Senin, 26 Februari 2018
Dewan Keamanan PBB keluarkan resolusi gencatan senjata di Suriah
Dewan Keamanan PBB (ANTARANews/Grafis/Awi)
Perserikatan Bangsa-bangsa (CB - Dewan Keamanan PBB pada
Sabtu mengesahkan sebuah resolusi, yang mendesak agar gencatan senjata
diterapkan selama setidaknya 30 hari di seluruh Suriah guna membuka
jalan bagi bantuan kemanusiaan serta evakuasi medis darurat.
Resolusi 2401 itu berisi tuntutan agar penghentian permusuhan segera dilakukan bagi "jeda kemanusiaan untuk setidaknya selama 30 hari berturut-turut di semua wilayah Suriah," supaya bantuan kemanusiaan bisa disalurkan secara berkelanjutan serta agar layanan dan evakuasi medis bagi para warga, yang sakit parah dan mengalami luka, bisa terlaksana.
Dewan Keamanan meminta semua pihak agar segera bergerak untuk memastikan jeda untuk kemanusiaan itu diterapkan secara menyeluruh.
Menurut resolusi, gencatan senjata tidak diberlakukan pada operasi-operasi militer terhadap ISIS, Al Qaida dan Front Al Nusra beserta jaringan mereka, juga pada kelompok-kelompok teroris lainnya yang ditentukan oleh Dewan Keamanan.
Resolusi menutut bahwa, segera setelah gencatan senjata dimulai, semua pihak membuka jalan yang aman, leluasa dan berkelanjutan setiap pekannya bagi iring-iringan kemanusiaan PBB dan mitra-mitranya, termasuk yang membawa pasokan medis dan peralatan operasi, bagi semua orang yang membutuhkan di seluruh wilayah Suriah, terutama di lokasi-lokasi yang sulit terjangkau dan berada dalam pengepungan.
Selain itu, resolusi menuntut bahwa, segera setelah gencatan senjata dimulai, semua pihak harus membuka jalan bagi PBB beserta mitra-mitranya untuk melakukan evakuasi medis secara aman dan tanpa syarat, berdasarkan keperluan dan kedaruratan medis.
Resolusi juga meminta agar pengepungan segera dicabut di daerah-daerah berpenduduk, termasuk di Ghouta Timur, yang merupakan benteng kuat terakhir pemberontak di Suriah. Wilayah itu mengalami pengeboman hebat dalam sepekan terakhir ini.
Resolusi disahkan dengan suara bulat pada Sabtu setelah selama dua minggu diwarnai dengan perdebatan sengit serta perubahan di sana sini pada saat-saat terakhir.
Sebelum resolusi akhirnya disahkan, para anggota Dewan Keamanan pada Sabtu bersidang selama lebih dari dua jam.
Resolusi 2401 itu berisi tuntutan agar penghentian permusuhan segera dilakukan bagi "jeda kemanusiaan untuk setidaknya selama 30 hari berturut-turut di semua wilayah Suriah," supaya bantuan kemanusiaan bisa disalurkan secara berkelanjutan serta agar layanan dan evakuasi medis bagi para warga, yang sakit parah dan mengalami luka, bisa terlaksana.
Dewan Keamanan meminta semua pihak agar segera bergerak untuk memastikan jeda untuk kemanusiaan itu diterapkan secara menyeluruh.
Menurut resolusi, gencatan senjata tidak diberlakukan pada operasi-operasi militer terhadap ISIS, Al Qaida dan Front Al Nusra beserta jaringan mereka, juga pada kelompok-kelompok teroris lainnya yang ditentukan oleh Dewan Keamanan.
Resolusi menutut bahwa, segera setelah gencatan senjata dimulai, semua pihak membuka jalan yang aman, leluasa dan berkelanjutan setiap pekannya bagi iring-iringan kemanusiaan PBB dan mitra-mitranya, termasuk yang membawa pasokan medis dan peralatan operasi, bagi semua orang yang membutuhkan di seluruh wilayah Suriah, terutama di lokasi-lokasi yang sulit terjangkau dan berada dalam pengepungan.
Selain itu, resolusi menuntut bahwa, segera setelah gencatan senjata dimulai, semua pihak harus membuka jalan bagi PBB beserta mitra-mitranya untuk melakukan evakuasi medis secara aman dan tanpa syarat, berdasarkan keperluan dan kedaruratan medis.
Resolusi juga meminta agar pengepungan segera dicabut di daerah-daerah berpenduduk, termasuk di Ghouta Timur, yang merupakan benteng kuat terakhir pemberontak di Suriah. Wilayah itu mengalami pengeboman hebat dalam sepekan terakhir ini.
Resolusi disahkan dengan suara bulat pada Sabtu setelah selama dua minggu diwarnai dengan perdebatan sengit serta perubahan di sana sini pada saat-saat terakhir.
Sebelum resolusi akhirnya disahkan, para anggota Dewan Keamanan pada Sabtu bersidang selama lebih dari dua jam.
Credit antaranews.com
Turki sambut baik Resolusi PBB terkait Suriah
Ankara (CB - Turki pada Minggu menyambut baik sebuah
resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menuntut gencatan senjata
selama 30 hari di seluruh penjuru Suriah untuk memungkinkan akses
bantuan dan evakuasi medis, menurut pernyataan juru bicara kementerian
luar negeri.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mengadopsi resolusi tersebut pada Sabtu, saat salah satu serangan udara paling mematikan dalam perang selama tujuh tahun tersebut terjadi di distrik Ghouta timur pekan ini.
Tak lama setelah suara bulat dari 15 anggota dewan tersebut, pesawat tempur menyerang sebuah kota di Ghouta timur, daerah kantong pemberontak terakhir dekat ibu kota Suriah, menurut sebuah layanan darurat dan sebuah kelompok pemantau perang.
Pesawat tempur telah menyerang wilayah tersebut selama tujuh hari berturut-turut sementara penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres pada Rabu mendesak untuk segera diakhirinya "aktivitas perang" di Ghouta timur, tempat hampir 400.000 orang tinggal di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, tanpa cukup makanan atau obat-obatan.
Sementara sekutu Suriah, Rusia mendukung adopsi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, meragukan kelayakannya. Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya di lapangan memiliki catatan buruk untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, di mana militer Presiden Bashar al-Assad berada di atas angin.
"Apa yang diperlukan adalah agar tuntutan Dewan Keamanan mendapat dukungan kesepakatan nyata di lapangan," kata Nebenzia kepada dewan setelah pemungutan suara. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa tidak realistis untuk mengharapkan gencatan senjata segera dan bahwa para pihak harus didorong untuk melakukan itu.
Setelah beberapa hari tertunda dan perundingan pada menit-menit terakhir untuk mendapatkan dukungan dari Rusia, dewan tersebut mengadopsi resolusi tersebut - yang dirancang oleh Swedia dan Kuwait - menuntut permusuhan berhenti selama 30 hari "tanpa penundaan" guna memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.
"Kami menerima bahwa mungkin diperlukan beberapa jam sebelum semuanya dapat dilaksanakan sepenuhnya ... kami hanya perlu meningkatkan tekanan, penerapannya penting sekarang," kata Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom kepada Reuters.
Rusia tidak ingin menentukan kapan gencatan senjata akan dimulai, jadi sebuah proposal untuk gencatan senjata dimulai 72 jam setelah adopsi disepakati untuk menuntutnya dimulai "tanpa penundaan." Perundingan lebih lanjut pada Sabtu menambahkan permintaan agar semua pihak "segera terlibat untuk memastikan implementasi penuh dan komprehensif."
"Ketika mereka mencoba melakukan perundingan, bom dari jet tempur Assad terus jatuh. Dalam tiga hari ini kami mencoba menyepakati resolusi ini, berapa banyak ibu yang kehilangan anak-anak mereka akibat pemboman dan pemboman?" kata Duta Besar A.S. untuk PBB Nikki Haley kepada dewan tersebut.
"Kami sangat skeptis bahwa rezim (Suriah) akan mematuhi," kata Haley.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mengadopsi resolusi tersebut pada Sabtu, saat salah satu serangan udara paling mematikan dalam perang selama tujuh tahun tersebut terjadi di distrik Ghouta timur pekan ini.
Tak lama setelah suara bulat dari 15 anggota dewan tersebut, pesawat tempur menyerang sebuah kota di Ghouta timur, daerah kantong pemberontak terakhir dekat ibu kota Suriah, menurut sebuah layanan darurat dan sebuah kelompok pemantau perang.
Pesawat tempur telah menyerang wilayah tersebut selama tujuh hari berturut-turut sementara penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres pada Rabu mendesak untuk segera diakhirinya "aktivitas perang" di Ghouta timur, tempat hampir 400.000 orang tinggal di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, tanpa cukup makanan atau obat-obatan.
Sementara sekutu Suriah, Rusia mendukung adopsi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, meragukan kelayakannya. Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya di lapangan memiliki catatan buruk untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, di mana militer Presiden Bashar al-Assad berada di atas angin.
"Apa yang diperlukan adalah agar tuntutan Dewan Keamanan mendapat dukungan kesepakatan nyata di lapangan," kata Nebenzia kepada dewan setelah pemungutan suara. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa tidak realistis untuk mengharapkan gencatan senjata segera dan bahwa para pihak harus didorong untuk melakukan itu.
Setelah beberapa hari tertunda dan perundingan pada menit-menit terakhir untuk mendapatkan dukungan dari Rusia, dewan tersebut mengadopsi resolusi tersebut - yang dirancang oleh Swedia dan Kuwait - menuntut permusuhan berhenti selama 30 hari "tanpa penundaan" guna memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.
"Kami menerima bahwa mungkin diperlukan beberapa jam sebelum semuanya dapat dilaksanakan sepenuhnya ... kami hanya perlu meningkatkan tekanan, penerapannya penting sekarang," kata Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom kepada Reuters.
Rusia tidak ingin menentukan kapan gencatan senjata akan dimulai, jadi sebuah proposal untuk gencatan senjata dimulai 72 jam setelah adopsi disepakati untuk menuntutnya dimulai "tanpa penundaan." Perundingan lebih lanjut pada Sabtu menambahkan permintaan agar semua pihak "segera terlibat untuk memastikan implementasi penuh dan komprehensif."
"Ketika mereka mencoba melakukan perundingan, bom dari jet tempur Assad terus jatuh. Dalam tiga hari ini kami mencoba menyepakati resolusi ini, berapa banyak ibu yang kehilangan anak-anak mereka akibat pemboman dan pemboman?" kata Duta Besar A.S. untuk PBB Nikki Haley kepada dewan tersebut.
"Kami sangat skeptis bahwa rezim (Suriah) akan mematuhi," kata Haley.
Credit antaranews.com
Pemberontak di Ghouta, Suriah, sambut baik gencatan senjata PBB
Beirut (CB - Dua faksi pemberontak utama di Ghouta timur
Suriah menyambut baik resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang disahkan
pada Sabtu untuk menuntut gencatan senjata 30 hari di seluruh negeri
guna memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.
Dalam pernyataan terpisah, Jaish al-Islam dan Failaq al-Rahman berjanji untuk melindungi konvoi bantuan yang masuk ke daerah kantong pemberontak yang terkepung di dekat Damaskus. Pemberontak mengatakan bahwa mereka akan melakukan gencatan senjata, namun akan membalas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya.
Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi tersebut pada Sabtu, setelah salah satu serangan udara paling mematikan dari perang tujuh tahun tersebut terjadi Ghouta timur pekan ini.
Tak lama setelah suara bulat dari 15 anggota dewan tersebut, pesawat tempur menyerang sebuah kota di Ghouta timur, daerah kantong pemberontak terakhir dekat ibu kota Suriah, menurut sebuah layanan darurat dan sebuah kelompok pemantau perang.
Pesawat tempur telah menyerang wilayah tersebut selama tujuh hari berturut-turut sementara penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres pada Rabu mendesak untuk segera diakhirinya "aktivitas perang" di Ghouta timur, tempat hampir 400.000 orang tinggal di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, tanpa cukup makanan atau obat-obatan.
Sementara sekutu Suriah, Rusia mendukung adopsi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, meragukan kelayakannya. Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya di lapangan memiliki catatan buruk untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, di mana militer Presiden Bashar al-Assad berada di atas angin.
"Apa yang diperlukan adalah agar tuntutan Dewan Keamanan mendapat dukungan kesepakatan nyata di lapangan," kata Nebenzia kepada dewan setelah pemungutan suara. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa tidak realistis untuk mengharapkan gencatan senjata segera dan bahwa para pihak harus didorong untuk melakukan itu.
Setelah beberapa hari tertunda dan perundingan pada menit-menit terakhir untuk mendapatkan dukungan dari Rusia, dewan tersebut mengadopsi resolusi tersebut - yang dirancang oleh Swedia dan Kuwait - menuntut permusuhan berhenti selama 30 hari "tanpa penundaan" guna memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.
"Kami menerima bahwa mungkin diperlukan beberapa jam sebelum semuanya dapat dilaksanakan sepenuhnya ... kami hanya perlu meningkatkan tekanan, penerapannya penting sekarang," kata Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom kepada Reuters.
Rusia tidak ingin menentukan kapan gencatan senjata akan dimulai, jadi sebuah proposal untuk gencatan senjata dimulai 72 jam setelah adopsi disepakati untuk menuntutnya dimulai "tanpa penundaan." Perundingan lebih lanjut pada Sabtu menambahkan permintaan agar semua pihak "segera terlibat untuk memastikan implementasi penuh dan komprehensif."
