Kamis, 01 November 2018

Israel Baru Selidiki Kematian Perawat Palestina di Jalur Gaza


Israel Baru Selidiki Kematian Perawat Palestina di Jalur Gaza
Proses pemakaman paramedis Palestina, Razan al-Najjar yang dibunuh tentara Israel di Jalur Gaza. (REUTERS/Mohammed Salem)


Jakarta, CB -- Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Israel dikabarkan tengah menggelar penyelidikan bersama terkait kematian Razan al-Najjar, seorang perawat Palestina, di Jalur Gaza pada Juni lalu.

"Sebuah penyelidikan polisi dan militer telah dibuka terkait kematian petugas medis Razan al-Najjar," bunyi pernyataan miltier Israel pada Selasa (30/10).

Militer mengatakan penyelidikan dilakukan atas perintah kejaksaan Israel.



Perempuan 21 tahun itu tewas tertembak di selatan Khan Yunis, Gaza, saat protes berujung bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel terjadi di wilayah itu.

Dikutip AFP, saat itu, Najjar menjadi salah satu petugas sukarelawan untuk merawat orang-orang yang luka karena bentrokan.

Organisasi The Palestinian Medical Relief Society mengatakan Najjar juga dipukuli ketika mencoba memberikan pertolongan pertama kepada seorang pengunjuk rasa yang terluka.

Selain Najjar, kelompok itu memaparkan tiga petugas medis lainnya ikut terkena tembakan di hari yang sama.


Kematian Najjar menjadi viral di media sosial hingga menyorot publik internasional. Sehari setelah kematian Najjar, Israel beralasan salah satu prajuritnya tidak sengaja menembak perempuan itu.

Israel pun telah berjanji insiden tersebut akan ditinjau lebih lanjut oleh oditur militer.

Setidaknya 218 warga Palestina tewas di tangan tentara Israel sejak protes rutin digelar pada 30 Maret lalu di perbatasan Israel-Palestina.

Israel mendapat kecaman internasional karena menggunakan senjata api secara langsung. Uni Eropa dan PBB menuduh Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Sementara itu, aktivis hak asasi manusia mengatakan tindakan tentara Israel ilegal karena menggunakan peluru tajam pada pengunjuk rasa Palestina yang tidak bersenjata. Apalagi pasukan Israel tidak dalam keadaan terancam. Amerika Serikat menyebut pelaku penembakan terhadap Najjar patut dihukum.


Sebaliknya, militer Israel menyalahkan Hamas atas pertumpahan darah tersebut. Mereka menuding Hamas menggunakan aksi demonstrasi sebagai tameng untuk melakukan serangan ke perbatasan.





Credit  cnnindonesia.com