urat tersebut diantarkan oleh Senator AS dari partai Republik Rand Paul. 
CB,
 WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali 
mengirimi surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Surat tersebut 
diantarkan oleh Senator AS dari partai Republik Rand Paul dan diserahkan
 kepada pemerintahan Presiden Putin. 
Paul mengatakan, surat tersebut berisi ajakan AS kepada Rusia untuk 
melakukan kerja sama di berbagai bidang. Secara pribadi, dirinya mengaku
 terhormat untuk mengantarkan surat Presiden Trump kepada pemerintahan 
Presiden Putin.
"Surat menekankan pentingnya keterlibatan 
lebih lanjut di berbagai bidang termasuk kontra terorisme, meningkatkan 
dialog legislatif dan melanjutkan kembali pertukaran budaya," cicit Rand
 Paul dalam akun 
Twitter-nya.
Menurut Gedung 
Putih, ini baru merupakan surat awal dari AS kepada Rusia. Gedung Putih 
juga mengatakan, presiden telah memberikan Paul 'surat pengantar' untuk 
perjalanannya atas permintaan senator.
"Dalam surat itu 
menyebutkan sejumlah bahasan yang ingin didiskusikan senator dengan 
Presiden Putin," kata Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley dalam sebuah
 pernyataan.
Juru
 Bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, surat dari Trump 
kepada Putin telah disampaikan melalui saluran diplomatik. Meski 
demikian, Peskov mengatakan Kremlin tidak membiasakan diri dengan maksud
 dari isi surat tersebut.
Komunikasi AS dan Rusia 
belakangan meningkat setelah pertemuan tingkat tinggi (KTT) Trump dan 
Putin di Helsinki beberapa waktu lalu. Meskipun, Trump mendapat sejumlah
 kritikan dari sejumlah politikus dalam negeri menyusul sikapnya yang 
dinilai tunduk kepada Putin.
Mereka juga mengkritik 
presiden yang dinilai kurang tegas terkait dugaan campur tangan Rusia 
dalam pemilihan presiden AS 2016 lalu. Tuduhan intervensi tersebut 
selalu mendapatkan bantahan dari pemerintah Rusia. Mereka mengaku tidak 
sedikitpun terlibat dalam kasus tersebut.
Surat
 itu disampaikan di tengah ancaman sanksi yang ingin dijatuhkan AS ke 
Rusia.  Sanksi tersebut diberikan terkait dengan penggunaan racun syaraf
 yang diduga diarahkan Moskow ke agen ganda Sergei Skripal di Inggris.
Juru
 bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyebut sanksi 
ekonomi terbaru yang dijatuhkan terhadap negaranya ilegal dan tak dapat 
diterima. Menurutnya sanksi itu akan membuat Putin menghentikan 
pendekatan konstruktif terhadap AS.
"Sekali
 lagi kami sepenuhnya menolak dugaan keterlibatan pemerintah Rusia atas 
apa yang terjadi di Salisbury. Rusia tidak memiliki dan tidak ada 
hubungannya dengan penggunaan senjata kimia," kata Peskov pada Kamis 
(9/8), dikutip laman CNN. 
 
Sanksi
 yang dijatuhkan AS memang terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia 
dalam aksi penyerangan mantan agen gandanya Sergei Skripal di Salisbury,
 Inggris. Ia diserang menggunakan agen saraf novichok. 
 
Peskov
 mengaku cukup menyayangkan keputusan AS. Sebab ketika bertemu Presiden 
AS Donald Trump di Helsinki, Finlandia, bulan lalu, Putin menyampaikan 
Rusia masih memiliki harapan untuk menjalin hubungan konstruktif dengan 
Washington. 
"Hubungan ini tidak hanya untuk kepentingan rakyat kami, tapi juga untuk stabilitas strategis dan keamanan dunia," ujar Peskov.