"Ketika mereka mencoba melakukan perundingan, bom dari jet tempur Assad terus jatuh. Dalam tiga hari ini kami mencoba menyepakati resolusi ini, berapa banyak ibu yang kehilangan anak-anak mereka akibat pemboman dan pemboman?" kata Duta Besar A.S. untuk PBB Nikki Haley kepada dewan tersebut.
"Kami sangat skeptis bahwa rezim (Suriah) akan mematuhi," kata Haley.
Dalam pernyataan terpisah, Jaish al-Islam dan Failaq al-Rahman berjanji untuk melindungi konvoi bantuan yang masuk ke daerah kantong pemberontak yang terkepung di dekat Damaskus. Pemberontak mengatakan bahwa mereka akan melakukan gencatan senjata, namun akan membalas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya.
Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi tersebut pada Sabtu, setelah salah satu serangan udara paling mematikan dari perang tujuh tahun tersebut terjadi Ghouta timur pekan ini.
Tak lama setelah suara bulat dari 15 anggota dewan tersebut, pesawat tempur menyerang sebuah kota di Ghouta timur, daerah kantong pemberontak terakhir dekat ibu kota Suriah, menurut sebuah layanan darurat dan sebuah kelompok pemantau perang.
Pesawat tempur telah menyerang wilayah tersebut selama tujuh hari berturut-turut sementara penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres pada Rabu mendesak untuk segera diakhirinya "aktivitas perang" di Ghouta timur, tempat hampir 400.000 orang tinggal di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, tanpa cukup makanan atau obat-obatan.
Sementara sekutu Suriah, Rusia mendukung adopsi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, meragukan kelayakannya. Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya di lapangan memiliki catatan buruk untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, di mana militer Presiden Bashar al-Assad berada di atas angin.
"Apa yang diperlukan adalah agar tuntutan Dewan Keamanan mendapat dukungan kesepakatan nyata di lapangan," kata Nebenzia kepada dewan setelah pemungutan suara. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa tidak realistis untuk mengharapkan gencatan senjata segera dan bahwa para pihak harus didorong untuk melakukan itu.
Setelah beberapa hari tertunda dan perundingan pada menit-menit terakhir untuk mendapatkan dukungan dari Rusia, dewan tersebut mengadopsi resolusi tersebut - yang dirancang oleh Swedia dan Kuwait - menuntut permusuhan berhenti selama 30 hari "tanpa penundaan" guna memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.
"Kami menerima bahwa mungkin diperlukan beberapa jam sebelum semuanya dapat dilaksanakan sepenuhnya ... kami hanya perlu meningkatkan tekanan, penerapannya penting sekarang," kata Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom kepada Reuters.
Rusia tidak ingin menentukan kapan gencatan senjata akan dimulai, jadi sebuah proposal untuk gencatan senjata dimulai 72 jam setelah adopsi disepakati untuk menuntutnya dimulai "tanpa penundaan." Perundingan lebih lanjut pada Sabtu menambahkan permintaan agar semua pihak "segera terlibat untuk memastikan implementasi penuh dan komprehensif."
"Ketika mereka mencoba melakukan perundingan, bom dari jet tempur Assad terus jatuh. Dalam tiga hari ini kami mencoba menyepakati resolusi ini, berapa banyak ibu yang kehilangan anak-anak mereka akibat pemboman dan pemboman?" kata Duta Besar A.S. untuk PBB Nikki Haley kepada dewan tersebut.
"Kami sangat skeptis bahwa rezim (Suriah) akan mematuhi," kata Haley.
Credit antaranews.com
Kronologi Kematian Sridevi di Dubai Usai Hadiri Pernikahan Kerabat
CB-Kepergian Sridevi yang sangat tiba-tiba tidak disangka oleh siapa saja, termasuk sang suami yang menemaninya pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab. Bersama Boney dan putri bungsunya, Khushi Kapoor, Sridevi bertolak menuju Dubai sejak beberapa hari yang lalu untuk menghadiri pernikahan kerabatnya.
Pesta pernikahan itu berlangsung selama beberapa hari, dan Sridevi mengikuti rangkaian upacaranya dengan penuh tawa. Sridevi pun sempat posting beberapa fotonya kala di Dubai bersama keluarga di Instagram. Aktris senior ini memang dikenal aktif di jejaring media sosial berbasis foto tersebut.
Siapa sangka, pesta pernikahan kerabatnya ini menjadi acara terakhir yang dihadiri oleh Sridevi sebelum berpulang. Tak lama setelah pesta usai, Sridevi kembali ke hotel yang ia tinggali bersama Boney dan Khushi. Mereka menginap di Emirates Tower yang berada di jantung kota Dubai.
Usai acara pernikahan, Kamis (22/2) Boney dan Khushi memutuskan pulang ke India. Mereka check out dari hotel pertama, kemudian Sridevi pindah ke hotel Emirates Tower. Sridevi sengaja memperpanjang kunjungannya di Dubai karena ingin bertemu dengan saudara perempuannya di sana.
Namun entah mengapa, Boney mendadak memutuskan untuk kembali ke Dubai dan memberikan kejutan buat Sridevi. Seolah ia sudah punya firasat bakal ditinggal oleh sang istri dan tiba di Dubai pada Jumat (23/2).
Tak lama setelah Boney tiba, Sabtu (24/2) malam, Sridevi mendadak pingsan di kamar mandi ruangan tempat ia menginap. Boney pun langsung membawa sang istri ke Rashid Hospital, dan dinyatakan meninggal ketika tiba di sana.
Dilansir dari Hindustantimes, dokter menyatakan bahwa Sridevi meninggal dunia pada pukul 11 malam waktu Dubai. Setelah itu, mereka melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian yang kemudian diketahui sebagai serangan jantung, jenazah disemayamkan di rumah duka Al Qusais sebelum kemudian dibawa pulang ke India.
Setelah jenazah disemayamkan, Boney dan keluarga langsung mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk membawa pulang Sridevi ke rumah. Mulai dari surat kematian dari rumah sakit, proses pembatalan paspor, izin dari kepolisian dan jaksa di Dubai dan formalitas di imigrasi.
Pihak Konsulat India di Dubai pun membantu proses pemulangan jenazah Sridevi agar berkasnya lebih cepat keluar. Keluarga pun sudah menyewa pesawat carter milik seorang pengusaha India agar lebih cepat sampai rumah.
Menurut rencana, jenazah Sridevi sampai di Mumbai pada Minggu (25/2) sore waktu setempat. Namun hingga saat ini keluarga belum memberikan keterangan tambahan mengenai kapan proses kremasi Sridevi dilangsungkan.
Kabar kematian Sridevi mengguncang Bollywood hari ini. Begitu berita duka ini menyebar, para wartawan dan fans langsung mendatangi rumah aktris yang sudah membintangi lebih dari 250 judul film ini.
Kerabat yang memberikan keterangan, menyebut bahwa tidak ada riwayat Sridevi menderita sakit jantung sebelumnya. Ia sehat-sahat saja dan dalam keadaan prima ketika berangkat ke Dubai bersama suami dan anaknya.
Kepergian sang aktris pun meninggalkan duka yang mendalam buat semua orang. Tidak terkecuali Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Presiden Ram Nath Kovind yang turut menyampaikan rasa dukanya kepada keluarga.
"Sangat sedih mendengar kabar kepergian yang mendadak dari aktris Sridevi. Dia adalah veteran di industri film, yang karirnya meliputi banyak karakter dan penampilannya patut dikenang. Pikiranku sekarang bersama keluarga dan fans dalam masa duka ini. Semoga arwahnya beristirahat dengan tenang," tulis Modi di Twitter.
Credit Kapanlagi.com
Senin, 19 Februari 2018
Tangkal China, India Bangun Pangkalan Militer di Seychelles
Ilustrasi tentara India. (REUTERS/Amit Dave)
Akhir bulan lalu, kedua negara menandatangani revisi kesepakatan yang memungkinkan India membangun pangkalan militer di Pulau Assumption, Seychelles. Negara tersebut berada sekitar 1.650 kilometer dari daratan utama Afrika Timur.
Kesepakatan yang tercapai setelah bertahun-tahun negosiasi diplomatik itu akan memberikan India titik militer di kawasan yang semakin strategis.
Pada 2016, sekitar 40 barel minyak per hari, setara dengan hampir separuh pasokan minyak dunia, melintasi Samudera Hindia, lewat Selat Hormuz, Malaka dan Bab el-Mandeb.
India, yang mempunyai pesisir sepanjang 7.500 kilometer dan berada di tengah-tengah Samudera Hindia, bergantung pada akses bebas dan terbuka ke jalur tersebut untuk berdagang.
|
Menurut Kementerian Pengiriman India, sekitar 95 persen volume perdagangan negara datang dari Samudera Hindia. Di saat yang sama, 70 persen nilai perdagangan juga berasal dari sana.
Upaya India untuk meningkatkan pengamanan aksesnya ke kawasan sama dengan strategi serupa yang dilakukan tetangga sekaligus rivalnya, China.
Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, jangkauan angkatan laut China telah berkembang pesat, mencapai jauh dari pesisirnya hingga ke daerah yang sebelumnya dianggap berada di luar pengaruh.
Pada Juli tahun lalu, China mendirikan pangkalan militer luar negeri pertamanya di Djibouti, dekat Selata Bab el-Mandeb, di tengah jalur pengapalan tersibuk dunia dan salah salah satu arteri penting Samudera Hindia.
Selat sempit itu menghubungkan Laut Mediterrania dengan Terusan Suez dan Laut Merah dengan Teluk Aden dan Samudera Hindia dan seterusnya.
Pembukaan pangkalan Djibouti diikuti oleh akuisisi kontroversial China atas pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, 22,2 kilometer dari jalur laut utama Samudera Hindia yang menghubungkan Selat Malaka dan Terusan Suez.
Militer China terus memperkuat pengaruhnya di sejumlah kawasan. (REUTERS/Stringer)
|
"Pelabuhan itu tidak hanya memberikan mereka titik akses strategis ke dalam wilayah pengaruh India, di mana China bisa mengerahkan angkatan lautnya, tapi juga memberikan China posisi menguntungkan untuk mengekspor barang-barangnya ke ranah ekonomi India," kata Davis.
Dalam kesepakatan itu, Sri Lanka mengizinkan China menyewa pelabuhan selama 99 tahun untuk membayar sebagian utangnya kepada Beijing.
Meski belum ada detail spesifik mengenai kesepakatan Seychelles dengan India, laporan Janes menyiratkan bahwa perjanjian kedua negara termasuk pengadaan pangkalan laut dan landasan udara.
Diajukan oleh Perdana Menteri Narendra Modi pada 2015, versi awal dari perjanjian tersebut gagal disepakati karena kekhawatiran soal kedaulatan dan biaya. Masalah itu berhasil di selesaikan kali ini.
"India dan Seychelles telah menyusun agenda kerja sama yang meliputi kepentingan upaya bersama dalam operasi anti-perompak, dan peningkatan pemantauan ZEE, dan pengawasan untuk mencegah penerobosan oleh pelanggar ekonomi yang melakukan pencarian ikan ilegal, dan penyelundupan manusia dan obat-obatan."
Credit CNN Indonesia
Terduga Komandan ISIS Suriah Ditangkap di Filipina
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Direktur Jenderal Kepolisian Nasional Filipina (PNP), Ronald dela Rosa, mengatakan bahwa Lassqued ditahan bersama kekasihnya, Anabel Moncera Salipada, di Malate, Manila.
Sebagaimana dilansir Inquirer, kepolisian juga menyita senjata api, amunisi, dan bahan peledak di lokasi penangkapan kedua orang tersebut.
Dela Rosa mengatakan bahwa operasi ini dilakukan setelah kepolisian merilis surat penangkapan. Merujuk pada laporan rahasia, Lassuqed disebut-sebut sebagai "negosiator pemerintah" dan "komandan" ISIS di Suriah.
Menurut Dela Rosa, Lassqued berada di Filipina sejak Juli 2016 dan sejak saat itu sudah "keluar masuk Manila" menggunakan paspor palsu Tunisia.
Lassqued menampik seluruh tudingan tersebut dengan mengatakan bahwa dia "dulu merupakan anggota ISIS."
Namun, kepolisian langsung melakukan penangkapan sebelum dia sempat memberikan keterangan lengkap.
Kepolisian menyatakan kepada Rappler bahwa mereka akan melakukan penyelidikan dan interogasi lebih lanjut terhadap Lassqued dan Salipada.
Credit CNN Indonesia
PM Polandia Sebut Yahudi juga Pelaku Holocaust, Netanyahu Kecam
CB, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
mengecam pernyataan Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, yang
mengatakan orang Yahudi juga bertanggung jawab atas tragedi Holocaust.
"Pernyataan Perdana Menteri Polandia di Munich sangat memalukan," kata Netanyahu, yang juga mengikuti acara konferensi keamanan sama di Munich. "Ada masalah di sini soal ketidakmampuan memahami sejarah dan kurangnya kepekaan terhadap tragedi rakyat kita. Saya ingin segera berbicara dengannya."
Seorang pria menyalakan lilin di Tembok Peringatan Korban yang bertuliskan nama korban selama sebuah peringatan yang menandai Hari Peringatan Holocaust Internasional di Pusat Peringatan Holocaust di Budapest, Hungaria, 26 Januari 2018. AP
Seperti dilansir Times of Israel pada Sabtu, 17 Februari 2018, pernyataan kontroversial Morawiecki itu disampaikan saat konferensi pers di sela sela kegiatan Munich Security Conference
di Jerman. Dia mengatakan peristiwa Holocaust juga didalangi oleh oknum
dari Polandia, Yahudi, Rusia, Ukraina, bukan hanya Nazi Jerman.
