Senin, 28 November 2016

Peran Penerbad di Operasi Mapnduma Ternyata Sangat Besar, Ini Ceritanya



 
Sumber gambar: Hadiyan Djajasasmita

Delapan helikopter Penerbad lepas landas dari Kenyam dan terbang dalam formasi trail right alias mengekor panjang segaris ke belakang. Tujuan mereka sama: Mapnduma!

8 Januari 1996, Kodim Jayawijaya, Irian Jaya, menerima laporan dari Mission Aviation Fellowship cabang Wamena, bahwa sejumlah peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz ’95 disandera kelompok OPM Kelly Kwalik di desa Mapnduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya. Ekspedisi ini sendiri sudah berada di Mapnduma yang berjarak sekitar 160 km di barat daya Wamena, sejak 18 November 1995.
Beberapa hari kemudian disampaikan bahwa jumlah sandera 26 orang termasuk seorang bayi berusia sekitar enam bulan. Tujuh sandera adalah warga negara asing (empat Inggris, dua Belanda, dan satu Jerman). Dalam perkembangannya kemudian, kelompok penyandera diduga membawa sandera ke arah Wamena.
Menyikapi kondisi ini, Mabes ABRI segera mengambil langkah-langkah penanggulangan. Sekitar bulan Maret, dua Bell-412 serta satu heli serang BO-105 diberangkatkan dari Semarang ke Wamena dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Para penerbangnya di antaranya Mayor CPN Pujono, Mayor CPN Nyoman, Kapten CPN Joko Tamtomo, dan Lettu CPN Heru Subarmanto.
Bersamaan dengan pengiriman kedua heli ini, Penerbad juga mengirim kru pengganti heli Bell-205 yang sedang penugasan di Dili, Timtim dengan penerbang Lettu CPN Eko Priyanto dan kopilot Lettu CPN Slamet Riyadi. Tugasnya memperkuat Satgas Rajawali.
Kedatangan kedua heli di Wamena memang segera disambut perintah operasi. Setidaknya kedua heli dua kali melaksanakan serbuan dari Kodim Wamena ke Mapnduma. Serbuan ini memang tidak berhasil, karena lokasi yang didatangi didapati sudah ditinggal pergi oleh OPM.
Rupanya situasi di Irian terus memanas. Berbagai upaya damai yang diupayakan Pemerintah Indonesia tidak ditanggapi balik oleh Kwalik.  Namun hasilnya tetap nihil, karena sampai bulan Maret, kelompok penyandera bergeming tidak akan melepaskan sandera sebelum mendapat pengakuan pemerintah RI terhadap keberadaan negara Republik Papua Barat.
Berpacu dengan waktu, Danjen Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto sepertinya sudah tidak sabar. Cara-cara kuno negosiasi dengan maksud mengulur-ulur waktu supaya mendapat perhatian lebih luas lagi, sangatlah menjemukan bagi pasukan ABRI yang sudah disiagakan.
Saat itu seperti banyak kemudian dikutip media massa, Prabowo banyak mengambil inisiatif operasi dengan melakukan berbagai upaya pembebasan. Apalagi sebelumnya sudah diketahui bahwa para sandera yang berasal dari Inggris, Jerman, dan Belanda, sudah berkirim surat ke negaranya masing-masing melalui misionaris Frank Momberg. Ada reputasi dan harga diri bangsa yang juga harus diselamatkan, selain tentu para sandera. Jangan sampai surat dari para sandera itu menjadi semacam “undangan” kepada negara yang warganya disandera untuk mengirimkan assault team. Laporan terakhir menyatakan bahwa kelompok Kwalik tengah menggiring para sandera ke arah Geselama.
Karena situasi yang semakin tak menentu inilah, dua Bell-412 yang berada di Wamena diperintahkan untuk menggeser posisi ke Timika. Begitu juga kru Bell-205 yang baru seminggu bertugas di Dili, juga diperintahkan segera ke Timika untuk memperkuat. Sebuah Hercules dikirim khusus untuk memindahkan heli ini beserta seluruh krunya. “Hercules itu hanya diisi sebuah heli, kami para kru dan sejumlah personel Satgas Rajawali untuk memperkuat operasi di Papua, umumnya dari 328 (Batalion Infanteri Linud 328 Kostrad),” ujar Eko. “Itu benar-benar penerbangan khusus,” kenangnya.
Hampir bersamaan dengan itu, dari Semarang dikirim heli tambahan ke Timika, juga diterbangkan dengan Hercules. Saat itu, ingat Eko, Hercules menjadi tulang punggung utama dengan melakukan operasi jembatan udara secara besar-besaran. Menggeser personel beserta alat peralatan dari berbagai tempat ke Irian.
Satu hal yang dicatat Letkol CPN Eko Priyanto, perwira penerbang Puspenerbad, dari proses pergeserannya dari Baucau ke Timika adalah, prestasi Penerbad karena berhasil merakit dan menerbangkan tiga heli sekaligus dalam satu hari. Di Bandara Timika mereka memanfaatkan fasilitas milik Airfast, sehingga secara tidak langsung Penerbad banyak terbantu. Karena mendapat bantuan dari para teknisi Airfast, bahkan beberapa heli Bell-205 performanya menjadi lebih bagus.
“Mereka melakukan tracking sehingga 205 yang biasanya speed hanya sampai 100 knot, waktu itu bisa 110. Dalam waktu empat hari, sembilan heli sudah serviceable,” kata Eko.
Hingga saat itu sudah terkumpul empat Bell-412, lima Bell-205, satu BO-105, dan satu lagi Bell-412 milik Airfast sebagai back up. Sekitar satu bulan kemudian Satgas mendapat perkuatan satu unit heli SA-330 Puma milik TNI AU. Boleh dikata sejak kedatangan seluruh helikopter di Timika, bandara yang menjadi basis operasi Airfast ini dijadikan posko utama Satgas.
Semua heli dan pasukan yang umumnya dari Kopassus sudah berkumpul di sini. Pada suatu hari Prabowo memberikan taklimat bahwa seluruh pasukan harus bersiap melaksanakan operasi pembebasan sandera jika dibutuhkan. Disampaikan juga bahwa kelompok OPM ini membekali dirinya dengan senapan dan sebagian besar menggunakan panah dan senjata tajam lainnya.
Sementara itu memang upaya persuasif tengah dilakukan yang tidak hanya melibatkan ABRI, tapi juga Palang Merah Internasional (ICRC), PBB, Paus Johanes Paulus II, dan Presiden Parlemen Uni Eropa. Dalam proses negosiasi yang alot itu pula, penyandera akhirnya bersedia melepaskan beberapa sandera, khususnya seorang ibu dan bayinya. Sehingga tersisa 11 sandera yang terus dipertahankan hingga detik terakhir.
Insiden Timika
Sambil menunggu negosiasi yang menjemukan itu, Satgas Pembebasan Sandera memulai langkah persiapan dengan melaksanakan sejumlah latihan. Latihan dilakukan mulai dari tingkat perorangan, kelompok hingga gabungan. Baik oleh pasukan penyerbu dari Kopassus dengan kekuatan inti dari Den-81, maupun detasemen Penerbad. Termasuk satu heli serang BO-105 yang diterbangkan Lettu CPN Wahyu Jatmiko, yang pada bulan April sudah naik pangkat menjadi kapten. Namun karena di Timika tidak ada yang menjual pangkat ABRI, selama itu Wahyu akhirnya tetap menggunakan pangkat lettunya. BO-105 melaksanakan latihan penembakan roket secara terpisah di tempat khusus.
Medan berat yang menanti sangat disadari oleh segenap pelaku. Semua tahu bahwa Irian Jaya adalah medan yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Tidak hanya oleh pasukan darat tapi juga oleh para “Prajurit Terbang” Penerbad. Karena itu latihan menjadi satu-satunya cara untuk membiasakan diri dengan medan berat ini. Karena baiknya dukungan logistik selama masa persiapan di Timika, moril seluruh pasukan tetap terjaga.
Selama persiapan di Timika, latihan dilaksanakan setiap hari. Setelah dilaksanakan secara parsial, dimulailah latihan bersama antara Penerbad dan Kopassus. Secara kebetulan, hampir seluruh tim yang terlibat baik dari Penerbad maupun Kopassus adalah personel yang sama saat melaksanakan demo pembebasan sandera di Halim beberapa bulan sebelumnya. Sebagai komandan detasemen Penerbad adalah Kapten CPN Catur Puji Santoso. Sehingga begitu saling bertemu di lapangan, chemistry di antara mereka langsung tersambung antara satu dengan yang lain. Latihan yang dilaksanakan di antaranya fastrope dan rappelling dari heli.


