
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 
memperhatikan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat pertemuan puncak 
Korut-AS kedua di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019). ANTARA 
FOTO/REUTERS/Leah Millis/djo
    Washington/Seoul (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump 
pada Sabtu (2/3) mengatakan Korea Utara tidak memiliki masa depan 
ekonomi jika masih memiliki senjata nuklir.
Sementara itu, Pentagon membenarkan bahwa AS dan Korea Selatan sepakat mengakhiri latihan militer gabungan skala besar.
"Korea Utara punya masa depan ekonomi yang brilian dan luar biasa jika membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak memiliki masa depan ekonomi jika mereka memiliki senjata nuklir," kata Trump di Konferensi Aksi Politik Konservatif.
Ia menambahkan hubungan dengan Korea Utara tampak "sangat, sangat, sangat kuat."
Di Vietnam pekan ini, pertemuan kedua antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berakhir tanpa mencapai kesepakatan mengenai pencabutan sanksi terhadap Korea Utara jika negara itu menghentikan program nuklirnya.
AS dan Korea Utara telah mengatakan mereka bermaksud melanjutkan pembicaraan, tetapi waktunya kapan belum dibahas khusus.
Menurut satu pernyataan, penjabat Kepala Pentagon Patrick Shanahan berbicara dengan rekan sejawatnya dari Korea Selatan pada Sabtu dan mereka sepakat untuk menyesuaikan program latihan mereka.
Keduanya "menjelaskan bahwa keputusan Aliansi untuk menyesuaikan program pelatihan mencerminkan keinginan kami untuk mengurangi ketegangan serta dukungan kami bagi usaha-usaha diplomatik untuk mencapai denuklirisasi penuh Semenanjung Korea dalam ragam akhir yang diverifikasi penuh," kata Pentagon.
Militer Korea Selatan mengeluarkan pernyataan serupa, yang membenarkan rencana-rencana untuk mengakhiri latihan militer gabungan pada musim semi.
Sementara itu, Pentagon membenarkan bahwa AS dan Korea Selatan sepakat mengakhiri latihan militer gabungan skala besar.
"Korea Utara punya masa depan ekonomi yang brilian dan luar biasa jika membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak memiliki masa depan ekonomi jika mereka memiliki senjata nuklir," kata Trump di Konferensi Aksi Politik Konservatif.
Ia menambahkan hubungan dengan Korea Utara tampak "sangat, sangat, sangat kuat."
Di Vietnam pekan ini, pertemuan kedua antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berakhir tanpa mencapai kesepakatan mengenai pencabutan sanksi terhadap Korea Utara jika negara itu menghentikan program nuklirnya.
AS dan Korea Utara telah mengatakan mereka bermaksud melanjutkan pembicaraan, tetapi waktunya kapan belum dibahas khusus.
Menurut satu pernyataan, penjabat Kepala Pentagon Patrick Shanahan berbicara dengan rekan sejawatnya dari Korea Selatan pada Sabtu dan mereka sepakat untuk menyesuaikan program latihan mereka.
Keduanya "menjelaskan bahwa keputusan Aliansi untuk menyesuaikan program pelatihan mencerminkan keinginan kami untuk mengurangi ketegangan serta dukungan kami bagi usaha-usaha diplomatik untuk mencapai denuklirisasi penuh Semenanjung Korea dalam ragam akhir yang diverifikasi penuh," kata Pentagon.
Militer Korea Selatan mengeluarkan pernyataan serupa, yang membenarkan rencana-rencana untuk mengakhiri latihan militer gabungan pada musim semi.
Credit antaranews.com
 
 
  
  
       
       ![Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Pyongyang dalam foto yang dirilis oleh Korea Utara News Agency (KCNA) pada 7 Oktober 2018. [KCNA via REUTERS]](https://statik.tempo.co/data/2018/10/08/id_739286/739286_720.jpg) 
       
       


 
  
       
       
 
       
       
 
  
  
  
 
 
  
 ![PM Inggris Theresa May saat membuat pidato Brexit di Italia pada 22 September 2018. [REUTERS]](https://statik.tempo.co/data/2018/11/16/id_797334/797334_720.jpg) 
       
       
 
 