New Delhi, CB
--
India mempercepat program modernisasi angkatan laut
dan menekan negara tetangganya untuk mengatasi kegiatan kapal selam
Tiongkok di Lautan India.
Langkah ini menunjukkan negara-negara di wilayah semakin khawatir dengan perilaku militer Beijing di bawah laut.
Beberapa
bulan setelah perseteruan di perbatasan yang memisahkan India dan
Tiongkok di Himalaya, sejumlah kapal selam Tiongkok muncul di Sri Lanka,
negara kepulauan yang terletak di sebelah tenggara perairan India.
Tiongkok juga telah memperkuat hubungan dengan Maladewa, satu negara kepulauan di Lautan India.
Langkah
Tiongkok ini menggambarkan tekad negara itu memperkuat kehadirannya di
Lautan India, yang menjadi jalur pengiriman sebagian besar minyak
impornya, dan bersamaan dengan peningkatan ketegangan di Laut Cina
Selatan dimana kekuatan angkatan laut Beijing telah membuat
negara-negara di wilayah khawatir.
"Kami khawatir dengan kondisi
kapal selam kami. Tetapi dengan Tiongkok yang terus berupaya keras
menekan kami, seperti di Himalaya, Laut Cina Selatan dan sekarang Lautan
India, kami harus lebih khawatir lagi," ujar Arun Prakash, mantan
kepala staf angkatan laut India.
"Untungnya, pemerintah terlihat
sudah sadar akan krisis ini," tambahnya. "Tetapi diperlukan waktu untuk
membangun kembali armada. Kami berharap tidak ada pertempuran dengan
Tiongkok dan bahwa diplomasi dan aliansi akan bisa mengatasi masalah
yang muncul."
Pemerintah Perdana Menteri India telah
memerintahkan percepatan proses tender pembangunan enam kapal selam
bertenaga diesel yang diperkirakan bernilai US$8,1 miliar, selain
pembelian enam kapal selam yang kini sedang dibangun perusahaan Perancis
di Mumbai.
Armada kapal selam baru ini akan mengganti armada
lama yang sudah berusia 30 tahun dan sering kali tidak berfungsi secara
maksimal.
Kapal selam nuklir buatan India pertama - yang
mengangkut rudal berkepala nuklir dan akan diuji coba di laut bulan ini -
akan bergabung dalam armada kapal selam India pada 2016.
Militer
India berusaha mengimbangi kehadiran militer Tiongkok di Lautan India
yang merupakan jalur transportasi penting bagi Tiongkok. (Reuters/R.
Narendra)
|
India membeli satu kapal selam bertenaga nukir dari Rusia pada 2012 dan sedang berunding untuk membeli kapal selam kedua.
Pemerintah
India telah menghubungi Larsen & Toubro Ltd.yang membangun lambung
kapal selam nuklir pertama buatan India, untuk membuat lagi dua lambung
kapal selam serupa.
Sementara itu, Australia berencana membeli
hingga 12 kapal selam siluman dari Jepang, dan Vietnam berencana membeli
hingga empat kapal selam kelas Kilo tambahan untuk menambah armadanya
yang kini berjumlah dua.
Taiwan berupaya mendapatkan teknologi Amerika Serikat untuk membangun armada kapal selam sendiri.
Jepang,
yang terlibat perselisihan dengan Tiongkok, juga menambah armada kapal
selam serang tenaga diesel dari 16 menjadi 22 dalam satu dekade ke
depan.
Kalah BanyakSelain kapal selam
tenaga nuklir dari Rusia, angkatan laut India saat ini memiliki 13 kapal
selam tenaga diesel yang sudah tua, dan hanya setengahnya yang masih
beroperasi.
Tahun lalu, salah satu kapal selam itu tenggelam setelah meledak dan terbakar ketika bersandar di pelabuhan Mumbai.
Tiongkok diperkirakan memiliki 60 kapal selam konvensional dan 10 kapal
selam tenaga nuklir, tiga diantaranya dilengkapi dengan senjata nuklir.
Ma
Jiali, pakar dari Forum Reformasi Tiongkok di Pusat Studi Strategis,
mengatakan kekhawatiran utama Beijing di Lautan India adalah menjaga
jalur pengiriman komoditinya, terutama minyak.
"Banyak
suara-suara di India yang menyatakan Lautan India adalah milik India,
dan negara lain tidak berhak di sana. Pemikiran itu banyak tersebar,
tetapi tentu saja tidak perlu dipandang seperti itu. Pandangan Tiongkok
adalah harus ada dialog dan diskusi dengan India," ujar Ma.
Para
pakar militer mengatakan penambahan kekuatan armada Angkatan Laut oleh
India, 150 kapal perang termasuk dua kapal induk, dan Tiongkok, dengan
800 kapal perang, kecil kemungkinan kedua negara akan bentrok.
David
Brewster dari Australian National University mengatakan India akan
berusaha sekuat tenaga mengukuhkan posisinya di Lautan India.
Negara
itu akan mengikat kerjasama kelautan dengan Jepang dan Australia, dan
memperbesar pangkalan militer di Kepulauan Andaman yang terletak 140
kilometer dari Selat Malaka, ujarnya.
Brewster mengatakan India
memandang kehadiran kapal perang AL Tiongkok sebagai gangguan. Mereka
memberi pesan kuat ke Beijing lewat kehadirannya ini.
India
berunding dengan Sri Lanka tentang kehadiran kapal selam Tiongkok, dan
mengingatkan negara itu bahwa berdasarkan kesepakatan yang
ditandatangani antara India, Sri Lanka dan Maladewa, New Delhi harus
diberitahu mengenai kunjungan kapal perang Tiongkok ke pelabuhan Sri
Lanka.
India juga terlibat dalam pembangunan pelabuhan laut
dalam bernilai US$8 miliar yang ingin dibangun Bangladesh di Sonadia,
Teluk Bengali, sementara perusahaan Tiongkok yang lebih dulu mengajukan
tender menjadi favorit pemenangnya.
"Jika Tiongkok terus
melakukan strategi ini dan terus hadir di Lautan India maka India akan
merasa harus bereaksi," kata Brewster.