Senin, 28 Mei 2018
Cerita di Balik Tarik Ulur Trump Bertemu Kim Jong-un
Presiden AS Donald Trump tarik ulur soal pertemuannya dengan pemimpin Korut, Kim Jong Un. ( REUTERS/Jay Paul)
Petang itu, 8 Maret Trump berbalik arah saat akan kembali ke rumah. Dia menuju ruang media briefing. Mengintip dari balik pintu yang setengah terbuka, dia mendapati beberapa gelintir wartawan masih bekerja lalu memanggil mereka.
"Korea Selatan akan mengumumkan sebuah pernyataan besar pukul 19.00 ini," kata Trump perlahan. Di belakangnya, Wakil Presiden Mike Pence berdiri diam.
"Soal apa?" tanya seorang reporter penasaran.
"Sebuah hal besar," jawab Trump sambil menyeringai. Dia mengumumkan hal serupa lewat akun Twitter resminya. "Korea Selatan akan mengumumkan suatu hal besar dalam waktu dekat!"
Itulah awal dari guliran berita rencana pertemuan antara Trump dengan Kim Jong-un. Yang lalu dilanjutkan dengan lawatan pejabat senior Korsel ke Pyongyang dan bertemu dengan pemimpin Korut itu. Delegasi yang dipimpin Kepala Intelijen Korsel itu pun bertemu Trump di Washington, selepas bertemu Kim Jong-un, menyampaikan surat kepadanya.
Dan euforia perdamaian pun dimulailah. Meredam hiruk-pikuk dan kekhawatiran akan meletusnya perang nuklir di Semenanjung Korea sebelumnya, akibat perang kata-kata Kim Jong-un dan Trump.
Dikutip CNN, hari itu juga bisa dibilang awal optimisme Trump terkait rencana pertemuan bersejarahnya dengan Kim.
Bagaimana tidak, jika tatap mata keduanya terjadi, itu akan menjadi gebrakan dalam sejarah relasi AS-Korut yang selama ini bermusuhan.
Pertemuan dengan Kim juga menjadi prestasi dan prestise tersendiri bagi Trump di masa pemerintahannya. Sejak itu, Trump pun bermain cukup lembut terhadap rezim Kim.
Dia memuji Kim bahwa ia percaya rivalnya itu benar-benar tulus untuk berunding dan berharap mau melucuti senjata nuklir sepenuhnya. Denuklirisasi memang menjadi agenda utama Trump untuk bertemu Kim.
"Saya benar-benar berpikir bahwa dia [Kim Jong-un] ingin membawa sesuatu dan membawa negara itu ke dunia nyata. Saya pikir kami berdua akan sukses. Saya pikir ini akan menjadi kesuksesan besar," ucap Trump saat mengunjungi Pangkalan Militer Andrews.
Foto: Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in |
Lalu pada 10 Mei, lewat akun Twitternya, Trump menjawab berbagai teka-teki soal tempat dan waktu pertemuan dengan Kim, yakni di Singapura 12 Juni mendatang.
Semua tampak sempurna sampai Korea Utara tiba-tiba keberatan atas latihan militer bersama negeri tetangganya dengan Amerika.
Optimisme lantas berubah 180 derajat menjadi kesuraman. Hanya beberapa pekan sebelum pertemuan berlangsung, Trump sendiri membatalkan pertemuannya dengan Kim di Singapura, pada Kamis (24/5).
Sehari sebelumnya, Pada Rabu, Korut berang pada pernyataan Wapres AS yang mengancam mereka akan menjadi seperti Libya menyebut Pence bodoh dan dungu. Trump diberitahu soal itu pada malam harinya.
Trump pun membuat draf surat kepada Kim Jong-un Kamis pagi setelah berkonsultasi dengan para ajudannya. Termasuk penasihat keamanan nasional John Bolton, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Pence.
Dalam sepucuk surat kepada Kim itu, Trump mengatakan bahwa dirinya merasa pertemuan bersejarah itu "tidak pantas" dilakukan. Dia menekankan amarah dan tindakan permusuhan Korut menjadi penyebabnya.
"Saya terpaksa membatalkan Pertemuan Tinggi di Singapura bersama Kim Jong-un," kicau Trump melalui Twitter.
Pembatalan itu tak mengejutkan bagi beberapa kalangan. Sejak Trump menerima undangan Kim untuk bertemu, sejumlah pejabat Gedung Putih sudah menunjukkan skeptisme mereka terhadap pertemuan tinggi itu.
Belasan pejabat Gedung Putih yang terlibat merasa Trump sendiri yang menggagalkan upaya perdamaian. Menurut mereka, Trump memaksakan diri bertemu Kim semata demi memuaskan rasa hausnya untuk menciptakan gebrakan --yang dipercayai bisa memberinya hadiah Nobel Perdamaian.
Selama ini, Trump disebut malah terfokus pada ingar-bingar KTT tanpa mau terlibat dalam diskusi mendalam mengenai program nuklir Korut bersama para pejabat, kata sumber Gedung Putih.
"Pertemuan puncak itu memang mungkin tidak akan pernah berhasil dalam situasi seperti ini," kata seorang pejabat AS seperti dikutip CNN.
Sebagian pejabat Gedung Putih merasa keputusan itu adalah kebijakan Trump yang paling rasional saat ini. Mereka menganggap pertemuan tinggi Trump-Kim dalam beberapa pekan ke depan sangat tidak mungkin tercapai.
Beberapa pejabat AS mengatakan pihak Korut tidak pernah menunjukkan keseriusan membicarakan substansi pertemuan puncak, bahkan sampai sebelum Trump membatalkannya. Mereka mengatakan Korut bahkan tidak hadir dalam pembicaraan terakhir yang mereka gelar demi mempersiapkan pertemuan Trump-Kim.
"Mereka [para pejabat AS] terus menunggu dan menunggu. Korut tidak pernah muncul. Pihak Korut tidak pernah memberitahu kami soal apapun. Mereka [Korut] hanya mengingkari janji," ucap seorang pejabat AS.
Segera setelah kabar pembatalan tersiar, Presiden Korsel Moon Jae-in langsung menggelar rapat darurat. Tanpa menyebut nama, dari pihak Istana Kepresidenan Korea Selatan Cheong Wa Dae pernyataan bahwa sebaiknya kedua pemimpin berdialog langsung dan tertutup.
Korea Utara pun bergeming dengan pembatalan Trump. Lewat Wakil Menteri Luar Negerinya Korut menyatakan tetap menunggu kesempatan dialog.
Jumat (25/5) malam waktu Amerika Serikat, sehari setelah pembatalan, jari jemari Trump pun kembali menyatakan siap bertemu Kim Jong-un. Di Singapura pada 12 Juni atau sesudah itu.
Credit cnnindonesia.com
Sempat Batal, Trump Wacanakan Kembali Bertemu Kim Jong Un
Donald Trump masih buka pintu untuk bertemu Kim Jong Un. (Reuters/Kevin Lamarque and Korea Summit Press Pool/File Photos)
Trump menyebut Pemerintah AS telah melakukan 'pembicaraan produktif' tentang rencana mengatur kembali penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 12 Juni 2018 dengan Kim.
Pernyataan itu keluar dari 'jari-jari' Trump pada Jumat (25/5) malam waktu Amerika, atau sehari setelah dia membatalkan pertemuan itu sembari mengutip "permusuhan terbuka" yang dilontarkan Pyongyang.
"Kami memiliki pembicaraan yang sangat produktif tentang mengembalikan KTT yang, jika itu terjadi, kemungkinan akan tetap di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni. Dan jika perlu, akan diperpanjang melampaui tanggal itu," kata Trump sebagaimana dikutip dari akun Twitter resminyanya @realDonaldTrump, Sabtu (26/5).
Mengutip Reuters, Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan pun telah memberikan tanggapan atas pernyataan Trump itu. Ia mengatakan, "Kami sangat optimistis bahwa masih ada harapan untuk berlangsungnya dialog AS-Korea Utara. Kami terus memantau perkembangannya dengan cermat."
Sebelumnya, Trump telah memberi isyarat bahwa KTT masih mungkin terjadi setelah menerima pernyataan damai dari Korea Utara. Mereka mengaku terbuka untuk pembicaraan.
"Itu adalah pernyataan yang sangat bagus," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih soal pernyataan damai itu. "Kami akan melihat apa yang terjadi. Bahkan, bisa jadi [pertemuan tetap pada] tanggal 12 [Juni 2018]."
"Kami sedang berbicara dengan mereka sekarang. Mereka sangat ingin melakukannya. Kami ingin melakukannya," lanjutnya.
Kamis (24/5) lalu, Trump membatalkan rencana pertemuannya dengan Kim Jong Un yang sedianya digelar pada 12 Juni mendatang di Singapura. Pembatalan itu disampaikan Trump melalui sepucuk surat kepada Kim.
Dikutip CNN, dalam surat itu Trump mengatakan bahwa pertemuan bersejarah itu "tidak pantas" digelar. Dilansir AFP, Trump menyalahkan amarah dan tindakan permusuhan yang dilakukan Korut lah yang menyebabkan pertemuan tinggi itu batal.
Credit cnnindonesia.com
Media Ankara: Turki Bisa Beli Su-57 Rusia jika AS Tak Pasok F-35
ANKARA
- Ankara berpotensi akan membeli pesawat jet tempur Su-57 Rusia jika
Amerika Serikat (AS) nekat menangguhkan pengiriman jet tempur F-35.
Demikian laporan surat kabar Turki, Yeni Safak.
Laporan itu bersumber dari pakar pertahanan Ankara. Washington telah mengancam tidak akan memasok pesawat jet tempur siluman F-35 ke Ankara karena Turki membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.
Koran Turki tersebut melaporkan, kerja sama Moskow dan Ankara terkait perangkat lunak militer dan pertukaran teknologi yang dibahas selama kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Turki pada tanggal 3 April kemungkinan juga termasuk opsi pengiriman jet Sukhoi Su-57, pesaing utama F-35.
Laporan itu membuat sumber di sekretariat industri pertahanan Turki angkat bicara. Sumber itu mengatakan, laporan itu hanya pendapat para ahli pertahanan, bukan cerminan sikap resmi pemerintah Turki.
"Laporan itu didasarkan pada pendapat para ahli. Kami tidak dapat memastikannya. Publikasi semacam itu tidak mencerminkan posisi resmi pemerintah," kata sumber di industri persenjataan Ankara kepada Sputnik, Senin (28/5/2018).
Seperti diketahui, pada bulan Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400. Menurut sebuah pernyataan oleh sekretariat industri pertahanan Turki, dua baterai S-400 akan dioperasikan oleh militer Ankara.
Namun, pada pertengahan April lalu, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Wess Mitchell mengatakan pembelian S-400 Rusia oleh Ankara dapat berdampak negatif terhadap pengiriman jet tempur generasi kelima AS, F-35.
Para senator Partai Republik dan Partai Demokrat juga telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi tekanan pada pemerintah Donald Trump untuk memblokir pasokan F-35 ke Ankara. Alasan para senator itu tak hanya soal pembelian sistem pertahanan Rusia oleh pemerintah Presiden Tayyip Erdogan, tapi juga penahanan pastor AS Andrew Brunson atas tuduhan membantu kelompok teroris.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa Turki akan melewati transisi yang sangat dramatis sebagai negara," kata Senator Republik, James Lankford, salah satu senator yang vokal menentang penjualan F-35 ke Ankara.