Beberapa insiden mewarnai suasana latihan. Beberapa personel mengalami cedera karena jatuh saat fastrope dari heli. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, diduga bahwa beban terlalu berat yang dibawa personel saat latihan menjadi salah satu penyebab kecelakaan. Awalnya prajurit Kopassus yang melaksanakan latihan sudah dengan full gears seperti senjata perorangan, ransel berat, dan rompi antipeluru. Demi alasan keamanan, sebagian dilepas selama pelaksanaan latihan sehingga tidak ada lagi kecelakaan.
Medan latihan dibuat dalam beberapa skenario. Mulai dari medan berumput, lapangan terbuka, sungai-sungai, hutan belukar hingga di ketinggian. Sebuah pelajaran lagi diperoleh dari latihan di medan berhutan ini. Salah satu heli mengalami insiden karena tali rappelling yang mereka bawa melilit di sebuah pohon. Kemudian dibuat protap bahwa jika ada kejadian seperti itu lagi, maka disepakati untuk  pasukan yang talinya terlilit harus memberikan aba-aba kepada kru di atas heli agar memotong tali.  Waktu briefing simpel, namun saat dilaksanakan dan terjadi, ternyata sangat berbahaya. Begitu tali di potong dari heli, prajurit Kopassus yang tergantung langsung jatuh. Peristiwa ini sempat menimbulkan trauma kepada kru Penerbad yang bertugas memotong tali karena merasa bersalah.
Selain berlatih, segenap pelaku juga tak lupa melaksanakan doa selamat.
Meski telah berlatih dengan keras dan mendapat masukan dari para penerbang yang biasa beroperasi di Irian, toh tetap saja masih banyak “ruang misteri” di belantara Irian. Tidak mau mengambil risiko, Prabowo pun meminta bantuan geolog asal Bandung yang juga dikenal di kalangan penempuh rimba, yaitu Tedy Sutadi Kardin. Dedengkot Wanadri ini dijadikan analis khusus untuk memberikan gambaran kondisi medan dan membuatkan semacam peta operasi. Walaupun Penerbad sudah memiliki alat navigasi berbasis satelit GPS, namun karena masih dinilai “barang aneh”, penggunaannya belum maksimal. Umumnya penerbang belum terbiasa mengoperasikannya sehingga harus belajar terlebih dahulu.
Pada bulan April di saat Satgas Pembebasan Sandera tengah memantapkan koordinasi lewat latihan, di sebuah tempat lain di Irian Jaya yaitu perbukitan di wilayah Alama, 45 menit penerbangan menggunakan heli dari Timika, sebuah Pos TNI AD dari Yonif 753 mendapat serangan dari orang tidak dikenal. Dua personel ditembak hingga gugur, dan senjatanya dirampas. Laporan ini sampai ke Timika, disusul turunnya perintah operasi.
Sebuah Bell-412 yang diterbangkan Kapten Catur dan Lettu Ginting, diberangkatkan ke lokasi. Sejak lepas landas dari Timika, kedua penerbang ini sudah ekstra hati-hati karena dilaporkan bahwa senjata kedua personel tersebut dirampas. Mereka hanya diperintahkan untuk mengevakuasi korban, sehingga tidak membawa pasukan.
Betul saja. Mendekati daerah kejadian, heli mendapat tembakan dari bawah sehingga menimbulkan kerusakan di beberapa bagian termasuk tangki bahan bakar. Tentu saja kondisi ini langsung mempengaruhi performa heli. Kapten Catur langsung memutuskan mencari lapangan terbang terdekat, hingga akhirnya mendarat darurat di Alama.
Laporan pendaratan darurat heli ini yang diterima posko di Timika segera menimbulkan kegelisahan. Pasalnya heli ini tidak membawa pasukan bersenjata, sehingga sangat rentan jika mendapat serangan. Karena itulah, dari Timika segera diberangkatkan empat heli yang membawa Satgas Rajawali. Jenazah berhasil diselamatkan, namun karena hari sudah sore, maka diputuskan evakuasi dilaksanakan esok paginya dengan tujuan Timika. Misi tambahan ini seperti ajang pemanasan bagi Penerbad dan pasukan yang akan melakukan pembebasan sandera.
Pemulangan jenazah prajurit Yonif 753 akan dilaksanakan dari Bandara Timika. Kesibukan sudah mulai terlihat sejak subuh itu, 15 April 1996. Di antara petugas yang mengurus pemulangan jenazah ini adalah Letda Inf Sanurip, seorang perwira Kopassus dari Grup 1. Dikisahkan pada saat itu Sanurip tengah membicarakan sesuatu dengan Letkol Inf Adel Gustinigo, Komandan Den-81. Entah apa yang terjadi, tak lama kemudian terdengar suara tembakan berkali-kali dari senapan laras panjang. Semua yang bergerak mendapat tembakan, termasuk seorang bule yang ingin melihat kejadian itu. Si penembak kemudian diketahui adalah Letnan Sanurip. Setelah semua reda, mereka menemukan Letkol Adel terkapar dengan kepala bersimbah darah.
Dari penelusuran di sejumlah situs web, diketahui Letda Sanurip menembak mati 16 orang, termasuk di antaranya tiga perwira Kopassus, delapan pasukan Kostrad dan lima warga sipil, salah satunya pilot Airfast Michael Findlay dari Selandia Baru, dan melukai 11 lainnya. Prajurit yang berada di sekitar lokasi kejadian berusaha menghentikan aksi Sanurip dengan menembak kakinya lalu melumpuhkannya. Banyak versi yang mengatakan kenapa Sanurip kalap. Di antaranya karena malaria, stres, dan masalah pribadi. Tanggal 23 April 1997, Letda Sanurip dihukum mati.
Situasi memang berubah chaos dan mengguncang emosi seluruh pasukan yang terlibat. Padahal operasi belum dilaksanakan, mereka sudah harus kehilangan sejumlah sejawat karena kondisi mental dari salah seorang anggota yang tidak stabil. The show must go on. Itulah dinamikanya.
Hantam Geselama
Memasuki bulan ketiga penyanderaan, keadaan memang menjadi semakin genting. Ada unsur ketidaksabaran, namun masih ada harapan untuk menyelesaikannya tanpa sebutir pun peluru. Harapan itu terus dipegang segenap pimpinan ABRI dan Pemerntahan, demi menjaga nama baik Bangsa di mata dunia internasional. Namun di sisi lain, tindakan konyol para penyandera ini tetap harus diberi ganjaran karena telah menentang keberadaan Negara Republik Indonesia. Sementara waktu berjalan, latihan terus dilaksanakan dengan sudah menerapkan taktik dan strategi yang akan digunakan pada Jam “J”. Perlengkapan pun begitu, seperti yang nanti akan digunakan saat raid.
Laporan terakhir yang diterima posko Satgas, kelompok penyandera telah membawa sandera ke arah Desa Mapnduma di Kecamatan Tiom, Jayawijaya. Guna mendekatkan Satgas ke posisi sandera di Mapnduma, Satgas pun memutuskan untuk menggeser posko ke daerah terdekat yaitu Kenyam, sebuah kampung kecil di pinggir hutan, 15 menit naik helikopter dari Mapnduma dan 1 jam 5 menit dari Timika.
Kampung kedua adalah Akimuga, yang masih bertetangga dengan Timika. Di kedua DP (daerah persiapan) ini Satgas menempatkan heli dan pasukan, serta mulai mendorong logistik utamanya BBM untuk keperluan refueling. Sampai sebuah laporan memastikan bahwa sandera telah dipindahkan ke Geselama, yang masih di wilayah Tiom. Geselama adalah sebuah daerah pengunungan yang bersebelahan dengan Mapnduma.
Penantian pun dimulai di Kenyam, yang hanya 20 menitan ke Geselama. Di sini tidak ada lagi  latihan seperti yang dilakukan di Timika. Masing-masing elemen Satgas bersiap di tempat masing-masing dengan status scramble.
Memasuki pekan kedua Mei 1996, ICRC angkat tangan dari kegiatan mediasi antara Satgas dan kelompok OPM.  Sementara di Jakarta, ABRI menyatakan bahwa setelah empat bulan ditempuh upaya persuasif tidak membawa hasil, pihak ABRI telah memutuskan untuk membebaskan sandera dengan operasi militer.
Suatu siang di bawah rindangnya pohon di Kenyam, Brigjen Prabowo memimpin briefing bersama beberapa perwira dan komandan regu. Layaknya sebuah briefing operasi, Prabowo membeberkan situasi terkini berdasarkan data intelijen yang berhasil dikumpulkan. Prabowo juga menekankan tindakan yang akan diambil terhadap kelompok pembangkang ini. Saat itu disampaikan bahwa posisi penyandera berada di sebuah tebing dengan tempat persembunyian berupa tenda-tenda darurat. Target ini akan menjadi sasaran heli serang.
Sejenak kemudian, Prabowo terlihat menelepon seseorang, sepertinya petinggi ABRI di Jakarta atau mungkin Panglima ABRI. “Siap,….. siap, nanti kami akan menelepon Bapak.” Kira-kira begitu sedikit kutipan pembicaraan Prabowo melalui telepon. Entah siapa yang dimaksud. Kemudian Prabowo menelepon lagi, dan sepertinya menerima restu untuk melaksanakan operasi militer.
Pagi itu 9 Mei 1996, tim negosiator ICRC yang meminta izin Prabowo untuk kembali menemui kelompok Kwalik di Geselama, akhirnya kembali selepas siang dengan tangan hampa. Mereka pun menyerahkan sepenuhnya ke ABRI untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu.
Maka siang itu, lampu merah pun menyala di Kenyam. Perintah operasi turun dan pasukan penyerang segera bersiap, merapat ke heli masing-masing sesuai pembagian kelompok. Delapan heli gabungan Bell-205 dan Bell-412 lepas landas dengan dikawal satu heli serang BO-105 yang dilengkapi roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) kaliber 2,75 inci . Satu heli lagi berlakon sebagai heli komando, yaitu Bell-412 yang diterbangkan oleh Kapten CPN Aris Supangkat. Setiap heli serbu membawa 10 pasukan bersenjata. Beberapa personel terlihat membawa granat kejut (flashbang). Untuk kepentingan taktis, BO-105 berada di posisi tengah namun lebih tinggi supaya bisa mengamati posisi di depan.
Heli serang ini diterbangkan oleh Lettu CPN Wahyu Djatmiko dengan Kapten CPN Agus Siswanto. Meski Agus sudah kapten namun karena baru konversi dari heli Allouette, pilot in command diserahkan kepada Wahyu yang memang sudah terlatih menembak dari BO-105.
“PiC di tangan saya karena beliau baru konversi dari Alloutte jadi tidak yakin bisa nembak. Jadi arm on yang klik itu saya,” ujar Letkol Wahyu Djatmiko yang saat ditemui pada tahun 2013 menjabat Komandan Skadron 31 Penerbad di Semarang.
Eselon pertama delapan heli terbang dalam formasi trail dengan teknik Mobud (mobile udara) dan dikawal gunship BO-105. Mereka terbang cukup rendah sambil menyusuri lembah dan anak sungai. Tujuan mereka adalah Geselama. Penerbangan terasa begitu sunyi karena memang diperintahkan untuk silent. Ketenangan itu di sisi lain terasa bagaikan penantian di pintu Illahi yang kudus. Wajah para pilot beserta kru dan pasukan penyerang terlihat menegang, meski berusaha untuk rileks.
Sesuai skenario yang diujikan dalam latihan, heli serang akan melambung ke kiri sambil menambah ketinggian sesaat sebelum mencapai sasaran. Dengan manuver tinggi untuk mengambil posisi, Lettu Wahyu menukikkan hidung helinya searah dengan sebuah tebing. Wusssswussss… dua roket melesat menggempur tebing.
“Saya tidak sembarangan nembak, sudah ditentukan titiknya. Sudah ada GPS namun belum seperti sekarang sehingga kami pakai peta dan hitung sendiri,” beber Letkol Wahyu. Menurut Wahyu, ia melakukan rocketing dalam tiga run. Penembakkan tebing ini dilakukan sebenarnya bukan bermaksud untuk membunuh para penyandera, tapi menutup jalur pelarian yang mungkin mereka lakukan. Tembakan ini diharapkan akan mengagetkan dan membuat mereka tidak berusaha lari.
“Roket saya tembakin sampai habis sebanyak 24 dalam 3 run. Sekali tembak dua roket. Terus muter lagi. Ketinggian diatur di 500 kaki. Bell di bawah, saya di atasnya, di atas saya heli Kodal, di atasnya lagi heli cadangan. Usai nembak saya muter dulu, begitu mulai ada yang kembali (ke Kenyam) baru saya ikut formasi lagi,” tutur Wahyu.
