Senin, 10 Desember 2018

Unjuk Rasa Jaket Kuning Digelar di Brussel, 70 Orang Ditangkap



Sejumlah pengunjuk rasa mengenakan jaket kuning berunjuk rasa di ibu kota Brussel, Belgia, yang merupakan ibu kota Uni Eropa, sebagai bentuk simpati kepada unjuk rasa jaket kuning di Prancis menentang kenaikan harga bahan bakar minyak. Reuters
Sejumlah pengunjuk rasa mengenakan jaket kuning berunjuk rasa di ibu kota Brussel, Belgia, yang merupakan ibu kota Uni Eropa, sebagai bentuk simpati kepada unjuk rasa jaket kuning di Prancis menentang kenaikan harga bahan bakar minyak. Reuters

CB, Brussel – Polisi di ibu kota Brussel, Belgia, telah menangkap sekitar 70 orang pada unjuk rasa, yang meniru demonstrasi jaket kuning di Prancis.

Pengunjuk rasa di Brussel menggelar aksinya di area yang menjadi lokasi kantor Komisi Eropa, dan Parlemen Eropa. Polisi menaruh barikade di kasawan ini sehingga kendaraan dan para pejalan kaki tidak bisa masuk.
Para pengunjuk rasa berkumpul di dua kawasan di Brussel yaitu Arts Lois dan Porte de Namur. Tidak ada tindak kekerasan selama unjuk rasa berlangsung.
“Ada penangkapan terhadap 70 orang saat dilakukan pengecekan terhada warga dan ini bagian dari tindakan pencegahan,” kata Ilse Van De Keere, juru bicara polisi Brussel, seperti dilansir media Eyewitness News pada Sabtu, 8 Desember 2018 waktu setempat.

 
Seorang pengunjuk rasa, seperti dilansir kantor berita Belga, memblokade jalan raya yang menghubungkan Brussel dengan kota Rekkem di Flanders, yang berdekatan dengan perbatasan Prancis.
Pengunjuk rasa juga memasang barikade di jalan dekat perbatasan Belgia dan Prancis yaitu di Adinkerque.

Unjuk rasa jaket kuning di Prancis merupakan bentuk protes terhadap keputusan pemerintah Presiden Emmanuel Macron untuk menaikkan pajak bahan bakar. Pemerintah melakukan ini untuk mendorong masyarakat beralih ke bahan bakar ramah lingkungan dan naiknya harga minyak mentah dunia.

Belakangan, unjuk rasa ini memprotes gaya pemerintahan Macron yang dinilai searah dari atas ke bawah. Unjuk rasa ini mulai melebar ke sejumlah negara tetangga yang berbahasa Prancis seperti Belgia. Pada unjuk rasa akhir November 2018, sekitar 300 orang berdemonstrasi dan berujung kerusuhan dengan dua mobil polisi terbakar




Credit  tempo.co