingan secara aman dan damai, tetap dapat dicapai,” ucap Menlu Retno.
Dia
mengusulkan 4 langkah yang dapat ditempuh anggota GNB untuk mendukung
proses kemerdekaan Palestina. Pertama, Indonesia mengajak GNB memperkuat
upaya bersama untuk meningkatan status Palestina di tingkat
internasional, termasuk menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
”Bagi
negara anggota GNB yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, Indonesia
mengharapkan dapat segera mengakuinya,” seru Menlu Retno.
Kedua,
Indonesia menyerukan bagi negara anggota GNB yang memiliki hubungan
diplomatik dengan Israel, agar dapat menggunakan kedekatannya untuk
mendorong Israel mengakhiri pendudukan ilegalnya terhadap Palestina.
Ketiga,
Indonesia mengajak GNB untuk terus mendorong Majelis Umum PBB agar
terus memberikan perhatian terhadap situasi dan konflk Palestina-Israel.
Keempat, Indonesia mendorong negara-negara anggota GNB untuk mengambil
langkah meningkatkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi Palestina.
”Kita perlu lebih meningkatkan bantuan keuangan dan program
pengembangan kapasitas untuk mendukung pengembangan dan penguatan
institusi nasional Palestina,” tutur Retno.
Indonesia telah
berpartisipasi aktif dalam pembahasan isu Palestina yang dilakukan
melalui Komite Palestina GNB yang dibentuk pada KTT ke-7 GNB tahun 1983.
Komite Palestina GNB melaksanakan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri
baik di sela-sela KTM GNB, Sidang Majelis Umum PBB, maupun pertemuan
yang dilaksanakan secara khusus terkait dengan perkembangan konflik
Israel-Palestina.
Isu Rohingya kembali menjadi sorotan setelah rangkaian kekerasan lagi-lagi memanas di Rakhine. (AFP Photo/Ye Aung Thu)
Jakarta, CB --
Tak lama setelah Aung San Suu Kyi menyatakan bahwa Rakhine sudah
stabil, Menteri Luar Negeri Myanmar, Tin Maung Swe, justru mengatakan
kondisi di pusat krisis kemanusiaan itu "siap meledak."
Tin
mengatakan, konflik akan memanas karena berbagai komunitas di Rakhine
masih memendam rasa saling tidak percaya, terutama antara mayoritas
Buddha dan minoritas Muslim Rohingya.
"Mereka tidak percaya satu sama lain. Situasi siap meledak," ujar Tin kepada Reuters, Selasa (19/9).
Hasil pengamatan seorang jurnalis AFP
di lapangan juga menunjukkan fakta serupa. Menurutnya, militer dan
warga Rakhine masih membakar rumah-rumah Rohingya, yang membuat kaum
minoritas itu melarikan diri ke Bangladesh.
Pernyataan ini bertolak belakang dengan isi pidato Suu Kyi selaku
pemimpin defacto Myanmar yang untuk pertama kalinya buka suara mengenai
Rakhine pada Senin (18/9).
Dalam pidato tersebut, Suu Kyi
memastikan bahwa sudah tidak ada lagi bentrokan bersenjata dan operasi
pembersihan sejak 5 September lalu.
Penerima Nobel Perdamaian itu
juga mengatakan, pemerintah Myanmar sudah mempromosikan harmoni antara
Muslim dan mayoritas Buddha di Rakhine.
Suu Kyi bahkan
memastikan, Myanmar siap menerapkan rekomendasi dari komisi hak asasi
manusia untuk Rakhine yang dipimpin oleh mantan Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kofi Annan.
Salah
satu isi rekomendasi tersebut adalah mengkaji ulang hukum yang
berkaitan dengan pemberian kewarganegaraan bagi satu etnis. Hukum ini
membuat Rohingya tak bisa mendapatkan kewarganegaraan.