Seperti sudah dilatihkan berulang-ulang, sedetik setelah penembakan, formasi delapan heli serbu segera mendaratkan pasukan penyerang dari Kopassus. Tidak mudah mendaratkan seluruh pasukan karena banyaknya heli yang harus mengambil posisi. Apalagi medan yang akan didarati berkontur miring, sehingga akan makin menyulitkan bagi heli yang berada di urutan belakang. Beberapa kali terdengar ledakan keras dari flashbang, yang menurut Eko, cukup mengagetkan karena memang belum pernah mendengar sebelumnya sehingga tidak menyangka suaranya yang cukup keras.
Di sinilah petaka itu bermula. Heli keenam yang berada persis di sebelah kanan Lettu Eko, kesulitan menjaga posisinya. Heli ini terjebak di kemiringan sehingga sepertinya terkena turbulensi yang membuat pilot kesulitan mengendalikan heli. Mungkin saja pada saat approach, rate of descend heli ini terlalu tinggi dan kondisi tail wind, sehingga heli masuk ke dalam turbulensi yang disebabkan oleh putaran main rotor blade. Heli naas yang diterbangkan Lettu CPN Agus Riyanto dan Lettu CPN Tukiman itu pun semakin turun dan terus turun sampai akhirnya terjerembab ke bawah. Ekornya menghantam pohon dan terbalik. Namun karena misi belum selesai, kecelakaan ini tidak menghentikan jalannya operasi.
Eko yang berada persis di samping heli naas itu, sempat melihat heli rekannya jatuh dan kemudian terbakar. Situasi emerjensi ini membuatnya membatalkan pendaratan. Heli Tango 5 dibawanya kembali terbang, kemudian berputar untuk melihat crash site dan baru masuk ke titik pendaratan. Sekali lagi situasinya tidak memungkinkannya untuk mendaratkan heli atau menurunkan pasukan dengan tali. Sehingga pasukan harus dipaksa melompat dari heli. Cukup tinggi, seingat Eko, untung saja tidak ada yang cedera.
Selepas itu kesemua heli kembali ke Kenyam untuk mengambil pasukan sorti kedua. Saat itu mereka sempat melihat heli Airfast berputar-putar di atas lokasi jatuhnya Tango 6. “Helinya kebakar habis, mas,” ujar sang pilot melaporkan pantauan visualnya. Tangan pun serasa tak kuat lagi mengangkat collective pitch dan cyclic pitch yang berfungsi sebagai pengatur gaya angkat dan pendorong heli untuk melaju ke depan. Tapi demi misi, mereka berusaha mengacuhkannya sesaat.
Pasukan tambahan diturunkan dengan tali. Karena ternyata kelompok Kwalik yang dicari tidak ada di lokasi yang diburu, heli pun mendarat karena dinilai sudah aman. Kondisi ini sangat mengecewakan bagi segenap pelaku dan Prabowo sendiri, karena awalnya data posisi mereka sudah sangat akurat sehingga Prabowo berani memutuskan untuk melakukan aksi. Apakah ada kebocoran informasi?
Hari pun sudah mulai sore, sehingga akhirnya misi pengejaran dibatalkan. Pasukan yang sudah di lokasi memutuskan untuk bermalam di situ sambil menjaga reruntuhan pesawat dan mengevakuasi korban. Sementara heli kembali ke Kenyam.
Dari laporan Kapten Inf Made Agra dari Kopassus, lima orang dinyatakan gugur dalam kecelakaan itu. Yaitu pilot Lettu Agus Riyanto, Serka Suparlan (teknisi), Lettu Inf Umar dan dua bintara dari Kopassus. Malam itu mereka lalui dalam kesedihan sambil memanjatkan doa kepada Tuhan untuk mereka yang gugur. “Malam itu cukup hening karena operasi pembebasan sandera tidak berhasil, tempat yang dicari sudah kosong, malah kami kehilangan teman dan heli crash. Kami bersedih sambil menyusun rencana besoknya,” kata Eko.
Tidak mau menyesali apa yang sudah terjadi, besoknya pagi-pagi sekali operasi kembali dilakukan. Satgas akan membuat pagar betis dan menutup jalur-jalur yang kemungkinan menjadi akses pelarian bagi OPM. Karenanya, hari itu, menjelang pertengahan Mei, heli-heli Penerbad akan melaksanakan operasi yang cukup sulit, yaitu menurunkan pasukan di ketinggian di atas 6.000 kaki. Satu regu akan melanjutkan evakuasi dibantu tim dari Airfast, sementara yang lain yaitu gabungan Kopassus dan Satgas Rajawali akan melanjutkan pengejaran. Operasi di ketinggian ini berjalan sekitar beberapa hari.
Pengalaman cukup menegangkan bagi segenap kru adalah saat menurunkan pasukan di ketinggian gunung dengan daerah pendaratan apa adanya. Mereka harus mencari-cari medan paling aman di antara tebing-tebing yang menciutkan nyali itu. Ini bukan latihan, sehingga tidak ada waktu untuk yang tidak profesional. Meski tidak menguasai medan sepenuhnya, beberapa heli yang ditugaskan menurunkan pasukan di pegunungan itu berhasil melaksanakan tugasnya.
Karena beratnya medan yang akan ditutup, heli kemudian diperintahkan mengirimkan pasukan tambahan dari Rajawali yang sudah disiapkan. Pasukan-pasukan inilah yang menjepit posisi kelompok Kwalik dari berbagai arah sehingga terkonsentrasi di sebuah tempat. Menurut analisa pasca kejadian, Kwalik dan kawan-kawan beserta para sandera sepertinya berusaha menghindari pasukan dari ketinggian yaitu Kopassus dan Rajawali, sehingga memilih maju ke depan. Di situlah mereka berpapasan dengan tim dari Yonif 330 yang dipimpin Kapten Inf Agus Rohman, yang baru saja sehari dikirim dengan heli sebagai pasukan penutup. Hari itu, 15 Mei 1996, pasukan pemburu berhasil menyelamatkan sembilan sandera.
Kaget karena bertemu pasukan pemburu Kostrad, sebagian gerombolan memilih kabur termasuk Kwalik sendiri. Namun beberapa orang meregang diterjang timah panas sebelum sempat menghilang. Malang bagi dua sandera. Mereka dibacok oleh beberapa anggota OPM. Keduanya, Navy Panekenan dan Yosias Mathias Lasamahu, keduanya warga negara Indonesia, meninggal kemudian dan ditemukan esok harinya. Berita ini langsung diterima Prabowo yang menunggu di Kenyam.
Sandera yang selamat kemudian diterbangkan ke Kenyam dan disambut langsung oleh Prabowo. Demikian pula pasukan penyerang yang berusaha turun ke dataran rendah, dijempat heli belakangan. Esok harinya, Kamis 16 Mei, para sandera sudah diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Hercules dan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma. Rombongan disambut oleh Kasum ABRI Letjen Soeyono.
Combat fatigue 
Bagi Eko, hari-hari itu sungguh melelahkan, menguras tidak hanya tenaganya tapi juga mentalnya. Di antara ke delapan heli serbu yang dilibatkan, hanya Tango 5 yang single captain. Ia hanya berdua dengan kopilot yang kebetulan teman satu angkatan. Sementara heli yang lain diterbangkan oleh double captain atau setidaknya captain supervisi. Akibatnya selama penerbangan, karena ini adalah misi yang berat dan berbahaya, Eko tidak berani berbagi tanggung jawab dengan kopilotnya. Meski kopilot tetap membantu, tetap saja kendali di tangan Eko.
Kelelahan yang dialami Eko mencapai puncaknya setelah pada hari kedua usai melaksanakan sorti ketiga, ia merasa tidak sanggup lagi melaksanakan misi selanjutnya. “Saya putuskan menghentikan dan bilang ke kopilot. Saya merasa sudah tidak mampu, karena semua full di tangan saya sebagai PiC. Saya bilang ke dia, saya tidak sanggup lagi dan memutuskan ke DP di Akimuga. Terus terang saya takut. Saya bilang ke mekanik, kita trouble,” tutur Eko yang mengalami combat fatigue.
Nggak apa-apa kok,” mekanik menyela. “Kamu turun dan lihat ke bawah heli, ada kebocoran nggak. Ada atau tidak ada kau bilang ada kebocoran,” perintah Eko kepada mekaniknya. Eko pun memutuskan terbang ke Akimuga, pangkalan aju kedua selain Kenyam.
Di Akimuga ternyata ada Kapten CPN Burhanudin. Tango 5 refuel. “Bang heli saya transmisinya bocor, jadi saya mau bawa ke Timika,” ucap Eko kepada Burhanudin. “Loh transmisi bocor malah kau bawa ke Timika, biar aja di sini,” balas Burhanudin yang karena sama-sama penerbang jadi mengerti kondisinya. Tapi Eko berusaha ngotot, bahwa helinya masih mampu diterbangkan ke Timika. “Ya sudah hati-hati, sebelum kau sampai saya tidak akan terbang,” ujar seniornya ini. Saat itu di Timika bertepatan proses evakuasi korban heli Tango 6 ke Jakarta. Eko mengaku masih melihat kopilot Tango 6, Lettu Tukiman, dengan separuh wajahnya memerah. Di situ juga ada Kadispenerbad Brigjen TNI Joko Setyomartono.
Tahu ada heli kembali ke Timika dalam kondisi emerjensi, Kadispenerbad segera menghampiri. “Heli mu trouble, Ko,” tanya Kadis yang dijawab “siap”, oleh Eko. “Apanya,” tanya Danpus kembali. “Transmisi komandan, olinya bocor.” Sambil berdehem sejenak, “Tapi kamu masih siap terbang, kan,” sergap Kadis lagi.
“Siap, tidak siap terbang,” jawab Eko.
“Kamu tidak siap terbang,” ujar Danpus dengan wajah bertanya.
”Ya sudah, kamu istirahat saja dulu,” balas Danpus.
Kopilotnya kembali bertanya kepada Eko, “Kenapa sih sampeyan.”  Kepada rekannya ini Eko pun berkata jujur bahwa ia tidak siap terbang. “Daripada kita celaka!”
Esok harinya, pagi-pagi sekali Eko sudah tiba di bandara. Kebetulan Kadis masih ada.
“Kamu masih siap terbang kan,” tanya Kadis.
“Siap, tidak,” kata Eko.
“Untuk kamu ketahui, saya sudah berusaha mencari ganti, tapi masih belum ada, jadi sabar saja. Tapi benar kamu ga siap?”
“Siap, tidak komandan.” Mekaniknya masih berusaha menyela dengan mengatakan bahwa heli tidak apa-apa.
Akhirnya sambil duduk di apron menyaksikan heli yang lainnya, batinnya bergejolak. Hanya duduk menyaksikan heli-heli Penerbad datang dan pergi, dan rekan-rekannya menyabung nyawa di Mapnduma, apakah pantas bagi dirinya untuk bersantai-santai. Sekitar pukul 10, keberaniannya tiba-tiba muncul lagi. Eko pun segera menyampaikan kepada kopilot Slamet Riyadi, “Kita berangkat lagi.” Eko lalu mendatangi Kadispenerbad dan menyampaikan kesiapannya. “Saya dipeluk oleh beliau.” Bersama helinya, mereka membawa logistik tambahan untuk teman-temannya di garis depan yang mungkin sudah kelelahan.
“Saat itu saya betul-betul down karena takut dengan medan yang begitu tinggi dan tantangannya begitu berat. Apalagi dengan kopilot, saya tidak berani melepaskannya. Sehingga itu menekan saya hingga down. Saya mengerti kemampuan saya dan batas kemampuan, kalau saya paksakan mungkin bisa celaka,” Eko mengenang keputusan beraninya 17 tahun silam itu.
Selepas menyelesaikan tugas berat membebaskan sandera di Mapnduma ini, kesemua pelaku yang terlibat dalam operasi ini mendapat hadiah istimewa yaitu Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB). Beberapa orang di antaranya menjadi sangat beruntung karena sebelumnya baru saja mendapat kenaikan pangkat reguler. Sehingga mereka naik pangkat dua kali dalam satu tahun. Mereka adalah Lettu CPN Wahyu Djatmiko, Lettu CPN Cahaya Ginting, dan Lettu CPN Heru Subarmanto. Kesemua pelaku dari Penerbad juga mendapat penghargaan dari Kopassus dengan menerima brevet Komando kehormatan.
Operasi pembebasan sandera di Mapnduma memang telah lama berlalu. Namun sebagai sebuah operasi militer yang melibatkan begitu banyak helikopter, operasi ini terbilang istimewa dari berbagai aspek. Bagi Penerbad dan mungkin juga Kopassus, ini adalah operasi Mobud terbesar yang pernah mereka laksanakan secara bersama.