Seperti dilansir Reuters, Morawiecki menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis apakah jurnalis ini akan dipenjara di Polandia jika bercerita bahwa ibunya selamat dari Holocaust dan ada pelakunya yang merupakan orang Polandia.
Menanggapi ini, Morawiecki mengatakan,"Tentu saja tidak akan dihukum atau dianggap sebagai kriminal kalau mengatakan ada pelakunya orang Polandia, seperti juga ada pelakunya yang orang Yahudi, orang Rusia, Orang Ukraina, tidak hanya orang Jerman pelakunya."
Kecaman baru Netanyahu itu muncul beberapa pekan setelah Warsawa mendapat kritik atas Undang-Undang Holocaust yang baru disahkan.
Polandia mengeluarkan sebuah undang-undang pada bulan ini, yang isinya menjatuhkan hukuman penjara kepada setiap orang yang mengatakan negara itu terlibat dalam peristiwa Holocaust. UU ini memicu kecaman Israel dan Amerika Serikat.
Pejabat lain di Israel, yang merasa khawatir dengan undang-undang baru Polandia ini, juga menentang komentar Morawiecki tadi.
"Pernyataan Perdana Menteri Polandia itu merupakan bentuk anti-Semitisme. Yahudi tidak akan membiarkan orang-orang yang dibunuh disalahkan atas pembunuhan mereka sendiri, " kata anggota parlemen Israel, Yair Lapid, di akun Twitter. Dia juga meminta duta besar Israel ke Polandia untuk segera dipanggil pulang.
Sekitar 3 juta orang Yahudi yang tinggal di Polandia sebelum perang dibunuh oleh pasukan Nazi. Sekitar setengah yang terbunuh tewas dalam Holocaust.
Orang-orang Yahudi dari seluruh benua Eropa dikirim untuk dibunuh di kamp-kamp kematian, yang dibangun dan dioperasikan oleh orang-orang Jerman di Polandia. Polandia merupakan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Eropa pada saat itu, seperti daerah Auschwitz, Treblinka, Belzec dan Sobibor.
Ribuan orang Polandia mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi tetangganya yang Yahudi selama perang. Namun, penelitian yang diterbitkan sejak jatuhnya komunisme pada tahun 1989 menunjukkan bahwa ribuan orang Polandia juga membunuh orang-orang Yahudi atau mencela orang-orang yang menyembunyikan mereka pada penjajah Nazi, menantang narasi nasional bahwa Polandia semata-mata adalah korban.
Menurut angka dari Museum Memorial Holocaust AS, Nazi, yang menginvasi Polandia pada tahun 1939, juga membunuh setidaknya 1,9 juta warga sipil non-Yahudi Polandia. Netanyahu menanggapi pernyataan PM Polandia dengan cepat terkait peristiwa Holocaust.
"Pernyataan Perdana Menteri Polandia di Munich sangat memalukan," kata Netanyahu, yang juga mengikuti acara konferensi keamanan sama di Munich. "Ada masalah di sini soal ketidakmampuan memahami sejarah dan kurangnya kepekaan terhadap tragedi rakyat kita. Saya ingin segera berbicara dengannya."
Seorang pria menyalakan lilin di Tembok Peringatan Korban yang bertuliskan nama korban selama sebuah peringatan yang menandai Hari Peringatan Holocaust Internasional di Pusat Peringatan Holocaust di Budapest, Hungaria, 26 Januari 2018. AP
Seperti dilansir Reuters, Morawiecki menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis apakah jurnalis ini akan dipenjara di Polandia jika bercerita bahwa ibunya selamat dari Holocaust dan ada pelakunya yang merupakan orang Polandia.
Menanggapi ini, Morawiecki mengatakan,"Tentu saja tidak akan dihukum atau dianggap sebagai kriminal kalau mengatakan ada pelakunya orang Polandia, seperti juga ada pelakunya yang orang Yahudi, orang Rusia, Orang Ukraina, tidak hanya orang Jerman pelakunya."
Kecaman baru Netanyahu itu muncul beberapa pekan setelah Warsawa mendapat kritik atas Undang-Undang Holocaust yang baru disahkan.
Polandia mengeluarkan sebuah undang-undang pada bulan ini, yang isinya menjatuhkan hukuman penjara kepada setiap orang yang mengatakan negara itu terlibat dalam peristiwa Holocaust. UU ini memicu kecaman Israel dan Amerika Serikat.
Pejabat lain di Israel, yang merasa khawatir dengan undang-undang baru Polandia ini, juga menentang komentar Morawiecki tadi.
"Pernyataan Perdana Menteri Polandia itu merupakan bentuk anti-Semitisme. Yahudi tidak akan membiarkan orang-orang yang dibunuh disalahkan atas pembunuhan mereka sendiri, " kata anggota parlemen Israel, Yair Lapid, di akun Twitter. Dia juga meminta duta besar Israel ke Polandia untuk segera dipanggil pulang.
Sekitar 3 juta orang Yahudi yang tinggal di Polandia sebelum perang dibunuh oleh pasukan Nazi. Sekitar setengah yang terbunuh tewas dalam Holocaust.
Orang-orang Yahudi dari seluruh benua Eropa dikirim untuk dibunuh di kamp-kamp kematian, yang dibangun dan dioperasikan oleh orang-orang Jerman di Polandia. Polandia merupakan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Eropa pada saat itu, seperti daerah Auschwitz, Treblinka, Belzec dan Sobibor.
Ribuan orang Polandia mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi tetangganya yang Yahudi selama perang. Namun, penelitian yang diterbitkan sejak jatuhnya komunisme pada tahun 1989 menunjukkan bahwa ribuan orang Polandia juga membunuh orang-orang Yahudi atau mencela orang-orang yang menyembunyikan mereka pada penjajah Nazi, menantang narasi nasional bahwa Polandia semata-mata adalah korban.
Menurut angka dari Museum Memorial Holocaust AS, Nazi, yang menginvasi Polandia pada tahun 1939, juga membunuh setidaknya 1,9 juta warga sipil non-Yahudi Polandia. Netanyahu menanggapi pernyataan PM Polandia dengan cepat terkait peristiwa Holocaust.
Credit tempo.co
Kelompok Kanan Eropa Anti Yahudi, Puji Jenderal Pro Nazi?
CB, Sofia
- Ratusan orang anggota kelompok ekstrim kanan melakukan long march di
Kota Sofia, Bulgaria, untuk menghormati seorang jenderal pro Nazi, yang terlibat Perang Dunia II.
Para peserta merupakan anak-anak muda, yang mengenakan pakaian berwarna gelap, berjalan beriringan sambil membawa obor. Mereka sedang merayakan Jenderal Hristo Lukov, seorang pemimpin pro Nazi dari Legiun Bulgaria pada era 1930-1940.
Kelompok kanan garis keras mulai menunjukkan keberadaannya belakangan di beberapa negara Eropa. Mereka menyuarakan antiimigrasi, dan anti-Yahudi. Salah satu partai baru di Jerman, AfD, menyuarakan sentimen ini ke publik saat berkampanye dan berhasil mendapat suara di parlemen.
Ratusan orang muda berpakaian gelap dan membawa obor berjalan di Kota Sofia, Bulgaria, untuk menghormati seorang jenderal pro Nazi, Hristo Lukov, pada Sabtu, 17 Februari 2018. Reuters
“Kota Sofia sudah melarang acara ini tapi keputusannya dibatalkan
oleh pengadilan,” begitu dilansir Reuters, Sabtu, 17 Februari 2018. Wali
Kota Sofia, Yordanka Fandukova, mengecam acara ini dan mengatakan
prosesi seperti ini tidak memiliki tempat di kota ini.
Pemerintah Bulgaria, partai politik terbesar dan sejumlah lembaga Yahudi seperti Kongres Yahudi Dunia meminta parade ini dilarang. Sebuah petisi internasional untuk melarang acara ini mendapat 178 ribu dukungan.
Kedutaan AS di Sofia mengatakan,”merasa sedih dan terganggu melihat pertunjukan intoleransi seperti Lukov March ini.” Menurut pernyataan kedutaan, Jenderal Lukov merupakan seorang pendukung Nazi, yang mempromosikan kebencian dan ketidak-adilan sehingga tidak perlu diperingati.
Sejumlah kelompok kanan dari negara-negara Eropa seperti Jerman, Swedia, Hungaria, dan Estonia, bergabung dalam acara ini. Mereka menyebut diri mereka sebagai nasionalis Bulgaria dan Lukov sebagai seorang pahlawan.
Ratusan orang muda berpakaian gelap dan membawa obor berjalan di Kota Sofia, Bulgaria, untuk menghormati seorang jenderal pro Nazi, Hristo Lukov, pada Sabtu, 17 Februari 2018. Reuters.
“Tidak ada pahlawan di dunia yang bisa melarang kami menghormati seorang pahlawan, pejuang, dan negarawan, seperti Jenderal Lukov ini,” kata Zvezdomir Andonov, salah satu panitia acara, kepada media.
Pada saat yang sama, sebuah kelompok anti-Nazi memprotes proses ini dengan semboyan “tidak ada Nazi di jalanan”.
Lukov pernah menjadi menteri Perang Bulgaria pada 1935 – 1938 sehingga memiliki kedekatan dengan pimpinan Nazi Jerman. Dia mendukung undang-undang Bulgaria yang melarang pernikahan antara Yahudi dengan non-Yahudi, dan memaksa orang Yahudi membayar pajak kekayaan yang besar. Aturan perundangan ini juga mengeluarkan orang Yahudi dari universitas, jabatan layanan publik dan profesi lainnya. Properti orang Yahudi disita dan banyak dari mereka dikirim ke kamp kerja paksa.
Para peserta merupakan anak-anak muda, yang mengenakan pakaian berwarna gelap, berjalan beriringan sambil membawa obor. Mereka sedang merayakan Jenderal Hristo Lukov, seorang pemimpin pro Nazi dari Legiun Bulgaria pada era 1930-1940.
Kelompok kanan garis keras mulai menunjukkan keberadaannya belakangan di beberapa negara Eropa. Mereka menyuarakan antiimigrasi, dan anti-Yahudi. Salah satu partai baru di Jerman, AfD, menyuarakan sentimen ini ke publik saat berkampanye dan berhasil mendapat suara di parlemen.
Ratusan orang muda berpakaian gelap dan membawa obor berjalan di Kota Sofia, Bulgaria, untuk menghormati seorang jenderal pro Nazi, Hristo Lukov, pada Sabtu, 17 Februari 2018. Reuters
Pemerintah Bulgaria, partai politik terbesar dan sejumlah lembaga Yahudi seperti Kongres Yahudi Dunia meminta parade ini dilarang. Sebuah petisi internasional untuk melarang acara ini mendapat 178 ribu dukungan.
Kedutaan AS di Sofia mengatakan,”merasa sedih dan terganggu melihat pertunjukan intoleransi seperti Lukov March ini.” Menurut pernyataan kedutaan, Jenderal Lukov merupakan seorang pendukung Nazi, yang mempromosikan kebencian dan ketidak-adilan sehingga tidak perlu diperingati.
Sejumlah kelompok kanan dari negara-negara Eropa seperti Jerman, Swedia, Hungaria, dan Estonia, bergabung dalam acara ini. Mereka menyebut diri mereka sebagai nasionalis Bulgaria dan Lukov sebagai seorang pahlawan.
Ratusan orang muda berpakaian gelap dan membawa obor berjalan di Kota Sofia, Bulgaria, untuk menghormati seorang jenderal pro Nazi, Hristo Lukov, pada Sabtu, 17 Februari 2018. Reuters.
“Tidak ada pahlawan di dunia yang bisa melarang kami menghormati seorang pahlawan, pejuang, dan negarawan, seperti Jenderal Lukov ini,” kata Zvezdomir Andonov, salah satu panitia acara, kepada media.
Pada saat yang sama, sebuah kelompok anti-Nazi memprotes proses ini dengan semboyan “tidak ada Nazi di jalanan”.
Lukov pernah menjadi menteri Perang Bulgaria pada 1935 – 1938 sehingga memiliki kedekatan dengan pimpinan Nazi Jerman. Dia mendukung undang-undang Bulgaria yang melarang pernikahan antara Yahudi dengan non-Yahudi, dan memaksa orang Yahudi membayar pajak kekayaan yang besar. Aturan perundangan ini juga mengeluarkan orang Yahudi dari universitas, jabatan layanan publik dan profesi lainnya. Properti orang Yahudi disita dan banyak dari mereka dikirim ke kamp kerja paksa.
Credit tempo.co
Rusia Dipasok Jet Supersonik Su-57 Tahun Depan, MiG-35 Dirampungkan
MOSKOW
- Rusia memiliki beberapa jet tempur tempur generasi baru yang akan
memperkuat sistem pertahanan udaranya dengan kekuatan luar biasa. Pada
tahun depan, militer Rusia akan dipasok jet tempur supersonik generasi
kelima Su-57 (T-50).
Selain itu, kontraktor pertahanan Moskow sedang menyelesaikan pembuatan generasi terbaru dari pesawat jet tempur MiG-35.
CEO United Aircraft Corporation (UAC) Yuri Slusar mengatakan kepada kantor berita Rusia, Itar-TASS, di sela-sela Forum Investasi Rusia 2018 bahwa perusahaannya memiliki kontrak untuk memasok batch pertama jet tempur stealth generasi kelima Sukhoi Su-57 pada tahun 2019.
Pengiriman batch pertama jet tempur Su-57, menurut Slusar, sebanyak 12 unit.
