Kamis, 01 November 2018

Indonesia Kembali Sentil Australia Soal Kedubes di Israel


Indonesia Kembali Sentil Australia Soal Kedubes di Israel
Mantan PM Australia, Malcolm Turnbull. (REUTERS/Atsushi Tomura)


Jakarta, CB -- Rencana pemerintah Australia memindahkan kedutaan besar mereka di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem mendapat tanggapan buruk dari Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan memperingatkan supaya Negeri Kanguru tidak melaksanakan niatnya itu, lantaran bisa merusak hubungan kedua negara.

Pernyataan itu disampaikan oleh mantan perdana menteri Australia, Malcolm Turnbull usai bertemu Jokowi di Pulau Bali, awal pekan ini. Dia meminta sahabatnya, PM Scott Morrison benar-benar mempertimbangkan kembali gagasan memindahkan kedutaan besar mereka di Israel.

"Presiden (Jokowi) menyampaikan kepada saya ide memindahkan Kedubes Australia di Tel Aviv ke Yerusalem sangat menjadi sorotan. Kalau hal itu dilakukan, maka akan mendapatkan reaksi yang buruk dari Indonesia," kata Turnbull, seperti dikutip stasiun televisi ABC, Rabu (31/10).


Permasalahan itu diangkat Jokowi kepada Turnbull yang saat ini tengah menjadi delegasi perundingan perdagangan bebas dengan Indonesia. Maka dari itu dia berharap pemerintah Australia tidak pernah mewujudkan rencana memindahkan kedutaan mereka di Israel, atau kesepakatan itu akan buyar.


Sebab, jika disetujui perjanjian itu kemungkinan akan diteken November mendatang. Turnbull meminta Morrison tetap pada kebijakan diplomasi mereka terhadap Israel yang sudah berjalan empat dasawarsa.

Morrison dan Turnbull juga sempat berdebat tentang ide memindahkan kedutaan besar mereka di Israel. Apalagi Kota Sydney adalah salah satu tempat yang menampung komunitas Yahudi terbesar di Negeri Kanguru. Namun, Morrison yang beraliran konservatif hingga saat ini nampak masih tetap pada pendiriannya.

"Australia akan mengambil keputusan berdasarkan kebijakan luar negeri dan kepentingan kami. Kami akan berkonsultasi, mendengarkan pendapat lain, tetapi pada akhirnya kami harus mendahulukan kepentingan kami," kata Morrison.


Gelombang negara-negara memindahkan kedutaan besar mereka di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem mengekor keputusan Amerika Serikat. Kebijakan Presiden AS Donald Trump itu memantik amarah umat Islam dan warga Palestina.

Bahkan gara-gara itu proses perundingan damai antara Palestina dan Israel menjadi tersendat. Akibatnya adalah muncul berbagai aksi unjuk rasa besar-besaran di Tepi Barat dan Jalur Gaza, hingga mengakibatkan kekerasan dilakukan tentara zionis Israel. Akibatnya sejumlah orang tewas lantaran ditembak saat berunjuk rasa di wilayah perbatasan Palestina-Israel.




Credit  cnnindonesia.com