Credit  angkasa.co.id



Jerman Ciptakan Senjata untuk Hancurkan Tank Armata


 
Perusahaan militer asal Jerman Rheinmetall Defence meluncurkan prototipe senjata yang dirancang khusus untuk menghancurkan tank T-14 Armata dan modifikasi terbaru T-90.
 
Russian President Vladimir Putin (L) listens to Andrei Terlikov, the head of the Ural Transport Machine Building Design Bureau
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) mendengarkan Andrei Terlikov, Kepala Biro Desain Ulravagonzavod, saat keduanya mengecek kendaraan tempur infanteri dengan Platform Tempur Universal Armata dan tank tempur utama T-14 Armata di pabrik Uralvagonzavod di kota Nizhny Tagil, 25 November 2015. Sumber: Reuters 
 
Rheinmetall Defence telah memamerkan model senjata baru yang terutama dikembangkan untuk menghancurkan tank T-14 Armata dan T-90. Defense Update melaporkan, senjata 130 mm siap dipasang ke tank baru yang tengah dikembangkan Jerman dan Prancis sebagai pengganti tank tempur Leopard 2 dan Leclerc.
Demonstrasi teknis senjata ini pertama kali diadakan pada Mei 2016 lalu. Situs HIS Jane’s 360 menyebutkan, kemampuan senjata itu mulai diuji di lapangan tembak Rheinmetall usai dipamerkan pada Pameran Pertahanan dan Keamanan Internasional Eurosatory 2016.
Saat ini, Rheinmetall Defence tengah sibuk menciptakan proyektil khusus penembus perisai untuk senjata ini. Menurut keterangan perusahaan, senjata ini dilengkapi dengan sistem peluncur yang disempurnakan dan inti wolfram atau tungsten yang diperpanjang.
Meski begitu, para pakar Rusia berpendapat bahwa kemampuan senjata tersebut mustahil untuk dievaluasi sebelum uji coba proyektil dilaksanakan.

Barat Ingin Saingi Armata

Jerman mulai mempertimbangkan memodernisasi tank Leopard 2 setelah Rusia memamerkan platform tempur “Armata” dan tank T-14 yang dibuat berdasarkan platform itu. Kendaraan tempur terbaru milik Rusia ini mampu bertahan dan memiliki potensi tempur lebih unggul daripada tank buatan negara-negara lain.
Kini, berlatar belakang persiapan pemasokkan T-14 ke dalam barisan tentara Rusia, Prancis dan Jerman menggelar pembicaraan bilateral yang tidak hanya membahas mengenai pengembangan senjata artileri generasi terbaru, tapi juga rencana penggantian tank kelas berat jenis “Leopard” dan “Leclerc”.
Sebelumnya, sebagaimana yang dilaporkan majalah urusan luar negeri AS National Interest, para ahli militer menunjukkan bahwa tank “Leopard 2” milik Jerman, yang dianggap sebagai salah satu tank terbaik di dunia, nyatanya tidak memiliki proyektil yang mampu menembus lapis baja tank T-80, T-90 dan T-14 “Armata” buatan Rusia.
Namun, Jerman kini tengah bekerja secara aktif untuk mengatasi masalah tersebut, baik dengan mengadaptasikan proyektil-proyektil buatan Amerika pada tank-tank mereka maupun dengan mengembangkan amunisi uranium terdeplesi (uranium yang mempunyai kadar isotop U235 yang lebih rendah dari uranium alam -red.) mereka sendiri, tulis National Interest.

Belum Tentu Efektif

Meskipun Rheinmetall Defence menghadirkan senjata terbarunya sebagai perangkat militer untuk melawan platform “Armata” milik Rusia, hingga kini belum diketahui apakah senjata tersebut benar-benar dapat secara efektif melawan teknologi terbaru buatan Rusia.
“Senjata 130 mm terbaru milik Jerman sedang dalam proses pembangunan dan belum diketahui apakah senjata tersebut memang benar-benar mampu menembus lapis baja tank Rusia,” kata Pemimpin Redaksi majalah National Defense Igor Korotchenko dalam wawancaranya dengan RBTH.
Korotchenko menekankan bahwa saat ini proyektil senjata yang dimaksud belum diciptakan. Pemberitaan mengenai keunggulannya terhadap tank Rusia tak lebih sebagai upaya produsen untuk mengiklankan produknya.
Menurut salah satu narasumber RBTH, para ahli di kompleks industri militer belum memberikan keputusan akhir mengenai senjata baru buatan Jerman tersebut. “Saat ini, kami telah mengirimkan perwakilan kami untuk melakukan tinjauan,” kata narasumber.
Pada April 2016, Kementerian Pertahanan Rusia telah menandatangani kontrak pembelian seratus unit tank dengan platform “Armata”. Menurut Direktur Umum perusahaan Ulravagonzavod Vyacheslav Khalitov, angkatan bersenjata Rusia akan menerima seri pertama yang terdiri dari seratus unit tank T-14 pada 2017 – 2018 mendatang.



Credit  RBTH Indonesia












Presiden Armenia: Kami Terpaksa Membeli Iskander-M dari Rusia



 
Armenia telah menjadi satu-satunya negara di dunia yang menerima lampu hijau untuk pembelian sistem misil balistik jarak pendek Rusia Iskander-M.
 
missile complex "Iskander-M"
Sistem taktis Iskander-M dibangun untuk menghancurkan target musuh pada jarak hingga 500 kilometer. Sumber: Sergei Orlov / RIA Novosti
Yerevan terpaksa membeli sistem misil balistik jarak pendek Iskander-M untuk menyeimbangkan situasi militer di kawasan, kata Presiden Armenia Serzh Sargsyan dalam wawancara dengan kantor berita MIA Rossiya Segodnya.
“Bukan rahasia bahwa dalam beberapa tahun terakhir Azerbaijan secara rutin membeli senjata-senjata terbaru,” kata Sargsyan. “Dari segi keuangan, kami tak punya kesempatan seperti Azerbaijan. Namun, kami terus mencoba menyeimbangkan situasi; menemukan penangkal. Saya pikir dalam kasus ini, Iskander bisa menjadi senjata pencegah.”
Menurut Sargsyan, Yerevan telah memasuki kompetisi senjata dengan tetangganya Azerbaijan.
“Kami tak ingin melakukan ini, tapi apa yang akan Anda lakukan jika setiap hari Anda terancam oleh perang dan pemusnahan fisik?” kata sang presiden. “Anda harus mengambil langkah-langkah yang sepantasnya.”
Ia menegaskan bahwa Moskow memutuskan untuk menjual sistem misil Iskander-M pada Yerevan, berdasarkan kesepakatan antara kedua negara untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan.