"Turki telah pergi jauh dari sekutu NATO dan (menjauh dari) mitra penting dalam bekerja melawan terorisme, ke situasi saat ini, di mana ia menahan warga negara Amerika sebagai chip tawar-menawar," katanya kepada Haaretz, mengacu pada pastor Andrew Brunson. "Ini bukan perilaku seorang sekutu," kata Lankford.
Pemerintah Putin dan Erdogan secara resmi belum berkomentar atas laporan media soal opsi pembelian jet tempur Su-57 Rusia sebagai pengganti jet tempur F-35 Amerika.
Laporan itu bersumber dari pakar pertahanan Ankara. Washington telah mengancam tidak akan memasok pesawat jet tempur siluman F-35 ke Ankara karena Turki membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.
Koran Turki tersebut melaporkan, kerja sama Moskow dan Ankara terkait perangkat lunak militer dan pertukaran teknologi yang dibahas selama kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Turki pada tanggal 3 April kemungkinan juga termasuk opsi pengiriman jet Sukhoi Su-57, pesaing utama F-35.
Laporan itu membuat sumber di sekretariat industri pertahanan Turki angkat bicara. Sumber itu mengatakan, laporan itu hanya pendapat para ahli pertahanan, bukan cerminan sikap resmi pemerintah Turki.
"Laporan itu didasarkan pada pendapat para ahli. Kami tidak dapat memastikannya. Publikasi semacam itu tidak mencerminkan posisi resmi pemerintah," kata sumber di industri persenjataan Ankara kepada Sputnik, Senin (28/5/2018).
Seperti diketahui, pada bulan Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400. Menurut sebuah pernyataan oleh sekretariat industri pertahanan Turki, dua baterai S-400 akan dioperasikan oleh militer Ankara.
Namun, pada pertengahan April lalu, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Wess Mitchell mengatakan pembelian S-400 Rusia oleh Ankara dapat berdampak negatif terhadap pengiriman jet tempur generasi kelima AS, F-35.
Para senator Partai Republik dan Partai Demokrat juga telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi tekanan pada pemerintah Donald Trump untuk memblokir pasokan F-35 ke Ankara. Alasan para senator itu tak hanya soal pembelian sistem pertahanan Rusia oleh pemerintah Presiden Tayyip Erdogan, tapi juga penahanan pastor AS Andrew Brunson atas tuduhan membantu kelompok teroris.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa Turki akan melewati transisi yang sangat dramatis sebagai negara," kata Senator Republik, James Lankford, salah satu senator yang vokal menentang penjualan F-35 ke Ankara.
"Turki telah pergi jauh dari sekutu NATO dan (menjauh dari) mitra penting dalam bekerja melawan terorisme, ke situasi saat ini, di mana ia menahan warga negara Amerika sebagai chip tawar-menawar," katanya kepada Haaretz, mengacu pada pastor Andrew Brunson. "Ini bukan perilaku seorang sekutu," kata Lankford.
Pemerintah Putin dan Erdogan secara resmi belum berkomentar atas laporan media soal opsi pembelian jet tempur Su-57 Rusia sebagai pengganti jet tempur F-35 Amerika.
Credit sindonews.com
Putin: AS Takkan Berhasil Tekan Erdogan Lantaran Beli S-400 Rusia
MOSKOW
- Presiden Rusia Vladimir Putin menilai Amerika Serikat (AS) tidak akan
berhasil menekan Presiden Recep Tayyip Erdogan lantaran Turki membeli
sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Saat ini, Washington mengancam tak
pasok jet tempur F-35 ke Ankara karena membeli senjata Moskow.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
Credit sindonews.com
Rusia Heran AS Tak Pernah Rilis Citra Satelit Jatuhnya MH17
MOSKOW
- Rusia heran mengapa Amerika Serikat (AS) tidak pernah menunjukkan
citra satelit terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di timur
Ukraina akibat tembakan rudal pada tahun 2014. Moskow telah tersudut
setelah Tim Investigasi Bersama (JIT) menyimpulkan militer Rusia sebagai
penanggung jawab insiden itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mempertanyakan mengapa Washington tak merilis citra satelit tentang tragedi MH17. Citra satelit AS berpotensi menjadi rujukan lain untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Malaysia tersebut.
"Juga perlu disebutkan bahwa Amerika Serikat belum menyediakan citra satelit segera setelah bencana," kata Zakharova seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (26/5/2018).
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan kelompok Bellingcat yang bermarkas di Inggris bahwa para perwira intelijen Rusia terlibat dalam serangan terhadap pesawat MH17.
"Perlu disebutkan bahwa semua spekulasi dari apa yang disebut sebagai 'simpatisan' didasarkan pada kepalsuan lama dengan imitasi dari penyadapan radio tentan percakapan antara orang yang tidak dikenal, yang diedarkan oleh Dinas Keamanan Ukraina pada 18 Juli 2014 (sehari setelah bencana)," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Adapun para perwira yang disebutkan dalam laporan Bellingcat, mereka telah lama diberhentikan dari dinas militer. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi tentang kegiatan mereka di luar angkatan bersenjata," imbuh pernyataan itu, yang dilansir Sputnik.
Pada hari Kamis, JIT yang dipimpin Belanda menyimpulkan rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 diluncurkan oleh sistem Buk milik Angkatan Bersenjata Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok, bahwa penyelidikan JIT terhadap jatuhnya pesawat MH17 benar-benar mengabaikan data penting yang disediakan oleh pihak Rusia.
Kecelakaan pesawat Malaysia Airlines tersebut menewaskan 298 orang di dalamnya, termasuk 12 penumpang asal Indonesia. Selain dari Indonesia, mayoritas penumpang dan awak berasal dari Belanda, Malaysia dan Australia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mempertanyakan mengapa Washington tak merilis citra satelit tentang tragedi MH17. Citra satelit AS berpotensi menjadi rujukan lain untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Malaysia tersebut.
"Juga perlu disebutkan bahwa Amerika Serikat belum menyediakan citra satelit segera setelah bencana," kata Zakharova seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (26/5/2018).
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan kelompok Bellingcat yang bermarkas di Inggris bahwa para perwira intelijen Rusia terlibat dalam serangan terhadap pesawat MH17.
"Perlu disebutkan bahwa semua spekulasi dari apa yang disebut sebagai 'simpatisan' didasarkan pada kepalsuan lama dengan imitasi dari penyadapan radio tentan percakapan antara orang yang tidak dikenal, yang diedarkan oleh Dinas Keamanan Ukraina pada 18 Juli 2014 (sehari setelah bencana)," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Adapun para perwira yang disebutkan dalam laporan Bellingcat, mereka telah lama diberhentikan dari dinas militer. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi tentang kegiatan mereka di luar angkatan bersenjata," imbuh pernyataan itu, yang dilansir Sputnik.
Pada hari Kamis, JIT yang dipimpin Belanda menyimpulkan rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 diluncurkan oleh sistem Buk milik Angkatan Bersenjata Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok, bahwa penyelidikan JIT terhadap jatuhnya pesawat MH17 benar-benar mengabaikan data penting yang disediakan oleh pihak Rusia.
Kecelakaan pesawat Malaysia Airlines tersebut menewaskan 298 orang di dalamnya, termasuk 12 penumpang asal Indonesia. Selain dari Indonesia, mayoritas penumpang dan awak berasal dari Belanda, Malaysia dan Australia.
Credit sindonews.com
Jatuhnya MH17, Belanda dan Australia Minta Tanggung Jawab Rusia
CB, Jakarta -
Pemerintah Belanda dan Australia menuding Rusia sebagai pihak yang harus
bertanggung jawab atas musibah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014 lalu. Musibah ini menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat.
Tudingan Belanda dan Australia itu mencuat sehari setelah tim investigasi internasional menyimpulkan rudal telah ditembakkan ke pesawat penerbangan MH17 dari sebuah kamp militer Rusia di kota Kursk. Penembakan terjadi ketika kelompok separatis pro-Rusia memerangi pasukan militer Ukraina di kawasan Kursk, Rusia.
Rekontruksi dari puing-puing pesawat Malaysia Arilines MH17 saat dipresentasikan laporan terakhir kecelakaan pada Juli 2014 di Gilze Rijen, Belanda, 14 Oktober 2015. Para investigator internasional menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 telah ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia. REUTERS/Michael Kooren
Malaysia Airlines MH17 merupakan pesawat jenis Boeing 777, yang melayani penerbangan Amsterdam - Kuala Lumpur. Tubuh pesawat hancur di angkasa dan pecahannya jatuh di area yang dikuasai oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
"Dua negara meminta pertanggung jawaban Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Dua negara akan memasukkan berkas ke sebuah hakim atau organisasi internasional," demikian keterangan pemerintah Belanda, Jumat, 25 Mei 2018, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pihaknya dan pemerintah Belanda sudah menginformasikan Rusia bahwa kedua negara menuntut pertanggung jawaban Rusia di bawah hukum internasional karena telah menjatuhkan pesawat MH17.
Menanggapi hal ini, Moskow mengatakan Belanda tidak memiliki bukti-bukti bahwa Rusia secara langsung sebagai pihak yang menembak pesawat MH17. Rusia pun menuding Belanda sedang mempromosikan 'agenda' mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya telah meminta kepada Menteri Luar Negeri Belanda agar memberikan fakta-fakta atas klaim mereka, namun nyatanya Belanda tidak memberikan hal itu. Lavrov pun memastikan pihaknya siap bekerja sama menangani kasus jatuhnya pesawat MH17 ini.
Tudingan Belanda dan Australia itu mencuat sehari setelah tim investigasi internasional menyimpulkan rudal telah ditembakkan ke pesawat penerbangan MH17 dari sebuah kamp militer Rusia di kota Kursk. Penembakan terjadi ketika kelompok separatis pro-Rusia memerangi pasukan militer Ukraina di kawasan Kursk, Rusia.
Rekontruksi dari puing-puing pesawat Malaysia Arilines MH17 saat dipresentasikan laporan terakhir kecelakaan pada Juli 2014 di Gilze Rijen, Belanda, 14 Oktober 2015. Para investigator internasional menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 telah ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia. REUTERS/Michael Kooren
Malaysia Airlines MH17 merupakan pesawat jenis Boeing 777, yang melayani penerbangan Amsterdam - Kuala Lumpur. Tubuh pesawat hancur di angkasa dan pecahannya jatuh di area yang dikuasai oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
"Dua negara meminta pertanggung jawaban Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Dua negara akan memasukkan berkas ke sebuah hakim atau organisasi internasional," demikian keterangan pemerintah Belanda, Jumat, 25 Mei 2018, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pihaknya dan pemerintah Belanda sudah menginformasikan Rusia bahwa kedua negara menuntut pertanggung jawaban Rusia di bawah hukum internasional karena telah menjatuhkan pesawat MH17.
Menanggapi hal ini, Moskow mengatakan Belanda tidak memiliki bukti-bukti bahwa Rusia secara langsung sebagai pihak yang menembak pesawat MH17. Rusia pun menuding Belanda sedang mempromosikan 'agenda' mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya telah meminta kepada Menteri Luar Negeri Belanda agar memberikan fakta-fakta atas klaim mereka, namun nyatanya Belanda tidak memberikan hal itu. Lavrov pun memastikan pihaknya siap bekerja sama menangani kasus jatuhnya pesawat MH17 ini.
Credit tempo.co
Prancis Ungkap 2 Eks Intel-nya Bekerja untuk Cina
CB, Paris - Otoritas Prancis menahan dua dari tiga eks agen intelijennya yang ternyata selama ini bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Kementerian
Pertahanan Prancis pada Kamis, 24 Mei 2018, menuduh dua mantan agen
intelijen menyerahkan informasi rahasia kepada "kekuatan asing".