Sukhoi Su-57 memulai penerbangan pertamanya pada tahun 2010 sebelum akhirnya dilengkapi mesin turbofan Izdeliye-30 yang baru pada bulan Desember 2017. Mesin tersebut diklaim meningkatkan daya dorong Su-57 menjadi 11.000 kg tanpa afterburner dan 19.000 kg dengan afterburner.
Jet Sukhoi T-50 pernah dipamerkan pada pembukaan MAKS International Aviation and Space Salon di Bandara Zhukovsky, di luar Moskow pada 17 Agustus 2011.
Rusia juga telah menyelesaikan uji coba pabrik jet tempur generasi terbaru Mikoyan MiG-35.
”Uji coba pabrik jet tempur multirole MiG-35 yang dibuat untuk kepentingan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia telah selesai. Sertifikat penyelesaian percobaan ditandatangani pada bulan Desember 2017,” tulis Itar-TASS mengutip kantor pers MiG Aircraft Corporation.
CEO MiG Ilya Tarasenko mengatakan kepada kantor pers MiG Aircraft Corporation bahwa berbagai peralatan dan sistem pesawat seperti peralatan radio-elektronik, sistem navigasi, radar, mesin dan sistem lainnya telah diperiksa.
“Dengan potensi tempur, ruang lingkup dan efisiensi misinya serta rasio harga/kualitasnya, MiG-35 saat ini merupakan kendaraan tempur yang sempurna untuk operasi dalam konflik bersenjata berintensitas tinggi,” kata Tarasenko.
Selain itu, kontraktor pertahanan Moskow sedang menyelesaikan pembuatan generasi terbaru dari pesawat jet tempur MiG-35.
CEO United Aircraft Corporation (UAC) Yuri Slusar mengatakan kepada kantor berita Rusia, Itar-TASS, di sela-sela Forum Investasi Rusia 2018 bahwa perusahaannya memiliki kontrak untuk memasok batch pertama jet tempur stealth generasi kelima Sukhoi Su-57 pada tahun 2019.
Pengiriman batch pertama jet tempur Su-57, menurut Slusar, sebanyak 12 unit.
Sukhoi Su-57 memulai penerbangan pertamanya pada tahun 2010 sebelum akhirnya dilengkapi mesin turbofan Izdeliye-30 yang baru pada bulan Desember 2017. Mesin tersebut diklaim meningkatkan daya dorong Su-57 menjadi 11.000 kg tanpa afterburner dan 19.000 kg dengan afterburner.
Jet Sukhoi T-50 pernah dipamerkan pada pembukaan MAKS International Aviation and Space Salon di Bandara Zhukovsky, di luar Moskow pada 17 Agustus 2011.
Rusia juga telah menyelesaikan uji coba pabrik jet tempur generasi terbaru Mikoyan MiG-35.
”Uji coba pabrik jet tempur multirole MiG-35 yang dibuat untuk kepentingan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia telah selesai. Sertifikat penyelesaian percobaan ditandatangani pada bulan Desember 2017,” tulis Itar-TASS mengutip kantor pers MiG Aircraft Corporation.
CEO MiG Ilya Tarasenko mengatakan kepada kantor pers MiG Aircraft Corporation bahwa berbagai peralatan dan sistem pesawat seperti peralatan radio-elektronik, sistem navigasi, radar, mesin dan sistem lainnya telah diperiksa.
“Dengan potensi tempur, ruang lingkup dan efisiensi misinya serta rasio harga/kualitasnya, MiG-35 saat ini merupakan kendaraan tempur yang sempurna untuk operasi dalam konflik bersenjata berintensitas tinggi,” kata Tarasenko.
Credit sindonews.com
Militer Jerman Bundeswehr Kekurangan Panser untuk Penuhi Misi NATO
Militer
Jerman Bundeswehr dalam sebuah dokumen yang dibocorkan ke surat kabar
Die Welt hari Kamis (15/2) mengakui bahwa mereka tidak dapat memenuhi
janjinya kepada aliansi pertahanan NATO.
Bundeswehr sebenarnya dijadwalkan untuk mengambil alih kepemimpinan Satuan Tugas Gabungan Bersama Multinasional (Very High Readiness Joint Task Force -VJTF) awal tahun depan. Namun Bundeswehr tidak memiliki cukup kendaraan lapis baja, kata dokumen yang dirilis Kementerian Pertahanan itu.
Secara khusus, Brigade Panser IX Bundeswehr yang berkedudukan di Münster hanya memiliki sembilan panser Leopard 2 yang beroperasi – padahal Bundeswehr berjanji siap mengambil alih kepemimpinan VJTF. Selain itu, hanya ada 3 dari 14 kendaraan lapis baja tipe Marder yang siap dikerahkan.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan, Angkatan Udara Jerman tidak punya cukup pesawat tempur dan pesawat transportasi militer. Pesawat tempur Eurofighter dan Tornado serta helikopter pengangkut CH-53 hanya bisa digunakan empat bulan dalam setahun. Delapan bulan dibutuhkan untuk perawatan dan menyiapkan persenjataan. Selain itu, Bundeswehr tidak memiliki cukup peralatan penglihatan malam, peluncur granat otomatis, pakaian musim dingin dan baju anti peluru.
Menurut dokumen yang bocor tersebut, Bundeswehr sekarang mencoba untuk menutup "defisit kapasitas dengan persediaan dari unit-unit lain" - meskipun hal itu akan mempengaruhi pelatihan militer di tempat lain.
Mark Galeotti mengatakan, tantangan teknis itu belum tentu bisa diselesaikan hanya dengan penyediaan anggaran yang cukup.
"Ini bukan hanya soal membeli perangkat keras yang dibutuhkan, melainkan soal infrastruktur teknis, sistem transportasi, stasiun pengisian bahan bakar dan pengadaan suku cadang" katanya. "Panser perlu perawatan intensif, karena itu defisit kapasitas tidak bisa segera diselesaikan, bahkan jika uangnya tersedia cukup."
Pengamat militer Mark Galeotti mengatakan, pembentukan VJTF lebih merupakan "keputusan politik" daripada kekuatan militer. "Intinya adalah bentuk untuk mengatakan kepada Rusia: Ya, Anda mungkin berencana mengirim pasukan ke Polandia atau Estonia, tapi Anda harus berhadapan dengan pasukan Jerman, dan negara-negara lainnya, kalau Anda melakukan itu," katanya.
Tapi Galeotti mengatakan, kekurangan kapasitas Bundeswehr tidak telalu penting dalam pembentukan VJTF. "Militer Rusia tidak terlalu kuat dalam ekspansi atau invasi. Di masa depan, Rusia pasti segan pada kekuatann NATO." NATO di Eropa cukup kuat, bahkan tanpa pengerahan pasukan Amerika Serikat atau Kanada. "Eropa memiliki lebih banyak pasukan darat daripada Rusia," tandasnya.
Bundeswehr sebenarnya dijadwalkan untuk mengambil alih kepemimpinan Satuan Tugas Gabungan Bersama Multinasional (Very High Readiness Joint Task Force -VJTF) awal tahun depan. Namun Bundeswehr tidak memiliki cukup kendaraan lapis baja, kata dokumen yang dirilis Kementerian Pertahanan itu.
Secara khusus, Brigade Panser IX Bundeswehr yang berkedudukan di Münster hanya memiliki sembilan panser Leopard 2 yang beroperasi – padahal Bundeswehr berjanji siap mengambil alih kepemimpinan VJTF. Selain itu, hanya ada 3 dari 14 kendaraan lapis baja tipe Marder yang siap dikerahkan.
Dokumen tersebut juga mengungkapkan, Angkatan Udara Jerman tidak punya cukup pesawat tempur dan pesawat transportasi militer. Pesawat tempur Eurofighter dan Tornado serta helikopter pengangkut CH-53 hanya bisa digunakan empat bulan dalam setahun. Delapan bulan dibutuhkan untuk perawatan dan menyiapkan persenjataan. Selain itu, Bundeswehr tidak memiliki cukup peralatan penglihatan malam, peluncur granat otomatis, pakaian musim dingin dan baju anti peluru.
Lebih dari sekadar masalah uang
Mark Galeotti, peneliti senior dan direktur Center for European Security, mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi militer Jerman bukan rahasia lagi bagi NATO. "Sudah lama, militer Jerman kekurangan anggaran secara dramatis" namun hal itu ditutup-tutupi dengan kebijakan luar negeri yang non-militeris."Menurut dokumen yang bocor tersebut, Bundeswehr sekarang mencoba untuk menutup "defisit kapasitas dengan persediaan dari unit-unit lain" - meskipun hal itu akan mempengaruhi pelatihan militer di tempat lain.
Mark Galeotti mengatakan, tantangan teknis itu belum tentu bisa diselesaikan hanya dengan penyediaan anggaran yang cukup.
"Ini bukan hanya soal membeli perangkat keras yang dibutuhkan, melainkan soal infrastruktur teknis, sistem transportasi, stasiun pengisian bahan bakar dan pengadaan suku cadang" katanya. "Panser perlu perawatan intensif, karena itu defisit kapasitas tidak bisa segera diselesaikan, bahkan jika uangnya tersedia cukup."
Rencana ambisius NATO di Eropa
NATO tahun 2014 merencanakan pembentukan VJTF yang mencakup 5.000 tentara, untuk menangkal ancaman agresi militer Rusia ke Eropa Timur. Namun untuk itu, pasukan gerak cepat NATO harusnya siaga dalam waktu 24 jam. Dokumen tersebut menyatakan, Perancis dan Inggris saat ini adalah satu-satunya kekuatan besar di Eropa yang memiliki kapasitas semacam itu.Pengamat militer Mark Galeotti mengatakan, pembentukan VJTF lebih merupakan "keputusan politik" daripada kekuatan militer. "Intinya adalah bentuk untuk mengatakan kepada Rusia: Ya, Anda mungkin berencana mengirim pasukan ke Polandia atau Estonia, tapi Anda harus berhadapan dengan pasukan Jerman, dan negara-negara lainnya, kalau Anda melakukan itu," katanya.
Tapi Galeotti mengatakan, kekurangan kapasitas Bundeswehr tidak telalu penting dalam pembentukan VJTF. "Militer Rusia tidak terlalu kuat dalam ekspansi atau invasi. Di masa depan, Rusia pasti segan pada kekuatann NATO." NATO di Eropa cukup kuat, bahkan tanpa pengerahan pasukan Amerika Serikat atau Kanada. "Eropa memiliki lebih banyak pasukan darat daripada Rusia," tandasnya.
Credit sindonews.com
Jet Ditembak Jatuh, Mitos Israel Tak Terkalahkan Hancur
MUNICH
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Jazad Zarif mengatakan, tertembak
jatuhnya sebuah jet tempur Israel setelah mengebom sebuah situs Iran di
Suriah telah menghancurkan mitos tak terkalahkan Tel Aviv. Zarif
mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas pidato Perdana Menteri Israel,
Benjamin Netanyahu, beberapa jam sebelumnya di forum konferensi
keamanan Munich.
"Israel menggunakan agresi sebagai kebijakan terhadap tetangganya," kata Zarif, menuduh Israel melakukan pembalasan massal terhadap tetangganya dan serangan sehari-hari ke Suriah dan Lebanon.
"Begitu orang-orang Suriah memiliki nyali untuk menembak jatuh salah satu pesawatnya, seolah-olah ada bencana yang terjadi," sambungnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/2/2018).
Dia menanggapi pidato Benjamin Netanyahu sebelumnya. Saat itu perdana menteri Israel tersebut memegang potongan bagian sebuah pesawat tak berawak milik Iran. Netanyahu menuduh Iran mencoba memaksakan sebuah "kerajaan" di Timur Tengah.
"Apa yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah apa yang disebut Israel tak terkalahkan telah runtuh," kata Zarif tentang ucapan Netanyahu, menyusul serangan jet F-16 Israel pada 10 Februari.
Netanyahu juga mengatakan kepada forum tersebut: "Kami akan bertindak jika diperlukan. Tidak hanya melawan proxy Iran, tapi juga terhadap Iran sendiri."
Baca juga:
Netanyahu ke Iran: Israel Siap Perang dengan Teheran
https://international.sindonews.com/read/1283153/41/netanyahu-ke-iran-israel-siap-perang-dengan-teheran-1518974140
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News di sela-sela forum tersebut, Zarif menjawab, "Nah, jika mereka mencoba menerapkan ancaman itu, mereka akan melihat jawabannya."
David Ivry, mantan kepala Angkatan Udara Israel, mengatakan awal bulan ini bahwa ia yakin ini adalah pertama kalinya F-16 Israel ditembak jatuh sejak Israel mulai menggunakan jet tersebut pada tahun 1980-an.
Senjata anti-pesawat Suriah menembak jet tersebut saat kembali dari serangan bom terhadap posisi yang didukung Iran di Suriah.
Jet tersebut adalah satu dari sekurangnya delapan pesawat Israel yang dikirim sehubungan dengan apa yang Israel katakan sebagai serangan pesawat tak berawak Iran ke wilayah udaranya sebelumnya pada hari itu.
Jet tersebut diberondong rudal anti-pesawat Suriah dan jatuh di Israel utara, menurut seorang pejabat Israel.
"Israel menggunakan agresi sebagai kebijakan terhadap tetangganya," kata Zarif, menuduh Israel melakukan pembalasan massal terhadap tetangganya dan serangan sehari-hari ke Suriah dan Lebanon.
"Begitu orang-orang Suriah memiliki nyali untuk menembak jatuh salah satu pesawatnya, seolah-olah ada bencana yang terjadi," sambungnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/2/2018).