Isu
Rohingya kembali menjadi sorotan setelah rangkaian kekerasan lagi-lagi
memanas di Rakhine. Bentrokan ini bermula ketika kelompok bersenjata
Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) menyerang sejumlah pos polisi
dan satu pangkalan militer di Rakhine pada 25 Agustus lalu.
Militer
pun melakukan operasi pembersihan untuk memusnahkan ARSA dari tanah
Rakhine. Namun ternyata, militer dan warga sekitar juga mengincar sipil
Rohingya hingga merenggut sekitar 1.000 nyawa dan membuat ratusan ribu
orang kabur ke Bangladesh.
Myanmar menganggap ARSA sebagai
kelompok teroris. Sementara itu, ARSA sendiri mengklaim bahwa mereka
menjalankan aksinya demi memperjuangkan hak Rohingya yang selama ini
menjadi korban diskriminasi dan kekerasan di Myanmar.
New Delhi (CB) - India mempertimbangkan memasok senjata ke
pemerintah Myanmar sebagai tanda dukungan kuat bagi tetangga itu, yang
menghadapi kecaman atas tindakan kerasnya terhadap Rohingya, yang
dibahas dalam kunjungan kepala angkatan laut Myanmar, kata pejabat
India, Kamis.
Kedua pihak juga berbicara tentang pelatihan pelaut Myanmar dengan
kursus tingkat tertinggi, yang diajarkan kepada perwira militer di
lembaga pertahanan khusus India.
Keputusan India membahas peningkatan kerja sama militer dengan
tetangganya di timur itu diperkirakan menjadi bagian dari dorongan untuk
melawan pengaruh China di wilayah tersebut.
Hal tersebut terjadi pada saat negara Barat meningkatkan tekanan
pada pemerintah Myanmar atas kekerasan terhadap Rohingya di wilayah
baratlaut, negara bagian Rakhine.
Pada Rabu, Panglima Angkatan Laut Myanmar Laksamana Tin Aung San
bertemu dengan Menteri Pertahanan India Nirmala Sitaraman dan kepala
angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara India.
Kedua pihak membahas pasokan kapal patroli lepas pantai, menurut
seorang pejabat militer. Kepala angkatan laut Myanmar juga mengunjungi
lokasi pembangunan kapal angkatan laut di Mumbai sebagai bagian dari
perjalanan empat hari, yang berakhir pada Kamis.
"Myanmar adalah pilar kebijakan Look East kami dan urusan pertahanan
merupakan bagian besar dari hubungan tersebut," kata pejabat tersebut.
Pada 2013, India menawarkan untuk memasok peralatan seperti senjata
artileri, radar dan alat penglihatan malam ke tentara Myanmar. Sejak
saat itu, fokusnya telah beralih ke kerja sama angkatan laut karena
India berusaha untuk mendorong mundurn pengaruh China di wilayah
tersebut.
Kedua pihak diharapkan meningkatkan patroli terkoordinasi di Teluk
Benggala yang membantu kedua angkatan laut beroperasi bersama.
"Fakta bahwa pemerintah India menerima perwira militer tingkat
tinggi pada saat masyarakat internasional mengkritik militer mengirimkan
sebuah isyarat," kata K Yhome, yang mengkhususkan diri pada kebijakan
lingkungan India di Observer Research Foundation berbasis di New Delhi.
"Pesannya adalah India bersama dengan pemerintah Myanmar sejauh menyangkut isu Rohingya," katanya.
Sejak kemelut meletus di Rakhine pada bulan lalu, New Delhi
mendukung pemimpin Aung Saan Suu Kyi, yang mengecam serangan pegaris
keras terhadap pasukan keamanan, yang memicu tindakan keras militer
terhadap Rohingya. Demikian laporan Reuters.
Pengungsi
Rohingya di Teknaf yang berada di depat perbatasan Bangladesh-Myanmar
mengerumuni bantuan makanan cepat saji dari pemerintah dan rakyat
Indonesia, Rabu 20 September 2017. (KBRI Bangladesh)
Sittwe (CB) - Ratusan warga Myanmar mencoba menutup jalan
pengiriman bantuan kepada masyarakat Rohingya di negara bagian Rakhine,
tempat Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh militer berusaha melakukan
pembersihan suku.