Mengapa Rusia Menjual Iskander-M ke Armenia?

Armenia merupakan satu-satunya negara di dunia yang menerima lampu hijau untuk pembelian sistem misil Iskander-M Rusia.
“Moskow tengah mempersiapkan penandatanganan kesepakatan untuk pendirian Pasukan Gabungan dengan Armenia,” kata Kolonel Jenderal (Purn.) Viktor Yesin, mantan Kepala Komando Pasukan Misil Strategis (RVSN), kepada RBTH.
“Kami menjadi sekutu, sehingga muncul pengecualian untuk mengirim satu batalion (tiga kompleks senjata, masing-masing terdiri tiga peluncur, besera kendaraan pendukung) sistem operasional dan taktis Iskander-M ke Armenia.”
Ia menyebutkan bahwa Rusia telah menerima banyak permohonan pembelian sistem ini, tapi Moskow tak akan mengirim Iskander-M ke luar negeri dalam beberapa tahun mendatang.
“Hingga para perancang bisa menggantikan sistem Tochka-U di brigade darat dengan sistem Iskander-M terbaru, tak akan ada pembicaraan mengenai pengiriman massal ke luar negeri.” terang mantan Kepala Komando Pasukan Misil Strategis.

Menurut sang pakar, penjualan sistem misil Iskander-M ke Yerevan tak akan memengaruhi hubungan antara Rusia dan Azerbaijan, yang telah terlibat dalam konflik dengan Armenia sejak tahun 1994 atas pemisahan diri “republik” Nagorno-Karabakh, yang Baku — dan sebagian besar dunia — akui sebagai wilayah Azerbaijan, tapi di satu sisi berada dalam protektorat atau di bawah perlindungan Armenia.
“Baku juga menerima sejumlah perangkat militer Rusia, seperti tank, sejumlah peluncur roket, sistem artileri berpendorong otomatis, dan lain-lain,” kata Yesin.
“Moskow mendukung keseimbangan kekuatan sehingga tak ada pihak yang bertikai yang memiliki keunggulan militer.”
Namun, sang pakar tak menyangkal jika sistem Iskander-M mungkin akan berubah dari senjata pencegah menjadi senjata perang jika terjadi pertempuran di sekitar Nagorno-Karabakh.

Seperti Apa Kemampuan Iskander-M?

Sistem ini dirancang untuk menghancurkan target-target kecil dalam jarak 500 kilometer dan dapat dipasangi hulu ledak nuklir.
“Perangkat Iskander-M untuk Yerevan jauh lebih lemah dari milik Rusia untuk penggunaan di dalam negeri. Misilnya tak bisa dilengkapi oleh hulu ledak nuklir dan jangkauan penghancurannya hanya 280 kilometer — sesuai peraturan PBB mengenai transfer senjata ke luar negeri,” terang analis militer dari kantor berita TASS Kolonel (Purn.) Viktor Litovkin pada RBTH.

Menurut Litovkin, misil sistem Iskander-M mampu menembus semua sistem pertahanan misil yang ada.
“Misil ini memiliki permukaan kecil yang menciptakan refleksi, dan sebagian besar penerbangan berada di ketinggian 50 kilometer,” terang Litovkin. “Saat ini, belum ada sistem pertahanan udara dan misil yang bisa mengalahkan Iskander, tak terkecuali sistem misil Iron Dome yang dibeli Azerbaijan dari Israel.”
Menurut Litovkin, sistem pemandu Iskander-M terintegrasi dengan sejumlah sistem pengintai: mulai dari kendaraan udara tak berawak hingga satelit di orbit Bumi.
“Awalnya, Moskow berencana mengirim sistem ini ke Suriah,” tambah Litovkin. “Namun, PM Israel beberapa tahun lalu berhasil meyakinkan Putin untuk tak melakukan itu.”
Ia menyebutkan bahwa daftar pembeli potensial sistem misil ini termasuk Belarus, Tiongkok, India, Mesir, Aljazair, dan Venezuela.




Credit  RBTH Indonesia


10 Temuan Harta Karun Kapal Karam Paling 'Mencengangkan' Dunia



 
Liputan6.com, Paris - Menurut Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO, terdapat tiga juta bangkai kapal yang tersebar di seluruh dasar laut dunia.
Di bawah hukum maritim dan penyelamatan internasional, bangkai kapal militer biasanya tetap berada di bawah yuridiksi pemerintah mereka.
Meski terdapat sejumlah kapal yang membawa harta senilai jutaan dolar, namun dibutuhkan waktu lama untuk mengekskavasi bangkai tersebut. Namun hal itu tak menghentikan para pemburu harta karun untuk terus mencari keberadaan kapal.
Seperti dikutip dari Listverse, Jumat (25/11/2016), terdapat sejumlah kapal karam yang menyimpan harta karun luar biasa dan bernilai miliaran dolar. Berikut 10 di antaranya:
1. Tenggelamnya Kapal di Salcombe
Antara tahun 1200 dan 900 SM sebuah kapal tenggelam di lepas pantai di Devon, Inggris, di mana penemuan bangkai kapal tersebut diumumkan pada 2010.
Arkeolog dan penyelam sejauh ini menemukan 300 artefak yang di antaranya terdiri dari tembaga ingot, senjata, dan sejumlah perhiasan.
Meskipun bukan merupakan penemuan harta karun terbesar, namun penemuan tersebut dapat membuktikan bahwa terdapat jaringan perdagangan antara Inggris dengan negara-negara Eropa pada Zaman Perunggu.
Ilmuwan dari Oxford Univeristy menyelidiki temuan tersebut dan mencoba menemukan asal-usul kapal, namun sayangnya tidak ada bagian kapal yang utuh.

 

Harta Karun Kapal Indonesia

2. Harta Karun Kapal Belitung
Kapal karam Belitung adalah kapal Arab pertama yang ditemukan dan diekskavasi.
Ditemukan oleh nelayan di lepas pantai Indonesia pada 1998, di dalam kapal tersebut ditemukan emas Dinasti Tang dari awal Abad ke-9, artefak keramik, toples rempah-rempah, botol tinta, guci pemakaman, kristal, dan kotak sepuhan emas-perak.
Sejumlah benda berharga lain juga ditemukan dalam kapal tersebut, seperti mutiara, rubi, safir, cangkir emas besar, dan termos perak. Diperkirakan nilai benda tersebut mencapai US$ 80 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
Tilman Walterfang, seorang direktur perusahaan beton asal Jerman ikut andil menemukan harta karun bernilai jutaan dolar itu. Ia menyelam ke dasar lautan.
"Saya mendarat di apa yang tampak seperti bagian terumbu karang biasa," kata Walterfang kepada majalah Jerman Der Spiegel.
"Benar-benar mirip gundukan bawah air seukuran sebuah bukit kecil yang terbentuk dari puluhan ribu keping keramik yang terawat dengan baik."

 

Kapal Emas dan Komputer Kuno

SS Central America yang membawa 15 ton emas tenggelam saat terjadi badai pada September 1857.
Setelah ditemukan pada 1987 dan dilakukan ekskavasi berikutnya, 39 perusahaan asuransi mengklaim bahwa mereka memiliki hak atas emas dan artefak karena kerusakannya telah mereka bayar pada Abad ke-19.
Pertarungan di ranah hukum pun terjadi, di mana tim penemu pada akhirnya berhak untuk mendapatkan 92 persen emas temuan.
Salah satu batang emas menjadi salah satu penemuan paling penting dan terjual sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp 108 miliar).
4. Harta Karun Antikythera
Pada tahun 1900, penyelam menemukan bangkai kapal di lepas pulau Antikythera, Yunani, di mana The Archaeological Service of Greece segera meluncurkan ekspedisi terhadapnya. Sementara itu, ekspedisi lain yang dilakukan pada 1976 memulihkan bagian penting dari muatan kapal.
Dari bangkai kapal itu ditemukan banyak harta karun: koin, perhiasan, gelas, tembikar, patung indah, bahkan sofa tembaga.
Selain itu juga dijumpai mekanisme Antikythera yang diyakini sebagai komputer analog tertua di dunia
Perangkat mirip komputer analog yang diperkirakan berasal dari kebudayaan Yunani yang berkembang sekitar tahun 100 SM itu digunakan untuk menentukan posisi astronomi benda-benda langit -- dan mungkin waktu penyelenggaraan Olimpiade -- dengan mekanisme yang kompleks, menggunakan serangkaian roda gigi perunggu.
Mekanisme Antikythera berasal dari masa jauh sebelum manusia memiliki pemahaman modern tentang astronomi dan fisika. Artefak itu dibuat lebih dari 1.600 tahun sebelum Galileo Galilei lahir, dan lebih dari 1.700 tahun sebelum Isaac Newton terlahir ke dunia.
Seluruh koleksi artefak sempat dipamerkan di National Archaeological Museum in Greece hingga Agustus 2013.

 

Harta Karun yang Terbengkalai 230 Tahun

5. Harta Karun SS Republic
SS Republic hilang saat badai terjadi pada 1865 di lepas pantai Georgia yang membawa koin senilai US$ 400. Setelah terbengkalai selama 230 tahun, bangkainya ditemukan oleh Odyssey, perusahaan terkenal untuk ekplorasi laut dalam.
Lebih dari 51,000 emas dan koin perak berhasil diambil dari kapal tersebut, bersama dengan 14.000 artefak lain termasuk ribuan botol, gelas, dan wadah periuk. Nilai seluruh benda yang ditemukan dari kapal tersebut diperkirakan mencapai US$ 120 hingga 180 juta.
6. Bangkai Kapal Portugis
Ahli geologi yang bekerja untuk De Beers (penambang berlian bawah laut terbesar di dunia) tercengang ketika mereka menemukan sebuah kapal karam yang terkubur di pantai.
Tak hanya kapal, mereka juga menemukan lebih dari 22 ton ingot, 6 meriam, pedang, ribuan koin emas, dan lebih dari 50 gading gajah.
Setelah dilakukan sejumlah penyelidikan, dipastikan bahwa kapal tersebut adalah Bom Jesus, yakni kapal Portugis yang berlayar pada 1533 dan menghilang di lepas pantai Afrika Barat.