Dia menanggapi pidato Benjamin Netanyahu sebelumnya. Saat itu perdana menteri Israel tersebut memegang potongan bagian sebuah pesawat tak berawak milik Iran. Netanyahu menuduh Iran mencoba memaksakan sebuah "kerajaan" di Timur Tengah.
"Apa yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah apa yang disebut Israel tak terkalahkan telah runtuh," kata Zarif tentang ucapan Netanyahu, menyusul serangan jet F-16 Israel pada 10 Februari.
Netanyahu juga mengatakan kepada forum tersebut: "Kami akan bertindak jika diperlukan. Tidak hanya melawan proxy Iran, tapi juga terhadap Iran sendiri."
Baca juga:
Netanyahu ke Iran: Israel Siap Perang dengan Teheran
https://international.sindonews.com/read/1283153/41/netanyahu-ke-iran-israel-siap-perang-dengan-teheran-1518974140
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News di sela-sela forum tersebut, Zarif menjawab, "Nah, jika mereka mencoba menerapkan ancaman itu, mereka akan melihat jawabannya."
David Ivry, mantan kepala Angkatan Udara Israel, mengatakan awal bulan ini bahwa ia yakin ini adalah pertama kalinya F-16 Israel ditembak jatuh sejak Israel mulai menggunakan jet tersebut pada tahun 1980-an.
Senjata anti-pesawat Suriah menembak jet tersebut saat kembali dari serangan bom terhadap posisi yang didukung Iran di Suriah.
Jet tersebut adalah satu dari sekurangnya delapan pesawat Israel yang dikirim sehubungan dengan apa yang Israel katakan sebagai serangan pesawat tak berawak Iran ke wilayah udaranya sebelumnya pada hari itu.
Jet tersebut diberondong rudal anti-pesawat Suriah dan jatuh di Israel utara, menurut seorang pejabat Israel.
Credit sindonews.com
Bukti nyata perang terselubung AS vs Rusia di Suriah (Bagian 3)
Moskow (CB) - Pada 7 Februari pekan lalu terjadi
pertempuran yang disebut-sebut sebagai konfrontasi terbuka pertama
antara Amerika Serikat dan Rusia di Suriah di mana kedua negara membela
dua pihak yang saling bermusuhan di Suriah,
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian ketiga Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Seorang pejabat Amerika yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan pekan lalu bahwa pasukan yang berafiliasi kepada Assad, didukung dengan artileri, tank, roket dan mortir, pada 7 Februari telah menyerang para pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan AS dekat Deir al-Zor.
Pasukan khusus AS yang mendampingi pasukan SDF ikut diserang, kata para pejabat Washington.
Koalisi pasukan SDF pimpinan AS di Suriah itu kemudian membalas menembak untuk menewaskan sekitar 100 anggota pasukan pro-Assad, kata sang pejabat AS.
Sejak pertempuran itu, rekan-rekan tentara bayaran atau para kontraktor militer Rusia itu menyatakan bahwa Rusia adalah bagian dari pasukan pro-Assad yang terlibat dalam pertempuran itu, dan juga termasuk dalam korban kontraofensif SDF itu.
Shabayev, si pemimpin Cossack, mengungkapkan jumlah korban begitu banyak karena mereka tidak mendapatkan payung serangan udara, dan karena diserang tidak hanya oleh pemberontak bersenjatakan alakadarnya yang selama ini musuh mereka sehari-hari, tetapi juga oleh pasukan berperalatan sangat lengkap yang bisa melancarkan serangan udara.
"Pertama serangan pesawat pembom, kemudian mereka sapu bersih dengan menggunakan Apaches (helikopter serbu buatan AS)," kata Shabayev mengutip para korban luka yang dia kunjungi di rumah sakit militer itu.
Sumber yang punya hubungan dengan Wagner mengungkapkan bahwa mereka memberita tahu dia bahwa pasukan yang diserang koalisi pimpinan AS itu adalah sebagian besar tentara bayaran Rusia yang mendapatkan dukungan serdadu Suriah dan Iran.
Dia mengungkapkan bahwa pada 7 Februari itu pasukannya merangsek maju ke Khusham di Provinsi Deir al-Zor, memasuki sebuah zona netral yang sudah disepakati militer Rusia dan koalisi pimpinan AS.
Tujuannya adalah menguji apakah koalisi pimpinan AS akan bereaksi.
Pasukan ini bergerak dalam jarak 5 km dari posisi pasukan SDF dan Amerika, kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa pasukan pimpinan AS, sejalan dengan prosedur yang sudah disepakati dengan Rusia, memperingkatkan pasukan reguler Rusia bahwa mereka sedang bersiap menyerang. Dia tak tahu apakah peringatan itu didengar oleh para tentara bayaran Rusia.
"Peringatan itu keluar 20 menit sebelumnya, pada saat itu sudah tidak mungkin menarik mundur pasukan," kata sumber tadi.
Dia mengungkapkan begitu serangan dilancarkan pihak AS, tentara-tentara bayaran itu tidak membalas karena mereka yakin balasan hanya akan mengundang serangan lebih dahsyat dari pasukan koalisi pimpinan AS, demikian Reuters.
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian ketiga Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Seorang pejabat Amerika yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan pekan lalu bahwa pasukan yang berafiliasi kepada Assad, didukung dengan artileri, tank, roket dan mortir, pada 7 Februari telah menyerang para pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan AS dekat Deir al-Zor.
Pasukan khusus AS yang mendampingi pasukan SDF ikut diserang, kata para pejabat Washington.
Koalisi pasukan SDF pimpinan AS di Suriah itu kemudian membalas menembak untuk menewaskan sekitar 100 anggota pasukan pro-Assad, kata sang pejabat AS.
Sejak pertempuran itu, rekan-rekan tentara bayaran atau para kontraktor militer Rusia itu menyatakan bahwa Rusia adalah bagian dari pasukan pro-Assad yang terlibat dalam pertempuran itu, dan juga termasuk dalam korban kontraofensif SDF itu.
Shabayev, si pemimpin Cossack, mengungkapkan jumlah korban begitu banyak karena mereka tidak mendapatkan payung serangan udara, dan karena diserang tidak hanya oleh pemberontak bersenjatakan alakadarnya yang selama ini musuh mereka sehari-hari, tetapi juga oleh pasukan berperalatan sangat lengkap yang bisa melancarkan serangan udara.
"Pertama serangan pesawat pembom, kemudian mereka sapu bersih dengan menggunakan Apaches (helikopter serbu buatan AS)," kata Shabayev mengutip para korban luka yang dia kunjungi di rumah sakit militer itu.
Sumber yang punya hubungan dengan Wagner mengungkapkan bahwa mereka memberita tahu dia bahwa pasukan yang diserang koalisi pimpinan AS itu adalah sebagian besar tentara bayaran Rusia yang mendapatkan dukungan serdadu Suriah dan Iran.
Dia mengungkapkan bahwa pada 7 Februari itu pasukannya merangsek maju ke Khusham di Provinsi Deir al-Zor, memasuki sebuah zona netral yang sudah disepakati militer Rusia dan koalisi pimpinan AS.
Tujuannya adalah menguji apakah koalisi pimpinan AS akan bereaksi.
Pasukan ini bergerak dalam jarak 5 km dari posisi pasukan SDF dan Amerika, kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa pasukan pimpinan AS, sejalan dengan prosedur yang sudah disepakati dengan Rusia, memperingkatkan pasukan reguler Rusia bahwa mereka sedang bersiap menyerang. Dia tak tahu apakah peringatan itu didengar oleh para tentara bayaran Rusia.
"Peringatan itu keluar 20 menit sebelumnya, pada saat itu sudah tidak mungkin menarik mundur pasukan," kata sumber tadi.
Dia mengungkapkan begitu serangan dilancarkan pihak AS, tentara-tentara bayaran itu tidak membalas karena mereka yakin balasan hanya akan mengundang serangan lebih dahsyat dari pasukan koalisi pimpinan AS, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Bukti nyata perang terselubung AS vs Rusia di Suriah (Bagian 2)
Moskow (CB) - Pada 7 Februari pekan lalu terjadi
pertempuran yang disebut-sebut sebagai konfrontasi terbuka pertama
antara Amerika Serikat dan Rusia di Suriah di mana kedua negara membela
dua pihak yang saling bermusuhan di Suriah,
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian kedua Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Rumah sakit militer lainnya yang merawat para tentara bayaran itu adalah Rumah Sakit Third Vishnevskiy di Krasnogorsk, dekat Moskow, Rumah Sakit Burdenko dekat pusat kota Moskoe dan Akademi Kesehatan Militer di St. Petersburg, kata si dokter, Shabayev, dan tiga orang yang mengetahui tentara bayaran yang mati atau terluka.
Ketika Reuters menghubungi rumah sakit-rumah sakit itu lewat telepon kemarin, staf seluruh rumah sakit menolak berkomentar atau membantah telah merawat pasien-pasien yang sebelumnya dievakuasi dari Suriah.
Seorang reporter Reuters yang mengunjungi Rumah Sakit Burdenko Rabu pekan ini dan berbicara singkat dengan para pasien yang tak tahu apa-apa mengenai siapa saja yang dievakuasi dari Suriah. Wartawan juga mengunjungi rumah sakit di Krasnogorsk, dan rumah sakit militer kelima di Balashikha dekat Moskow, tapi ditolak masuk.
Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pada September 2015 yang kemudian membalikkan arah pendulum perang menjadi menguntungkan Assad.
Para pejabat Rusia selama ini selalu membantah telah menggelarkan kontraktor militer swasta atau tentara bayaran di Suriah, dengan berkilah bahwa Rusia hanya menempatkan tentara untuk serangan udara, di sebuah pangkalan angkatan laut, para instruktur militer yang melatih pasukan Suriah serta sejumlah kecil pasukan khusus.
Namun dari orang-orang yang sangat mengetahui penggelaran pasukan Rusia, pemerintah Rusia menggunakan sejumlah besar tentara bayaran karena bisa membantu Rusia menancapkan pengaruhnya lebih kuat di lapangan tanpa membahayakan nyawa serdadunya.
Para tentara bayaran yang sebagian besar eks militer itu dibebani misi yang diberikan oleh militer Rusia, kata orang yang mengetahui masalah ini kepada Reuters. Kebanyakan tentara bayaran ini adalah warga negara Rusia, kendati beberapa di antaranya berpaspor Ukraina dan Serbia.
Amerika Serikat dan Rusia, mendukung pihak yang bermusuhan satu sama lain dalam konflik Suriah.
Kendati berbeda pihak yang didukung, kedua negara berusaha memastikan mereka tidak sampai berhadapan langsung di medan perang. Tetapi kehadiran tentara bayaran Rusia itu telah menambahkan unsur ketidakpastian dalam konflik Suriah.
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian kedua Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Rumah sakit militer lainnya yang merawat para tentara bayaran itu adalah Rumah Sakit Third Vishnevskiy di Krasnogorsk, dekat Moskow, Rumah Sakit Burdenko dekat pusat kota Moskoe dan Akademi Kesehatan Militer di St. Petersburg, kata si dokter, Shabayev, dan tiga orang yang mengetahui tentara bayaran yang mati atau terluka.
Ketika Reuters menghubungi rumah sakit-rumah sakit itu lewat telepon kemarin, staf seluruh rumah sakit menolak berkomentar atau membantah telah merawat pasien-pasien yang sebelumnya dievakuasi dari Suriah.
Seorang reporter Reuters yang mengunjungi Rumah Sakit Burdenko Rabu pekan ini dan berbicara singkat dengan para pasien yang tak tahu apa-apa mengenai siapa saja yang dievakuasi dari Suriah. Wartawan juga mengunjungi rumah sakit di Krasnogorsk, dan rumah sakit militer kelima di Balashikha dekat Moskow, tapi ditolak masuk.
Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pada September 2015 yang kemudian membalikkan arah pendulum perang menjadi menguntungkan Assad.
Para pejabat Rusia selama ini selalu membantah telah menggelarkan kontraktor militer swasta atau tentara bayaran di Suriah, dengan berkilah bahwa Rusia hanya menempatkan tentara untuk serangan udara, di sebuah pangkalan angkatan laut, para instruktur militer yang melatih pasukan Suriah serta sejumlah kecil pasukan khusus.
Namun dari orang-orang yang sangat mengetahui penggelaran pasukan Rusia, pemerintah Rusia menggunakan sejumlah besar tentara bayaran karena bisa membantu Rusia menancapkan pengaruhnya lebih kuat di lapangan tanpa membahayakan nyawa serdadunya.
Para tentara bayaran yang sebagian besar eks militer itu dibebani misi yang diberikan oleh militer Rusia, kata orang yang mengetahui masalah ini kepada Reuters. Kebanyakan tentara bayaran ini adalah warga negara Rusia, kendati beberapa di antaranya berpaspor Ukraina dan Serbia.
Amerika Serikat dan Rusia, mendukung pihak yang bermusuhan satu sama lain dalam konflik Suriah.
Kendati berbeda pihak yang didukung, kedua negara berusaha memastikan mereka tidak sampai berhadapan langsung di medan perang. Tetapi kehadiran tentara bayaran Rusia itu telah menambahkan unsur ketidakpastian dalam konflik Suriah.
Credit antaranews.com
Bukti nyata perang terselubung AS vs Rusia di Suriah (Bagian 1)
Moskow (CB) - Pada 7 Februari pekan lalu terjadi
pertempuran yang disebut-sebut sebagai konfrontasi terbuka pertama
antara Amerika Serikat dan Rusia di Suriah di mana kedua negara membela
dua pihak yang saling bermusuhan di Suriah,
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Sekitar 300 orang yang bekerja untuk perusahaan keamanan swasta Rusia yang berkaitan dengan pemerintah Moskow terbunuh atau tewas di Suriah pekan lalu, kata tiga sumber yang mengetahui soal ini kepada Reuters.