Reuters melaporkan, saksi mengatakan bahwa
pengunjuk rasa melemparkan bom molotov sebelum akhirnya polisi
membubarkan mereka dengan mengeluarkan tembakkan ke udara.
Unjuk rasa tersebut menjadi bukti peningkatan permusuhan kelompok,
yang dapat mempersulit pengiriman bantuan, dan terjadi ketika Presiden
AS Donald Trump menyerukan pengakhiran segera kekerasan, yang
menimbulkan kekhawatiran akan peralihan pemerintahan Myanmar ke
kekuasaan militer.
Pengiriman bantuan itu, yang diselenggarakan Komite Palang Merah
Internasional (ICRC), dikirim ke negara bagian utara, tempat serangan
gerilyawan pada 25 Agustus memicu serangan militer.
Kekerasan tersebut menyebabkan lebih dari 420.000 warga Rohingya
melarikan diri ke negara tetangganya, Bangladesh, namun masih banyak
yang tertinggal di Myanmar. Mereka bersembunyi karena takut terjebak
dalam kekerasan lebih lanjut tanpa adanya bahan makanan dan persediaan
lainnya, menurut para pekerja bantuan.
Sekitar ratusan orang mencoba menghentikan sebuah kapal yang
mengangkut penuh, sekitar 50 ton persediaan bantuan di sebuah dermaga,
di ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe, pada Rabu, kata kantor
penerangan pemerintah pada Kamis.
Pengunjuk rasa,beberapa membawa tongkat dan jeruji logam,
melemparkan bom molotov dan sekitar 200 polisi memaksa mereka untuk
membubarkan diri dengan mengeluarkan tembakkan ke udara, kata seorang
saksi, ia menambahkan bahwa melihat sejumlah orang terluka.
Delapan orang ditahan, menurut pernyataan tertulis yang dikeluarkan kantor penerangan pemerintah setempat.
Juru bicara ICRC tidak segera bersedia memberikan tanggapannya.
Polisi di Sittwe juga tidak segera bersedia dimintai keterangan.
Ketegangan antara masyarakat kebanyakan yang merupakan pengikut
Buddha dan warga Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine telah terjadi
selama beberapa dasawarsa namun memuncak dalam sejumlah kekerasan yang
terjadi dalam beberapa tahun belakangan.
Pertempuran terkini terjadi pada Agustus, ketika gerilyawan Rohingya
menyerang sekitar 30 pos polisi dan sebuah markas tentara, menewaskan
sekitar 12 orang.
Pemerintah mengatakan lebih dari 400 orang, kebanyakan dari mereka adalah pemberontak, tewas sejak saat itu.
Sejumlah kelompok pemantau dan warga Rohingya yang melarikan diri
mengatakan bahwa tentara dan masyarakat Buddha Rakhine telah melakukan
kampanye yang bertujuan untuk mengusir penduduk Muslim dan membakar desa
mereka.
Myanmar menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa pasukannya
menyasar pemberontak Tentara Pembebasan Arakan Rohingya (ARSA), yang
mereka anggap dalang pembakaran rumah dan penyerangan terhadap warga.
Arsip
Foto. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kepala Staf Angkatan Darat
Prancis Jenderal Pierre de Villiers tiba di mobil komando untuk parade
militer tradisional Bastille Day di Champs Elysees di Paris, Prancis,
Jumat (14/7/2017). (REUTERS/Stephane Mahe)
Paris (CB) - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu
waktu setempat mengatakan serangan terhadap minoritas Rohingya di
Myanmar sebagai "genosida".
Prancis akan bekerja sama dengan
anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengecam
"genosida yang sedang berkembang ini, pembersihan etnis ini," kata
Macron dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Prancis TMC.
Penggunaan kata "genosida" oleh Macron menjadi serangan verbal terkerasnya terhadap operasi militer terhadap Rohingya.