 

Harta Karun Kapal Bajak Laut

7. Harta SS Gairsoppa
SS Gairsoppa tenggelam pada 1941 setelah diserang oleh kapal German U-boat, di mana kapal tersebut memuat perak dengan total berat 7 juta ons.
Pada 2010, Odyssey Marine Exploration memenangkan kontrak penyelamatan eksklusif untuk kapal tersebut, di mana mereka berhak menguasai 80 persen penemuan yang diselamatkan.
Setahun kemudian, bangkai kapal itu ditemukan di Atlantik Utara dan sekitar 4,6 kilometer di bawah permukaan laut.
Odyssey pun berhasil menemukan 48 ton perak (48 persen dari harta yang hilang) namun harus menghentikan proyek tersebut karena cuaca buruk.
8. Whydah Gally
Penemuan Whydah pada 1984 oleh Barry Clifford merupakan hal penting karena itu merupakan satu-satunya kapal bajak laut yang pernah ditemukan. Lebih dari 200.000 artefak termasuk, meriam, koin, perhiasan emas, dan bel kapal telah dibawa ke permukaan.
Sejak 2007, artefak Whydah pilihan dipamerkan secara berkeliling yang disponsori oleh The National Geographic Society. Dengan nama "Real Pirates", pameran tersebut sangat populer.

 

Muatan Berharga Kapal Kolonial

9. Nuestra Senora de Atocha
Nuestra Senora de Atocha membawa perhiasan, permata, indigo, perak, emas, dan tembaga ketika tenggelam di lepas Florida Keys pada 1622.
Harta kapal legendaris tersebut begitu banyak, sehingga butuh dua bulan untuk memuatnya sebelum kapal tersebut dapat berlayar dengan sisa Armada Spanyol.
Pada Juli 1985, setelah menjelajahi dasar laut selama hampir 17 tahun, Mel Fisher menemukan Atocha dan harta yang dibawanya.
Hingga hari ini, bangkai tersebut masih dieksplorasi, di mana bagian paling berharga kapat belum dapat ditemukan.
10. Proyek Black Swan
Pada 2007 Odyssey Marine Exploration menerbangkan 17 ton koin dari Gibraltar ke alamat yang dirahasiakan. Penemuan bangkai kapal itu berlokasi di jalur di mana banyak kapal era-kolonial terkubur.
Namun karena banyaknya ketidakpastian akan asal usul kapal dan masalah keamanan, mereka tidak merilis lokasi kapal maupun asal koin tersebut.
Penemuan harta itu disebut sebagai yang terbesar di dunia hingga saat ini. Para ahli menyebut temuan itu belum pernah ada sebelumnya dan tak memiliki pembanding.








Credit  liputan6.com






Marinir TNI AL Turunkan Bendera China di Pulau Obi Ternate

 
Marinir TNI AL Turunkan Bendera China di Pulau Obi Ternate
Anggota Intel Pangkalan TNI AL Ternate Sertu Agung Priyanoro terpaksa menurunkan bendera China yang berkibar di Smelther PT Wanatiara Persada, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. Ilustrasi Bendera China/SINDOnews
 
TERNATE - Anggota Intel Pangkalan TNI AL Ternate, Sertu Agung Priyanoro terpaksa menurunkan bendera China yang berkibar di Smelther PT Wanatiara Persada, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara. Penurunan bendera China pada Jumat 25 November ini berlangsung disela-sela peresmian Smelther PT Wanatiara Persada di Pulau Obi.

Sebelumnya Gubernur Maluku Utara dan perwakilan Forkompimda Maluku Utara dengan menggunakan KM Sumber Raya 04 akan merapat menuju Pulau Obi untuk meresmikan Smelther PT Wanatiara Persada.

Disaat KM Sumber Raya 04 merapat ada informasi tentang pengibaran China yang posisinya sejajar dengan Bendera Merah Putih namun ukurannya lebih besar.  

Sebelum KM Sumber Raya 04 merapat sudah terjadi insiden dan ketegangan saat sejumlah wartawan yang tiba dahulu di Pulau Obi hendak menurunkan bendera China. Namun hal itu dicegah karyawan lapangan (warga China) PT Wanatiara Persada dan Kapolres Halsel dengan maksud agar diturunkan sendiri oleh orang China supaya tidak terjadi permasalahan.

Lalu Pasintel Lanal Ternate, Mayor Laut (P) Harwoko Aji berinisiatif  memerintahkan Sertu Agung Priyantoro untuk meluncur terlebih dahulu menuju ke lokasi acara.

Sampai di lokasi bendera China yang terpasang sedang proses diturunkan oleh Security PT Wanatiara Persada.

Namun bendera China di dermaga masih belum diturunkan lalu Pasintel Lanal Ternate memerintahkan Sertu Agung Priyantoro untuk menuju ke dermaga dan menurunkan bendera China tersebut.

Pengibaran bendera China tersebut dinilai menyalahi aturan karena pertama, melanggar Undang-undang No 41 tahun 1958 tentang Lambang Negara. Kedua, bendera China tersebut dikibarkan sejajar dengan bendera kebangsaan Indonesia. Ketiga, ukuran bendera China tersebut lebih besar dibandingkan dengan Bendera Merah Putih selain itu dikibarkan di tempat umum.

Namun dalam insiden tersebut PT Wanatiara Persada akan bertanggung jawab dan meminta maaf atas kejadian pengibaran bendera China tersebut.




Credit  Sindonews







Jet Tempur Jepang Bayangi Pesawat Pembom China

 
Jet Tempur Jepang Bayangi Pesawat Pembom China
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian
 
BEIJING - Angkatan Udara Jepang mengirimkan sejumlah jet tempur setelah pesawat pembom China terbang melalui wilayah kunci di Samudera Pasifik. Pesawat pembom China diketahui terbang melalui Terusan Bashi, yang memisahkan Taiwan dan Filipina, dan Selat Miyako di dekat pulau Okinawa untuk melakukan latihan perang di Pasifik Barat.

Angkatan Udara China menggambarkan latihan perang itu sebagai bagian dari latihan tahunan yang telah direncanakan. Latihan itu dikatakan telah sesuai dengan hukum dan praktek internasional. Meski penerbangan tersebut legal, China telah melewati area sensitif walaupun tidak melanggar wilayah udara Jepang.

"Latihan pada hari Jumat tidak ditujukan untuk negara tertentu, wilayah, atau target. Latihan tersebut legal, wajar, dan adil," kata Angkatan Udara China dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari Daily Mail, Senin (28/11/2016).

"Mengorganisir korps udara untuk melaksanakan latihan jauh di laut adalah hal yang normal untuk dilakukan angkatan udara negara-negara yang berbatasan dengan laut. Angkatan Udara akan terus mengatur latihan rutin jaut di laut untuk lebih menempa dan mengembangkan kemampuan sistematis angkatan udara jauh di laut, menjaga kedaulatan nasional, melindungi keamanan nasional dan menjamin pembangunan yang damai," sambungnya.

Pernyataan tersebut tidak mengatakan jenis pesawat yang berpartisipasi tetapi gambar menunjukkan pesawat tersebut adalah pesawat bomber H-6. Tidak ada keterangan kapan atau di mana gambar tersebut diambil.


Credit  Sindonews



Israel Berencana Kembali Borong F-35 Buatan AS


 
Israel Berencana Kembali Borong F-35 Buatan AS
Israel dilaporkan akan kembali memborong jet tempur F-35 buatan pabrikan asal Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin. Foto/Reuters
 
YERUSALEM -  Israel dilaporkan akan kembali memborong jet tempur F-35 buatan pabrikan asal Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin. Israel rencananya akan membeli 17 unit jet tempur generasi terbaru AS itu.

"Israel akan kembali membeli 17 unit jet tempur F-35, 17 unit dari yang direncanakan sebelumnya," kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netantahu, seperti dilansir Russia Today pada Senin (28/11).

"Dengan tambahan terbaru, Angkatan Udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan memiliki total 50 jet tempur F-35, yang sampai saat ini masih tertunda pengirimanya," sambungnya.

Pemerintah Israel dilaporkan akan mengeluarkan dana hingga 6,6 miliar NIS atau sekitar USD 1,7 miliar untuk membeli 17 unit F-35 tambahan.

Sementara itu, menurut laporan Harretz gelombang pertama pengiriman F-35, versi Israel, yang dijuluki Adir (bahasa Ibrani untuk perkasa atau mulia), dijadwalkan akan tidak di pangkalan Angkatan Udara Nevatim dalam dua hingga tiga minggu kebdepan.

Israel sendiri menandatangani kontrak pertama untuk membeli 19 unit F-35 pada tahun 2010. Lalu, pada tahun 2015 Israel kembali menandatangi kontrak untuk pembelian 14 unit jet F-35. Sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali membeli 17 unit jet tempur tersebut.




Credit  Sindonews



Pertama Kalinya, ISIS Bentrok dengan Israel di Golan


 
Pertama Kalinya, ISIS Bentrok dengan Israel di Golan
Pasukan Israel untuk pertama kalinya terlibat bentrok dengan ISIS di Dataran Tinggi Golan. Foto/Istimewa
 
YERUSALEM - Militan ISIS dan Israel untuk pertama kalinya terlibat bentrokan bersenjata. Dalam bentrokan tersebut, pasukan Israel berhasil menewaskan 4 militan ISIS di Suriah.

"Para militan menembaki patroli militer di sisi Israel dari Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel," kata seorang juru bicara militer Israel seperti dikutip dari Independent, Senin (28/11/2016).

Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan patroli Israel diserang dengan senapan mesin dan mortir. Mereka kembali menembaki pasukan Israel dari Suriah sebelum akhirnya pesawat negara Zionis itu menyerang sebuah mobil yang dilengkapi dengan senjata mesin dan menewaskan penumpangnya.