"Dua pejabat Direktorat Jenderal untuk Keamanan Eksternal (DGSE) yang kini sudah pensiun, dan istri salah satu dari mereka, dituntut karena tindakan-tindakan gratifikasi ekstrim," kata Florence Parly, menteri Pertahanan Prancis, seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip CNews television, Jumat, 25 Mei 2018.
Media SCM melansir kedua eks agen DGSE itu ditahan sejak 22 Desember
2017 namun tidak ada rincian tentang lamanya waktu atau sifat informasi
yang dicuri. DGSE adalah lembaga intelijen untuk luar negeri Prancis,
yang mirip dengan MI6 Inggris atau CIA Amerika Serikat.
Program televisi Quotidien dan harian Le Monde melaporkan empat orang diduga direkrut pihak berwenang Cina untuk memata-matai lembaga intelijen asing Prancis. Salah satu agen ditempatkan di Beijing.
Sumber pengadilan mengatakan dua dari tiga tersangka sedang dituntut karena memberikan informasi kepada kekuatan asing dan merongrong kepentingan dasar negara dan mengorbankan kerahasiaan pertahanan nasional.
"Salah satu dari mereka juga dituduh melakukan provokasi langsung terhadap kejahatan pengkhianatan," tambah sumber itu.
Orang ketiga yang diyakini sebagai istri salah satu agen dituduh menyembunyikan kejahatan pengkhianatan itu. Dia ditempatkan di bawah kendali yudisial Prancis, yang berarti harus tunduk pada syarat tertentu sambil menunggu persidangan.
"Dua pejabat Direktorat Jenderal untuk Keamanan Eksternal (DGSE) yang kini sudah pensiun, dan istri salah satu dari mereka, dituntut karena tindakan-tindakan gratifikasi ekstrim," kata Florence Parly, menteri Pertahanan Prancis, seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip CNews television, Jumat, 25 Mei 2018.
Program televisi Quotidien dan harian Le Monde melaporkan empat orang diduga direkrut pihak berwenang Cina untuk memata-matai lembaga intelijen asing Prancis. Salah satu agen ditempatkan di Beijing.
Sumber pengadilan mengatakan dua dari tiga tersangka sedang dituntut karena memberikan informasi kepada kekuatan asing dan merongrong kepentingan dasar negara dan mengorbankan kerahasiaan pertahanan nasional.
"Salah satu dari mereka juga dituduh melakukan provokasi langsung terhadap kejahatan pengkhianatan," tambah sumber itu.
Orang ketiga yang diyakini sebagai istri salah satu agen dituduh menyembunyikan kejahatan pengkhianatan itu. Dia ditempatkan di bawah kendali yudisial Prancis, yang berarti harus tunduk pada syarat tertentu sambil menunggu persidangan.
Credit tempo.co
Peneliti Prancis Sebut Cina Mempunyai 18 Lembaga Intelijen
CB, Paris - Pemerintah Cina memiliki 18 lembaga intelijen yang mempekerjakan 7.000 pegawai. Mereka mengelola sekitar 50 ribu agen intelijen yang disebut chen diyu atau ikan yang berenang di air dalam.
Menurut peneliti Prancis, Phillippe Marvalin, sejumlah negara Barat menjadi sasaran utama. "Amerika Serikat merupakan target utama mereka. Di Eropa, mereka aktif di Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman," kata Marvalin, yang baru saja meluncurkan buku berjudul Dictionary of Intelligence pada Maret 2018, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 25 Mei 2018.
Beijing telah lama dicurigai melakukan berbagai macam kegiatan mata-mata komersial untuk mengambil kekayaan intelektual berharga. Namun operasi intelijen Cina diperkirakan telah melebar seiring ekspansi kepentingan globalnya.
"Mereka mencoba mempelajari apa yang akan dilakukan negara-negara lain dalam hal politik, diplomasi, dan lainnya sambil melanjutkan perburuan mereka mencari informasi ekonomi," ucap Alain Chouet, bekas kepala intelijen dan keamanan di DGSE.
Seorang bekas kepala intelijen Prancis yang berbicara secara anonim menuturkan Beijing mengirim banyak agen ke berbagai industri di Prancis. Ini termasuk mengirim mahasiswa yang berpenampilan menarik untuk berkuliah di universitas di Prancis yang dapat digunakan untuk menjebak target.
"Anda bertemu dengan seseorang di sini atau di sana. Ini bentuk infiltrasi senyap, tidak dramatis. Berbeda dengan film," tutur sumber tersebut.
Francois-Yves Damon, sejarawan dan spesialis Cina serta konsultan di DGSE, mengaku pernah memergoki seorang mahasiswa Cina di sekolah elite ENA. Sekolah ini memproduksi pegawai negeri sipil top di Prancis. Siswa tadi sedang memfotokopi sejumlah besar dokumen.
"Apa pun yang bisa dia peroleh," kata Damon, seperti dilansir Channel News Asia. "Mengetahui kapasitas lembaga intelijen Cina serta melihat dua bekas agen tertangkap dan dipenjara tidak membuat saya terkejut."
Saat ditanya soal penangkapan agen di Prancis ini, pejabat Kementerian Luar Negeri Cina mengaku tidak tahu soal ini.
Seperti diberitakan SCMP, otoritas Prancis baru saja mengumumkan penangkapan dua bekas agen DGSE, yang menangani kegiatan mata-mata di luar negeri. Kedua agen diduga bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Mengenai aktivitas mata-mata Cina di Australia, negara itu baru saja melakukan reformasi legislasi soal mata-mata dan gangguan asing tahun lalu. Legislasi ini menyorot Beijing sebagai fokus utama.
Menurut peneliti Prancis, Phillippe Marvalin, sejumlah negara Barat menjadi sasaran utama. "Amerika Serikat merupakan target utama mereka. Di Eropa, mereka aktif di Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman," kata Marvalin, yang baru saja meluncurkan buku berjudul Dictionary of Intelligence pada Maret 2018, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 25 Mei 2018.
Beijing telah lama dicurigai melakukan berbagai macam kegiatan mata-mata komersial untuk mengambil kekayaan intelektual berharga. Namun operasi intelijen Cina diperkirakan telah melebar seiring ekspansi kepentingan globalnya.
"Mereka mencoba mempelajari apa yang akan dilakukan negara-negara lain dalam hal politik, diplomasi, dan lainnya sambil melanjutkan perburuan mereka mencari informasi ekonomi," ucap Alain Chouet, bekas kepala intelijen dan keamanan di DGSE.
Seorang bekas kepala intelijen Prancis yang berbicara secara anonim menuturkan Beijing mengirim banyak agen ke berbagai industri di Prancis. Ini termasuk mengirim mahasiswa yang berpenampilan menarik untuk berkuliah di universitas di Prancis yang dapat digunakan untuk menjebak target.
"Anda bertemu dengan seseorang di sini atau di sana. Ini bentuk infiltrasi senyap, tidak dramatis. Berbeda dengan film," tutur sumber tersebut.
Francois-Yves Damon, sejarawan dan spesialis Cina serta konsultan di DGSE, mengaku pernah memergoki seorang mahasiswa Cina di sekolah elite ENA. Sekolah ini memproduksi pegawai negeri sipil top di Prancis. Siswa tadi sedang memfotokopi sejumlah besar dokumen.
"Apa pun yang bisa dia peroleh," kata Damon, seperti dilansir Channel News Asia. "Mengetahui kapasitas lembaga intelijen Cina serta melihat dua bekas agen tertangkap dan dipenjara tidak membuat saya terkejut."
Saat ditanya soal penangkapan agen di Prancis ini, pejabat Kementerian Luar Negeri Cina mengaku tidak tahu soal ini.
Seperti diberitakan SCMP, otoritas Prancis baru saja mengumumkan penangkapan dua bekas agen DGSE, yang menangani kegiatan mata-mata di luar negeri. Kedua agen diduga bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Mengenai aktivitas mata-mata Cina di Australia, negara itu baru saja melakukan reformasi legislasi soal mata-mata dan gangguan asing tahun lalu. Legislasi ini menyorot Beijing sebagai fokus utama.
Credit tempo.co
Jumat, 25 Mei 2018
Harta Karun Senilai Rp 241 T Tersimpan 3 Abad di Kapal Karam
CB, Jakarta - Penemuan harta karun dari
dalam kapal Spanyol yang dijuluki "cawan suci kapal karam" telah
diungkap ke publik dan ditaksir bernilai US$ 17 miliar lebih atau Rp 241
triliun. Kapal galleon spanyol bernama San Jose yang mengangkut emas,
perak dan zamrud, ditenggelamkan angkatan laut Inggris 300 tahun lalu
atau 3 abad lamanya.
Total barang berharga yang diangkut San Jose saat ini diperkirakan bernilai US$ 17 miliar, seperti yang dilaporkan Associated Press, 23 Mei 2018. Lokasi penemuan bangkai kapal San Jose tetap dirahasiakan oleh pemerintah Kolombia dan lembaga yang ikut dalam misi pencarian, namun diketahui kapal ditemukan di laut Karibia lepas pantai Kolombia.
Kapal galleon dengan tiga tiang utama dan 62 meriam karam pada 8 Juni 1708, dengan 600 orang beserta harta karun berupa emas, perak, dan permata dalam pertempuran dengan kapal perang Inggris saat pecah perang di Spanyol.
Kapal galleon Spanyol yang mengangkut emas dan karam 300 tahun silam ditemukkan tiga tahun lalu dengan bantuan kapal selam tanpa awak. Institusi yang menemukan puing kapal mengungkap rincian penemuan untuk pertama kali.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) lembaga asal Massachusetts, Amerika Serikat, yang ikut eksplorasi kapal karam mengerahkan kapal selam tanpa awak, Remus 6000, robot selam yang sama untuk menemukan puing pesawat Air France 447 pada 2011 yang jatuh di perairan Brasil pada 2009.
Remus 6000 melakukan penyelaman bawah air sedalam 600 meter menggunakan sonar untuk menemukan San Jose pada November 2015. Remus 6000 turun ke bangkai kapal untuk mengambil beberapa foto, termasuk beberapa gambar khas ukiran lumba-lumba meriam San Jose. Namun lembaga-lembaga yang terlibat dalam penemuan harta karun ini baru pertama kalinya merilis temuan ke publik.
Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah meriam dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Selama berabad-abad lokasinya dikenal sebagai "cawan suci kapal karam," dan telah lama dianggap sebagai salah satu misteri maritim terbesar dalam sejarah.
"Kami telah menahan ini karena menghormati pemerintah Kolombia," kata Rob Munier, Wakil Ppresiden WHOI untuk fasilitas dan operasi kelautan seperti dilansir dari News.com.au, 23 Mei 2018.
Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah keramik dan barang lain dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Penemuan harta karun ini menjadi rebutan dan saling klaim antara beberapa negara serta perusahaan swasta. Beberapa minggu yang lalu, UNESCO, meminta Kolombia untuk tidak secara komersial mengeksploitasi bangkai kapal, yang lokasi tepatnya tetap dirahasiakan.
Kapal San Jose bermeriam 62 buah dengan 600 awak ditenggelamkan armada Inggris di lepas pantai Kolombia, Cartagena, pada 1708 dalam 90 menit pertempuran sengit dengan angkatan laut Inggris.
Kapal San Jose adalah salah satu kapal dari armada yang membawa permata, logam mulia, dan 11 juta koin emas dan perak dari koloni Spanyol Selatan Amerika. Kapal San Jose membawa barang berharga untuk membantu Raja Philip V Spanyol mendanai perang melawan Inggris.