Lebih dari 420.000 anggota minoritas muslim itu melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh.
"Kita harus mengecam pembersihan etnis yang sedang terjadi dan bertindak," kata Macron.
Ia juga "meminta kekerasan diakhiri, meminta akses kemanusiaan..." di bawah perlindungan PBB.
"Ketika PBB mengeluarkan kecaman, ada konsekuensi yang dapat memberikan kerangka kerja untuk intervensi di bawah PBB," katanya.
Rohingya, yang kebanyakan muslim, menghadapi diskriminasi berkepanjangan di Myanmar yang kebanyakan penduduknya penganut Buddha.
Kepala
Hak Asasi Manusia PBB sudah menggambarkan serangan sistematis pasukan
keamanan terhadap minoritas Rohingya sebagai "contoh pembersihan etnis
dalam buku teks" menurut warta kantor berita AFP.
Prajurit
dan regu penyelamat bekerja di reruntuhan bangunan setelah gempa bumi
di Mexico City, Meksiko, Rabu (20/9/2017). (REUTERS/Henry Romero)
Mexico City (CB) - Regu penyelamat bekerja hingga
menjelang fajar pada Kamis demi menyelamatkan seorang anak sekolah
berusia 12 tahun dan korban selamat lain, yang kemungkinan terjebak di
bawah reruntuhan di pusat kota Meksiko.
Gempa berkekuatan 7,1 pada skala Richter pada Selasa adalah yang paling mematikan di Meksiko dalam 32 tahun belakangan.
Sedikitnya, 237 orang tewas dan 1.900 lagi luka-luka, sementara
lebih dari 50 korban selamat diungsikan dari beberapa tempat bencana
tersebut.
Petugas setempat pun berjanji melanjutkan pencarian
dan penyelamatan, seperti di bangunan sekolah roboh di kota Meksiko
selatan. Regu penyelamat Angkatan Laut berhasil berkomunikasi dengan
anak perempuan berusia 12 tahun itu, namun mereka masih belum dapat
membongkar reruntuhan untuk menyelamatkannya.
Sebelas anak lain diselamatkan dari sekolah Enrique Rebsamen, tempat
siswa berusia sekitar enam sampai 15 tahun, namun 21 siswa dan empat
orang dewasa telah tewas.
Regu penyelamat sebelumnya telah melihat sebuah tangan yang menonjol
dari puing-puing, dan anak perempuan itu menggoyangkan jarinya saat
ditanya apakah dia masih hidup, menurut penyiar Televisa, yang memiliki
akses khusus ke tempat kejadian untuk memberikan liputan langsung tanpa
henti.
Namun, sekitar 15 jam dalam usaha penyelamatan tersebut, Laksamana
Jose Luis Vergara mengatakan tim penyelamat masih belum bisa menentukan
lokasinya.
"Ada seorang gadis yang hidup di sana, kami cukup yakin akan hal
itu, tapi kami masih belum tahu bagaimana caranya menyelamatkannya,"
kata Vergara kepada Televisa, sebagaimana dilaporkan Reuters.
"Waktu yang telah berlalu akan mempersulit kemungkinan menemukan
korban terjebak reruntuhan yang masih hidup atau dalam kondisi baik,"
katanya.
Saat Vergara berbicara, petugas penyelamat membentuk rantai manusia
dan mengeluarkan banyak bongkahan beton besar sambil diterangi lampu
sorot.
Di seluruh pusat Meksiko, petugas setempat tidak berani menggunakan
peralatan berat karena takut menghancurkan orang di bawahnya.
Di ibu kota, regu penyelamat diikuti relawan dan saksi menggunakan
anjing, kamera, pelacak gerakan dan penangkap panas untuk mencari
kemungkinan korban hidup.
Sekitar 52 bangunan runtuh di kota Meksiko dan sejumlah lagi di negara bagian sekelilingnya.