Kelompok bersejata itu diduga militan dari "Shuhada al-Yarmouk," cabang Isis yang mengontrol daerah Golan. Lerner mengatakan tidak ada tentara Israel, dari Brigade Golani, terluka dalam bentrokan itu.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji pasukan Israel yang berhasil menggagalkan serangan itu.

"Kami sudah mempersiapkan dengan baik perbatasan di utara dan tidak akan membiarkan unsur-unsur ISIS atau elemen musuh lain menjadikan perang di Suriah untuk membangun dirinya di dekat perbatasan kita," kata Netanyahu.

Israel merebut 1.200 kilometer persegi Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Israel kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.



Credit  sindonews





Teroris Buronan Nomor 1 Australia Ditangkap di Turki


 
Teroris Buronan Nomor 1 Australia Ditangkap di Turki
Teroris yang disebut-sebut sebagai salah satu buronan utama pemerintah Australia, yakni Neil Prakash dilaporkan ditangkap di Turki. Foto/Istimewa
 
SYDNEY - Teroris yang disebut-sebut sebagai salah satu buronan utama pemerintah Australia, yakni Neil Prakash dilaporkan ditangkap di Turki. Prakash dikabarkan adalah perekrut utama bagi ISIS di Australia.

"Seorang pria diyakini sebagai Neil Prakash, yang dikaitkan dengan beberapa rencana serangan di Australia, telah ditahan di Turki dan sedang diinterogasi oleh pihak berwenang Turki," kata juru bicara pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan.

"Penangkapan orang yang kita percaya adalah Prakash adalah hasil kerjasama erat antara otoritas kemanan Australia dan Turki," sambungnya, seperti dilansir AL Arabiya pada Minggu (27/11).

Juru bicara itu mengatakan, Australia sudah melakukan komunikasi dengan pihak berwenang Turki paska penangkapan Prakash, dan Australia akan meminta Turki untuk mengekstradisi Prakash. Permintaan secara formal, lanjut juru bicara itu, akan segera dilayangkan.

Prakash kerap muncul di video dan majalah pro-ISIS. Pria kelahiran Melbourne ini juga secara aktif merekrut orang-orang Australia, baik wanita dan anak-anak, serta mendorong aksi terorisme.



Credit  sindonews



Australia Tunggu Respon Turki untuk Ekstradisi Buronan Teroris

Australia Tunggu Respon Turki untuk Ekstradisi Buronan Teroris
Australia menunggu respon Turki untuk mengekstradisi Neil Prakash, buronan teroris nomor 1 negara itu. Foto/Istimewa
 
CANBERRA - Australia tengah menunggu respon Turki atas permintaan untuk mengekstradisi warga negaranya yang menjadi perekrut utama anggota ISIS. Turki berhasil menangkap Neil Prakash, buronan teroris nomor wahid Australia.

 
Menteri Kehakiman Australia, Michael Keenan mengatakan, Prakash telah dikaitkan dengan beberapa rencana serangan yang berbasis di Australia. Ia juga muncul dalam video dan majalah ISIS.

"Dia jelas menjadi subjek sistem peradilan Turki dan proses hukum Turki. Yang paling penting tentu saja adalah bahwa orang-orang yang terlibat dalam dugaan ini adalah wajah alam dari keadilan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (28/11/2016).

Sebelumnya pemerintah Australia mendapat laporan di bulan Mei, berdasarkan intelijen Amerika Serikat (AS), bahwa Prakash tewas dalam sebuah serangan udara di Mosul, Irak, pada 29 April.

"Ternyata itu tidak terjadi," kata Keenan, menambahkan bahwa Australia telah mengkonfirmasi seakurat mungkin bahwa orang yang ditahan di Turki sebenarnya Prakash.

Pemerintah menuduh bahwa Prakash, aktif merekrut pria Australia, wanita dan anak-anak dan mendorong aksi terorisme, kata pemerintah Australia pada bulan Mei. Australia tahun lalu mengumumkan sanksi keuangan terhadap Prakash, termasuk mengancam siapa pun memberinya bantuan keuangan, dengan hukuman hingga 10 tahun penjara.



Credit  sindonews








Houthi Tembakkan Rudal Balistik ke Wilayah Saudi


 
Houthi Tembakkan Rudal Balistik ke Wilayah Saudi
Houthi menyebut target mereka adalah kota Khamis Mushait, yang berada di dekat perbatasan Saudi dan Yaman. Foto/Istimewa
 
SANAA - Kelompok pemberontak Houthi mengaku telah menembakkan rudal balistik ke wilayah Arab Saudi. Houthi menyebut target mereka adalah kota Khamis Mushait, yang berada di dekat perbatasan Saudi dan Yaman.

Menurut pernyataan yang dimuat oleh kantor berita Saba, yang saat ini dikuasi oleh Houthi, rudal tersebut berhasil mencapai target, yakni basis militer Saudi yang berada di kota tersebut.

"Serangan rudal ini merupakan respon balasan terhadap serangan udara yang terus menerus dilakukan olehbkoalisi pimpinan Saudi terhadap kota-kota di Yaman," kata Houthi, seperti dilansir Xinhua pada Minggu (27/11).

Ini merupakan serangan dengan rudal balistik terbaru yang dilakukan oleh Houthi terhadap Saudi. Sebelumnya, Houthi juga sempat melancarkan serangan rudal, yang diduga menargetkan kota Makkah.

Serangan itu memancing kemarahan dari dunia internasional, khususnya dari dunia Islam. Namun, Houthi menbantah serangan itu menargetkan Makkah. Mereka menyatakan serangan itu menargetkan bandara di Jeddah.



Credit  Sindonews






Mengenang Fidel Castro, Sang Penantang Amerika dari Kuba

 
Mengenang Fidel Castro, Sang Penantang Amerika dari Kuba Fidel Castro meninggal dalam usia 90 tahun. (AFP PHOTO TOMMY WEBER / AFP PHOTO / TOMMY WEBER)
 
Jakarta, CB -- Sosok ikonik Kuba, Fidel Castro meninggal dunia setelah lama sakit. Stasiun televisi nasional Kuba mengumumkan itu pada Sabtu (26/11). Tokoh revolusi itu dikenal sebagai salah satu pemimpin paling kontroversial di dunia dari Amerika Latin.

Meninggalnya Castro sudah diprediksi, mengingat ia telah sakit lama dan usianya sudah mencapai 90 tahun. Partai Komunis di Kuba bahkan sudah bersiap-siap akan momen itu sejak Juli 2006, saat sang mantan presiden masuk rumah sakit dan harus mengalami operasi.

Saat itu kursi kekuasaan diserahkan ke sang adik, Raul.

Tapi tetap saja kabar duka ini mengejutkan. Tak menyangka sosok kuat dan pribadi yang keras itu, figur publik di kalangan militer dan pemerintahan, telah tiada. Itu mungkin menjadi kabar bahagia di Miami. Di sana ada komunitas eksil dari Kuba.

Namun bagi pemuja gerakan kiri di mana pun di dunia, itu adalah kesedihan yang mendalam. Masih terkenang sosoknya yang identik dengan baju tentara hijau, topi, dan cerutu.

Mengutip The Guardian, Castro termasuk sosok yang sangat jarang muncul ke hadapan publik. Baru-baru ini saja ia terlihat. ‘Penampakan’ terakhirnya di kongres Partai Komunis di Kuba tahun ini. Tapi ia masih rutin menulis kolom untuk surat kabar partainya, Granma.

Lebih dari setengah abad lalu, Castro memimpin pasukan gerilya menggulingkan kepemimpinan diktator nan korupsi, Fulgencio Batista. Sejak itu aturan komunis yang berlaku di Kuba. Castro pun dengan berani menantang Amerika Serikat. Ia lah sang pemicu Perang Dingin.

AS menyebut kematian Castro adalah ‘solusi biologis’ atas komunisme di Karibia.

Tapi perlahan, hubungan Kuba dan AS membaik. Sejak Raul menggantikan sang kakak pada 2008, politik dan ekonomi Kuba mulai mendekat ke Negeri Adidaya. Pada 2014 kedua negara bahkan telah mengakhiri sikap saling antipati secara resmi, setelah lebih dari lima dekade.

Meski begitu, sosok Castro tetap tak terlupakan. Ia punya kharisma, intelektual dan pemikiran politik yang revolusioner. Warisan terbesarnya adalah memberikan pendidikan dan layanan kesehatan gratis. Itu membuat Kuba punya orang-orang terbaik di areanya.

Tapi ia juga meninggalkan kebencian bagi sebagian kalangan yang tidak setuju dengan kebijakannya soal pemerintahan yang mengontrol semua hal. Kebijakan mengembargo AS yang dicanangkannya pun membuat banyak warga Kuba yang tercekik secara ekonomi dan kelaparan.

Memerintah Kuba dari 1959 sampai 50 tahun kemudian, Castro bertangan besi tapi juga berkharisma. Setidaknya ia berhasil mengubah Kuba dari yang semula ‘taman bermain’ bagi orang-orang kaya di AS, menjadi simbol manusia yang resisten terhadap kuasa negara itu.

Kematian Castro, mengutip Reuters, diprediksi akam membuat Kuba kembali krisis. Masa depan Kuba gonjang-ganjing, mengingat Raul sang adik yang kini masih memerintah itu, juga sudah menginjak usia 85 tahun. Ia masih nyaman dengan pemerintahannya, tapi juga mulai menua.


Credit  CNN Indonesia


Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che Guevara


Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che Guevara Dokumentasi Fidel Castro (kanan) bersama dengan Ernesto 'Che' Guevara (kiri) di Havana, Kuba, pada 1963 silam. .(AFP PHOTO/FILES-CONSEJO ESTADO)
 
Jakarta, CB -- Salah satu pimpinan revolusi Kuba, Fidel Casto, telah mangkat di usianya yang ke-90, Sabtu (26/11). Sepanjang hidupnya, pria yang lahir pada 2 Desember 1976 itu dikenal sebagai seorang nasionalis yang memulai revolusi Kuba pada 1950-an.

