CB, Jakarta -Presiden Suriah
Bashar al-Assad memeluk erat Presiden Vladimir Putin setibanya di resor
Black Sea di kota Sochi, Rusia, Senin, 21 November 2017.
Assad mengucapkan terimakasih kepada Rusia karena telah menyelamatkan Suriah dengan operasi militernya menghadapi kelompok teroris ISIS.
Putin dan Assad bertemu empat mata untuk membahas situasi di Suriah dan perang melawan terorisme yang telah berlangsung selama tujuh tahun, seperti dikutip dari Al Jazeera, 22 November 2017.
Pertemuan Putin dan Assad berlangsung selama sekitar 4 jam, seperti dilaporkan kantor berita RIA.
"Operasi militer sungguh segera akan berakhir," kata Putin kepada Assad, seperti dikutip dari New York Times. "Saatnya sekarang untuk bekerja mewujudkan penyelesaian politik dalam jangka panjang."
Assad pun menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi dengan berbagai pihak yang berminta menyelesaikan konflik di Suriah.
"Saya senang melihat kesiapan anda untuk bekerja dengan setiap orang yang ingin membangun perdamaian dan menemukan solusi," kata Putin.
"Kami harus akui operasi yang dibuat memungkinkan untuk memajukan proses penyelesaian politik di Suriah," ujar Assad merespons dan kemudian merangkul Putin lalu menyalami barisan jenderal yang hadir dalam pertemuan itu.
Sejak perang sipil memberangus ISIS pecah di Suriah tujuh tahun lalu, baru dua kali Assad ke luar dari negaranya. Pertama, tahun 2015 untuk bertemu Putin di Moscow. Kedatangannya tak lama setelah Rusia memulai operasi militer dengan melancarkan serangan udara ke ISIS di Suriah. Kedua, pertemuannya di Sochi untuk membahas Suriah setelah ISIS dinyatakan kalah di Suriah.
Selain Rusia, Suriah juga mendapat bantuan dari sekutu utamanya, Iran dan milisi Lebanon, Hizbullah. Assad pun mengucapkan terimakasihnya kepada sekutunya.
Pertemuan Assad dan Putin di Sochi tersebut berlangsung sehari sebelum pertemuan tingkat tinggi Rusia dengan Turki dan Iran untuk membahas penyelesaian perang sipil di Suriah.
Perang melawan ISIS selama 7 tahun di Suriah telah menewaskan sekitar 475 ribu orang dan lebih dari 12 juta penduduk Suriah mengungsi.
Jaringan HAM Suriah mendata sekitar 26.446 anak-anak tewas sejak Maret 2011. Sebagian besar anak-anak tewas akibat serangan pasukan pemerintah Suriah.
Assad mengucapkan terimakasih kepada Rusia karena telah menyelamatkan Suriah dengan operasi militernya menghadapi kelompok teroris ISIS.
Putin dan Assad bertemu empat mata untuk membahas situasi di Suriah dan perang melawan terorisme yang telah berlangsung selama tujuh tahun, seperti dikutip dari Al Jazeera, 22 November 2017.
"Operasi militer sungguh segera akan berakhir," kata Putin kepada Assad, seperti dikutip dari New York Times. "Saatnya sekarang untuk bekerja mewujudkan penyelesaian politik dalam jangka panjang."
Assad pun menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi dengan berbagai pihak yang berminta menyelesaikan konflik di Suriah.
"Saya senang melihat kesiapan anda untuk bekerja dengan setiap orang yang ingin membangun perdamaian dan menemukan solusi," kata Putin.
"Kami harus akui operasi yang dibuat memungkinkan untuk memajukan proses penyelesaian politik di Suriah," ujar Assad merespons dan kemudian merangkul Putin lalu menyalami barisan jenderal yang hadir dalam pertemuan itu.
Sejak perang sipil memberangus ISIS pecah di Suriah tujuh tahun lalu, baru dua kali Assad ke luar dari negaranya. Pertama, tahun 2015 untuk bertemu Putin di Moscow. Kedatangannya tak lama setelah Rusia memulai operasi militer dengan melancarkan serangan udara ke ISIS di Suriah. Kedua, pertemuannya di Sochi untuk membahas Suriah setelah ISIS dinyatakan kalah di Suriah.
Selain Rusia, Suriah juga mendapat bantuan dari sekutu utamanya, Iran dan milisi Lebanon, Hizbullah. Assad pun mengucapkan terimakasihnya kepada sekutunya.
Pertemuan Assad dan Putin di Sochi tersebut berlangsung sehari sebelum pertemuan tingkat tinggi Rusia dengan Turki dan Iran untuk membahas penyelesaian perang sipil di Suriah.
Perang melawan ISIS selama 7 tahun di Suriah telah menewaskan sekitar 475 ribu orang dan lebih dari 12 juta penduduk Suriah mengungsi.
Jaringan HAM Suriah mendata sekitar 26.446 anak-anak tewas sejak Maret 2011. Sebagian besar anak-anak tewas akibat serangan pasukan pemerintah Suriah.
Credit TEMPO.CO