Operasi
pencarian dan penyelamatan berlangsung di lokasi gedung roboh akibat
gempa di Condesa, Kota Meksiko, Meksiko, pada gambar dari media sosial,
Selasa (19/9/2017). (Rafael Arias/Social Media/via REUTERS)
Jakarta (CB) - Dua gempa bumi dahsyat dalam jangka 12 hari
telah mengguncang Meksiko untuk meruntuhkan bangunan-bangunan, membuat
orang-orang panik berlarian ke jalan, dan menewaskan ratusan orang yang
tidak bisa menyelamatkan diri dari timbunan gedung-gedung ambruk.
Pada
7 September gempa dahsyat 8,1 magnitudo yang merupakan gempa terdahsyat
yang menghajar Meksiko dalam seratus tahun terakhir itu mengguncang
negeri itu untuk meluluhlantakkan bagian selatannya yang berdekatan
dengan pusat gempa yang terletak di Samudera Pasifik.
Lalu Selasa
19 September gempa bumi 7,1 magnitudo yang berpusat di 100 mil dari
tenggara Mexico City menciptakan kerusakan hebat di ibu kota Meksiko
itu. Gempa itu terjadi bertepatan dengan peringatan gempa bumi 1985
yang menewaskan 10.000 orang di Meksiko.
Mengapa Meksiko terus diguncang gempa dahsyat?Lokasi Meksiko membuatnya rentan diguncang gempa bumi dahsyat karena nagara ini berada di zona subduksi.
Zona
subduksi adalah bagian Bumi di mana satu lempeng kerak bergeser pelan
satu sama lain di bawahnya. Pada kasus Meksiko, sebuah lempeng Pasifik,
yakni Cocos, perlahan-lahan bergerak ddi bawah lempeng benua Amerika
Utara.
Dari waktu ke waktu, tekanan tercipta karena friksi antara
lempeng satu dengan lempeng lainnya, dan pada satu tahap tertentu
tegangan itu menjadi demikian besar sehingga melepaskan energi besar
dalam bentuk gempa bumi.
Zona subduksi bertanggung jawab atas dua
gempa bumi yang belakangan terjadi di sepanjang pantai barat Amerika
Tengah, dari Meksiko Tengah sampai Panama, kata Gavin Hayes, pakar
geofisika dari Survei Geologi AS (USGS).
Subduksi-subduksi lain ditemukan di seluruh dunia dan dipercaya sebagai pemicu gempa-gempa bumi paling dahsyat di dunia.
Kenyataannya,
gempa bumi berkekuatan 9,0 magnitudo atau lebih tinggi lagi, hanya
terjadi di zona subduksi itu, kata Hayes. Contoh-contohnya adalah gempa
9,1 magnitudo di Jepang pada 2011, gempa 9,1 magnitudo di Aceh pada
2004, gempa 9,2 magnitudo di Alaska pada 1964 dan gempa 9,5 magnitudo di
Chile pada 1960.
Mengapa gempa di Meksiko tidak lebih kuat tapi dampaknya luar biasa merusakkan?Kedua
gempa bumi yang mengguncang Meksiko bulan ini terjadi di dalam Lempeng
Cocos yang tenggelam, ketimbang di antara Lempeng Cocos dan Lempeng
Amerika Utara.
Seandainya dua gempa bumi itu terjadi di antara kedua
lempeng tersebut, maka itu akan menghasilkan energi superdahsyat. Gempa
bumi yang terjadi di perbatasan lempeng biasanya melibatkan
patahan-patahan yang lebih besar dan untuk itu akan melepaskan energi
yang lebih besar yang menciptakan guncangan pada wilayah yang lebih
luas. Namun gempa-gempa itu biasanya terjadi sangat jauh dari permukaan,
kata Hayes.
Gempa bumi yang terjadi di dalam lempeng cenderung
lemah, tetapi kejadiannya tercipta di daerah yang lebih dekat ke
permukaan Bumi. Akibatnya gempa-gempa seperti ini menyebabkan kerusakan
mahahebat terhadap apa pun yang berada di atasnya.
