Senin, 16 April 2018

AS Serang Suriah, Indonesia Minta Semua Pihak Tahan Diri


AS Serang Suriah, Indonesia Minta Semua Pihak Tahan Diri
Jet tempur yang digunakan menyerang Suriah. Indonesia mengimbau semua pihak menahan diri usai serangan Barat ke negara yang dirundung konflik tujuh tahun itu. (UK MOD Crown 2018/Handout via REUTERS)


Jakarta, CB -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri meminta semua pihak yang berkonflik di Suriah menahan diri, menyusul serangan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis akhir pekan lalu.

"Indonesia mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi memburuknya situasi di Suriah," bunyi pernyataan Kemlu RI yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (15/4).

AS, Inggris dan Perancis membombardir sejumlah titik yang diduga terkait senjata kimia di Damaskus, Sabtu, sebagai respons atas serangan gas yang disebut diotaki pemerintah Suriah di Douma, sepekan sebelumnya.


Dalam pernyataan yang sama, Kemlu RI juga menegaskan kecaman keras terhadap penggunaan senjata kimia "oleh pihak manapun."

Pemerintah Indonesia meminta semua pihak menghormati nilai dan hukum internasional, khususnya piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai keamanan dan perdamaian internasional.

"Indonesia juga meminta semua pihak untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak harus selalu merupakan prioritas.

"Indonesia kembali menekankan pentingnya penyelesaian konflik di Suriah secara komprehensif melalui negosiasi dan cara-cara damai."

Perang saudara yang telah berlangsung selama tujuh tahun di Suriah diikuti oleh banyak pihak, termasuk Rusia dan Iran yang mendukung pemerintahan Bashar al-Assad.

Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan akhir pekan lalu berjalan sukses. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan serangan lanjutan Barat akan membawa kekacauan pada hubungan internasional.

Pernyataan Putin itu disampaikan dalam percakapan telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu.

Kremlin menyatakan Putin dan Rouhani setuju bahwa serangan Barat telah merusak kesempatan untuk mencapai penyelesaian politik dalam konflik Suriah.





Credit  cnnindonesia.com