Seorang dokter Rusia mengatakan sekitar 100 orang tewas, sedangkan satu sumber yang mengenal beberapa petempur mengatakan bahwa jumlah yang terbunuh mencapai 80 orang.
Waktu pengungkapan jumlah korban ini bertepatan dengan sebuah pertempuran yang terjadi pada 7 Februari lalu di dekat kota Deir al-Zor, Suriah, kata para pejabat dan orang-orang yang terlibat dengan para petempur.
Pasukan koalisi pimpinan AS menyerang pasukan yang berafiliasi kepada sekutu Rusia, Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pemerintah Rusia sendiri hanya mengakui lima warganya tewas, dan kelimanya itu pun disebut pemerintah Rusia tidak ada kaitan dengan pasukan militer Rusia.
Pertempuran itu sendiri menunjukkan Rusia terlibat lebih jauh secara militer di Suriah, dan berisiko membuka konfrontasi terbuka dengan pasukan Amerika Serikat di Suriah.
Jumlah korban ini adalah yang paling banyak yang diderita Rusia dalam sebuah pertempuran sejak bentrokan sengit di Ukraina pada 2014 yang merenggut 100 nyawa tentara Rusia. Moskow membantah telah mengirimkan tentara dan relawan ke Ukraina dan tidak pernah membenarkan jumlah 100 nyawa itu.
Sementara itu korban luka yang diungsikan dalam beberapa hari terakhir dari Suriah telah dikirimkan ke empat rumah sakit militer di Rusia, kata lima sumber yang mengetahui masalah ini kepada Reuters.
Si dokter militer yang bekerja pada sebuah rumah sakit militer Rusia dan terlibat langsung dalam perawatan orang-orang terluka yang dievakuasi dari Suriah, mengatakan bahwa Sabtu malam itu sekitar 50-an pasien berada di rumah sakitnya yang sekitar 30 persennya kritis.
Si dokter yang meminta namanya tidak disebutkan karena tidak dibolehkan menyampaikan informasi mengenai jumlah korban itu mengatakan paling tidak tiga sorti penerbangan mengangkut petempur yang terluka telah diterbangkan ke Moskow antara Jumat pekan lalu dan Senin pagi minggu ini.
Dia mengatakan para petempur itu dipulangkan dengan pesawat kargo militer berperlengkapan khusus yang masing-masing bisa mengakomodasi dua atau tiga perawatan kasus intensif dan belasan pasien luka lebih ringan.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, mengungkapkan informasi awalnya adalah bahwa lima warga negara Rusia di daerah pertempuran kemungkinan terbunuh, "tetapi mereka bukan tentara Rusia". Dia menyebut laporan bahwa puluhan atau ratusan korban Rusia itu sebagai disinformasi yang diciptakan lawan-lawan Rusia.
Kremlin sendiri sudah menyatakan belum lama pekan ini bahwa mereka tak punya informasi soal korban.
Reuters tak berhasil menghubungi perusahaan para kontraktor (tentara bayaran) Rusia itu, Grup Wagner, yang tentara-tentara bayarannya pernah menerima medali perang dari Kremlin sewaktu aktif di militer Rusia.
Si dokter militer mengatakan bahwa seorang rekannya sesama dokter yang terbang ke Suriah untuk penerbangan pengungsian berkata bawa sekitar 100 orang dalam pasukan Rusia tewas pada akhir pekan lalu, dan 200 lainnya cedera.
Menurut si dokter, kebanyakan korban adalah kontraktor militer swasta Rusia.
Yevgeny Shabayev, pemimpin organisasi paramiliter Cossack yang memiliki kaitan dengan para tentara bayaran Rusia itu, mengaku pernah mengunjungi korban terluka di Suriah di Rumah Sakit Pusat Kementerian Pertahanan di Khimki, di pinggiran kota Moskow, Rabu pekan ini.
Dia mengungkapkan para korban luka berkata kepada dia bahwa dua unit tentara bayaran Rusia yang terlibat dalam pertempuran dekat Deir al-Zor berjumlah 550 orang. Dari angka itu, kini tinggal 200 yang tidak mati atau tidak terluka, kata para korban luka itu.
Shabayev mengatakan bangsal yang dia kunjungi memuat delapan pasien, yang semuanya dievakuasi dari Suriah dalam beberapa hari terakhir, dan lebih banyak lagi di bangsal-bangsal lain di rumah sakit militer lannya.
"Jika Anda paham segalanya soal aksi militer dan luka akibat pertempuran maka Anda dapat membayangkan apa yang terjadi di sana. Misalnya, teriakan terus-terusan," kata Shabayev kepada Reuters.
Seorang sumber yang punya koneksi dengan organisasi Wagner, dan seorang lain yang mengaku telah berbicara kepada orang-orang yang ambil bagian dalam pertempuran 7 Februari, mengatakan kepada Reuters bahwa kontak-kontak dia telah memberi tahu dia bahwa sekitar 80 kontraktor Rusia terbunuh.
Sumber yang meminta namanya tidak disebutkan itu menyebutkan bahwa total sekitar 300 orang terbunuh atau terluka. Dia mengungkapkan kebanyakan yang terluka memiliki pecahan-pecahan peluru dalam tubuhnya yang tak terlihat dari Sinar X sehingga menyulitkan perawatan mereka.
"Prognosa untuk kebanyakan yang luka adalah suram," kata dia seperti dikutip Reuters.
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Sekitar 300 orang yang bekerja untuk perusahaan keamanan swasta Rusia yang berkaitan dengan pemerintah Moskow terbunuh atau tewas di Suriah pekan lalu, kata tiga sumber yang mengetahui soal ini kepada Reuters.
Seorang dokter Rusia mengatakan sekitar 100 orang tewas, sedangkan satu sumber yang mengenal beberapa petempur mengatakan bahwa jumlah yang terbunuh mencapai 80 orang.
Waktu pengungkapan jumlah korban ini bertepatan dengan sebuah pertempuran yang terjadi pada 7 Februari lalu di dekat kota Deir al-Zor, Suriah, kata para pejabat dan orang-orang yang terlibat dengan para petempur.
Pasukan koalisi pimpinan AS menyerang pasukan yang berafiliasi kepada sekutu Rusia, Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pemerintah Rusia sendiri hanya mengakui lima warganya tewas, dan kelimanya itu pun disebut pemerintah Rusia tidak ada kaitan dengan pasukan militer Rusia.
Pertempuran itu sendiri menunjukkan Rusia terlibat lebih jauh secara militer di Suriah, dan berisiko membuka konfrontasi terbuka dengan pasukan Amerika Serikat di Suriah.
Jumlah korban ini adalah yang paling banyak yang diderita Rusia dalam sebuah pertempuran sejak bentrokan sengit di Ukraina pada 2014 yang merenggut 100 nyawa tentara Rusia. Moskow membantah telah mengirimkan tentara dan relawan ke Ukraina dan tidak pernah membenarkan jumlah 100 nyawa itu.
Sementara itu korban luka yang diungsikan dalam beberapa hari terakhir dari Suriah telah dikirimkan ke empat rumah sakit militer di Rusia, kata lima sumber yang mengetahui masalah ini kepada Reuters.
Si dokter militer yang bekerja pada sebuah rumah sakit militer Rusia dan terlibat langsung dalam perawatan orang-orang terluka yang dievakuasi dari Suriah, mengatakan bahwa Sabtu malam itu sekitar 50-an pasien berada di rumah sakitnya yang sekitar 30 persennya kritis.
Si dokter yang meminta namanya tidak disebutkan karena tidak dibolehkan menyampaikan informasi mengenai jumlah korban itu mengatakan paling tidak tiga sorti penerbangan mengangkut petempur yang terluka telah diterbangkan ke Moskow antara Jumat pekan lalu dan Senin pagi minggu ini.
Dia mengatakan para petempur itu dipulangkan dengan pesawat kargo militer berperlengkapan khusus yang masing-masing bisa mengakomodasi dua atau tiga perawatan kasus intensif dan belasan pasien luka lebih ringan.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia, mengungkapkan informasi awalnya adalah bahwa lima warga negara Rusia di daerah pertempuran kemungkinan terbunuh, "tetapi mereka bukan tentara Rusia". Dia menyebut laporan bahwa puluhan atau ratusan korban Rusia itu sebagai disinformasi yang diciptakan lawan-lawan Rusia.
Kremlin sendiri sudah menyatakan belum lama pekan ini bahwa mereka tak punya informasi soal korban.
Reuters tak berhasil menghubungi perusahaan para kontraktor (tentara bayaran) Rusia itu, Grup Wagner, yang tentara-tentara bayarannya pernah menerima medali perang dari Kremlin sewaktu aktif di militer Rusia.
Si dokter militer mengatakan bahwa seorang rekannya sesama dokter yang terbang ke Suriah untuk penerbangan pengungsian berkata bawa sekitar 100 orang dalam pasukan Rusia tewas pada akhir pekan lalu, dan 200 lainnya cedera.
Menurut si dokter, kebanyakan korban adalah kontraktor militer swasta Rusia.
Yevgeny Shabayev, pemimpin organisasi paramiliter Cossack yang memiliki kaitan dengan para tentara bayaran Rusia itu, mengaku pernah mengunjungi korban terluka di Suriah di Rumah Sakit Pusat Kementerian Pertahanan di Khimki, di pinggiran kota Moskow, Rabu pekan ini.
Dia mengungkapkan para korban luka berkata kepada dia bahwa dua unit tentara bayaran Rusia yang terlibat dalam pertempuran dekat Deir al-Zor berjumlah 550 orang. Dari angka itu, kini tinggal 200 yang tidak mati atau tidak terluka, kata para korban luka itu.
Shabayev mengatakan bangsal yang dia kunjungi memuat delapan pasien, yang semuanya dievakuasi dari Suriah dalam beberapa hari terakhir, dan lebih banyak lagi di bangsal-bangsal lain di rumah sakit militer lannya.
"Jika Anda paham segalanya soal aksi militer dan luka akibat pertempuran maka Anda dapat membayangkan apa yang terjadi di sana. Misalnya, teriakan terus-terusan," kata Shabayev kepada Reuters.
Seorang sumber yang punya koneksi dengan organisasi Wagner, dan seorang lain yang mengaku telah berbicara kepada orang-orang yang ambil bagian dalam pertempuran 7 Februari, mengatakan kepada Reuters bahwa kontak-kontak dia telah memberi tahu dia bahwa sekitar 80 kontraktor Rusia terbunuh.
Sumber yang meminta namanya tidak disebutkan itu menyebutkan bahwa total sekitar 300 orang terbunuh atau terluka. Dia mengungkapkan kebanyakan yang terluka memiliki pecahan-pecahan peluru dalam tubuhnya yang tak terlihat dari Sinar X sehingga menyulitkan perawatan mereka.
"Prognosa untuk kebanyakan yang luka adalah suram," kata dia seperti dikutip Reuters.
Credit antaranews.com
China Cegah Ajudan Trump Bawa Tombol Nuklir saat di Beijing
WASHINGTON
- Sebuah laporan mengungkap “keributan” antara agen Secret Service
Amerika Serikat (AS) dengan petugas keamanan China saat Presiden Donald
Trump berkunjung ke Beijing November lalu. Petugas keamanan China
mencegah ajudan militer Trump membawa tombol nuklir atau “nuclear football” saat menemani presiden AS masuk ke sebuah ruang pertemuan.
Kejadian itu diungkap Axios dalam laporannya pada hari Minggu. Sekadar diketahui, “nuclear football” berwujud koper atau tas kerja yang nyaris tak pernah lepas dari tangan ajudan militer presiden AS.
Sesuai protokol, koper berisi tombol-tombol perintah serangan nuklir itu wajib selalu berada di dekat presiden AS di mana pun dan kapan pun. Dengan koper itu, seorang presiden AS setiap saat bisa meluncurkan serangan nuklir dengan memencet tombol perintah yang terhubung langsung ke eksekutor nuklir Pentagon.
Insiden di Beijing itu membuat Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly, turun tangan. Menurut laporan, Kelly sempat “ribut” dengan seorang petugas keamanan China yang mencegah ajudan militer Trump membawa “nuclear football” masuk ke ruangan untuk berada di belakang Trump.
Agen Secret Service lantas menangani petugas keamanan China tersebut. Setelah dijelaskan bahwa “nuclear football” AS tidak pernah berhubungan dengan seorang pejabat asing dan detail keamanannya, China lantas meminta maaf.
Koper berisi tombol perintah serangan nuklir AS tersebut berwarna hitam dan dikenal sebagai “tas darurat presiden”.
Namun, menurut sebuah laporan dari Axios, ketika Trump bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Aula Besar Rakyat Beijing, petugas keamanan China menghalangi masuknya ajudan yang membawa koper hitam tersebut.
Seorang pejabat AS bergegas memberi tahu Kepala Staf Trump, John Kelly. Kelly, menurut laporan itu mengatakan kepada pejabat tersebut; "Kami pindah”.
Saat delegasi AS mulai bergerak memasuki aula, seorang pejabat keamanan China meraih Kelly yang menyingkirkan tangan petugas yang menghalangi langkah ajudan militer Trump. Saat itulah seorang agen Secret Service AS menangani pejabat keamanan Beijing tersebut.
Menurut laporan Axios yang dikutip Senin (19/2/2018), lima sumber mengonfirmasi kejadian tersebut. Insiden berakhir dengan cepat.