Total barang berharga yang diangkut San Jose saat ini diperkirakan bernilai US$ 17 miliar, seperti yang dilaporkan Associated Press, 23 Mei 2018. Lokasi penemuan bangkai kapal San Jose tetap dirahasiakan oleh pemerintah Kolombia dan lembaga yang ikut dalam misi pencarian, namun diketahui kapal ditemukan di laut Karibia lepas pantai Kolombia.
Kapal galleon dengan tiga tiang utama dan 62 meriam karam pada 8 Juni 1708, dengan 600 orang beserta harta karun berupa emas, perak, dan permata dalam pertempuran dengan kapal perang Inggris saat pecah perang di Spanyol.
Kapal galleon Spanyol yang mengangkut emas dan karam 300 tahun silam ditemukkan tiga tahun lalu dengan bantuan kapal selam tanpa awak. Institusi yang menemukan puing kapal mengungkap rincian penemuan untuk pertama kali.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) lembaga asal Massachusetts, Amerika Serikat, yang ikut eksplorasi kapal karam mengerahkan kapal selam tanpa awak, Remus 6000, robot selam yang sama untuk menemukan puing pesawat Air France 447 pada 2011 yang jatuh di perairan Brasil pada 2009.
Remus 6000 melakukan penyelaman bawah air sedalam 600 meter menggunakan sonar untuk menemukan San Jose pada November 2015. Remus 6000 turun ke bangkai kapal untuk mengambil beberapa foto, termasuk beberapa gambar khas ukiran lumba-lumba meriam San Jose. Namun lembaga-lembaga yang terlibat dalam penemuan harta karun ini baru pertama kalinya merilis temuan ke publik.
Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah meriam dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Selama berabad-abad lokasinya dikenal sebagai "cawan suci kapal karam," dan telah lama dianggap sebagai salah satu misteri maritim terbesar dalam sejarah.
"Kami telah menahan ini karena menghormati pemerintah Kolombia," kata Rob Munier, Wakil Ppresiden WHOI untuk fasilitas dan operasi kelautan seperti dilansir dari News.com.au, 23 Mei 2018.
Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah keramik dan barang lain dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Penemuan harta karun ini menjadi rebutan dan saling klaim antara beberapa negara serta perusahaan swasta. Beberapa minggu yang lalu, UNESCO, meminta Kolombia untuk tidak secara komersial mengeksploitasi bangkai kapal, yang lokasi tepatnya tetap dirahasiakan.
Kapal San Jose bermeriam 62 buah dengan 600 awak ditenggelamkan armada Inggris di lepas pantai Kolombia, Cartagena, pada 1708 dalam 90 menit pertempuran sengit dengan angkatan laut Inggris.
Kapal San Jose adalah salah satu kapal dari armada yang membawa permata, logam mulia, dan 11 juta koin emas dan perak dari koloni Spanyol Selatan Amerika. Kapal San Jose membawa barang berharga untuk membantu Raja Philip V Spanyol mendanai perang melawan Inggris.
Credit tempo.co
Amerika Serikat Diminta Israel Akui Dataran Tinggi Golan Miliknya
CB, Jakarta - Pemerintah Israel
menekan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk segera mengakui
kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, sebuah area pegunungan
strategis seluas 1.200 Kilometer di perbatasan Israel dan Suriah.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Rabu, 23 Mei 2018, Menteri Bidang Intelejen Israel, Israel Kartz menyatakan pengakuan Amerika Serikat terhadap status Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kartz menekankan isu status Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki oleh Israel selama 51 tahun ini akan terus dijadikan agenda utama dalam dialog bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat.
Ketika ditanya alasan pentingnya pengakuan Amerika Serikat terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel, Kartz mengemukakan bahwa hal tersebut diperlukan guna mencegah pengaruh dan agresi Iran di kawasan Timur Tengah.
“Ini waktu yang paling tepat untuk melakukan kebijakan ini. Respon
paling pahit yang dapat diberikan kepada Iran adalah dengan diakuinya
secara resmi status Dataran Tinggi Golan menjadi milik Israel oleh
pemerintah Amerika Serikat baik melalui pernyataan presiden maupun
undang-undang soal masalah ini,” kata Kartz, terkait upaya tekanan
Israel kepada Amerika Serikat.
Dalam wawancara itu, Kartz juga menyatakan apabila ada pihak yang ingin menghancurkan Israel maka merekalah sesungguhnya yang akan menuai kehancuran itu sendiri.
Sikap Kartz ini didukung oleh politisi Israel, Yoav Kisch yang langsung menulis surat kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, David Friedmann. Isi surat tersebut juga meminta Amerika Serikat segera mengakui status Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
Meski terus didesak untuk memberikan pengakuan resmi mengenai status Dataran Tinggi Golan, Amerika Serikat justru belum mengambil sikap tegas atas isu ini.
Gedung Putih menyatakan selama ini mereka sudh sepakat dengan Israel dalam banyak isu penting. Akan tetapi, khusus mengenai pernyataan Kartz tersebut, mereka menolak memberikan tanggapan dan konfirmasi lebih lanjut.
Warga Israel mengibarkan bendera Israel di luar gerbang Damaskus di Yerusalem, Minggu 13 Mei 2018. Israel memperingati ulang tahun ke-51 pendudukan di Yerusalem Timur dalam perang 1967.[AP]
Kawasan Dataran Tinggi Golan pernah menjadi milik Suriah sebelum jatuh ke dalam pendudukan tentara Israel setelah Perang Arab-Israel pada 1967. Suriah sempat mencoba merebut wilayah ini dari Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1973, namun gagal karena terjadi gencatan senjata.
Seiring waktu berjalan, pemukiman warga Israel dibangun di kawasan ini pada 1981. Tindakan Israel tersebut hingga kini tidak mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Saat ini, Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, mendapat jaminan dari sekutunya, Iran bahwa wilayah Dataran Tinggi Golan akan kembali menjadi milik mereka.
Kondisi ini telah memunculkan banyak kekhawatiran jika Amerika Serikat pada akhirnya akan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Sebelumnya, Amerika Serikat setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 2017 lalu.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Rabu, 23 Mei 2018, Menteri Bidang Intelejen Israel, Israel Kartz menyatakan pengakuan Amerika Serikat terhadap status Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kartz menekankan isu status Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki oleh Israel selama 51 tahun ini akan terus dijadikan agenda utama dalam dialog bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat.
Ketika ditanya alasan pentingnya pengakuan Amerika Serikat terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel, Kartz mengemukakan bahwa hal tersebut diperlukan guna mencegah pengaruh dan agresi Iran di kawasan Timur Tengah.
Dalam wawancara itu, Kartz juga menyatakan apabila ada pihak yang ingin menghancurkan Israel maka merekalah sesungguhnya yang akan menuai kehancuran itu sendiri.
Sikap Kartz ini didukung oleh politisi Israel, Yoav Kisch yang langsung menulis surat kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, David Friedmann. Isi surat tersebut juga meminta Amerika Serikat segera mengakui status Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
Meski terus didesak untuk memberikan pengakuan resmi mengenai status Dataran Tinggi Golan, Amerika Serikat justru belum mengambil sikap tegas atas isu ini.
Gedung Putih menyatakan selama ini mereka sudh sepakat dengan Israel dalam banyak isu penting. Akan tetapi, khusus mengenai pernyataan Kartz tersebut, mereka menolak memberikan tanggapan dan konfirmasi lebih lanjut.
Warga Israel mengibarkan bendera Israel di luar gerbang Damaskus di Yerusalem, Minggu 13 Mei 2018. Israel memperingati ulang tahun ke-51 pendudukan di Yerusalem Timur dalam perang 1967.[AP]
Kawasan Dataran Tinggi Golan pernah menjadi milik Suriah sebelum jatuh ke dalam pendudukan tentara Israel setelah Perang Arab-Israel pada 1967. Suriah sempat mencoba merebut wilayah ini dari Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1973, namun gagal karena terjadi gencatan senjata.
Seiring waktu berjalan, pemukiman warga Israel dibangun di kawasan ini pada 1981. Tindakan Israel tersebut hingga kini tidak mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Saat ini, Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, mendapat jaminan dari sekutunya, Iran bahwa wilayah Dataran Tinggi Golan akan kembali menjadi milik mereka.
Kondisi ini telah memunculkan banyak kekhawatiran jika Amerika Serikat pada akhirnya akan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Sebelumnya, Amerika Serikat setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 2017 lalu.
Credit tempo.co
Menteri Turki: Israel Tersangka jika Erdogan Dibunuh
ANKARA
- Menteri Energi Turki Berat Albayrak mengatakan publik Ankara secara
alami akan melihat Israel sebagai tersangka utama jika Presiden Tayyip
Erdogan jadi target pembunuhan. Komentar itu sebagai respons laporan
media Amerika Serikat (AS) yang menyebut kudeta sedang direncanakan di
Turki dengan menjadikan Erdogan sebagai target utama.
"Sebuah laporan berita diterbitkan di websitu Amerika yang mengatakan Israel akan mengirim pembunuh dan melakukan serangan terhadap presiden. Saya katakan ini, publik sedang membicarakan hal ini. Jika presiden sedikit dirugikan, Israel akan menjadi tersangka secara alami," kata Albayrak, yang dilansir Daily Sabah, Kamis (24/5/2018).
Laporan tentang Erdogan dijadikan target pembunuhan itu awalnya dilaporkan Veterans Today. "Kudeta sedang dalam perencanaan untuk dimulai dengan pembunuhan Erdogan. Israel sedang merencanakannya; kita mendapatkannya dari mana-mana, terutama kontak kita di Angkatan Darat Turki," bunyi laporan yang ditulis oleh Gordon Duff dan diterbitkan pada 15 Mei 2018 lalu.
Laporan kontroversial itu muncul menjelang kunjungan Erdogan ke Bosnia-Herzegovina. Intelijen Turki juga telah menerima pemberitahuan tentang kemungkinan plot terhadap Erdogan, yang direncanakan akan dilakukan selama kunjungannya ke Bosnia.
ErdoÄŸan menanggapi laporan tentang plot itu, yang dilaporkan telah digagalkan. Dia mengatakan bahwa pemberitahuan telah mencapai Organisasi Intelijen Nasional (MÄ°T) dari berbagai belahan dunia dan berbagai organisasi intelijen.
"Setelah ini, MÄ°T melakukan kerja intensif dan mewawancarai lawan bicaranya. Mereka membuat tim kami waspada. Saya memberi tahu wakil dari MÄ°T untuk 'pergi ke depan satu hari sebelumnya'. Dia pergi sehari yang lalu, kami mengambil tindakan pencegahan," kara Erdogan.
ErdoÄŸan mengatakan bahwa dia tidak menerima pemberitahuan seperti itu untuk pertama kalinya baik di dalam maupun di luar negeri.
Artikel Veterans Today juga menambahkan; "AS sekarang percaya bahwa mereka tidak dapat menyerang Iran tanpa membunuh Erdogan, dan bahwa Putin tanpa Erdogan di sisinya, akan mundur untuk mendukung Assad atau menawarkan penjualan senjata lebih lanjut ke Iran."
Hubungan antara Turki dan Israel sangat tidak menyenangkan setelah keputusan AS untuk merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Setelah relokasi berlangsung pada 14 Mei, Turki mengusir duta besar Israel di Ankara dan konsul Istanbul.
"Sebuah laporan berita diterbitkan di websitu Amerika yang mengatakan Israel akan mengirim pembunuh dan melakukan serangan terhadap presiden. Saya katakan ini, publik sedang membicarakan hal ini. Jika presiden sedikit dirugikan, Israel akan menjadi tersangka secara alami," kata Albayrak, yang dilansir Daily Sabah, Kamis (24/5/2018).
