Senin, 17 Desember 2018

Saudi Marah Senat AS Salahkan MBS soal Pembunuhan Khashoggi


Saudi Marah Senat AS Salahkan MBS soal Pembunuhan Khashoggi
Poster bergambar Jamal Khashoggi diterangi lilin diusung para demonstran di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. Foto/REUTERS/Osman Orsal

RIYADH - Pemerintah Arab Saudi marah dan mengecam resolusi Senat Amerika Serikat (AS) yang menyalahkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) atas pembunuhan Jamal Khashoggi. Riyadh menyatakan resolusi itu sebagai tuduhan tak berdasar dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan urusan internal kerajaan.

"Kerajaan Arab Saudi menolak posisi yang diungkapkan baru-baru ini oleh Senat AS, yang didasarkan pada klaim dan tuduhan yang tidak dibuktikan kebenarannya, dan mengandung gangguan mencolok dalam urusan internal kerajaan, yang melemahkan peran regional dan internasional kerajaan," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan, yang dikutip Reuters, Senin (1712/2018).

Kementerian menekankan bahwa tindakan dan pernyataan "mengejutkan" oleh pejabat Amerika telah mengurangi kedudukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang telah bekerja selama beberapa dekade untuk membangun hubungan ekonomi dan keamanan antarnegara.

Kerajaan sebelumnya telah menegaskan bahwa pembunuhan warga negara Saudi, Jamal Khashoggi, adalah kejahatan yang menyedihkan yang tidak mencerminkan kebijakan kerajaan maupun lembaga-lembaganya.

Menurut kementerian tersebut, meskipun Senat AS telah mengirim "pesan salah" yang telah merusak hubungan bilateral, Riyadh tetap ingin mempertahankan hubungan dengan AS. Kementerian mengingatkan Washington bahwa Saudi bertindak atas landasan perdamaian dan keamanan di tingkat regional dan internasional.

Pada hari Kamis, Senat dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang mengatakan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertanggung jawab atas pembunuhan dari kolumnis Washington Post tersebut. Resolusi itu secara efektif merongrong upaya pemerintahan Trump untuk mengecilkan dan menahan dampak dari pembunuhan profil tinggi. 






Credit  sindonews.com