Tahun lalu, selama kunjungan Trump ke resor Mar-a-Lago-nya di Florida selatan, seorang anggota klub mengambil foto seorang ajudan militer yang bertanggung jawab untuk membawa “nuclear football” dan memajangnya di Instagram.
Foto itu menimbulkan kekhawatiran apakah koper tersebut masih merupakan cara terbaik untuk mendapatkan informasi militer yang sangat sensitif yang akan diberikan kepada presiden dalam waktu singkat.
Kejadian itu diungkap Axios dalam laporannya pada hari Minggu. Sekadar diketahui, “nuclear football” berwujud koper atau tas kerja yang nyaris tak pernah lepas dari tangan ajudan militer presiden AS.
Sesuai protokol, koper berisi tombol-tombol perintah serangan nuklir itu wajib selalu berada di dekat presiden AS di mana pun dan kapan pun. Dengan koper itu, seorang presiden AS setiap saat bisa meluncurkan serangan nuklir dengan memencet tombol perintah yang terhubung langsung ke eksekutor nuklir Pentagon.
Insiden di Beijing itu membuat Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly, turun tangan. Menurut laporan, Kelly sempat “ribut” dengan seorang petugas keamanan China yang mencegah ajudan militer Trump membawa “nuclear football” masuk ke ruangan untuk berada di belakang Trump.
Agen Secret Service lantas menangani petugas keamanan China tersebut. Setelah dijelaskan bahwa “nuclear football” AS tidak pernah berhubungan dengan seorang pejabat asing dan detail keamanannya, China lantas meminta maaf.
Koper berisi tombol perintah serangan nuklir AS tersebut berwarna hitam dan dikenal sebagai “tas darurat presiden”.
Namun, menurut sebuah laporan dari Axios, ketika Trump bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Aula Besar Rakyat Beijing, petugas keamanan China menghalangi masuknya ajudan yang membawa koper hitam tersebut.
Seorang pejabat AS bergegas memberi tahu Kepala Staf Trump, John Kelly. Kelly, menurut laporan itu mengatakan kepada pejabat tersebut; "Kami pindah”.
Saat delegasi AS mulai bergerak memasuki aula, seorang pejabat keamanan China meraih Kelly yang menyingkirkan tangan petugas yang menghalangi langkah ajudan militer Trump. Saat itulah seorang agen Secret Service AS menangani pejabat keamanan Beijing tersebut.
Menurut laporan Axios yang dikutip Senin (19/2/2018), lima sumber mengonfirmasi kejadian tersebut. Insiden berakhir dengan cepat.
Tahun lalu, selama kunjungan Trump ke resor Mar-a-Lago-nya di Florida selatan, seorang anggota klub mengambil foto seorang ajudan militer yang bertanggung jawab untuk membawa “nuclear football” dan memajangnya di Instagram.
Foto itu menimbulkan kekhawatiran apakah koper tersebut masih merupakan cara terbaik untuk mendapatkan informasi militer yang sangat sensitif yang akan diberikan kepada presiden dalam waktu singkat.
Credit sindonews.com
China Bantah akan Ambil Alih Maladewa karena Tak Bayar Utang
NEW DELHI
- Pemerintah China membantah tuduhan bahwa Beijing akan mengambil alih
wilayah Maladewa karena negara itu tidak bisa membayar utang. Tuduhan
itu dilontarkan mantan presiden Maladewa, Mohamed Nasheed.
Tuduhan ini muncul di tengah krisis politik di negara kepulauan di Samudra Hindia. Nasheed yang berada di pengasingan mengisyaratkan diri meminta bantuan India untuk membantu memecahkan krisis di negaranya.
“Baru-baru ini, mantan Presiden Maladewa Nasheed membuat banyak komentar salah di media India. Dia mengarahkan jari pada kerja sama praktis antara China dan Maladewa dan menuduh bahwa China terlibat dalam apa yang disebut perebutan tanah di pulau-pulau Maladewa, yang merongrong keamanan Wilayah Samudra Hindia,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di India, Ji Rong, dalam sebuah pernyataan.
”Tuduhan ini tampaknya tidak berdasar tanpa memperhatikan fakta,” lanjut Ji Rong, seperti dikutip NDTV.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nasheed dalam wawancara dengan media Asia lainnya mengatakan bahwa utang besar-besaran kepada China membuat negaranya terancam diserahkan kepada Beijing pada awal tahun 2019. Dia memperingatkan bahwa pemilihan presiden yang cacat pada tahun ini akan mengarah pada pengambilalihan China terhadap Maladewa.
”Kami tidak dapat membayar utang sebesar USD1,5 sampai USD2 miliar ke China,” kata Nasheed kepada Nikkei Asian Review dalam sebuah wawancara di Sri Lanka.
Dia berargumen bahwa negara di Samudra Hindia yang dikenal sebagai tempat tujuan wisata itu berpenghasilan kurang dari USD100 juta sebulan. Angka yang dia maksud itu adalah pendapatan pemerintah.
Nasheed, yang menjabat dari tahun 2008 sampai 2012, melarikan diri ke Inggris pada tahun 2016 karena hendak ditangkap dan dihukum di bawah undang-undang anti-terorisme. Dia dituduh telah memerintahkan penangkapan seorang hakim. Dia sekarang membagi waktunya di pengasingan antara Inggris dan Sri Lanka.
Menurut Nasheed, pada Januari lalu Maladewa memiliki kewajiban menyumbang ke China hampir 80 persen dari total hutang luar negerinya.
Sebagian besar utang masuk ke infrastruktur, termasuk jalan, jembatan dan bandara. “Tapi ini adalah proyek kesombongan,” kritik Nasheed.”Jalan tidak ke mana-mana, bandara yang (akan mangkrak) kosong,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Nasheed, utang Maladewa dibebani bunga tinggi. Menurutnya, Maladewa harus mulai melakukan pembayaran atas utangnya pada tahun 2019 atau 2020.
“Jika Maladewa jatuh, China akan ‘menuntut keadilan’ dari pemilik berbagai pulau dan operator infrastruktur, dan Beijing kemudian akan bebas memegang tanah itu,” katanya.
Ji Rong, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, atas dasar saling menghormati, kesetaraan dan keuntungan bersama, China dan Maladewa telah bekerja sama dalam proyek infrastruktur dan penghidupan.”Dan langkah-langkah ini telah disambut secara luas oleh orang-orang Maladewa,” ujarnya.
”Sebenarnya, ketika Nasheed menjabat Presiden, China dan Maladewa telah meluncurkan proyek kerja sama yang relevan. Tuduhan yang disengketakan oleh Nasheed tampaknya dimaksudkan untuk melayani tujuan politik tertentu,” imbuh pernyataan Ri Jong.
Credit sindonews.com
Nasheed: Tak Bisa Bayar Utang, Maladewa Terancam Diambil Alih China
KOLOMBO
- Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed mengatakan utang
besar-besaran kepada China membuat negaranya terancam diserahkan kepada
Beijing pada awal tahun 2019. Dia memperingatkan bahwa pemilihan
presiden yang cacat pada tahun ini akan mengarah pada pengambilalihan
China terhadap Maladewa.
”Kami tidak dapat membayar utang sebesar USD1,5 sampai USD2 miliar ke China,” kata Nasheed kepada Nikkei Asian Review dalam sebuah wawancara di Sri Lanka.
Dia berargumen bahwa negara di Samudra Hindia yang dikenal sebagai tempat tujuan wisata itu berpenghasilan kurang dari USD100 juta sebulan. Angka yang dia maksud itu adalah pendapatan pemerintah.
Nasheed, yang menjabat dari tahun 2008 sampai 2012, melarikan diri ke Inggris pada tahun 2016 karena hendak ditangkap dan dihukum di bawah undang-undang anti-terorisme. Dia dituduh telah memerintahkan penangkapan seorang hakim. Dia sekarang membagi waktunya di pengasingan antara Inggris dan Sri Lanka.
Menurut Nasheed, pada Januari lalu Maladewa memiliki kewajiban menyumbang ke China hampir 80 persen dari total hutang luar negerinya.
Sebagian besar utang masuk ke infrastruktur, termasuk jalan, jembatan dan bandara. “Tapi ini adalah proyek kesombongan,” kritik Nasheed.”Jalan tidak ke mana-mana, bandara yang (akan mangkrak) kosong,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Nasheed, utang Maladewa dibebani bunga tinggi. Menurutnya, Maladewa harus mulai melakukan pembayaran atas utangnya pada tahun 2019 atau 2020.
“Jika Maladewa jatuh, China akan ‘menuntut keadilan’ dari pemilik berbagai pulau dan operator infrastruktur, dan Beijing kemudian akan bebas memegang tanah itu,” katanya.
”Tanpa meletuskan satu tembakan pun, China telah menguasai lebih banyak lahan daripada East India Company pada puncak abad ke-19,” kata Nasheed, yang menuduh bahwa pembangkit kekuatan ekonomi Asia itu telah mengambil alih 16 pulau yang sudah di bawah presiden saat ini Maladewa, Abdulla Yameen.
“Latihan mengambil tanah ini sudah keluar dari kedaulatan kita,” papar Nasheed tanpa merinci nama pulau yang dia duga telah diambil alih China.
Pemerintahan Yameen yang didukung China telah menindak oposisi politik selama beberapa tahun terakhir. Namun pada 1 Februari, Mahkamah Agung Maladewa memerintahkan pembebasan dan pemulihan anggota parlemen dari kubu oposisi.
Pemerintah Yameen menanggapi dengan mengumumkan keadaan darurat dan menjebloskan dua hakim ke penjara.
”Kita perlu membebaskan hakim,” kata Nasheed. ”Kami membutuhkan pemerintah untuk mematuhi keputusan pengadilan,” katanya lagi.
”Kami tidak dapat membayar utang sebesar USD1,5 sampai USD2 miliar ke China,” kata Nasheed kepada Nikkei Asian Review dalam sebuah wawancara di Sri Lanka.
Dia berargumen bahwa negara di Samudra Hindia yang dikenal sebagai tempat tujuan wisata itu berpenghasilan kurang dari USD100 juta sebulan. Angka yang dia maksud itu adalah pendapatan pemerintah.
Nasheed, yang menjabat dari tahun 2008 sampai 2012, melarikan diri ke Inggris pada tahun 2016 karena hendak ditangkap dan dihukum di bawah undang-undang anti-terorisme. Dia dituduh telah memerintahkan penangkapan seorang hakim. Dia sekarang membagi waktunya di pengasingan antara Inggris dan Sri Lanka.
Menurut Nasheed, pada Januari lalu Maladewa memiliki kewajiban menyumbang ke China hampir 80 persen dari total hutang luar negerinya.
Sebagian besar utang masuk ke infrastruktur, termasuk jalan, jembatan dan bandara. “Tapi ini adalah proyek kesombongan,” kritik Nasheed.”Jalan tidak ke mana-mana, bandara yang (akan mangkrak) kosong,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Nasheed, utang Maladewa dibebani bunga tinggi. Menurutnya, Maladewa harus mulai melakukan pembayaran atas utangnya pada tahun 2019 atau 2020.
“Jika Maladewa jatuh, China akan ‘menuntut keadilan’ dari pemilik berbagai pulau dan operator infrastruktur, dan Beijing kemudian akan bebas memegang tanah itu,” katanya.
”Tanpa meletuskan satu tembakan pun, China telah menguasai lebih banyak lahan daripada East India Company pada puncak abad ke-19,” kata Nasheed, yang menuduh bahwa pembangkit kekuatan ekonomi Asia itu telah mengambil alih 16 pulau yang sudah di bawah presiden saat ini Maladewa, Abdulla Yameen.
“Latihan mengambil tanah ini sudah keluar dari kedaulatan kita,” papar Nasheed tanpa merinci nama pulau yang dia duga telah diambil alih China.
Pemerintahan Yameen yang didukung China telah menindak oposisi politik selama beberapa tahun terakhir. Namun pada 1 Februari, Mahkamah Agung Maladewa memerintahkan pembebasan dan pemulihan anggota parlemen dari kubu oposisi.
Pemerintah Yameen menanggapi dengan mengumumkan keadaan darurat dan menjebloskan dua hakim ke penjara.
”Kita perlu membebaskan hakim,” kata Nasheed. ”Kami membutuhkan pemerintah untuk mematuhi keputusan pengadilan,” katanya lagi.
China seperti dilaporkan Firstpost telah membantah tuduhan akan mengambil alih Maladewa melalui perangkap utang.
Credit sindonews.com
Usai China Manuverkan Jet Tempur Su-35, AS Kerahkan Kapal Induk
WASHINGTON
- Belum genap seminggu setelah skuadron jet tempur Su-35 China
bermanuver di atas kawasan sengketa di Laut China Selatan, Amerika
Serikat (AS) diam-diam mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson lengkap
dengan kelompok tempurnya.
Kapal induk Nimitz-class sepanjang 1.092 kaki yang dikawal sejumlah kapal perang Pentagon melakukan latihan militer di Laut China Selatan pada hari Rabu lalu. Hal itu diumumkan Armada Pasifik Angkatan Laut AS hari Kamis.
“Carl Vinson akan ambil bagian dalam operasi keamanan maritim, di samping kelompok kapal penyerang untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas regional,” kata Armada Pasifik dalam pengumumannya yang dikutip dari The Standard, Jumat (16/2/2018).
Sekadar diketahui, sejumlah kapal yang tergabung dalam kelompok tempur USS Carl Vinson antara lain kapal induk Air Wing 2, dua kapal perusak Arleigh Burke-class; Wayne E Meyer dan Michael Murphy, dan kapal bersenjata rudal jelajah Tomahawk; USS Lake Champlain.