Laporan tentang Erdogan dijadikan target pembunuhan itu awalnya dilaporkan Veterans Today. "Kudeta sedang dalam perencanaan untuk dimulai dengan pembunuhan Erdogan. Israel sedang merencanakannya; kita mendapatkannya dari mana-mana, terutama kontak kita di Angkatan Darat Turki," bunyi laporan yang ditulis oleh Gordon Duff dan diterbitkan pada 15 Mei 2018 lalu.
Laporan kontroversial itu muncul menjelang kunjungan Erdogan ke Bosnia-Herzegovina. Intelijen Turki juga telah menerima pemberitahuan tentang kemungkinan plot terhadap Erdogan, yang direncanakan akan dilakukan selama kunjungannya ke Bosnia.
ErdoÄŸan menanggapi laporan tentang plot itu, yang dilaporkan telah digagalkan. Dia mengatakan bahwa pemberitahuan telah mencapai Organisasi Intelijen Nasional (MÄ°T) dari berbagai belahan dunia dan berbagai organisasi intelijen.
"Setelah ini, MÄ°T melakukan kerja intensif dan mewawancarai lawan bicaranya. Mereka membuat tim kami waspada. Saya memberi tahu wakil dari MÄ°T untuk 'pergi ke depan satu hari sebelumnya'. Dia pergi sehari yang lalu, kami mengambil tindakan pencegahan," kara Erdogan.
ErdoÄŸan mengatakan bahwa dia tidak menerima pemberitahuan seperti itu untuk pertama kalinya baik di dalam maupun di luar negeri.
Artikel Veterans Today juga menambahkan; "AS sekarang percaya bahwa mereka tidak dapat menyerang Iran tanpa membunuh Erdogan, dan bahwa Putin tanpa Erdogan di sisinya, akan mundur untuk mendukung Assad atau menawarkan penjualan senjata lebih lanjut ke Iran."
Hubungan antara Turki dan Israel sangat tidak menyenangkan setelah keputusan AS untuk merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Setelah relokasi berlangsung pada 14 Mei, Turki mengusir duta besar Israel di Ankara dan konsul Istanbul.
Credit sindonews.com
IAEA: Iran Patuhi Kesepakatan Nuklir Internasional
WINA
- Iran terus mematuhi ketentuan perjanjian nuklirnya dengan kekuatan
dunia meskipun Amerika Serikat (AS) telah menarik diri. Meski begitu,
Negeri Mullah itu dianggap bisa lebih cepat dan lebih proaktif dalam
memungkinkan inspeksi sekejap.
Demikian penilaian yang diberikan oleh badan pengawas nuklir PBB yang mengawasi pelaksanaan dari perjanjian itu.
Dalam laporannya yang pertama sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan Washington pada 8 Mei, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran tetap dalam batas pada tingkat memperkaya uranium, stok uranium yang diperkaya dan item lainnya.
Namun IAEA tampaknya menegur Iran karena menyeret kakinya pada apa yang disebut "akses tambahan" inspeksi di bawah Protokol Tambahan agensi, yang diterapkan Iran di bawah kesepakatan itu. Inspeksi seperti itu sering dilakukan dalam waktu singkat.
IAEA mengatakan Protokol Tambahan untuk semua situs dan lokasi di Iran perlu dikunjungi.
"Kerja sama yang tepat waktu dan proaktif oleh Iran dalam menyediakan akses tersebut akan memfasilitasi implementasi Protokol Tambahan dan meningkatkan kepercayaan," kata IAEA dalam laporannya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/5/2018).
Laporan itu datang bersama Prancis, Inggris, dan Jerman yang berebut untuk menyelamatkan penawaran inti dari bantuan sanksi dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir Teheran. Trump menerapkan kembali sanksi AS terhadap Teheran, mengancam akan mengakhiri kesepakatan dan mendorong pembalasan dari Iran.
IAEA telah berulang kali membela kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa IAEA menciptakan rezim verifikasi paling kuat di dunia.
Berbicara pada konferensi pers dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Saint Petersburg, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan laporan itu masuk ke arah yang benar dan menghibur.
Para diplomat yang mengikuti agensi itu mengatakan pemeriksaan bulan lalu turun ke jeruji kawat, tetapi seorang diplomat senior yang juga akrab dengan pekerjaan IAEA mengatakan pada hari Kamis bahwa laporan itu tidak membebani Iran.
“Tidak ada masalah. Itu hanya sebuah dorongan. IAEA ingin memastikan bahwa tidak akan ada masalah,” katanya, menambahkan bahwa tidak ada perubahan dalam perilaku Iran baik selama kuartal pertama 2018 atau sejak pengumuman Trump.
Trump melihat berbagai "kekurangan" dalam kesepakatan itu, termasuk bahwa banyak pembatasan-pembatasannya yang luntur dari waktu ke waktu dan bahwa itu tidak mengatasi program rudal balistik Iran atau perannya dalam konflik regional seperti perang di Suriah dan Yaman.
Beberapa perusahaan Barat seperti raksasa minyak Prancis Total telah mengatakan mereka mungkin harus berhenti dari Iran karena langkah AS. Pejabat senior dari negara-negara lain yang menandatangani perjanjian - Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, Cina dan Iran - bertemu di Wina pada hari Jumat untuk membahas langkah selanjutnya.
Demikian penilaian yang diberikan oleh badan pengawas nuklir PBB yang mengawasi pelaksanaan dari perjanjian itu.
Dalam laporannya yang pertama sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan Washington pada 8 Mei, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran tetap dalam batas pada tingkat memperkaya uranium, stok uranium yang diperkaya dan item lainnya.
Namun IAEA tampaknya menegur Iran karena menyeret kakinya pada apa yang disebut "akses tambahan" inspeksi di bawah Protokol Tambahan agensi, yang diterapkan Iran di bawah kesepakatan itu. Inspeksi seperti itu sering dilakukan dalam waktu singkat.
IAEA mengatakan Protokol Tambahan untuk semua situs dan lokasi di Iran perlu dikunjungi.
"Kerja sama yang tepat waktu dan proaktif oleh Iran dalam menyediakan akses tersebut akan memfasilitasi implementasi Protokol Tambahan dan meningkatkan kepercayaan," kata IAEA dalam laporannya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/5/2018).
Laporan itu datang bersama Prancis, Inggris, dan Jerman yang berebut untuk menyelamatkan penawaran inti dari bantuan sanksi dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir Teheran. Trump menerapkan kembali sanksi AS terhadap Teheran, mengancam akan mengakhiri kesepakatan dan mendorong pembalasan dari Iran.
IAEA telah berulang kali membela kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa IAEA menciptakan rezim verifikasi paling kuat di dunia.
Berbicara pada konferensi pers dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Saint Petersburg, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan laporan itu masuk ke arah yang benar dan menghibur.
Para diplomat yang mengikuti agensi itu mengatakan pemeriksaan bulan lalu turun ke jeruji kawat, tetapi seorang diplomat senior yang juga akrab dengan pekerjaan IAEA mengatakan pada hari Kamis bahwa laporan itu tidak membebani Iran.
“Tidak ada masalah. Itu hanya sebuah dorongan. IAEA ingin memastikan bahwa tidak akan ada masalah,” katanya, menambahkan bahwa tidak ada perubahan dalam perilaku Iran baik selama kuartal pertama 2018 atau sejak pengumuman Trump.
Trump melihat berbagai "kekurangan" dalam kesepakatan itu, termasuk bahwa banyak pembatasan-pembatasannya yang luntur dari waktu ke waktu dan bahwa itu tidak mengatasi program rudal balistik Iran atau perannya dalam konflik regional seperti perang di Suriah dan Yaman.
Beberapa perusahaan Barat seperti raksasa minyak Prancis Total telah mengatakan mereka mungkin harus berhenti dari Iran karena langkah AS. Pejabat senior dari negara-negara lain yang menandatangani perjanjian - Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, Cina dan Iran - bertemu di Wina pada hari Jumat untuk membahas langkah selanjutnya.
Pada pertemuan dengan ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa di Brussels pekan lalu, menteri luar negeri Prancis, Inggris dan Jerman berjanji untuk mempertahankan kesepakatan dengan mencoba untuk menjaga minyak dan investasi Iran mengalir, tetapi mengakui bahwa mereka akan berjuang untuk memberikan jaminan yang dicari Tehran.
Pemimpin tertinggi Iran menetapkan serangkaian syarat bagi Iran untuk tetap dalam kesepakatan, termasuk bahwa bank-bank Eropa harus menjaga perdagangan dengan Republik Islam.
Credit sindonews.com
AS Jatuhkan Sanksi pada Fasilitator Maskapai Penerbangan Iran
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan sanksi kepada sembilan
individu atau perusahaan. Mereka dianggap telah membantu maskapai
penerbangan Iran yang sudah dijatuhi hukuman.
"Departemen Keuangan AS menambahkan sanksi baru kepada Mahan Air yang berbasis di Teheran karena memainkan peran penting dalam menyebarkan pengaruh jahat rezim Iran," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/5/2018).
Menurut Departemen Keuangan AS Mahan Air secara rutin telah menerbangkan tentara dan material perang ke Suriah untuk membantu rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pada tahun 2011, Mahan Air ditunjuk untuk mendukung Pasukan Penjaga Korps Revolusi Islam.
"Negara-negara dan perusahaan di seluruh dunia harus memperhatikan risiko yang terkait dengan pemberian hak pendaratan dan menyediakan layanan penerbangan ke maskapai penerbangan yang digunakan oleh Iran untuk menyebarkan terorisme ke seluruh wilayah," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.
"Praktek penipuan yang digunakan maskapai penerbangan ini untuk mendapatkan layanan secara ilegal dan barang-barang AS adalah contoh lain dari cara duplikat di mana rezim Iran telah beroperasi," imbuhnya.
Mnuchin mengatakan para fasilitator yang dijatuhkan sanksi telah mendapatkan bagian dan menyediakan layanan untuk maskapai penerbangan Iran yang disetujui termasuk Mahan, Caspian Air, Meraj Air, dan Pouya Air.
Sejak Presiden Donald Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 9 Mei, Departemen Keuangan telah berusaha untuk mengisolasi Negeri Mullah itu dengan lebih banyak sanksi. AS memberi sanksi kepada gubernur bank sentral Iran, jaringan pertukaran mata uang yang terkait dengan Iran dan pemimpin Hizbullah karena tindakannya yang tidak stabil dengan Iran di Timur Tengah.
"Departemen Keuangan AS menambahkan sanksi baru kepada Mahan Air yang berbasis di Teheran karena memainkan peran penting dalam menyebarkan pengaruh jahat rezim Iran," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/5/2018).
Menurut Departemen Keuangan AS Mahan Air secara rutin telah menerbangkan tentara dan material perang ke Suriah untuk membantu rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pada tahun 2011, Mahan Air ditunjuk untuk mendukung Pasukan Penjaga Korps Revolusi Islam.
"Negara-negara dan perusahaan di seluruh dunia harus memperhatikan risiko yang terkait dengan pemberian hak pendaratan dan menyediakan layanan penerbangan ke maskapai penerbangan yang digunakan oleh Iran untuk menyebarkan terorisme ke seluruh wilayah," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.
"Praktek penipuan yang digunakan maskapai penerbangan ini untuk mendapatkan layanan secara ilegal dan barang-barang AS adalah contoh lain dari cara duplikat di mana rezim Iran telah beroperasi," imbuhnya.