Gempa bumi 7
September di Meksiko lalu lebih kuat dari gempa yang terjadi Selasa
malam lalu itu, tetapi gempa yang pertama itu tidak terlalu merusakkan
karena episentrumnya jauh dari wilayah padat penduduk.
Sebaliknya
gempa yang terjadi sehari lalu itu, episentrumnya jauh lebih dekat ke
Mexico City yang disebut Hayes dibangun di atas cekung sedimen. Posisi
geologis semacam itu membuat guncangan gempa terasa lebih dahsyat
ketimbang gempa yang terjadi di wilayah bukan cekung sedimen.
Seberapa sering gempa bumi dahsyat terjadi?Biasanya,
satu kali gempa bumi berkekuatan 8 magnitudo atau di atasnya terjadi di
dunia setiap tahun. Menurut Dr. Hayes, lusinan gempa berkekuatan 7
magnitudo ke atas terjadi setiap tahun di dunia.
Dr. Hayes mengatakan
2017 adalah relatif lebih jarang terjadi gempa. Mengapa? Karena,
berdasarkan catatan USGS, "baru terjadi" 4.200 gempa bumi berkekuatan
4,5 magnitudo ke atas di seluruh dunia sepanjang tahun ini. Bandingkan
dengan dua tahun sebelumnya, 2016 dan 2015, di mana masing-masing
terjadi 5.100 gempa bumi dengan kekuatan relatif sama. Bahkan pada
2014, terjadi sekitar 6,000 gempa bumi.
SLEMAN
- TNI Angkatan Udara (AU) dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM)
menggelar latihan militer bersama di Pangkalan Udara Adisutjipto
Yogyakarta.
Latihan militer dengan sandi Elang Malindo tersebut
digelar selama lima hari, sejak Senin kemarin hingga Jumat 22 September
2017.
Latihan militer ini untuk ke 26 kalinya. Dalam latihan
ini, Angkatan Udara Indonesia dipimpin Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI
Yadi Indrayadi. Sementara Angkatan Udara Malaysia dipimpin Panglima
Operasi Udara TUDM Letjen Dato Sri Hj Abdul Mutalib bin Hj Ab Wahab.
Koordinator
lapangan Elang Malindo ke-26, Kolonel Pnb Ferdinand Roring
mengungkapkan, latihan militer Elang Malindo ini bukan latihan aliansi
militer, melainkan kerja sama pengetahuan dan pengalaman militer
terutama angkatan udara di kedua negara.
“Secara politis kegiatan
ini juga bagian dari diplomasi persahabatan antara anggota ASEAN,” kata
Ferdinal Roring yang kesehariannya menjabat Paban III/ Lat Sopsau
Mabesau tersebut.
Menurut Ferdinan, selain diisi dengan berbagai
paparan dan diskusi mengenai operasi penerbangan militer dari kedua
negara, latihan milter Elang Malindo juga diisi acara kunjungan ke
spot-spot penyelenggara pendidikan Sekbang AU yang ada di Lanud
Adisutjipto Yogyakarta.
Pangkoopsau II Marsda TNI Yadi Indrayadi
mengatakan, kegiatan ini tidak hanya sebagai kerja sama antara TNI AU
dan TUDM dalam menjalin kerja sama, tapi juga untuk meningkatkan
kualitas personel serta memantapkan koordinasi dalam pelaksanaan operasi
udara antara kedua angkatan udara.
“Dengan peningkatan kemampuan
personel dan mantapnya hubungan persahabatan tentu akan lebih
memperkokoh, saling pengertian dan rasa saling percaya antara TNI AU dan
TUDM,” ucapnya.
Menlu Retno Marsudi (depan kiri) di markas besar PBB di New York, AS, pada Senin (18/9). (ANTARA News/UN Photo/Mark Garten)
New York (CB) - Indonesia bersama negara-negara anggota
Gerakan Non Blok (GNB) menunjukkan komitmen mereka untuk membantu
perjuangan rakyat Palestina pada pertemuan tingkat menteri di sela-sela
Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Selasa.
