Ilustrasi unjuk rasa di Prancis. (REUTERS/Stephane Mahe)
Jakarta, CB -- Seorang pengunjuk rasa tewas dan lebih dari 220 orang lainnya terluka dalam aksi protes "rompi kuning" menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh ratusan ribu orang di Prancis, Sabtu (17/11).
Gerakan
"rompi kuning" tak lepas dari jaket mentereng yang dikenakan oleh para
pendemo. Gerakan ini dimulai di media sosial bulan lalu dengan seruan
untuk blokade jalan raya akibat kebijakan Presiden Prancis Emmanuel
Macron.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka diperas selama
bertahun-tahun dengan kenaikan pajak bahan bakar yang membuat
harga-harga naik sejak awal 2000-an.
Dikutip dari
AFP, Kementerian Dalam Negeri Prancis
memperkirakan sekitar 283.000 orang ikut serta dalam unjuk rasa yang
digelar di 2.000 titik, baik itu di bundaran, jalan raya, di seluruh
negeri.
Sekitar 227 orang dikabarkan terluka, dengan tujuh orang
di antaranya mengalami luka serius, termasuk seorang perwira polisi.
Sementara, 117 orang ditangkap, dengan 73 orang di antaranya dijebloskan
ke tahanan kepolisian.
Meskipun sebagian besar pemblokiran
jalanan dilakukan tanpa insiden, emosi massa diberitakan meletus ketika
beberapa pengendara memaksa untuk menembus blokade para pengunjuk rasa.
Champs Elysees, Paris, Juli 2018. (REUTERS/Gonzalo Fuentes)
|
Di wilayah timur Savoie, Prancis, seorang ibu panik karena mobilnya
terkepung para pengunjuk rasa saat hendak membawa putrinya ke dokter.
Pengemudi itu panik dan tiba-tiba melaju ke arah kerumunan. Seorang
wanita berusia 63 tahun pun tewas tertabrak mobil. Pengemudi, yang
disebut polisi dalam keadaan syok, sudah dibawa untuk dimintai
keterangannya.
Selain itu, satu korban luka ada di kota Grasse,
yakni seorang polisi, dan satu di sebelah timur Strasbourg, dan dua
korban di barat laut Quimper.
"Inilah yang kami khawatirkan
dengan melakukan demonstrasi tidak terorganisasi oleh orang-orang yang
tidak terbiasa dengan hal-hal seperti itu," kata Menteri Dalam Negeri
Christophe Castaner dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Di Paris, beberapa ratus orang pengunjuk rasa berteriak "Macron turun!"
sambil menyanyikan lagu kebangsaan La Marseillaise, di Champs-Elysees
dan Place de la Concorde. Mereka hendak berbaris menuju Istana Elysee,
kediaman resmi Macron.
Polisi anti huru-hara menghalangi jalan
mereka. Namun, beberapa ratus orang menemukan jalan lewat samping dan
mendekati Istana di sore harinya. Kepolisian kemudian membubarkannya
dengan gas air mata.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa
polisi akan melakukan intervensi untuk memastikan tidak ada jalan yang
sepenuhnya diblokir.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, di New York, AS, September. ((REUTERS/Carlo Allegri))
|
Beberapa demonstran mengumumkan bahwa mereka bermaksud untuk berkemah
semalam dan mungkin melanjutkan protes pada Minggu (18/11).
FrustrasiPara
analis mengatakan gerakan itu tak melulu soal BBM, namun mewakili rasa
frustrasi yang lebih luas terhadap kebijakan Macron, mantan bankir
investasi, yang telah mendorong serangkaian reformasi yang bertujuan
untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Gerakan ini diketahui
mendapat lebih banyak dukungan publik daripada yang gerakan lain yang
kontra Macron sejak dia memenangkan Pilpres tahun lalu. Jajak pendapat
Elabe pekan lalu menemukan bahwa 73 persen responden mendukung gerakan
tersebut.
"Macron adalah presiden orang kaya dan bukan [presidennya] orang miskin.
Dia harus memikirkan orang miskin juga," cetus Andre (38), pendemo yang
bergabung dengan blokade di Dole, Perancis.
"Kami ingin bekerja,
tetapi tidak menghasilkan apa-apa," kata Joffrey Gouillet, 27, seorang
pengunjuk rasa di Pont-de-Beauvoisin.
"Tujuan [demo] bukan untuk
menciptakan malapetaka, tetapi untuk mendapatkan hak kami kembali. Anda
tidak dapat sampai di akhir bulan bahkan dengan dua [kali] gaji,"
keluhnya.
Foto: CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi
|
Pemerintah pekan lalu mengumumkan serangkaian langkah untuk mencoba
meredam kemarahan warga atas kenaikan BBM. Yakni, memberikan subsidi
energi dan bonus lebih tinggi terhadap kendaraan yang lebih bersih.
Dalam
sebuah wawancara TV pekan ini, Macron mengakui bahwa dia "tidak
berhasil mendamaikan warga Prancis dengan para pemimpin mereka" dan
bahwa "kami mungkin tidak memberi mereka cukup pertimbangan."
Namun, Macron mengaku tidak akan membatalkan kenaikan pajak BBM, yang rencananya akan kembali naik pada Januari 2019.
Credit
cnnindonesia.com