Mnuchin mengatakan para fasilitator yang dijatuhkan sanksi telah mendapatkan bagian dan menyediakan layanan untuk maskapai penerbangan Iran yang disetujui termasuk Mahan, Caspian Air, Meraj Air, dan Pouya Air.
Sejak Presiden Donald Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 9 Mei, Departemen Keuangan telah berusaha untuk mengisolasi Negeri Mullah itu dengan lebih banyak sanksi. AS memberi sanksi kepada gubernur bank sentral Iran, jaringan pertukaran mata uang yang terkait dengan Iran dan pemimpin Hizbullah karena tindakannya yang tidak stabil dengan Iran di Timur Tengah.
Credit sindonews.com
Rusia Tolak Kesimpulan Rudalnya Tembak Jatuh Pesawat MH17
MOSKOW
- Kementerian Pertahanan Rusia menolak kesimpulan tim investigator
internasional bahwa sistem rudal anti-pesawat Moskow yang menjatuhkan
pesawat Malaysia Airlines MH17. Ada 12 penumpang asal Indonesia di dalam
pesawat Malaysia yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina pada 17
Juli 2014 tersebut.
Militer Moskow mendesak penyelidikan yang dipimpin Belanda untuk fokus mempelajari fakta-fakta keras, bukan pada gambar di media sosial.
"Tidak ada satu pun sistem rudal anti-pesawat dari Angkatan Bersenjata Rusia yang pernah melintasi perbatasan Rusia-Ukraina," kata kementerian pertahanan dalam pernyataan.
Militer Rusia "mengangkat alis" dengan kesimpulan tim investigasi internasional tersebut. "Penentuan penyelidikan yang dipimpin Belanda membenarkan kesimpulannya dengan hanya menggunakan gambar dari jejaring sosial yang telah diubah secara canggih dengan alat edit grafis komputer," lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Kementerian itu menunjukkan bahwa gambar yang digunakan dalam konferensi pers Joint Investigation Team (JIT) pada hari Kamis disediakan oleh layanan khusus Ukraina. Gambar itu sebelumnya telah ditampilkan oleh kelompok aktivis investigasi online Inggris; Bellingcat.
Seperti diberitakan sebelumnya, penyelidikan yang dipimpin Belanda mengumumkan bahwa rudal yang menjatuhkan pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014 berasal dari sistem rudal Buk militer Rusia yang menyeberang ke Ukraina dan kemudian kembali ke pangkalannya di Rusia barat.
Para penyelidik mengklaim sistem rudal yang terlibat berasal dari "Brigade Misil Antipesawat ke-53" yang berbasis di Kursk, Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, JIT pada dasarnya hanya mengulangi kesimpulan yang dibuat oleh Bellingcat setahun yang lalu.
"Bagian yang mengkhawatirkan dalam penyelidikan JIT adalah bahwa para penyelidik Belanda sepenuhnya mengabaikan dan menolak kesaksian para saksi mata dari komunitas Ukraina terdekat," lanjut kementerian tersebut, yang dilansir Russia Today, Jumat (25/5/2018).
"Kesaksian, bagaimanapun, memberikan informasi penting yang menunjukkan peluncuran rudal dilakukan dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Bersenjata Ukraina," imbuh kementerian tersebut.
Pesawat MH17 saat ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina membawa 283 penumpang dan 15 awak. Dari ratusan penumpang itu, 12 di antaranya berasal dari Indonesia.
Data 12 penumpang asal Indonesia itu disampaikan pihak maskapai kepada Kementerian Perhubungan Indonesia tahun 2014 silam.
Mereka yang jadi korban antara lain; Hadiono Gunawan, Yodricunda Theistiasih, Ketut Wiartini, Yuli Hastini, Vickline Kurniati Kardia, Supartini, Hendry, Gerda Leliana Lahendra, Wether Smallenburg, Jane M Adi Soetjipto, Wayan Sujana, dan Clarice Yelena Huizen.
Militer Moskow mendesak penyelidikan yang dipimpin Belanda untuk fokus mempelajari fakta-fakta keras, bukan pada gambar di media sosial.
"Tidak ada satu pun sistem rudal anti-pesawat dari Angkatan Bersenjata Rusia yang pernah melintasi perbatasan Rusia-Ukraina," kata kementerian pertahanan dalam pernyataan.
Militer Rusia "mengangkat alis" dengan kesimpulan tim investigasi internasional tersebut. "Penentuan penyelidikan yang dipimpin Belanda membenarkan kesimpulannya dengan hanya menggunakan gambar dari jejaring sosial yang telah diubah secara canggih dengan alat edit grafis komputer," lanjut pernyataan kementerian tersebut.
Kementerian itu menunjukkan bahwa gambar yang digunakan dalam konferensi pers Joint Investigation Team (JIT) pada hari Kamis disediakan oleh layanan khusus Ukraina. Gambar itu sebelumnya telah ditampilkan oleh kelompok aktivis investigasi online Inggris; Bellingcat.
Seperti diberitakan sebelumnya, penyelidikan yang dipimpin Belanda mengumumkan bahwa rudal yang menjatuhkan pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014 berasal dari sistem rudal Buk militer Rusia yang menyeberang ke Ukraina dan kemudian kembali ke pangkalannya di Rusia barat.
Para penyelidik mengklaim sistem rudal yang terlibat berasal dari "Brigade Misil Antipesawat ke-53" yang berbasis di Kursk, Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, JIT pada dasarnya hanya mengulangi kesimpulan yang dibuat oleh Bellingcat setahun yang lalu.
"Bagian yang mengkhawatirkan dalam penyelidikan JIT adalah bahwa para penyelidik Belanda sepenuhnya mengabaikan dan menolak kesaksian para saksi mata dari komunitas Ukraina terdekat," lanjut kementerian tersebut, yang dilansir Russia Today, Jumat (25/5/2018).
"Kesaksian, bagaimanapun, memberikan informasi penting yang menunjukkan peluncuran rudal dilakukan dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Bersenjata Ukraina," imbuh kementerian tersebut.
Pesawat MH17 saat ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina membawa 283 penumpang dan 15 awak. Dari ratusan penumpang itu, 12 di antaranya berasal dari Indonesia.
Data 12 penumpang asal Indonesia itu disampaikan pihak maskapai kepada Kementerian Perhubungan Indonesia tahun 2014 silam.
Mereka yang jadi korban antara lain; Hadiono Gunawan, Yodricunda Theistiasih, Ketut Wiartini, Yuli Hastini, Vickline Kurniati Kardia, Supartini, Hendry, Gerda Leliana Lahendra, Wether Smallenburg, Jane M Adi Soetjipto, Wayan Sujana, dan Clarice Yelena Huizen.
Credit sindonews.com
Penyelidik Sebut Rudal Rusia Tembak Jatuh Pesawat MH17
Para penyelidik jatuhnya Malaysia Airlines
MH17 di Ukraina Timur pada 2014 menyimpulkan bahwa yang menembak jatuh
pesawat adalah rudal buatan Rusia. (REUTERS/Maxim Zmeyev)
Pesawat tersebut dihantam rudal buatan Rusia pada 17 Juli 2014 bersama 298 penumpang dan awaknya di wilayah yang dikuasai pemberontak Ukraina. Dua pertiga di antaranya warga Belanda. Sebelas di antaranya warga Indonesia. Seluruhnya tewas.
Wilbert Paulissen, Kepala Penyelidik Kejahatan Kepolisian Belanda menyatakan rudal ditembakkan dari sebuah kapal induk milik Brigade Anti-Pesawat ke-53.
Foto: REUTERS/Michael Kooren
|
"Seluruh kendaraan dalam konvoi membawa rudal itu adalah bagian dari pasukan Rusia," kata Paulissen, dalam konferensi pers yang ditayangkan televisi.
Rusia membantah terlibat dalam insiden itu. Belum ada komentar langsung dari Moskow terkait perkembangan penyelidikan.
Penyidik menyatakan mereka belum dapat mengidentifikasi tersangka individual secara terbuka atau mengeluarkan dakwaan. Pertanyaannya apakah anggota Brigade ke-53 terlibat dalam jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan.
Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines MH17 sedang menempuh penerbangan dari Amsterdam menunju Kuala Lumpur, Pesawat itu pecah di udara setelah dihantam sebuah rudal di atas wilayah Ukraina Timur yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.
Credit cnnindonesia.com
Koalisi pimpinan Amerika Srikat serang posisi militer Suriah di gurun
Damaskus, Suriah (CB) - Pesawat tempur koalisi pimpinan
Amerika Serikat menyerang dua posisi militer Suriah di wilayah gurun di
Suriah Timur, Kamis pagi, demikian pernyataan Media Perang Militer
Suriah dan sekutunya.
Serangan tersebut ditujukan ke posisi militer di lingkungan stasiun minyak T-2 di pinggir selatan Provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur, kata laporan itu.
Laporan tersebut tidak memberi perincian lebih lanjut, tapi satu sumber menyatakan, serangan itu dilancarkan pada pukul 00.50 (04.50 WIB) Kamis. Ditambahkannya, belum ada keterangan mengenai kerugian.
Serangan saat larut malam tersebut dilancarkan saat para pegiat melaporkan pemboman antara militer Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didukung Amerika Serikat, di pinggir Deir Az-Zour pada Rabu.
Menurut laporan sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel telah menyerang beberapa posisi militer Suriah belum lama ini, dengan daerah sasaran tempat para ahli militer Iran berada.
Peningkatan bentrokan itu adalah bagian dari ketegangan antara pemerintah Suriah dan sekutunya, Iran, di satu pihak dan Amerika Serikat bersama Israel di pihak lain.
Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Rabu mengatakan beberapa pihak internasional, terutama Barat --yang terpisah dari kenyataan ketika sampai pada pendekatan terhadap situasi di Suriah, adalah penghalang bagi dicapainya terobosan di jalur politik.
Ia juga mendesak pihak semacam itu agar memperlihatkan jumlah minimal kenyataan politik, menghentikan dukungan buat terorisme dan menerima jalur politik.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Utusan Presiden Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, yang sedang berkunjung.
Serangan pada Kamis dini hari dilancarkan saat Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, mengatakan kepada lembaga berita Rusia, Sputnik, bahwa keluarnya Iran dan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, dari Suriah tidak masuk dalam agenda pembahasan, sebab kekuatan itu telah datang ke Suriah atas undangan pemerintah.
Serangan tersebut ditujukan ke posisi militer di lingkungan stasiun minyak T-2 di pinggir selatan Provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur, kata laporan itu.
Laporan tersebut tidak memberi perincian lebih lanjut, tapi satu sumber menyatakan, serangan itu dilancarkan pada pukul 00.50 (04.50 WIB) Kamis. Ditambahkannya, belum ada keterangan mengenai kerugian.
Serangan saat larut malam tersebut dilancarkan saat para pegiat melaporkan pemboman antara militer Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didukung Amerika Serikat, di pinggir Deir Az-Zour pada Rabu.
Menurut laporan sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel telah menyerang beberapa posisi militer Suriah belum lama ini, dengan daerah sasaran tempat para ahli militer Iran berada.
Peningkatan bentrokan itu adalah bagian dari ketegangan antara pemerintah Suriah dan sekutunya, Iran, di satu pihak dan Amerika Serikat bersama Israel di pihak lain.
Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Rabu mengatakan beberapa pihak internasional, terutama Barat --yang terpisah dari kenyataan ketika sampai pada pendekatan terhadap situasi di Suriah, adalah penghalang bagi dicapainya terobosan di jalur politik.
Ia juga mendesak pihak semacam itu agar memperlihatkan jumlah minimal kenyataan politik, menghentikan dukungan buat terorisme dan menerima jalur politik.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Utusan Presiden Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, yang sedang berkunjung.