"Saya memulai revolusi dengan 82 orang. Jika saya harus melakukannya lagi, saya akan melakukannya bersama 10 atau 15 orang dan dengan keyakinan penuh. Tak masalah seberapa kecil Anda, jika Anda memiliki keyakinan dan juga rencana," demikian salah satu kutipan Castro yang terkenal. Ucapan itu diutarakannya pada 1959.


Salah satu kiprah awal Fidel Castro dalam revolusi Kuba adalah saat jebolan fakulatas hukum Universitas Havana tersebut melakulan serangan ke barak Moncada pada 1953 silam untuk menggulingkan Presiden Fulgencio Batista. Serangan menggulingkan pemimpin diktator itu gagal, dan Fidel bersama 25 orang dipenjara selama setahun. Setelah itu ia dan beberapa kawannya melakukan ekspedisi ke Meksiko.

Di negara yang berbatasan dengan Amerika Serikat tersebut, Fidel Castro mengenal Ernesto Guevara de la Serna. Guevara yang memiliki nama pendek Che tersebut bersahabat dekat dengan saudara Fidel, Raul.

Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che GuevaraFidel Castro (kiri) yang menjabat Perdana Menteri Kuba bersama dengan Presiden Kuba Osvaldo Dorticos (tengah) dan Ernesto 'Che' Guevara (kiri) yang menjabat menteri industri saat peringatan May Day, 1 Mei 1961 di Havana, Kuba. (AFP PHOTO / -)
Fidel, Raul, dan Che didekatkan pandangan yang sama yakni pemikiran sosialis yang dipengaruhi Marxisme-Leninisme.

Che yang berkebangsaan Argentina adalah seorang mahasiswa kedokteran yang melakukan ekspedisi menggunakan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado dari Buneos Aires, Argentina, mengarungi kawasan Amerika Latin pada 1950. Ia bermotor menyusuri Argentina, Chile, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Panama, Miami, dan terakhir Florida.

Dalam perjalanannya tersebut itulah Che menemukan pencerahan untuk membebaskan penderitaan masyarakat Amerika Latin. Usai merampungkan pendidikannya pada 1953, Che kembali berpetualang. Kali itu ia berangkat ke Guatemala dan melihat revolusi agraria Presiden Jacobo Arbenz. Hampir setahun dari pertemuan tersebut, Arbenz dikudeta kelompok sayap kanan dengan dukungan badan intelijen Amerika Serikat (CIA).

Dari Guatemala, Che berjalan ke Meksiko. Di sanalah dia bertemu Castro bersaudara.

Setelah pertemuannya dengan Raul dan Fidel, Che pun bergabung dalam kelompok Gerakan 26 Juli yang digagas Fidel dan kembali ke Kuba untuk melakukan Revolusi. Tujuannya satu yakni menggulingkan kepemimpinan diktator Batista di Kuba.

Fidel bersama Raul dan Che yang membawa serta 82 kombatan lalu kembali melakukan strategi perang gerilya di Kuba, dan berjaya pada 1959. Batista berhasil dilempar dari kekuasaan, dan Fidel Castro menjadi pemimpin Kuba serta mengubah negara itu bersistem sosialis dengan satu partai.

Bagaimana dengan Che? Seperti dilansir Telegraph, Che yang di Buenos Aires menghabiskan masa pendidikannya menjadi seorang dokter itu didaulat Fidel menjadi Menteri Industri dan Pemimpin Bank Sentral.

Jiwa revolusi Che rupanya masih lekat melihat ketidakadilan akibat sistem kapitalisme di negara lain. Pada 1965 ia bersama dengan sekitar 100 kombatan kemudian pergi ke Afrika untuk membantu revolusi di Kongo. Setelah sempat kembali diam-diam ke Kuba, Che melanjutkan perjalanannya ke Bolivia.

Di sana ia membantu revolusi dalam operasi Militer Pembebasan Nasionalis Bolivia (ELN). Bersamanya disebut pula ikut 50 kombatan Kuba. Namun, kiprah Che di Bolivia berakhir ketika ia ditangkap militer Bolivia dan dieksekusi pada 9 Oktober 1967. Saat itu usianya 39 tahun.

Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che GuevaraSeorang pria melewati grafiti wajah Ernesto 'Che' Guevara di sebuah tembok di Havana, Kuba, 27 Desember 2014. Wajah Che ini menjadi simbol perjuangan kelompok sosialisme. (Reuters/Stringer)

Che boleh mati lebih dulu, namun semangat perjuanganya terus hidup dan menginspirasi. Bahkan, wajah Che yang berjanggut seraya mengenakan baret itu ramai menjadi simbol perjuangan kelompok revolusioner -- bahkan disablon di kaos-kaos anak muda di seluruh dunia.

Sementara bagi Fidel, seperti diutarakan Dr Aleida Guevara--putri tertua Che dari istrinya yang kedua, Aleida March-- sang Comandante itu belumlah wafat.

"Fidel mengatakan kepada saya dia sering bermimpi sedang bersama dengan Che, Dia [Fidel Castro] bermimpi bersama dia [Che] dan di dalam mimpinya dia melihat Che tetap seperti dulu," kata Aleida seperti dikutip dari Mail Online yang melakukan wawancara ekslusif pada 2014 silam.

"Terkadang ketika dia berbicara tentang ayah saya, saya hanya tersenyum karena Fidel tidak membicarakan tentang ayah saya dalam kalimat masa kini....dia [Fidel Castro] merasakannya. Papi masih bersama kami."

Sepanjang hidupnya, Guevara adalah seorang yang kerap menumpahkan pikirannya dalam catatan harian. Itu pula lah yang kemudian menjadi buku The Motorcycles Diaries yang merekam ekspedisinya bersama Alberto Granado.

Namun, dalam catatan harian tulisan tangan yang diterjemahkan Che Guevara Studies Centre, pada 2011 silam terungkap salah satu kaitan hubungannya dengan Fidel Castro.

Catatan harian itu berkisah tentang perjalanan Che yang melibatkannya dalam revolusi Kuba pimpinan Fidel hingga menjelang ujung usianya di Bolivia.

Dalam salah satu catatannya, seperti dikutip dari Fox News Latino, Che beberapa kali menulis, 'Tak ada kontak dengan Manila.' Manila adalah nama panggilan Che terhadap Fidel Castro.

Pada April 2015 silam di pameran buku internasional Buenos Aires, seorang jurnalis asal Kuba, Alberto Mueller, mengatakan sebelum Che tertangkap pasukan Bolivia, sudah ada unit kombatan di Havana yang siap bergerilya untuk menyelamatkan Che.

"Namun Fidel tak pernah memberikan wewenang [izin] atas misi tersebut. Membiarkan pemimpin gerilya [Che] menemui takdirnya. Tewas karena eksekusi mati pada 9 Oktober 1967 di La Higuera, Bolivia," kata Mueller yang menulis buku 'Che Guevara. Valvo mas vivo que muerto.' atau 'Che Guevara: Lebih bernilai hidup dibandingkan mati'.

Namun, terlepas dari teori konspirasi yang muncul, Fidel Castro pernah berjibaku bersama Ernesto 'Che' Guevara untuk melakukan revolusi Kuba. Dan, kini Fidel Castro pun menyusul pria yang pernah ia senangi pemikirannya tersebut.


Credit  CNN Indonesia


Fidel Castro Punya Keris dan Kopiah dari Soekarno


Fidel Castro Punya Keris dan Kopiah dari Soekarno Fidel Castro punya hubungan dekat dengan Soekarno. (REUTERS/Prensa Latina)
 
Jakarta, CB -- Saat Soekarno menginjakkan kaki di Kuba pada 1960, Fidel Castro sendiri yang menyambutnya di bandara di Havana. Castro saat itu Pemimpin Kuba. Melihat sang pemimpin menyambut Soekarno sedemikian rupa, warga setempat pun ikut menyongsong kedatangannya dengan meriah.

Mereka berdiri di tepi-tepi jalan, melambaikan tangan dan poster untuk presiden pertama Indonesia itu. Siapa yang menjadi sahabat presidennya, tamu kehormatan mereka juga.

Soekarno memang dekat dengan Castro, yang baru meninggal pada Sabtu (26/11) setelah lama sakit, dalam usia 90 tahun. Bukan hanya karena mereka sama-sama pengisap cerutu. Tapi keduanya punya pemikiran yang sama revolusioner.

Sama-sama ingin memajukan negara, menyejahterakan rakyat, dan ‘membenci’ negara-negara pelaku kapitalis seperti Amerika.

Saat berkunjung ke Kuba dan bertemu sendiri dengan Castro itu, Soekarno bertukar pikiran soal konsep Marhaenisme yang dipegangnya. Ia juga berbagi saran soal bagaimana membuat negara lebih mandiri. Tidak sedikit yang menyebut Soekarno sebagai ‘guru’ Castro.

Sahabat, paling tidak.

Dalam buku Sewindu Dekat Bung Karno yang ditulis mantan ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko, terlihat jelas bagaimana kedekatan mereka berdua. Castro punya keris asal Indonesia sebagai hadiah dari Soekarno. Ia juga punya kopiah, bekas pakai Soekarno.

Mengunjungi Kuba jauh lebih menyenangkan bagi Soekarno, ketimbang kunjungannya ke Amerika kala itu.

Di Kuba ia disambut dengan suka cita, di Gedung Putih ia dibiarkan menunggu selama tiga jam. Kuba yang di masa itu sedang ribut-ribut revolusi, mirip dengan kondisi Indonesia beberapa tahun sebelumnya. Dan Bung Karno lah pemimpin revolusi itu.

Kuba juga sangat menghormati Soekarno, bahkan puluhan tahun kemudian. Saat merayakan ulang tahun ke-80 Castro 10 tahun lalu, Kuba menerbitkan perangko edisi khusus. Ada gambar Soekarno dan Castro di sana. Perangko itu dicetak dalam jumlah terbatas dan eksklusif.

Kini, Castro menyusul sahabatnya, 46 tahun kemudian. Dua pemimpin revolusi yang pernah begitu karib itu meninggalkan duka mendalam pada para pemuja pemikiran mereka.

Credit  CNN Indonesia