"Palestina ada di jantung politik Indonesia dan di setiap helaan
napas diplomasi Indonesia, di situ ada Palestina," kata Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi setelah menghadiri pertemuan tingkat menteri
negara-negara Non Blok di Markas PBB, New York, Selasa.
Pada pertemuan tingkat menteri tentang Palestina tersebut,
disepakati sejumlah isu yang perlu didorong untuk memperjuangkan
Palestina.
Di antaranya adalah pentingnya upaya meningkatkan status Palestina di panggung internasional.
Dalam hal itu, Menlu Retno meminta negara-negara Gerakan Non Blok
yang belum mengakui Palestina untuk segera mengakuinya serta mendorong
agar Palestina diakui dan menjadi salah satu anggota PBB.
Kedua, pentingnya upaya diplomatik di semua tingkatan untuk
menyampaikan keprihatinan terhadap upaya-upaya ilegal dari Israel dan
menciptakan suatu kondisi yang kondusif agar negosiasi bisa dilakukan
kembali.
"Kita juga meminta negara-negara Non Blok yang memiliki hubungan
diplomatik dengan Israel untuk memberikan tekanan kepada Israel," kata
Retno.
Selain itu perlunya langkah di dalam organisasi internasional untuk
menyuarakan perlawanan yang kuat kepada Israel dan mendukung lebih
perjuangan rakyat Palestina, kata Menlu.
Dan yang terakhir adalah mengenai pentingnya mengambil semua langkah
yang memungkinkan untuk mendukung rakyat Palestina dalam bentuk bantuan
pembangunan kapasitas.
"Di dalam Debat Umum saat Wapres (Jusuf Kalla) nanti akan bicara,
insya Allah kita juga akan bawa isu Palestina ini," kata Menlu.
Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 telah dibuka pada
Selasa sementara Wapres Jusuf Kalla, yang memimpin delegasi Indonesia,
dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya di depan mimbar PBB pada Kamis
(21/9).
Ziarah
Panglima TNI Di Yogyakarta. Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo
(kanan) bersama KSAD Jenderal TNI Mulyono (kedua kanan), KSAL Laksama
TNI Ade Supandi (kedua kiri) dan KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri)
memanjatkan doa di makam Jendral Besar Soedirman, Taman Makam Pahlawan
Kusuma Negara, DI Yogyakarta, Selasa (19/9/2017). Ziarah tersebut dalam
rangka peringatan HUT TNI ke-72 tahun 2017. (ANTARA FOTO/Hendra
Nurdiyansyah)
Yogyakarta (CB) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan alat utama sistem
persenjataan terbaik di dunia untuk mendukung kemampuan TNI menjaga dan
melindungi kedaulatan negara.
"Kita doakan semoga pejabat-pejabat negara ini sadar bahwa ancaman
semakin jelas dan kita perlu memiliki alat utama sistem persenjataan
(alutsista) nomor satu di dunia," kata Panglima Gatot seusai berziarah
di Makam Panglima Besar Jenderal Soedirman, di Taman Makam Pahlawan
Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, Indonesia dengan wilayah yang sangat luas perlu dijaga
dengan dukungan alutsista yang memadai. "Kita kan tahu luas wilayah
kita bukan main, sehingga harus dijaga bukan hanya dengan doa saja,"
kata dia.
Ia berharap pengadaan alutsista dengan kualitas terbaik segera
direalisasikan. Apalagi, pengadaan alutsista itu, menurut dia, juga
telah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Presiden sudah memerintahkan 18 bulan yang lalu, TNI hanya memberikan spek (spesifikasi) saja," kata dia.
Pembelian pesawat TNI, menurut dia, harus dipastikan bisa digunakan
untuk bertempur dan dilengkapi dengan senjata yang lengkap.
"Jangan kita membeli pesawat yang tidak ada senjata, senjatanya
pura-pura. Jumlahnya (pesawat) seribu tapi kalau tidak punya senjata,
itu untuk demonstrasi saja," kata dia.