Serangan pada Kamis dini hari dilancarkan saat Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, mengatakan kepada lembaga berita Rusia, Sputnik, bahwa keluarnya Iran dan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, dari Suriah tidak masuk dalam agenda pembahasan, sebab kekuatan itu telah datang ke Suriah atas undangan pemerintah.
Credit antaranews.com
Hamas Kecam Foto Dubes AS dengan Al-Aqsa Diganti Kuil Yahudi
GAZA
- Hamas melayangkan kecaman atas munculnya foto Duta Besar Amerika
Serikat (AS) untuk Israel, David Friedman dengan gambar yang menunjukan
kuil Yahudi menggantikan Masjid al-Aqsa, dengan ditempatkan di atas
situs suci umat Islam tersebut.
"Perilaku rasis ini mencerminkan kemitraan AS dengan pendudukan Israel dalam serangan terhadap kepekaan rakyat Palestina dan seluruh dunia Arab dan Muslim," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan adopsi tindakan balasan dengan maksud untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dan mendukung orang-orang kami di Yerusalem," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (24/5).
Kedutaan Besar AS di Israel sendiri telah mengatakan bahwa Friedman telah menjadi korban penipuan. Friedman ditipu agar mau difoto menerima poster Yerusalem Timur dengan masjid al-Aqsa yang dihormati umat Muslim telah dihilangkan.
Sebuah pernyataan kedutaan AS mengatakan, gambar itu didorong di depan Friedman tanpa persetujuannya selama kunjungan ke lembaga amal di Bnei Brak, dekat Tel Aviv.
"Duta Besar Friedman tidak menyadari gambar yang di dorong di depannya ketika foto itu diambil. Dia sangat kecewa bahwa siapa pun yang memanfaatkan kunjungannya ke Bnei Brak untuk menciptakan kontroversi," kata kedubes AS.
Dikatakan bahwa pihaknya menuntut permintaan maaf dari badan amal Achiya, seorang pejabat yang telah mempresentasikan gambar itu kepada Friedman. Kedutaan AS menegaskan bahwa pihaknya tidak mendukung perubahan status tempat suci Yerusalem.
"Perilaku rasis ini mencerminkan kemitraan AS dengan pendudukan Israel dalam serangan terhadap kepekaan rakyat Palestina dan seluruh dunia Arab dan Muslim," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan adopsi tindakan balasan dengan maksud untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dan mendukung orang-orang kami di Yerusalem," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (24/5).
Kedutaan Besar AS di Israel sendiri telah mengatakan bahwa Friedman telah menjadi korban penipuan. Friedman ditipu agar mau difoto menerima poster Yerusalem Timur dengan masjid al-Aqsa yang dihormati umat Muslim telah dihilangkan.
Sebuah pernyataan kedutaan AS mengatakan, gambar itu didorong di depan Friedman tanpa persetujuannya selama kunjungan ke lembaga amal di Bnei Brak, dekat Tel Aviv.
"Duta Besar Friedman tidak menyadari gambar yang di dorong di depannya ketika foto itu diambil. Dia sangat kecewa bahwa siapa pun yang memanfaatkan kunjungannya ke Bnei Brak untuk menciptakan kontroversi," kata kedubes AS.
Dikatakan bahwa pihaknya menuntut permintaan maaf dari badan amal Achiya, seorang pejabat yang telah mempresentasikan gambar itu kepada Friedman. Kedutaan AS menegaskan bahwa pihaknya tidak mendukung perubahan status tempat suci Yerusalem.
Credit sindonews.com
Israel Peringatkan Damaskus Tak Halau Serangan Mereka di Suriah
TEL AVIV
- Seorang perwira senior Angkatan Udara Israel mengatakan, jet-jet
tempur Israel akan terus beroperasi di wilayah udara Suriah selama
operasi itu dianggap perlu dilakukan. Perwira itu kemudian
memperingatkan Damaskus untuk tidak menghalau serangan yang mereka
lakukan.
Perwira yang berbicara dalam kondisi anonim itu mengatakan, Israel melakukan serangan ke Suriah bukan karena mereka adalah negara yang agresif. Serangan ini dilakukan, menurut perwira itu, semata-mata untuk menghapuskan ancaman yang ditimbulkan Iran.
"Kami tidak melakukan ini karena kami agresif, tetapi karena kami terus-menerus harus secara aktif membela negara Israel. Ini adalah satu-satunya hal yang mencegah langkah-langkah ofensif oleh Iran," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (24/5).
Dia kemudian memperingatkan Suriah agar tidak menggunakan pertahanan udara untuk menghalau serangan yang mereka lakukan, terlebih untuk tidak menggunakanya untuk menjatuhkan jet tempur Israe. Perwiwa itu menyebut ada konsekuensi serius jika Damaskus melakukan hal itu.
"Setiap sistem pertahanan udara yang menembaki pesawat Israel akan hancur. Setiap sistem pertahanan udara yang tidak menembaki kami tidak akan hancur. Kebijakan ini akan terus berlanjut," tukasnya.
Perwira yang berbicara dalam kondisi anonim itu mengatakan, Israel melakukan serangan ke Suriah bukan karena mereka adalah negara yang agresif. Serangan ini dilakukan, menurut perwira itu, semata-mata untuk menghapuskan ancaman yang ditimbulkan Iran.
"Kami tidak melakukan ini karena kami agresif, tetapi karena kami terus-menerus harus secara aktif membela negara Israel. Ini adalah satu-satunya hal yang mencegah langkah-langkah ofensif oleh Iran," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (24/5).
Dia kemudian memperingatkan Suriah agar tidak menggunakan pertahanan udara untuk menghalau serangan yang mereka lakukan, terlebih untuk tidak menggunakanya untuk menjatuhkan jet tempur Israe. Perwiwa itu menyebut ada konsekuensi serius jika Damaskus melakukan hal itu.
"Setiap sistem pertahanan udara yang menembaki pesawat Israel akan hancur. Setiap sistem pertahanan udara yang tidak menembaki kami tidak akan hancur. Kebijakan ini akan terus berlanjut," tukasnya.
Credit sindonews.com
Sistem Pertahanan Suriah Halau Serbuan Rudal di Bandara Militer
BEIRUT - Media pemerintah Suriah, SANA,
menyatakan sebuah bandara militer dekat kota Homs jadi target serangan
rudal musuh pada hari Kamis. Namun, serangan rudal dihalau oleh sistem
pertahanan udara.
Damaskus tidak menyebut musuh yang meluncurkan serangan rudal. Namun, media Beirut melaporkan pesawat-pesawat tempur Israel terbang di atas wilayah udara Lebanon saat serangan berlangsung.
"Salah satu bandara militer kami di wilayah tengah terkena serangan rudal musuh, dan sistem pertahanan udara kami menghadapi serangan itu dan mencegahnya mencapai tujuannya," bunyi laporan kantor berita SANA, yang dilansir Reuters, Jumat (25/5/2018).
Media pemerintah Presiden Bashar al-Assad tersebut sebelumnya melaporkan adanya suara ledakan di dekat bandara Dabaa, sekitar 20km (12 mil) sebelah barat daya dari pusat Kota Homs dan dan 10km (6 mil) dari perbatasan Lebanon.
Militer Israel memilih bungkam atau tidak berkomentar terkait serangan rudal yang menghantam bandara militer Suriah. Selama ini, militer negara Yahudi itu khawatir dengan Iran dan Hizbullah Lebanon yang mengubah Suriah menjadi lokasi perlawanan baru terhadap Israel.
Militer Israel telah berkali-kali menyerang basis tentara Suriah, Hizbullah dan basis-basis lain yang dianggap sebagai markas militer Iran di Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pasukan Hizbullah dan milisi lain yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad ditempatkan di bandara militer Dabaa. Namun, belum ada informasi tentang kemungkinan jatuhnya korban jiwa dalam serangan terbaru ini.
Juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Kone Faulkner, ketika ditanya tentang laporan serangan itu, mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah tidak melakukan serangan, terlebih menargetkan pasukan Suriah.
Laporan lain dari kubu oposisi Suriah, serangan itu berasal dari Israel dengan target basis sistem anti-rudal Suriah di bandara Dabaa di dekat Homs. Seorang perwira tinggi oposisi Suriah memperkirakan bahwa empat rudal Israel menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah dan beberapa orang tewas.
Damaskus tidak menyebut musuh yang meluncurkan serangan rudal. Namun, media Beirut melaporkan pesawat-pesawat tempur Israel terbang di atas wilayah udara Lebanon saat serangan berlangsung.
"Salah satu bandara militer kami di wilayah tengah terkena serangan rudal musuh, dan sistem pertahanan udara kami menghadapi serangan itu dan mencegahnya mencapai tujuannya," bunyi laporan kantor berita SANA, yang dilansir Reuters, Jumat (25/5/2018).
Media pemerintah Presiden Bashar al-Assad tersebut sebelumnya melaporkan adanya suara ledakan di dekat bandara Dabaa, sekitar 20km (12 mil) sebelah barat daya dari pusat Kota Homs dan dan 10km (6 mil) dari perbatasan Lebanon.
Militer Israel memilih bungkam atau tidak berkomentar terkait serangan rudal yang menghantam bandara militer Suriah. Selama ini, militer negara Yahudi itu khawatir dengan Iran dan Hizbullah Lebanon yang mengubah Suriah menjadi lokasi perlawanan baru terhadap Israel.
Militer Israel telah berkali-kali menyerang basis tentara Suriah, Hizbullah dan basis-basis lain yang dianggap sebagai markas militer Iran di Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pasukan Hizbullah dan milisi lain yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad ditempatkan di bandara militer Dabaa. Namun, belum ada informasi tentang kemungkinan jatuhnya korban jiwa dalam serangan terbaru ini.
Juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Kone Faulkner, ketika ditanya tentang laporan serangan itu, mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah tidak melakukan serangan, terlebih menargetkan pasukan Suriah.
Laporan lain dari kubu oposisi Suriah, serangan itu berasal dari Israel dengan target basis sistem anti-rudal Suriah di bandara Dabaa di dekat Homs. Seorang perwira tinggi oposisi Suriah memperkirakan bahwa empat rudal Israel menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah dan beberapa orang tewas.
Credit sindonews.com
Amerika Serikat Tinjau Ulang Penjualan Senjata ke Arab Saudi
CB, Jakarta - Sejumlah sumber di Amerika Serikat menyatakan
pemerintah Presiden Donald Trump saat ini tengah meningkatkan ekspor
senjata, meminta Kongres meninjau kembali penjualan lebih dari 12 ribu
amunisi ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Menurut sumber, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Trump menggunakan pengaruh politiknya dalam usaha meningkatkan penjualan senjata guna membantu pertumbuhan lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Bangunan dan mobil yang rusak dekat bangunan Istana Kepresidenan yang hancur akibat serangan udara di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Serangan udara koalisi Arab Saudi menewaskan 6 orang dan 30 lainnya luka-luka. AP
"Tahun lalu, pemerintahannya setuju menjual senjata senilai US$ 7
miliar atau sekitar Rp 99 triliun (kurs Rp 14.158 per dolar) ke Arab
Saudi," ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Kesepakatan penjualan senjata antara Amerika Serikat dan Arab Saudi menimbulkan kekhawatiran sejumlah anggota Kongres atas penggunaan senjata Amerika Serikat dalam perang melawan milisi Houti di Yaman oleh Arab Saudi yang menewaskan ribuan warga sipil sejak Maret 2015.
