Jumat, 15 Februari 2019

Amerika Minta El Salvador Hadapi Aksi Predator Ekonomi ala Cina


Presiden terpilih El Salvador, Nayib Bukele, dan istri Gabriella de Bukele. Reuters
Presiden terpilih El Salvador, Nayib Bukele, dan istri Gabriella de Bukele. Reuters

CB, San Salvador – Presiden terpilih El Salvador, Nayib Bukele, berbicara lewat sambungan telepon dengan penasehat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, mengenai Cina.

Bolton mengatakan dia meminta kerja sama pemerintah El Salvador untuk menghadapi ekspansi Cina yang bersifat predator.
Bukele mengatakan pemerintahannya akan menjadi mitra kuat bagi Amerika Serikat.
“Amerika Serikat bakal menemukan El Salvador bukan hanya sekutu tapi juga teman,” kata Bukele lewat cuitan di Twitter seperti dilansir Reuters pada 14 Februari 2019.

Sebelum ini, hubungan Washington dengan El Salvador mengalami kemunduran. Saat itu, pemerintahan kiri Faribundi Marti, yang diusung Partai Front Pembebasan Nasional dan merupakan partai gerakan gerilya, memilih bekerja sama dengan Cina dengan mengorbankan Taiwan pada Agustus 2018.
Bolton mengkritik manfaat yang diterima El Salvador setelah bekerja sama dengan Cina.
“Kami mendiskusikan cara memperkuat pertemanan El Salvador dan AS dan berkolaborasi untuk mengembalikan demokrasi di Venezuela dan melawan praktek predator Cina di kawasan ini,” kata Bolton.

Mengenai ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Hunying, mengatakan Cina tidak memiliki kepentingan untuk terlibat dalam kompetisi geopolitik di kawasan Amerika Latin. Hubungannya dengan El Salvador selama ini bersifat saling menguntungkan.

“Kritik AS terhadap kerja sama Amerika Latin dan Cina sangat tidak berdasar dan irasional,” kata Hua Hunying kepada media seperti dilansir Reuters.
Sebelum ini, El Salvador mendapat bantuan proyek sosial senilai US$150 juta atau sekitar Rp2.1 triliun dan bantuan beras 3000 triliun untuk warga yagn terkena kekeringan. Seorang pembantu Bukele mengatakan Presiden terpilih sedang mengevaluasi nilai kerja sama dengan Cina.


“Terkait isu Cina dan Taiwan, kami harus mempelajarinya dan mencari keseimbangan. Apa yang terbaik bagi negara dan bukan untuk partai politik,” kata Federico Anliker, orang dekat Presiden El Salvador Bukele, seperti dilansir South China Morning Post.





Credit  tempo.co