Patung ini sebagai monumen untuk mengangkat kembali pahlawan yang terlupakan.
CB,
KEVADIYA – India meresmikan patung tertinggi di dunia yang dinamai
'Statue of Unity', di Kevadiya, Gujarat, pada Rabu (30/10). Patung
setinggi 597 kaki ini berwujud menteri dalam negeri pertama India
setelah berakhirnya pemerintahan Inggris, Sardar Vallabbhai Patel.
Perdana
Menteri India Narendra Modi turut menghadiri peresmian patung tersebut.
Pesawat-pesawat angkatan udara India terlihat menghujani patung
perunggu itu dengan bunga. Pembangunan patung diperkirakan menelan dana
mencapai 400 juta dolar AS.
Patung ini 180 kaki lebih tinggi dari Spring Temple Buddha di
Cina, yang sebelumnya merupakan patung terbesar di dunia. Patung Patel
ini juga mengerdilkan beberapa monumen paling ikonik di dunia, setinggi
kira-kira empat kali ukuran Patung Liberty di New York dan enam kali
ukuran Christ the Redeemer di Rio de Janeiro.
Patel
dikenal sebagai "Iron Man of India" karena mengintegrasikan berbagai
negara di era pasca-kemerdekaan. Saat itu pembentukan Pakistan telah
memicu pertumpahan darah besar antara umat Hindu dan Muslim di wilayah
tersebut.
Patung itu adalah bagian dari kebijakan
partai nasionalis Hindu untuk menghidupkan kembali mitos-mitos seputar
pemimpin yang "terlupakan" oleh negara.
"Patel ingin
India menjadi negara yang kuat, sensitif, waspada, dan akomodatif, dan
kami mengupayakan itu," kata Modi dalam upacara peresmian, dikutip
The Independent.
Beberapa
pemimpin yang dianggap telah dilupakan, merupakan anggota oposisi dari
Partai Bharatiya Janata (BJP), Partai Kongres. Mereka telah berjuang
untuk kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1947.
BJP
telah menuduh oposisi mereka mengabaikan para pemimpin seperti Patel,
BR Ambedkar, yang memimpin penyusunan konstitusi, dan pejuang
kemerdekaan Subhas Chandra Bose.
Menurut Rahul
Gandhi, cicit dari Jawaharlal Nehru, perdana menteri pertama India, yang
memimpin Kongres, melupakan pemimpin lama adalah distorsi sejarah.
"Ironis
bahwa patung Sardar Patel diresmikan, tetapi setiap institusi yang ia
bantu bangun sedang dihancurkan. Kerusakan sistematis lembaga-lembaga
India tidak lebih dari sebuah pengkhianatan," jelas Rahul.