Seorang pria berjalan dekat reruntuhan bangunan Istana Kepresidenan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Istana kepresidenan Yaman sekarang dipakai oleh pemberontak Houthi sebagai kantor pemerintahan mereka. AP
Salah seorang pejabat di Raytheon Company, pabrik amunisi terbesar di Amerika Serikat, menolak memberikan komentar atas berita tersebut.
Kantor berita Reuters mengutip keterangan beberapa sumber di pemerintahan dan Kongres, saat ini, Kongres sedang membahas peninjauan kembali penjualan senjata kepada kedua negara, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Menurut sumber, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Trump menggunakan pengaruh politiknya dalam usaha meningkatkan penjualan senjata guna membantu pertumbuhan lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Bangunan dan mobil yang rusak dekat bangunan Istana Kepresidenan yang hancur akibat serangan udara di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Serangan udara koalisi Arab Saudi menewaskan 6 orang dan 30 lainnya luka-luka. AP
Kesepakatan penjualan senjata antara Amerika Serikat dan Arab Saudi menimbulkan kekhawatiran sejumlah anggota Kongres atas penggunaan senjata Amerika Serikat dalam perang melawan milisi Houti di Yaman oleh Arab Saudi yang menewaskan ribuan warga sipil sejak Maret 2015.
Seorang pria berjalan dekat reruntuhan bangunan Istana Kepresidenan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Istana kepresidenan Yaman sekarang dipakai oleh pemberontak Houthi sebagai kantor pemerintahan mereka. AP
Salah seorang pejabat di Raytheon Company, pabrik amunisi terbesar di Amerika Serikat, menolak memberikan komentar atas berita tersebut.
Kantor berita Reuters mengutip keterangan beberapa sumber di pemerintahan dan Kongres, saat ini, Kongres sedang membahas peninjauan kembali penjualan senjata kepada kedua negara, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Credit tempo.co
Amerika Serikat Kontak Bekas Musuh di Irak, Moqtada al-Sadr
CB, Jakarta - Amerika Serikat mengontak anggota koalisi politik di Irak yang dipimpin oleh bekas musuhnya, ulama Syiah Moqtada al-Sadr, setelah memenangkan pemilu. Keterangan tersebut disampaikan oleh pembantu dekat Sadr seperti dikutip Middle East Monitor.
"Kemenangan Sadr sangat mengejutkan dan menempatkannya dalam posisi yang sangat kuat untuk membentuk pemerintahan baru," ucapnya.
Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Baghdad, Irak 20 Mei 2018. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Kemenangan luar biasa oleh aliansi Sairoon yang dipimpin oleh Sadr
dalam pemilihan parlemen pekan lalu membuat Washington canggung. Milisi
bersenjata Mehdi yang dipimpin Sadr pernah bertempur melawan pasukan
Amerika Serikat setelah Saddam Hussein jatuh pada 2003.
Meskipun keduanya pernah bermusuhan, Washington dan Sadr, seorang nasionalis, sepakat menentang pengaruh Iran di Irak dengan cara mempersenjatai, melatih dan mendanai milisi serta menjalin kedekatan dengan sejumlah politikus.
Dhiaa al-Asadi, pembantu dekat Sadr, mengatakan, beberapa pejabat Amerika Serikat telah menggunakan perantara berinisiatif menghubungi anggota aliansi Sairoon.
Muqtada Al-Sadr, kiri, berjabat tangan dengan pemimpin Syiah Ammar Al-Hakim di Bagdad. (AP Photo)
"Mereka menanyakan posisi apa yang diminta oleh Gerakan Sadris ketika mereka mendapatkan kekuasaan. Apakah mereka akan meminta menjadi Angkatan Darat Mahdi atau mempekerjakan mereka kembali? Apakah mereka akan menyerang pasukan Amerika di Irak,” katanya kepada Reuters.
Asadi menerangkan, Angkatan Bersenjata Mahdi telah dibubarkan pada 2008. "Mereka tidak akan kembali lagi. Kami hanya menggunakan anggota militer resmi, pasukan kepolisian dan pasukan keamanan," kata Asadi.
Sadr tidak bisa menjadi Perdana Menteri karena bukan salah satu kontestan dalam pemilu. Namun dalam beberapa kali pertemuan dengan para pemimpin koalisi, dia mengatakan akan mendukung salah satu dari mereka menjadi Perdana Menteri Irak.
Amerika Serikat diyakini masih menempatkan sekitar 7.000 pasukan di Irak, meskipun Pentagon mengakui hanya 5.200 pasukan yang ditempatkan di sana. Hampir semuanya bertugas melatih dan menjadi penasihat pasukan Irak.
"Kemenangan Sadr sangat mengejutkan dan menempatkannya dalam posisi yang sangat kuat untuk membentuk pemerintahan baru," ucapnya.
Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Baghdad, Irak 20 Mei 2018. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Meskipun keduanya pernah bermusuhan, Washington dan Sadr, seorang nasionalis, sepakat menentang pengaruh Iran di Irak dengan cara mempersenjatai, melatih dan mendanai milisi serta menjalin kedekatan dengan sejumlah politikus.
Dhiaa al-Asadi, pembantu dekat Sadr, mengatakan, beberapa pejabat Amerika Serikat telah menggunakan perantara berinisiatif menghubungi anggota aliansi Sairoon.
Muqtada Al-Sadr, kiri, berjabat tangan dengan pemimpin Syiah Ammar Al-Hakim di Bagdad. (AP Photo)
"Mereka menanyakan posisi apa yang diminta oleh Gerakan Sadris ketika mereka mendapatkan kekuasaan. Apakah mereka akan meminta menjadi Angkatan Darat Mahdi atau mempekerjakan mereka kembali? Apakah mereka akan menyerang pasukan Amerika di Irak,” katanya kepada Reuters.
Asadi menerangkan, Angkatan Bersenjata Mahdi telah dibubarkan pada 2008. "Mereka tidak akan kembali lagi. Kami hanya menggunakan anggota militer resmi, pasukan kepolisian dan pasukan keamanan," kata Asadi.
Sadr tidak bisa menjadi Perdana Menteri karena bukan salah satu kontestan dalam pemilu. Namun dalam beberapa kali pertemuan dengan para pemimpin koalisi, dia mengatakan akan mendukung salah satu dari mereka menjadi Perdana Menteri Irak.
Amerika Serikat diyakini masih menempatkan sekitar 7.000 pasukan di Irak, meskipun Pentagon mengakui hanya 5.200 pasukan yang ditempatkan di sana. Hampir semuanya bertugas melatih dan menjadi penasihat pasukan Irak.
Credit tempo.co
Bahas Kerja Sama, Satgas Penyelidikan 1MDB Bertemu dengan FBI
Ilustrasi. (Reuters/Olivia Harris)
"Hasil dari pertemuan ini adalah kedua belah pihak sepakat bekerja sama sepenuhnya untuk menyempurnakan penyelidikan yang dijalankan," demikian pernyataan resmi satgas tersebut melalui siaran pers.
Di awal pertemuan tersebut, pihak FBI mengajukan permohonan kerja sama yang sebenarnya sudah disampaikan melalui surat bertanggal 13 November 2016 kepada Ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) saat itu, Duzlkifli Ahmad, tapi tak berbalas.
|
Pihak Kementerian Kehakiman AS juga melayangkan surat serupa kepada Jaksa Agung Malaysia, Mohamed Apandi Ali, pada 22 September 2017 lalu.
"Walau bagaimana pun, permohonan ini tidak dipenuhi dan ditangguhkan atas alasan akan mengganggu penyelidikan yang sedang dijalankan oleh pihak berkuasa di Malaysia," tulis satgas tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, pihak FBI dan Kementerian Kehakiman AS pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Malaysia atas kerja sama mereka, "setelah pemerintahan sebelum ini tak melakukan apa-apa terkait 1MDB."
|
Mereka lantas membahas tujuan utama dan fokus penyelidikan bersama ini, juga hal-hal terkait pembekuan aset yang dilakukan oleh AS terkait skandal 1MDB. Namun, satgas itu tak merinci pembahasan tersebut.
Selama ini, sejumlah pihak, termasuk AS, menggelar penyelidikan khusus karena investor global dari 10 negara menduga ada miliaran dolar dijarah melalui 1MDB.
Kasus ini menjadi perhatian luas setelah pada 2015 lalu Wall Street Journal melaporkan bahwa ada aliran dana sebesar US$681 juta dari 1MDB masuk ke rekening pribadi mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
|
Saat menjabat, Najib selalu membantah tudingan ini dengan menegaskan bahwa uang tersebut merupakan sumbangan dari anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Setelah Najib digulingkan oleh Mahathir Mohamad dalam pemilu bersejarah pada 9 Mei lalu, pemerintah Malaysia langsung melakukan penyelidikan besar-besaran.
Sejak saat itu, Najib sudah dua kali dipanggil ke markas MACC untuk memberikan keterangan terkait skandal 1MDB tersebut. Namun, MACC belum memutuskan untuk menahan Najib karena masih mengumpulkan bukti lebih lanjut.
Credit cnnindonesia.com
Polisi: 35 Karung Uang Sitaan dari Najib Razak Capai Rp463 M
Sebanyak 35 karung uang sitaan dengan berbagai
denominasi mata uang yang disita dari eks PM Najib Razak bernilai 130
juta ringgit atau Rp463 miliar. (Ariffin Jamar/The Straits Times via
REUTERS)
"Proses menghitung uang dimulai sejak awal pekan ini karena para penyelidik benar-benar harus memastikan proses penghitungan dilakukan secara saksama. Sekitar 35 karung uang tunai dihitung oleh petugas polisi dibantu oleh petugas Bank Negara. Totalnya mencapai 130 juta ringgit," ucap seorang sumber, Kamis (24/5).
Puluhan karung uang tunai dan 72 kotak barang mewah dan 284 tas bermerek yang disita polisi dari sejumlah properti milik Najib dan keluarganya. Barang-barang mewah itu terdiri dari jam, tas mahal, hingga perhiasan.
Proses penghitungan uang disebut memakan waktu cukup lama karena terdiri atas berbagai denominasi mata uang. Selain itu, polisi juga harus merekam setiap nomor serial uang-uang tersebut.
Dikutip The Strait Times, sumber itu mengatakan sulit bagi aparat menghitung nilai seluruh barang yang disita, mengingat jumlahnya yang mencapai ratusan. Dia mengatakan nilai perhiasan yang disita saja bisa mencapai 200 juta ringgit atau setara Rp712 miliar.
Meski begitu, kepolisian disebut tetap berupaya meminta bantuan tenaga profesional untuk menentukan nilai total barang-barang tersebut.
Direktur Departemen Penyelidikan Kriminal Komersial (CCID) Amar Singh menolak menanggapi jumlah uang hasil sitaan yang berhasil dihitung sampai saat ini.
Penyitaan uang dan barang mewah dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi lembaga investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang merongrong Najib sejak 2015 lalu.
Berdasarkan laporan polisi, Najib mengaku miliaran uang yang disita polisi itu adalah sumbangan teman-temannya dan ditujukan untuk membiayai kampanye pemilihan umum Barisan Nasional.
Untuk kedua kalinya, Najib diperiksa oleh Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) hari ini, Kamis (24/5). MACC meminta penjelasan Najib terkait dugaan aliran dana mencurigakan sebesar US$700 juta (hampir Rp10 triliun) ke rekening pribadinya.
Ratusan juta dolar dana tersebut diduga hanya sebagian kecil dari total US$4,5 miliar (sekitar Rp64 triliun) uang negara yang diduga disalahgunakan oleh 1MDB, lembaga yang didirikan Najib pada 2009 lalu.
Credit cnnindonesia.com
Langganan:
Postingan (Atom)