Senin, 25 Februari 2019

Cegah Perang di Venezuela, Kuba Serukan Mobilisasi Internasional


Cegah Perang di Venezuela, Kuba Serukan Mobilisasi Internasional
Situasi politik di Venezuela semakin intensif setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari dan langsung diakui oleh AS. Foto/Ilustrasi/Istimewa

HAVANA - Partai Komunis Kuba (PCC) meminta kekuatan politik dan sosial Amerika Latin untuk mengecam ancaman perang terhadap Venezuela dan mendukung perdamaian di negara Amerika Selatan itu.

Dalam sebuah pernyataan, PCC mengecam meningkatnya tekanan dan tindakan Amerika Serikat (AS) yang bertujuan mempersiapkan petualangan militer yang disamarkan sebagai intervensi kemanusiaan di Venezuela.

"Situasi ini tidak hanya mewakili ancaman nyata bagi Revolusi Bolivarian, tetapi juga bagi perdamaian di benua itu. Hari ini adalah Venezuela, dan besok akan menjadi Nikaragua, Bolivia atau Kuba," PCC memperingatkan dalam pernyataannya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (23/2/2019).

Pernyataan tersebut, yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Kuba, mengatakan Washington seharusnya tidak meremehkan dampak agresi terhadap Venezuela. Konflik bersenjata di kawasan itu akan mempengaruhi semua negara di wilayah itu dan sosial, ekonomi serta sektor politik.

"Kami menghadapi ancaman khas agresi imperialis yang terselubung, yang tujuan utamanya adalah perampasan Amerika atas cadangan minyak bersertifikasi terbesar di planet ini," kata PCC.

Menurut PCC, kebijakan AS bukan hanya serangan terhadap Venezuela, tetapi juga serangan terakhir terhadap pasukan kiri di benua itu.

PCC mengatakan membela Revolusi Bolivarian di Venezuela telah menjadi "parit perlindungan" pertama dalam perjuangan untuk kedaulatan Amerika Latin, keadilan sosial, perdamaian dengan martabat, dan persatuan.

Mereka menyerukan mobilisasi internasional bersatu untuk menunjukkan Washington bahwa orang-orang di benua itu memiliki kemerdekaan dan kedaulatan.

Situasi politik di Venezuela semakin intensif setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari dan langsung diakui oleh AS.

AS dan negara-negara lain di kawasan itu, berkoordinasi dengan oposisi Venezuela, telah menyatakan rencana mereka untuk mengirimkan bantuan ke Venezuela pada hari akhir pekan ini. Venezuela mengatakan akan memblokir pengiriman bantuan AS yang diyakini sebagai alasan untuk melancarkan serangan militer. 





Credit  sindonews.com