USS Lake Champlain mampir di Guam pada 12 Februari sebelum berangkat ke wilayah Indo-Pasifik.
Aksi saling unjuk kekuatan kedua negara yang berseteru ini akan membuat situasi di Laut China Selatan akan semakin memanas. Angkatan Laut AS bersumpah untuk terus menghadirkan kapal-kapal perangnya di kawasan tersebut sebagai bukti bahwa Amerika masih memiliki pengaruh regional.
”Kehadiran AS penting,” kata pejabat Angkatan Laut AS, Laksamana Muda John Fuller, kepada wartawan di atas kapal USS Carl Vinson. ”Saya pikir sangat jelas bahwa kita berada di Laut China Selatan. Kami beroperasi,” katanya lagi.
Fuller yang merupakan komandan Carl Vinson Strike Group, mengatakan bahwa kehadiran kapal setinggi 333 meter itu adalah cara untuk meyakinkan sekutu-sekutu Amerika.
”Negara-negara di Pasifik adalah negara maritim,” ujarnya. ”Mereka menghargai stabilitas, itulah tujuan kita sekarang. Ini adalah kehadiran yang sangat terlihat dan nyata. Amerika Serikat ada di sini lagi,” imbuh dia.
Beijing telah mengklaim sebagian besar kawasan Laut China Selatan yang diyakini menyimpan deposit minyak dan gas yang luas dan menghasilkan USD5 triliun setiap tahunnya dari lalu lintas kapal perdagangan dunia. Beijing dengan cepat cepat mereklamasi kawasan sengketa yang mampu menampung jet-jet tempur canggih sebagai pendukung klaimnya.
Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei juga memiliki klaim di laut tersebut.
Kapal induk Nimitz-class sepanjang 1.092 kaki yang dikawal sejumlah kapal perang Pentagon melakukan latihan militer di Laut China Selatan pada hari Rabu lalu. Hal itu diumumkan Armada Pasifik Angkatan Laut AS hari Kamis.
“Carl Vinson akan ambil bagian dalam operasi keamanan maritim, di samping kelompok kapal penyerang untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas regional,” kata Armada Pasifik dalam pengumumannya yang dikutip dari The Standard, Jumat (16/2/2018).
Sekadar diketahui, sejumlah kapal yang tergabung dalam kelompok tempur USS Carl Vinson antara lain kapal induk Air Wing 2, dua kapal perusak Arleigh Burke-class; Wayne E Meyer dan Michael Murphy, dan kapal bersenjata rudal jelajah Tomahawk; USS Lake Champlain.
USS Lake Champlain mampir di Guam pada 12 Februari sebelum berangkat ke wilayah Indo-Pasifik.
Aksi saling unjuk kekuatan kedua negara yang berseteru ini akan membuat situasi di Laut China Selatan akan semakin memanas. Angkatan Laut AS bersumpah untuk terus menghadirkan kapal-kapal perangnya di kawasan tersebut sebagai bukti bahwa Amerika masih memiliki pengaruh regional.
”Kehadiran AS penting,” kata pejabat Angkatan Laut AS, Laksamana Muda John Fuller, kepada wartawan di atas kapal USS Carl Vinson. ”Saya pikir sangat jelas bahwa kita berada di Laut China Selatan. Kami beroperasi,” katanya lagi.
Fuller yang merupakan komandan Carl Vinson Strike Group, mengatakan bahwa kehadiran kapal setinggi 333 meter itu adalah cara untuk meyakinkan sekutu-sekutu Amerika.
”Negara-negara di Pasifik adalah negara maritim,” ujarnya. ”Mereka menghargai stabilitas, itulah tujuan kita sekarang. Ini adalah kehadiran yang sangat terlihat dan nyata. Amerika Serikat ada di sini lagi,” imbuh dia.
Beijing telah mengklaim sebagian besar kawasan Laut China Selatan yang diyakini menyimpan deposit minyak dan gas yang luas dan menghasilkan USD5 triliun setiap tahunnya dari lalu lintas kapal perdagangan dunia. Beijing dengan cepat cepat mereklamasi kawasan sengketa yang mampu menampung jet-jet tempur canggih sebagai pendukung klaimnya.
Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei juga memiliki klaim di laut tersebut.
Dibandingkan dengan 11 kapal induk aktif di Angkatan Laut Amerika Serikat, China saat ini hanya memiliki satu kapal induk. Dua kapal induk Beijing sedang dalam proses pembangunan.
Meski kalah dalam jumlah kapal induk, negara adidaya di Asia tersebut tidak merahasiakan keinginannya untuk membangun kekuatan Angkatan Laut-nya dan menjadi lebih tegas secara regional.
Bulan lalu, Beijing mengatakan telah mengirim sebuah kapal perang untuk mengusir kapal perusak bersenjata rudal milik AS dengan alasan telah “melanggar” kedaulatan China dengan berlayar di dekat pulau buatan Beijing di Laut China Selatan.
”Kami akan mengikuti peraturan internasional dan kami akan menghormatinya, bahkan jika ada perselisihan di sana,” kata Fuller.
Credit sindonews.com
Sukhoi Su-35 Tiba di Indonesia Oktober Mendatang
Kepastian kedatangan Sukhoi setelah Kementerian Pertahanan (Kemhan) menandatangani kontrak pengadaan pesawat itu dengan Rusia, Rabu, (14/02/2018).
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyambut baik penandatanganan kontrak pengadaan Sukhoi. "Saya senang sekali karena sesuai dengan harapan dan program saya untuk mempercepat proses pengadaan alutsista (alat utama sistem persenjataan-red) yang tertunda," ujarnya kepada SINDOnews.
Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional ini mengatakan, keberadaan Sukhoi Su-35 akan menambah kekuatan opersional TNI AU.
Seperti diketahui, pembelian pesawat Sukhoi Su-35 ini bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang. Indonesia membeli 11 pesawat Sukhoi Su-35 full combat.
Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi ke lima karena kelebihan yang dimilikinya. Bagaimana tidak, pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak bisa dilakukan oleh pesawat tempur lainnya yakni, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.
Berdasarkan data yang dihimpun Sindonews, pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar 1,5 mach yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat
Kelebihan lainnya, pesawat Su-35 ini memiliki sistem pencarian dan pelacakan inframerah termasuk sensor non elektromagnetik untuk pendeteksian jarak jauh. Serta peralatan jamming yang mampu menurunkan kemampuan radar pesawat musuh. Termasuk radar untuk mendeteksi sinyal dari belakang guna menembakkan peluru kendali SARH.
Su-35 juga bisa melesat hingga 2.390 km/jam dan mampu menempuh jarak hingga 4.500 km, sedangkan kecepatan maksimal F-22 mencapai 2.410 km/jam dengan jarak tempuh 2.000 km. Kedua pesawat ini dilengkapi dua buah tangki bahan bakar.
Credit sindonews.com
Kemhan RI Sudah Meneken Kontrak Pembelian 11 Sukhoi SU-35
Kemhan memastikan pembelian 11 unit Sukhoi
sudah lengkap dengan persenjataan sesuai kebutuhan TNI AU. (AFP PHOTO /
Vasily Maximov / MOY)
"Sudah tanggal 14 Februari kemarin," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiarto lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/2).
Kontrak tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji dengan Yuri, delegasi dari Rostec.
Totok memastikan pembelian 11 unit Sukhoi tersebut sudah lengkap dengan persenjataan sesuai dengan kebutuhan TNI AU. "Full combat," ujarnya.
Totok menyampaikan usai penandatanganan kontrak tersebut, kini Indonesia tinggal menunggu proses pembuatan Sukhoi saja untuk kemudian dikirim ke Indonesia.
Nantinya pengiriman Sukhoi ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018.
Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.
Total pengadaan 11 unit Sukhoi SU-35 lengkap dengan senjata dan persenjataannya mencapai US$1,14 miliar dengan sistem imbal beli.
Credit CNN Indonesia
Pasukan Suriah Dilaporkan Akan Ikut Perangi Turki
Ilustrasi tentara Suriah. (AFP PHOTO/Ayham al-Mohammad)
Badran Jia Kurd, seorang penasihat pemerintahan Kurdi di utara Suriah, mengatakan kepada Reuters, Minggu (18/2), bahwa pasukan angkatan bersenjata pemerintah akan dikerahkan di sejumlah posisi perbatasan dan bisa masuk ke kawasan itu dalam dua hari ke depan.
Kesepakatan ini menggarisbawahi bagaimana medan pertempuran semakin rumit di utara Suriah, berkat persaingan antara pasukan Kurdi, pemerintah Suriah, faksi pemberontak, Turki, Amerika Serikat dan Rusia.
Hubungan rumit antara pemerintahan Damaskus dan Kurdi, yang masing-masing menguasai paling banyak wilayah dalam perang, berperan penting dalam berjalannya konflik.
Ankara meluncurkan serangan udara dan darat di Afrin bulan lalu, mengincar kelompok bersenjata Kurdi YPG. Menurut Turki, kelompok itu terkait dengan teroris yang melakukan pemberontakan di wilayahnya.
Di sisi lain, AS yang merupakan sekutu Turki di NATO, justru mempersenjatai YPG dalam rangka melawan ISIS. Namun, meski punya lebih banyak keberadaan militer di timur Suriah, Amerika tidak memberikan dukungan kepada YPG di Afrin.
"Kami bisa bekerja sama dengan pihak manapun yang membantu kami menghadapi kejahatan barbar dan bungkamnya internasional," kata Jia Kurd.
Ketika ditanya soal laporan kesepakatan ini, juru bicara YPG Nouri Mahmoud mengulang pernyataan sebelumnya, bahwa pasukan Suriah belum merespons permintaan mereka melindungi Afrin.
Credit CNN Indonesia
Serangan AS Tewaskan Puluhan Warga Rusia, Moskow Tak Komentar
Ilustrasi serangan udara. (AFP PHOTO/Aris Messinis)
Saat pesawat Rusia ditembak jatuh pemberontak, Kementerian Pertahanan menyebut pilotnya sebagai pahlawan. Kini, Kremlin menepis laporan korban massal, tidak menyebut siapa saja yang tewas dan tidak menjelaskan alasan orang-orang itu berada di sana.
Keluarga para korban tewas mulai melontarkan pertanyaan. Sementara itu, detail soal alasan para kontraktor militer itu berada di wilayah kaya minyak yang jadi sasaran serangan perlahan mulai muncul.
Pada 7 Februari malam, pasukan yang terdiri dari 500 orang, sebagian besar kontraktor Rusia dan kelompok bersenjata Kristen pendukung pemerintah Suriah, melintasi sungai Euphrates dekat Deir Ezzor. Kota itu dikuasai oleh ISIS hingga akhir tahun lalu.
Orang-orang Rusia itu bekerja untuk perusahaan paramiliter bernama Wagner. Perusahaan itu mempunyai ratusan kontraktor di Suriah, membantu militer Rusia dan pasukan pro-pemerintahan.
|
Misi pasukan pada malam itu masih belum jelas, tapi mereka bergerak menuju ladang minyak dan gas yang berharga, Coneco. Area itu dikuasai oleh Pasukan Demokratis Suriah (SDF), kelompok bersenjata sokongan AS yang selama ini memerangi ISIS di negara tersebut.
Ketika pasukan pro-pemerintah mulai menembaki pangkalan SDF, AS merespons dengan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri selama tiga jam.
AS merespons tembakan kontraktor militer Rusia dengan serangan udara. (REUTERS/Hamad I Mohammed)
|
Akibatnya adalah kehancuran yang luar biasa. Kesaksian sejumlah kontingen Wagner, sebagaimana diceritakan kepada rekan-rekan dan keluarganya, menyebut AS melakukan pembantaian dengan pesawat serbu AC-130, helikopter dan artileri.
Valery Shebayev, yang mengunjungi sejumlah korban luka di rumah sakit Moskow, mengatakan kepada CNN bahwa kelompok itu diperintahkan untuk menguasai sebuah ladang minyak kosong. Namun, mereka tidak punya dukungan udara.
Shebayev, anggota kelompok Cossack yang menjadi sumber perekrutan Wagner, menyebut apa yang terjadi setelah itu adalah "sebuah pembantaian."
Foto: AFP PHOTO / STRINGER
Situasi Deir Ezzor. |
Ruslan Leviev, aktivis Conflict Intelligence Team di Moskow, mengatakan pihaknya memperkirakan ada 20 hingga 30 warga Rusia yang tewas dalam peristiwa itu.
Pemerintah Rusia menolak mengonfirmasi laporan-laporan tersebut. Pada Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova hanya mengakui lima warga Rusia mungkin tewas dalam serangan itu.
Ketika ditanya soal laporan jumlah korban yang lebih tinggi, juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov, mencoba untuk menghentikan topik tersebut. "Kami tidak punya informasi baru soal ini dan kami telah mengatakan semua hal yang perlu kami katakan."
Respons dingin atas kematian para kontraktor ini bukan kejutan. Moskow berusaha untuk menggambarkan keterlibatannya di Suriah sebagai perang yang sebagian besar dilakukan lewat udara, dengan sesekali pertempuran darat.
Namun, jika peristiwa terakhir ini terkonfirmasi memakan banyak korban, maka ini akan jadi pertempuran paling mematikan antara AS dan Rusia sejak akhir Perang Dingin.
Amerika menyatakan telah mengikuti protokol untuk menghindari konflik. "Rusia mengaku mereka tidak tahu ketika kami menghubungi mereka soal pasukan yang melintas [Euphrates]. Saat pasukan itu mendekat, mereka diberi tahu bahwa penembakan dimulai," kata Menteri Perahanan AS James Mattis, 11 Februari.
Credit CNN Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)