WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) menampar lebih dari selusian individu dan
perusahaan Rusia dengan sanksi terkait Crimea. Para individu dan
perusahaan Rusia itu dianggap mendapatkan keuntungan dari pencaplokan
dan pendudukan ilegal wilayah Crimea di Ukraina.
Departemen Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) mengumumkan hukuman yang dimandatkan oleh kongres, beberapa di antaranya merupakan sanksi tambahan bagi individu dan entitas yang telah masuk dalam daftar hitam pemerintah AS.
Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan bertemu sebentar, tetapi tidak untuk pertemuan skala penuh, akhir pekan ini di Paris selama peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
"Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk menargetkan entitas yang didukung Rusia yang mencari keuntungan dari aneksasi ilegal Rusia dan pendudukan Crimea," Menteri Keuangan di Bawah Sekretaris Terorisme dan Intelijen Keuangan Sigal Mandelker mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Sanksi kami adalah pengingat yang jelas bahwa upaya untuk menormalkan investasi dan hubungan ekonomi dengan mereka yang beroperasi di Crimea tidak akan ditoleransi dan tunduk pada otoritas sanksi AS dan Uni Eropa," tambahnya seperti dikutip dari The Washington Times, Jumat (9/11/2018).
Departemen Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) mengumumkan hukuman yang dimandatkan oleh kongres, beberapa di antaranya merupakan sanksi tambahan bagi individu dan entitas yang telah masuk dalam daftar hitam pemerintah AS.
Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan bertemu sebentar, tetapi tidak untuk pertemuan skala penuh, akhir pekan ini di Paris selama peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
"Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk menargetkan entitas yang didukung Rusia yang mencari keuntungan dari aneksasi ilegal Rusia dan pendudukan Crimea," Menteri Keuangan di Bawah Sekretaris Terorisme dan Intelijen Keuangan Sigal Mandelker mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Sanksi kami adalah pengingat yang jelas bahwa upaya untuk menormalkan investasi dan hubungan ekonomi dengan mereka yang beroperasi di Crimea tidak akan ditoleransi dan tunduk pada otoritas sanksi AS dan Uni Eropa," tambahnya seperti dikutip dari The Washington Times, Jumat (9/11/2018).
Menurut
pejabat Departemen Keuangan, sanksi tersebut menggarisbawahi dukungan
AS untuk Ukraina dan Uni Eropa (UE). Sanksi itu juga menyoroti sikap
oposisi Washington terhadap aneksasi dan pendudukan Kremlin atas Crimea
serta penggunaan kekuatan untuk mengontrol bagian-bagian Donetsk dan
wilayah Luhansk di Ukraina timur.
Credit sindonews.com